Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan
yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan
merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan (Elfianti,2013).
Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup
serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Kesulitan pengambil
kebijakan dalam pengambil keputusan yang tepat karena keterbatasan atau ketidak tersedian
data dan informasi yang akurat, tepat dan cepat (Depkes,2012).
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan tentang
penyelenggaraan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan suatu informasi
kesehatan. Informasi atau laporan haruslah mempunyai kualitas yang relevan, tepat waktu
dan efisien agar bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Informasi yang dibuat dengan cara manual mempunyai resiko
keakuratan dan kebenaran yang lebih kecil, kemungkinan terjadi kesalahan baik yang
disengaja maupun tidak sengaja akan lebih besar, sehingga kekuatan informasinya pun
berkurang (Tahir, 2015).
Masalah Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini adalah kebutuhan terhadap
data/informasi yang akurat makin meningkat namun ternyata sistem informasi saat ini masih
belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan masih belum dilakukan secara efisien, terjadi “Redundant” data,
dan duplikasi kegiatan, selain itu kualitas data yang dikumpulkan masih rendah, bahkan ada
data yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ketepatan waktu laporan juga masih rendah, sistem
umpan balik tidak berjalan optimal, pemanfaatan data/informasi di tingkat daerah
(kabupaten/kota) untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan 2 manajemen masih
rendah serta tidak efisiennya penggunaan sumber daya (Depkes, 2012).
Salah satu Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas (SIMPUS) di Indonesia adalah Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang merupakan serangkaian
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan
di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Menurut Yusran (2008)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan
pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah
kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi
puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung
manajemen kesehatan (Yusran , 2008).

B. Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana pelaksanaan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang.
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuam Umum
Untuk menganalisis pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP) di Kota Padang.

b. Tujuan Khusus
Untuk menganalisis masukan (input) dalam pelaksanaan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang meliputi kebijakan, SDM, sarana
dan prasarasa serta juknis.

a) Untuk menganalisis (proses) dalam pelaksanaan Sistem Pencatatan dan


Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pencatatan pelaporan dan pengawasan.

b) Untuk menganalisis keluaran (output) dalam pelaksanaan Sistem Pencatatan dan


Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang meliputi akurasi data dan
ketepatan waktu pelaporan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktif
a. Bagi Puskesmas Sebagai bahan evaluasi bagi pihak Dinas kesehatan dan puskesmas
dalam upaya peningkatan kesehatan sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih
akurat dan dapat dimanfaatkan dalam mengambil keputusan.

b. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman bagi peneliti
dengan menerapkan ilmu yang telah diperoleh di institusi pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
para akademisi dan pihak-pihak yang membutuhkan, guna pengembangan ilmu kesehatan
masyarakat mengenai sistem informasi kesehatan khususnya SP2TP.

b. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi terutama bagi peneliti yang mengambil tema yang
hampir serupa.
JENIS PENCATATAN TERPADU PUSKESMAS

1. Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas Pencatatan yang dibuat di dalam Gedung
Puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian progam yang
dilakukan dalam Gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain.
Pencatatan dan pelaporan ini menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register
dan sensus harian.

2. Pencatatan yang dibuat di luar Gedung Puskesmas Pencatatan yang dibuat di luar Gedung
Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar Gedung
Puskesmas seperti Kegiatan progam pandu, Kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain.

 
Pencatatan dan Pelaporan ini menggunakan kartu register dan kartu murid. Pencatatan harian masing-
masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut dengan
system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim kedinas Kesehatan
Kabupaten atau kota setiap awal bulan, kemudian ke Dinas Kesehatan kabupaten atau kota mengolahnya
dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat.
Umpan balik tersebut harus dikirimkan Kembali secara rutin ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi
keberhasilan.

D. JENIS PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS


Ada beberapa jenislaporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luarbiasa penyakit tertentu.
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam.

Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:


 LB1, berisi data kesakitan
 LB2, berisi data kematian
 LB3, berisi data progamgizi, KIA, KB, dll
 LB4, berisi data obat-obatan
o Bentuk Formulir Pelaporan :
a. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obatdengan LPLPO
b. Formulir LT: untuk data kegiatan
c. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian

a. LB1: laporan data kesakitan


 Kasus lama
 Kasusbaru

b. LB2: laporan data kematian (tidakdipakai)


 laporanobat-obatan (LPLPO)

c. LB3:
 Gizi
 KB
 Imunisasi
 KIA
 Pengamatan Penyakit Menular, seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru, Kusta, Filaria,
ISPA, Rabies dan lain-lain.

d. LB4:
 KunjunganPuskesmas
 Kehatan Olahraga
 Kesehatan Sekolah
 Rawat Tinggal
 dll

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan


1. triwulan, laporan semester
2. laporan tahunan yang mencakup data kegiatan progam yang sifatnya lebih
komprehensif disertai penjelasan secaran aratif. Yang terpenting adalah
bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan
sebagai masukan atau input untuk Menyusun perencanaan puskesmas ( micro
planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP). Analisis data hasil kegiatan
progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan
distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif.
Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan
digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam
puskesmas. Data yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing
kegiatan progam kemudian data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil
supervise lapangan (Tiara, 2011). Dinas Kesehatan kabupaten/kota mengolah
Kembali laporan puskesmas dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinkes
Provinsi dan Depkes Pusat. Feed back terhadap laporan puskesmas harus
dikirimkan Kembali secara rutin kepuskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi
keberhasilan program. Sejak otonomi daerah mulai dilaksanakan, puskesmas tidak
wajib lagi mengirimkan laporan ke Depkes Pusat. Dinkes kabupaten/kotalah yang
mempunyai kewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Depkes Pusat
(Muninjaya, 2004). Untuk kelancaran kegiatan SP2TP di Puskesmas, maka
dibentuk pengorganisasian yang terdiridari: (Ahmad, 2005).

Penanggung Jawab (KepalaPuskesmas)


Tugas penanggung jawab adalah memberikan bimbingan kepada koordinator SP2TP dan para
pelaksana kegiatan di Puskesmas. Koordinator (Petugas yang ditunjuk Kepala Puskesmas).

 Koordinator SP2TP bertugas:


1) Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan.
2) Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan bulanan SP2TP dan
mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
3) Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan tahunan SP2TP dan
mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Dati II paling lambat 31 Januari tahun
berikutnya.
4) Menyimpan arsip laporan SP2TP dari masing-masing pelaksana kegiatan.
5) Bertanggung jawabatas kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada Kepala Puskesmas.
6) Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas
dengan pelaksanaan kegiatan untuk menilai pelaksanaan kegiatan SP2TP.
7) Anggota (Pelaksana Kegiatan di Puskesmas)

PROSEDUR PENGISIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU


PUSKESMAS (SP2TP)

Prosedurpengisian SP2TP,yaitu:
1. formulir SP2TP mengacu pada formular cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.
2. pada formulir SP2TP di isi oleh masing-masing penanggung jawab program.
3. penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada.
4. hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.
5. didalam pengentrian kekomputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf
pengelola program bersangkutan.
6. data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangung jawaban
akhir minimal 2 tahun.
7. semua data di isi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan
pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja
puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan Puskesmas dapat di catat serta
dilaporkan kejenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya Kesehatan masyarakat.
Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar
gedung dan pelaporannya dapat berupa, Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa
penyakit tertentu, Laporan minggua nuntuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang
ditanggulangi dan Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam.

LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)


a. LT 1
 KeadaansaranaPuskesmas
 Dasar UKS
 Kesehatan Lingkungan
 Kesehatan Jiwa
 Program Pendidikan dan Pelatihan
 Program PemberantasanPenyakit dan Gizi

b. LT 2 (kepegawaian)
 Tenaga PNS di Puskesmas
 Tenaga PTT di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai