Di
Susun Oleh :
Kelompok 4
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah IPA SD kelas rendah:" Metode pembelajaran IPA".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum begitu maksimal baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk
diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik. Melalui
pembelajaran IPA, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerakan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan
demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara
menyeluruh (holistic), bermakna, otentik, dan aktif. Cara pengemasan penagalaman belajar yang
dirancang oleh guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik.
Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses
belajar lebih efektif.
Pembelajaran adalah sebuah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses pembelajaran merupakan interaski semua komponen atau unsur yang terdapat dalam
pembelajaran, yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai
tujuan. Proses pembelajaran tentu merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang patut
diperhatikan, direncanakan, dan dipersiapkan oleh pendidik, karena memang mencakup perencanaan
tujuan, penentuan bahan, pemilihan metode yang tepat, dan bagaimana mengevaluasi hasil-hasil dari
pembelajaran tersebut. Salah satu komponen pembelajaran adalah metode interaktif. Pada intinya,
metode pembelajaran interaktif adalah penjabaran dari pola pembelajaran kolaboratif, yang menuntut
adanya kerja sama dan interaksi antara para siswa dalam membahas suatu materi pelajaran bersama
dengan guru di dalam kelas. Jadi, metode pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang
menunjukkan adanya interaksi antara guru dan siswa yang menyenangkan dan memberdayakan. Dalam
hal ini, menyenangkan dan memberdayakan dapat terwujud apabila interaksi tersebut dapat berjalan
dengan memadukan prinsip pendidikan dan hiburan (edutainment), sehingga siswa merasa terhibur dan
bisa belajar tanpa ia sadari. Sebab, pada dasarnya, manusia itu akan lebih fokus dan menerima dengan
lebih cepat jika diberikan pengajaran yang menyenangkan, menghibur, dan menggugah minat dan
hasrat siswa untuk mengikuti pembelajaran yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1.metode diskusi
Syaiful Bahri (2006:87) menyatakan, Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa-siswa
di hadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru disekolah.
Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar informasi, memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak
ada yang pasif sebagai pendengar saja.
1. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide gagasan prakarsa, dan terobosan baru
dalam pemecahan suatu masalah
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah
4. Dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
2. Metode Simulasi
Wina Sanjaya (2016:159) mengatakan, Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-
pura. Sebagai metode belajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
Simulasi dapat diguanakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran
dapat dilakuakan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Mengembangkan pemahaman dan
penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
1. Menetapkan topik masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi
2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan
3. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat
dalam pemeranan simulasi.
1. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan simulasi
2. Merumusakn kesimpulan.
3. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan
oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran,
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri. Wina Sanjaya (2016:152)
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh
langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan anatar teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memerlukan waktu yang banyak
2. Metode ini memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti mahal
dibandingkan dengan ceramah
3. Dan metode ini memerlukan kemampuan dan keterampilan lebih profesional. Disamping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran siswa.
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelaj proses demonstrais berakhir. Tujuan ini
meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar
langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan
3. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan
tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi
itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
4. Metode Eksperimen
Metode eskperimen metode yang banyak digunakan dalam mempelajari Ilmu Pendidikan Alam.
Eksperimen yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di dalam laboratorium tetapi dapat dilakukan
pada alam sekitar. Amalia Sapriati (2014:3.12)
Dalam bukunya Syaiful Bahri (2014:171) berpendapat metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan.
Dengan metode ini diharapkan anak didik tidak menelan begitu saja sejumlah fakta yang ditemukan
dalam percobaan yang dilakukan. Dengan metode ini juga anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat
dalam menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable dan memecahkan masalah.
1. Langkah Persiapan
2. Langkah Pelaksanaan
1. Guru jangan terlalu terlibat dalam pelaksanaan eksperimen. Biarkan siswa memperoleh
pengalamannya sendiri, mencari dan menemukan serta bekerja sendiri. Seandainya ada
kesulitan, guru tidak secara langsung memecahkan kesulitan tersebut, akan tetapi hanya
memberikan petunjuk-petunjuk atau bantuan seperlunya
2. Seandainya eksperimen dilakukan kelompok, guru harus mengatur agar setiap orang dapat
terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa yagn pintar saja, sedangkan siswa yang
kurang cenderung pasif. Oleh karena itu guru perlu mengatur susunan kelompok beserta
tanggung jawab setiap kelompok
3. Dalam setiap tahapan guru perlu melakukan kontrol. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk
mencek pelaksanaan eksperimen menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, akan
tetapi juga untuk memberikan bantuan manakala diperlukan.
3. Langkah Penutup
1. Siswa memeriksa segala peralatan yang digunakan dalam eksperimen, kemudian menyimpannya
seperti posisi semula
2. Siswa melaporkan hasil eksperimen kepad guru untuk dianalisis, kemudian diberikan umpan
balik
3. Secara bersama-sama siswa mendiskusikan temuan-temuan atau masalah-masalah yang muncul
dari hasil kerjanya.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode belajar yaitu, cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dari jenis-jenis metode yang ada seperti metode diskusi, ceramah, ekpserimen, penugasan, tanya jawab,
latihan, kerja kelompok, demonstrasi, simulasi dan studi lapangan. Setiap metode belajar pun memiliki
penerapan yang berbeda-beda, maka dari itu pengajar harus bisa menyesuaikan metode yang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
B. Saran
Untuk kita semua sebagai pengajar/calon pengajar harus bisa menguasai metode dan penerapannya.
Jika kita salah menerapkan metode belajar kepada siswa maka akan berbeda pula tujuan belajar yang
akan dicapai.
Maka dari itu sebagai calon pengajar nantinya, mulailah dari sekarang harus bisa menguasai
berbagai metode belajar dan penerapannya, agar tidak salah dalam penerapan metode belajar. Dan bisa
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful. 2014. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Bahri
Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT RINEKA CIPTA Sapriati,
https://misbahusurur30.blogspot.com/2018/10/makalah-metode-pembelajaran-ipa sdmi.html?m=1
http://rinades123.blogspot.co.id/2016/10/makalah-metode-pembelajaran-ipa-di-sd.html
http://googleweblight.com/i?u=http://zakwaanpriaji.blogspot.com/2013/10/langkah-langkah
pembelajaran-dengan.html?m%3D1&hl=en-ID
https://portal-ilmu.com/metode-simulasi/
http://blogspotelihkurniatiningsih.blogspot.co.id/2016/04/metode-eksperimen-pengertian-
eksperimen.html
kusnianingsih, lilik. 2015. PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS V SDN WUNUT , TULUNG, KLATEN. Yogyakarta: uny