Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang terdiri dari

gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian berupa analisis univariat dan

analisa bivariat serta pembahasan.

A. HASIL PENELITIAN
Berikut ini hasil penelitian pengaruh minyak zaitun terhadap ruam

popok pada pengguna diaper di Desa Midang Wilayah Kerja Puskesmas

Sesela, yang dilaksanakan pada bulan 1 November- 31 Desember 2021

terhadap 30 responden yang dilakukan secara langsung.

1. Analisis Univariat

a. Mendeskripsikan kejadian ruam popok pada bayi sebelum di

berikan minyak zaitun

Hasil dari penelitian terhadap 30 responden berdasarkan

persentase nilai derajat ruam popok pada bayi sebagai berikut

Table 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan derajat ruam


popok pada bayi 0-12 bulan sebelum diberikan minyak
zaitun
No Derajat ruam popok n %
1 Berat 2 6,7%
2 Sedang 20 66,7%
3 Ringan 8 26,6%
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2021

48
49

Berdasarkan table 4.1 diatas dapat dilihat hasil penelitian dari 30

responden menunjukkan bahwa persentasi responden terbanyak

49
50

berdasarkan derajat ruam popok sebelum diberikan minyak zaitun

(pre test) yaitu derajat ruam popok sedang sejumlah 20 (66,7%).

b. Mendeskripsikan kejadian ruam popok pada bayi setelah di

berikan minyak zaitun

Hasil dari penelitian terhadap 30 responden berdasarkan

persentase nilai derajat ruam popok pada bayi sebagai berikut

Table 4.2 Persentase nilai derajat ruam pada penggunaan popok pada
bayi 0-12 bulan sebelum diberikan minyak zaitun
No Derajat ruam popok N %
1 Berat 1 3,3%
2 Ringan 7 23,3%
3 Sembuh 22 73,3%
Total 30 100,0
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.2 diatas dapat dilihat hasil penelitian dari

30 menunjukkan bahwa respo

nden terbanyak berdasarkan derajat ruam popok setelah

diberikan minyak zaitun (post test) derajat ruam popok sembuh

sejumlah 22 (73,3%).

c. Menganalisis pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam

popok pada bayi pengguna diapers.

Setelah dilakukan uji normalitas dan didapatkan hasil bahwa

data tidak berdistribusi normal sehingga menggunakan uji wilcoxon

yang dimana setelah di analisa menggunakan uji statsitika wilcokxon

Signed Rank Test di dapatkan hasil sebagai berikut:


51

Table 4.3 Pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok


pada bayi usia 0-12 bulan
Variable minyak zaitun
Mean Z Pvalue
terhadap ruam popok
Sebelum diberikan Minyak 2,20
zaitun
-4,849 0,000
Sesudah diberikan minyak 3,67
zaitun
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan hasil analisis wilcoxon Signed Rank Test pada

table 4.3 pada pengggunan minyak zaitun menunjukkan hasil mean

sebelum di berikan minyak zaitun 2,20 dan mean setelah diberikan

minyak zaitun 3,67 dan nilai Zhitung -4,849 dengan signifikansi

0,000yang lebih kecil dari 0,05 (Pvalue 0,000<0,05) sehingga Ha

diterima dan dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

pada penggunaan minyak zaitun terhadap ruam popok pada bayi 0-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sesela.

B. PEMBAHASAN

1. Mendeskripsikan kejadian ruam popok pada bayi sebelum diberikan

minyak zaitun di Desa Midang Wilayah Kerja Puskesmas Sesela

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perbedaan kejadian ruam

popok pada bayi usia 0-12 bulan antara sebelum diberikan terapi minyak

zaitun dengan mayoritas derajat ruam popok sedang sebanyak 20 (66,7%).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Dhiyan Nay Wigati (2021) di dapatkan data bahwa 21 bayi mengalami

ruam popok dengan kulit yang kemerahan. Kulit bayi mengandung lebih

banyak air dibanding kulit orang dewasa, dan epidermis berikatan longgar
52

dengan dermis. Hal tersebut berarti bahwa gesekan mudah menyebabkan

pemisahan lapisan tersebut, yang mengkibatkan pembentukan lepuh atau

kerusakan kulit. Kulit bayi juga kurang pigmentasi dibandingkan dengan

kulit orang dewasa (pada semua ras), yang membuat bayi berisiko lebih

tinggi terhadap kerusakan kulit akibat radiasi Ultraviolet (Kyle, 2014).

Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis menyebabkan bayi lebih

rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi. Salah satu masalah kulit yang

masih sering terjadi pada bayi dan anak adalah diaper dermatitis/diaper

rash atau sering disebut juga dengan ruam popok. Ruam popok adalah

radang /infeksi kulit di sekitar area popok seperti paha dan pantat bayi,

yang umumnya disebabkan terpaparnya kulit bayi pada zat amonia yang

terkandung dalam urin atau feses bayi dalam jangka waktu lama.

(Manggiasih, 2016).

Selain itu faktor lain penyebab ruam adalah usia bayi. Pada

penelitian ini usia sebagian bayi adalah usia 4-6 bulan. Pada usia 4-6

bulan ini dikarenakan diusia bayi tersebut lebih berisiko terjadinya ruam

popok karena kulit bayi lebih sensitif dan rentan terhadap infeksi, dimana

kulit bayi tidak siap untuk mengatasi keadaan yang dapat timbul akibat

kontak lama dengan urine dan feses yang disebabkan oleh pemakaian

popok. Hal ini sesuai dengan teori Hidayat (2011) dalam Rambah (2014)

dijelaskan bahwa dimana gangguan kulit pada bayi, ruam popok adalah

yang paling terjadi pada bayi baru lahir serta dijelaskan dalam Wong

(1993) dalam Nursalam 2011) bahwa kontak yang lama dan berulang
53

dengan bahan iritan, terutama urine dan fases, bahan kimia seperti sabun,

bahan pembuat popok disposable juga dapat menyebabkan ruam popok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengalami ruam popok derajat sedang dapat dipengaruhi oleh

kemampuan ibu dalam perawatan perianal sama halnya dengan merawat

kulit bayi dari kegiatan sehari-hari misalnya seperti memandikan secara

teratur, menggantikan popok atau baju pada saat yang tepat, memilih

bahan pakaian yang lembut, memilih kosmetik berupasabun mandi,

shampoo, dan minyak khusus bayi, dipilih dengan tepat dan disesuaika

dengan keadaan kulit bayi (Sudilarsih, 2010).

2. Mendeskripsikan kejadian ruam popok pada bayi sesudah diberikan

minyak zaitun di Desa Midang Wilayah Kerja Puskesmas Sesela

Dilihat dari 30 responden derajat ruam popok setelah diberikan

minyak zaitun (post test) mayoritas sembuh sejumlah 22 (73,3%).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhiyan

Nany Wigati (2021) Setelah diberi minyak zaitun terdapat 14 bayi sudah

tidak mengalami ruam popok. Hasil dari penelitian ini didapatkan 23 bayi

mengalami penurunan derajat ruam popok dan 7 bayi masih tetap

mengalami ruam popok dengan derajat yang sama.

Berdasarkan penelitian (Jelita, 2014) didapatkan bahwa minyak

zaitun mempunyai pengaruh dalam pengurangan derajat ruam popok pada

anak 0-36 bulan yang mengalami diare dan menggunakan diaper. Minyak

zaitun berfungsi memperbaiki regenerasi kulit, membuat kulit tetap lebih

elastis serta menjaga kulit dalam keadaan lembut. Perbedaan kejadian


54

ruam popok pada responden setelah diberikan terapi minyak zaitun

tersebut karena peneliti memberikan intervensi berupa pemberian minyak

zaitan pada bayi usia 0-12 bulan yang diberikan selama 2 kali dalam

sehari, sehingga hal ini dapat mencegah kejadian dan mempercepat proses

penyembuhan ruam popok pada bayi dan mampu melindungi kulit dari

iritasi. Hal ini sesuai dengan teori Apriyanti (2012) bahwa kandungan

minyak zaitun mengandung banyak senyawa aktif seperti fenol, tokoferol,

sterol, pigemen, squalene dan vitamin- vitamin, semua senyawa ini

bermanfaat untuk kulit memperbaiki sel-sel kulit yang rusak sebagai

antioksidan penetral radikal bebas mengurangi bekas kemerahan pada

kulit dan dapat melindungi kulit dari iritasi. Hal ini juga sejala dengan

penelitian Yuliati (2020) dijelaskan bahwa minyak zaitun dan aloevera

mampu mengurangi derajat ruam popok karenan dapat dipergunakan

untuk melembabkan permukaan kulit tanpa menyumbat pori-pori serta

mempercepat proses penyembuahan ruam popok pada bayi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jelita derajat ruam

popok sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu sebelum

dilakukan pemberian minyak zaitun rata-rata skala 2.20 dan setelah

pemberian minyak zaitun menjadi skala 3.67. hasil uji wilcokson di

dapatkan p value 0.000 (<α=0.05) maka H0 di tolak dan H α d terima. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa pemberian minyak zaitun berpengaruh

dalam menunrunkan derajat ruam popok.


55

3. Menganalisis pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam

popok pada bayi penggunaan diapers di Desa Midang Wilayah Kerja

Puskesmas sesela

Berdasarkan hasil pada table 4.4 pada pengggunan minyak zaitun

menunjukkan hasil Pvalue 0,000 yang artinya adalah P value<0,05

sehingga Ha diterima dan dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pada penggunaan minyak zaitun terhadap ruam popok pada

bayi 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sesela.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Seftian Mixrova Sebayang dkk, menunjukkan hasil yang uji dengan

paired t-test didapatkan hasil p-value=0.000, dimana mengindikasi kan

bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok pre-test dan post-

test terhadap ruam popok pada bayi dan balita usia 0 sampai 36 bulan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhiyan

Nany Wigati (2021) dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai

significancy 0.000 (p value < 0.05), sehingga dapat disimpulkan “terdapat

pengaruh penggunaan minyak zaitun terhadap ruam popok”. Minyak

zaitun memiliki nilai terapi yang tinggi bagi kesehatan, pernyataan

tersebut kembali diteguhkan oleh salah satu ahli biokimia pangan dan gizi

Universitas Negeri Jakarta, Alsuhendra mengatakan bahwa minyak Zaitun

banyak digunakan dalam bidang kesehatan karena kandungan asam lemak

tak jenuhnya yang tinggi, khususnya asam lemak tak jenuh dengan ikatan

rangkap tunggal yang di dalamnya terdapat asam oleat (Omega 9) dan

juga asam linoleat (Omega 6) dengan kadar 65-85% (Magdalena 2012).


56

Minyak zaitun mengandung lemak baik yang dapat melembabkan

dan mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan minyak zaitun

mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain

pada kulit akibat faktor lingkungan, selain itu minyak zaitun memiliki

kandungan mineral oil yang didapat dari petroleum yang fungsinya

melapisi kulit sehingga kadar air dalam kulit tidak cepat menguap dan

kulit akan tetap terjaga kelembabannya (Utami, 2012).

Pada penelitian sebelumnya yang menilai efek minyak zaitun

terhadap bayi dan balita dengan ruam popok telah melaporkan bahwa

pemberian minyak zaitun mempunyai efek yang baik pada skala

dermatitis (Cahyati, Idriansari, & Kusumaningrum, 2015). El Sakka,

Abdulrhman, Iman, and Shehata (2013) juga melaporkan bahwa skor

gejala secara signifikan menurun pada 3 sampai 5 hari. Sebuah penelitian

pada pasien luka tekan oleh Handayani, Irawaty, and Panjaitan (2011)

juga menunjukkan bahwa minyak dapat mencegah komplikasi. Temuan

dari penelitian ini mengkonfirmasi sejumlah penelitian dan

mengindikasikan bahwa pemberian minyak zaitun mempunyai efek yang

baik terhadap ruam popok.

Faktor yang berhubungan dengan ruam popok adalah frekuensi

buang air besar. Frekuensi defekasi yang lebih besar berhubungan dengan

tingginya risiko ruam popok. Frekuensi defekasi yang tinggi akan

meningkatkan risiko ruam popok karena ini akan mengacu pada potensi

meningkatnya iritasi kulit. Oleh karena itu, neonates dengan frekuensi


57

defekasi yang tinggi membutuh perawatan kulit seperti pergantian popok

secara rutin.

Ada perbedaan yang signifikan antara epidermis balita dan orang

dewasa, dimana meliputi keratinosit yang lebih kecil, struktur mikrorelief,

stratum korneum yang menebal, proliferasi sel yang luas, dan perbedan

serat kolagen pada lapisan dermis. Lemak ekstraseluler pada matriks

stratum korneum bertindak sebagai pelindung yang mencegah kehilangan

air dan masuknya zat hydrophilic seperti air dimana corneocytes

memberikan perlindungan mekanik dari lingkungan eksternal (Visscher,

2014).

Manajemen ruam popok mempunyai banyak pendekatan. Akan

tetapi, pada diagnosa yang tepat dan pengobatan yang sesuai, tenaga

kesehatan sebaiknya mempunyai pengetahuan tentang etiologi ruam

popok, fisiologi kulit, dan mikrobakterial kulit. Untuk menghilangkan

penyebab ruam popok dan menggunakan salep pelindung akan cukup

membantu dalam mengobati kasus yang ringan. Akan tetapi, pada

pendekatan terapeutik terbaik, pemeriksaan jamur dan bakteri sebaiknya

dijalankan ketika ada dugaan (Shin, 2014).

Di samping itu, suatu variasi faktor yang dapat mempengaruhi

kerentanan pada iritasi ruam popok atau dapat memperburuk ruam popok

untuk mucul. Hal ini meliputi: pergantian popok yang lama, penggunaan

antibiotic spectrum luas pada bayi, perawatan kulit yang buruk pada area

popok, penggunaan cairan sabun untuk membersihkan kulit, dan

menggunakan bedak talcum (Tuzun et al., 2015).


58

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat di jadikan bahan

pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hail penelitian

yang lebih baik lagi keterbatasan tersebut antara lain:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 2 variabel

sehingga hasil penelitian masih terdapat beberapa variable yang lain

serta mampu menjelaskan dan kemungkinan memiliki pengaruh

terhadap ruam popok.

2. Populasi yang digunakan dalam penelitian hanya bayi 0-12 bulan

sehingga hasil penelitian tidak dapat di generalisasi pada populasi

yang lebih luas.

3. Lingkungan penelitian hanya di area desa midang wilayah kerja

Puskesmas Sesela.

Anda mungkin juga menyukai