A. Latar Belakang
Manual mutu merupakan pedoman bagi Puskesmas Karang Bahagia, manual
mutu menjelaskan secara garis besar sistem manajemen mutu di puskesmas
Karang Bahagia. Manual mutu adalah suatu dokumen yang digunakan untuk:
a) Mendokumentasikan kebijakan dan sasaran mutu sebagai bukti dari
komitmen pimpinan puncak
b) Mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh
personal Puskesmas
c) Menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur sistem mutu yang
terdokumentasi
d) Memberikan gambaran bahwa puskesmas memiliki kebijakan dalam
mengelola organisasi untuk mencapai target mutu yang telah ditentukan
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi.
1. Profil Puskesmas
a) Gambaran Organisasi
UPTD Puskesmas Karang Bahagia terletak di Kecamatan Karang
Bahagia yang merupakan bagian wilayah administrasi di Kabupaten
Bekasi dengan batas-batas Kecamatan adalah sebagai berikut :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Sukakarya
2) Sebelah timur berbatasan dengan Kedung Waringin
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Cikarang Utara
4) Sebelah barat berbatasan dengan Sukatani
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Karang Bahagia dengan total luas
wilayah 29 Km2, terdiri dari 5 desa meliputi :
1) Desa Karang Bahagia
2) Desa Karang Satu
3) Desa Karang Mukti
4) Desa Karang Sentosa
5) Desa Karang Anyar
Puskesmas Karang Bahagia membawahi 1 Puskesmas Pembantu,
dengan jenis pelayanan berupa promotif, preventif dan kuratif. UPTD
Puskesmas Karang Bahagia beralamat Jalan Buyut Kaipah no. 52 Rt.
03/01 Desa Karang Bahagia Kecamatan Karang Bahagia dengan
penduduk 54.693 orang penduduk. UPTD Puskesmas Karang Bahagia
dengan karyawan 56 orang, terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang
dokter gigi, 1 orang pendidikan Ners, 3 orang pendidikan S1
Keperawatan, 6 orang D3 Keperawatan, 1 orang pendidikan Sarjana
Terapan Kebidanan, 9 orang D3 Kebidanan, 3 bidan desa, 1 orang
tenaga analis, 1 orang S1 Gizi, 7 tenaga sukwan D3 Keperawatan, 5
tenaga Sukwan Bidan, 1 tenaga sukwan SKM, 4 orang tenaga kebersihan,
1 orang sopir dan 2 orang petugas keamanan.
b) Visi Puskesmas Karang Bahagia
Puskesmas dengan pelayanan bermutu dan terpercaya menuju
masyarakat Karang Bahagia yang sehat
c) Misi Puskesmas Karang Bahagia
Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia agar dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan terpercaya
Mewujudkan budaya bekerja yang disiplin dan profesional.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional dan
bermutu, merata dan berkeadilan
Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan lintas sektoral dalam
pembangunan berwawasan kesehatan.
d) Struktur Organisasi
Sesuai dengan PMK Nomor 75 Tahun 2016 yang menggambarkan
susunan organisasi SKPD/UPTD di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi. SOTK TERLAMPIR
e) Motto : Kesehatan anda tujuan kami, kepercayaan anda kebanggaan
kami.
f) Tata nilai dan budaya kerja Puskesmas Karang Bahagia yang disingkat
dengan KARABA, yang berarti :
KOMPETEN : setiap karyawan ahli dan professional dalam
bidangnya
AMAN : Pasien aman dan nyaman berobat di Puskesmas
Karang Bahagia
RAMAH : senyum, salam, sapa, sopan dan santun
AMANAH : Menjaga kerahasiaan pasien
BAHAGIA : Pasien puas dan bahagia berobat ke Puskesmas
AKUNTABEL : Bersikap tanggung jawab bekerja optimal untuk
mencapai hasil terbaik dalam pelayanan.
2. Kebijakan Mutu
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
Puskesmas Karang Bahagia menerapkan Kebijakan Mutu Pelayanan
untuk mencapai kepuasan dan kepercayaan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan, Puskesmas Karang Bahagia
memastikan Kebijakan Mutu sebagai berikut:
a. Sesuai dengan Visi dan Misi, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas
b. Mencakup komitmen untuk memenuhi, baik persyaratan pelanggan
maupun peraturan perundang-undangan.
c. Kebijakan mutu juga harus membuat komitmen untuk senantiasa
memperbaiki efektifitas sistem manajemen mutu
d. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran
mutu.
e. Harus didokumentasikan, dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh
karyawan melalui rapat khusus, miniloka karya, dan rapat koordinasi serta
dipajang disetiap unit pelayanan
f. Harus selalu ditinjau untuk memastikan kesesuaiannya dengan kondisi
organisasi.
KEBIJAKAN MUTU
Puskesmas Karang Bahagia berkomitmen melakukan peningkatan serta
perbaikan kualitas SDM, sarana dan prasarana untuk menghasilkan
pelayanan kesehatan bermutu sehingga memenuhi kepuasan dan
kepercayaan masyarakat.
3. Proses Bisnis
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
Puskesmas Karang Bahagia merujuk ke Permenkes RI Nomor 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas pasal pasal 35 dan 36 ayat 1 dan 2, dimana
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan tingkat pertama pemerintah
melayani kebutuhan masyarakat yang meliputi Upaya Kesehatan
Masyarakat Tingkat Pertama dan Upaya Kesehatan Pengembangan
Tingkat Pertama.
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial terdiri dari :
Pelayanan Promosi Kesehatan
Pelayanan KIA-KB
Pelayanan Gizi
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (ISPA-DIARE,
TB/KUSTA, SURVEILANS)
b. Penyelenggaraan Kesehatan Masyarakat Pengembangan
UKS
UKGS
UKGMD
PTM
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Indra
Lansia
Kesja dan Olahraga
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama terdiri dari :
Pelayanan Poli Umum,
Pelayanan Poli gigi,
Pelayanan Gizi
Pelayanan Poli Kesehatan Ibu Anak,
Pelayanan Poli Keluarga Berencana,
Pelayanan Poli MTBS,
Pelayanan Poli Imunisasi
Pelayanan konsultasi (Promkes, Kesling)
Pelayanan PONED,
Pemeriksaan penunjang (laboratorium)
Pelayanan obat (farmasi)
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum, sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumberdaya, proses pelayanan yang
terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, yang
meliputi: pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan KIA-KB, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat inovatif dan sesuai dengan kebutuhan. Dalam
penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
A. Tujuan: Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam
membangun sistem manajemen mutu di Puskesmas Karang Bahagia.
B. Landasan hukum dan acuan:
1) Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN).
2) Undang-Undang No.23 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3) Undang-Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial (BPJS).
4) KEP/25/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kepada
masyarakat
C. Istilah dan definisi (urutkan sesuai abjad):
Dokumen adalah segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun
tulisan sebagai bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan
absah.
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
Efisiensi adalah sebagai kemampuan suatu unit pelayanan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan
organisasi yang harus dicapai.
Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan menyeluruh dari suatu
organisasi tentang mutu yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen
puncak. Point dalam kebijakan ini haruslah mencakup komitmen
untuk mengikutsertakan persyaratan dan meningkatkan keefektifan
secara terus-menerus dari suatu sistem manajemen mutu dan harus
konsisten dengan kebijakan organisasi secara keseluruhan.
Kepuasaan Pelanggan adalah perasaan senang seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap
pelayanan yang telah diterima.
Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima
pelayanan/perawatan medis.
Pedoman/Manual Mutu adalah Kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan dan merupakan
dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Pelanggan adalah orang atau pasien yang datang ke Puskesmas
dengan maksud dan tujuan serta harapan tertentu untuk mendapatkan
pelayanan yang mereka inginkan dengan baik dan menyenangkan.
Perencanaan Mutu adalah Suatu proses kegiatan secara urut
yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Antara sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya,
sarana lebih ditunjukan kepada benda-benda yang bergerak.
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas
dan dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil
yang diinginkan.
Rekaman adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentu fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan pencapaian proses pelayanan gawat
darurat.
Sasaran Mutu adalah target dari masing-masing layanan/program
yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Tindakan Korektif adalah tindakan perbaikan penting yang dilakukan
untuk menjamin sistem manajemen mutu bebas dari permasalahan dalam
segi pelayanan medis maupun program dengan cara mengidentifikasi
masalah, menganalisis akar masalah, mencari bentuk perbaikan dan
pencegahannya, dan melaporkannya kepada pihak manajemen.
Tindakan Preventif adalah sebuah tindakan pencegahan penting
yang dilakukan untuk menjamin sistem manajemen mutu bebas dari
permasalahan dalam segi pelayanan media maupun program dengan
cara mengidentifikasi masalah, menganalisis akar masalah mencari
bentuk perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada pihak
manajemen
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan umum :
Puskesmas Karang Bahagia menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun
untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-
proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan
upaya puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses
pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayananan, kejelasan
penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu
sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan,
verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi
terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi
serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian dokumen:
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi:
Dokumen level 1 :Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual, dokumen level 3:
standar operasional prosedur, dan dokumen level 4: rekaman-rekaman sebagai
catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur
1. Pengendalian dokumen meliputi:
a. Menyetujui dokumen sebelum terbit.
b. Memberikan cap terkendali untuk dokumen yang diberlakukan, dan cap tidak
terkendali untuk dokumen yang sudah tidak berlaku.
c. Menelaah dan memperbaharui jika diperlukan, dan persetujuan pemberlakuan
ulang dokumen,
d. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
teridentifikasi,
e. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar Puskesmas yang
ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional
sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan,
f. Catatan/rekaman implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan harus
dikendallikan. Puskesmas menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/rekaman
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat
diakses kembali.
g. Untuk memperjelas dokumen Mutu/akreditasi Puskesmas dilengkapi dengan
contoh- contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.
2. Pengendalian dokumen Mutu/akreditasi Puskesmas wajib mentaati sistem
pengendalian dokumen yang telah ditentukan didalam kebijakan pengendalian
dokumen.
A. Pengkodean dokumen kelompok pelayanan:
1). Administrasi Manajemen dengan kode: 01.,
a. Bab I, (01),
b. Bab II, (01),
c. Bab III, (01),
2). Pelayanan Program kode : 02,
a. Bab IV, (02),
b. Bab V, (02),
c. Bab VI, (02),
3). Pelayanan Klinis kode : 03,
a. Bab VII, (03),
b. Bab VIII, (03),
c. Bab IX, (03)
4). Cara penulisan dokumen :Standar Operasional Prosedur, disingkat: SOP,
Daftar tilik disingkat: Dt, Kerangka Acuan Kerja disingkat: KAK, Surat
Keputusan disingkat: SK, Kebijakan disingkat: Kb, Dokumen ekternal
disingkat: Dek, Manual Mutu disingkat man.
3. Penyimpanan Dokumen/ arsip.
a. Semua Dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali, memiliki masa berlaku
selama 3 tahun, Setelah itu perlu dilakukan evaluasi (di revisi, diganti, atau
tidak terkendali).
b. Dokumen rekam klinik/ medik inaktif wajib disimpan sekurang- kurangnya
tiga tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau pindah
tempat, setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam
medik/ klinis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan dan
persetujuan lain harus disimpan jangka waktu 10 tahun, terhitung dari
tanggal dibuatnya.
c. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal dua tahun.
d. Penyimpanan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan sistem
penyimpanan dokumen/arsip aturan Pemerintah Daerah Kabupaten bekasi.
e. Penyimpanan dokumen mutu/akreditasi disimpan dimasing-masing kelompok
pelayanan, sedangkan di Sekretariat tim mutu/administrasi dan manajemen
(admen) menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan
program.
f. Untuk prosedur kerja yang masih terkendali (Belum lebih dari 3 tahun) dan
memakai istilah Prosedur tetap (Protap) masih bisa digunakan. Selanjutnya
apabila protap tersebut sudah lebih dari 3 tahun, direvisi dengan format baru
(Standar Operasional Prosedur /SOP)
4. Sistem penomoran:
a. Cara penomoran: KODE/JENIS DOKUMEN/BULAN/TAHUN BERLAKU/NO
URUT DOKUMEN
Contoh :
01/SPO/6/13/ 005 (01: Kode pelayanan Admen, SOP: 6: bulan 6/ Juni, 13
tahun 2013, 005: nomor urut SOP)
b. Cara penomoran Upaya : KODE/JENIS DOKUMEN/JENIS
UPAYA/BULAN/TAHUN BERLAKU/NO URUT DOKUMEN
Contoh :
02/SK/KIA-KB/ 6/ 13/ 005 (B: Kode pelayanan program, SK/ KIA-KB : jenis
Upaya, 6: bulan 6/ Juni, 13 tahun 2013, 005: nomor urut SK)
02/SPO/KIA-KB/ 6/ 13/ 005 (02: Kode pelayanan program, SOP/ KIA-KB :
jenis Upaya, 6: bulan 6/ Juni, 13 tahun 2013, 005: nomor urut SOP)
5. Surat masuk dan keluar sesuai dengan aturan Pemerintah Daerah Kabupaten
Bekasi.
6. Penomoran Dokumen di kelompok pelayanan dilakukan oleh kelompok
pelayanan masing- masing disesuaikan dengan sistem pengkodean yang telah
ditentukan,
7. Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan pengodean,
8. Format dokumen diatur/diseragamkan dengan contoh format terlampir.
a. Format Standar Operasional Prosedur,
b. Format rekam klinis/ medic,
c. Format resep,
d. Format rujukan ekternal,
e. Format rujukan internal,
f. Format persetujuan tindakan (Inform Consent),
g. Format penolakan tindakan,
C. Penataan Dokumen.
1. Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen mutu/akreditasi Puskesmas
dikelompokan masing- masing bab/kelompok pelayanan/UKM dengan diurutkan
setiap urutan kriteria dan elemen penilaian, dan diberikan daftar secara
berurutan.
2. Penataan dengan menggunakan file dan Otner yang sudah disepakati ( Hijau :
Admen, Merah : Yanis, Biru : Upaya )
3. Setiap dokumen Tim mutu diberi label sesuai urutan Kriteria dalam instrumen
4. Penyimpanan Dokumen ada di setiap UKM/UKP dan untuk dokumen Mutu
disimpan di sekretariat (Admen, Pelayanan Klinis, Upaya) dan di kelola oleh
masing2 penanggung Jawab
5. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing pelaksana/Upaya di buat
rangkap tiga, (Untuk master, untuk Tim Admen, dan Untuk pelaksana/Upaya)
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
1. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
manual mutu ini
2. Fokus pada sasaran/pasien:
Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan
klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut
pelayanan.
3. Kebijakan mutu:
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan
dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu
pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM
4. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal
yang meliputi indicator-indikator pelayanan klinis, indicator penyelenggaraan
upaya Puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan
keselamatan pasien berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang
meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
5. Tanggungjawab, wewenang (jelaskan tangung jawab dan wewenang mulai dari
Kepala, penanggung jawab mutu, penanggung jawab UKM, tanggung jawab
pelayanan klinis, dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu
6. Penanggung jawab manajemen mutu
Kepala Puskesmas menunjuk seorang penanggung jawab manajemen mutu yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
Memastikan system manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara
Melaporkan kepada manajemen kinerja dari system manajemen mutu dan
kinerja pelayanan
Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan
harapan sasaran/pasien
7. Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara lokakarya mini, pertemuan, diskusi,
what app, sms, memo, dan buku visum staff.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN:
a. Umum: Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun
b. Masukan tinjauan manajemen meliputi:
Hasil audit
Umpan balik pelanggan
Kinerja proses
Pencapaian sasaran mutu
Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
Tindak lanjut tehadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
Perubahan terhadap Kebijakan mutu
Perubahan yang perlu dilakukan terhadap system manajemen
mutu/system pelayanan
c. Luaran tinjauan: Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah
peningkatan efektivitas system manajemen mutu, peningkatan pelayanan
terkait dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi perubahan-
perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Poli MTBS
Proses ini dilakukan untuk melayani bayi muda 0-2 bulan dan bayi
usia 2 bulan keatas sampai dengan usia 5 tahun. Petugas melakukan
menilai (assesment) penyakit/kelainan secara dini dan merujuk ke
dokter apabila ditemukan kelainan yang lebih serius
Poli TB/Kusta
Pasien yang sudah terdiagnosa atau suspeck penyakit menular
Kusta, dan TB Paru berdasarkan hasil pemeriksaan BTA+ maupun
Rontgent + dilayani di Poli TB/Kusta. Khusus pasien TB Paru
sebelum memberikan obat petugas melakukan kunjungan rumah
dengan tujuan mengurangi angka kejadian Drop Out. Petugas
memberikan obat TB Paru setelah memberikan konseling dan pasien
menandatangani inform consent. Bila pasien tidak datang berobat
pada waktu yang telah ditentukan, petugas akan berkunjung ke
rumah pasien untuk mencari penyebab tidak datangnya pasien
tersebut. Pasien yang sudah terdiagnosa menderita kusta
juga menjalani prosedur yang sama dengan pasien TB.
Pelayanan Lansia
Pelayanan Lansia ini dilakukan untuk melayani pasien berusia 50
tahun keatas untuk memperlancar proses pelayanan pada pasien
lansia. Pelayanan ini ditunjukan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan pada usia lanjut dan dilakukan di dalam gedung
melalui Poli Lansia serta di luar gedung melalui Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Konsultasi Gizi
Pasien yang diperiksa di Poli Umum, KIA-KB, MTBS/Poli Anak, Poli
Gigi, TB/Kusta, Lansia dan perlu mendapatkan Konsultasi Gizi maka
pasien tersebut dirujuk ke bagian Poli Gizi. Dibagian Poli Gizi,
Petugas Gizi memberikan Konsultasi Gizi dengan menggunakan
Leaflet Diet dan Food Model jika diperlukan. Untuk pasien
anak/balita yang dirujuk ke Poli Gizi, Penyuluhan diberikan
kepada pendamping Pasien.
Demikian Pedoman Manajemen mutu dan perbaikan kinerja ini dibuat dan telah
disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-
masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.