Anda di halaman 1dari 26

SISTEM PENDIDIKAN

DAN KETERKAITANNYA DENGAN PENGAJARAN


SERTA LANDASAN PENDIDIKAN

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu Irvan Destian, M.Pd

disusun:
Gina Apriliyanti NIM 21122397
Hafid Homisah Nur Rahmat NIM 21122412
Lia Armelia NIM 21122463
Linda Karlina NIM 21122415

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan ridho-Nya makalah dengan judul “Sistem Pendidikan dan
Keterkaitannya dengan Pengajaran serta Landasan Pendidikan” yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara sistem dan pembelajaran serta landasan
sebagai tolak ukur pendidik dalam melakukan praktik pendidikan ini dapat selesai
tepat waktu. Selawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat, tabi’in, dan sampailah kepada kita
selaku umatnya.
Penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Irvan Destian, M.Pd. selaku
dosen pengampu Ilmu Pendidikan yang membimbing dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan makalah disebabkan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, mohon saran dan kritik yang bersifat untuk
membangun kesempurnaan untuk kedepannya semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Bandung, 13 Februari 2022


Hormat Kami,

Penulis
DAFTAR ISI’

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI …………………. …………….......................................................iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
A.Pengertian Sistem, Pendidikan, Pengajaran..................................................3
B.Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Pendidikan?...........................................5
C.Bagaimana Keterkaitan Sistem Pendidikan Terhadap Pengajaran? ..............8
D.Pengertian Landasaan Pendidikan..................................................................9
E.Apa Fungsi dan Jenis Landasan Pendidikan?...............................................10
F.Bagaimana Ruang Lingkup Landasan Pendidikan?......................................11
BAB III Penutup....................................................................................................12
Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Tanpa
pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang dan maju seiring dengan
berjalannya waktu. Pendidikan juga sangat berpengaruh besar terhadap
kesuksesan manusia. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan mustahil satu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju,
sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pendidikan dapat
dipandang dalam arti teknis, arti hasil, dan arti proses. Dalam arti yang luas
pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang berhubungan
dengan pertumbuhan atau perkembngn jiwa, watak, atau kemampuan fisik
individu yang berlangsung secara terus menerus (Ledi Knelled, 1967,hlm 63).
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan poses pembelajaran agar peserta didik secra aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Landasan pendidikan secara
spesifik merupakan dasar konseptual yang menjadi dasar pijakan bagi proses
pendidikan secara keseluruhan. Dalam konteks ini, landasan pendidikan ini
berfokus pada hakikat manusia sebagai mahluk pembelajar, situasi, proses,
perubahan sosial, aliran pelaksanaan, hingga permasalahan-permasalahan pokok
dalam pendidik (Blake, 1998)
Oleh karena itu pendidikan begitu sangat penting khususnya bagi generasi
muda, karena dengan pendidikan itu akan menumbuhkan dan mengembangkan
potensi dalam diri individu, sehingga bisa memiliki kreativitas, pengetahuan yang
lebih luas, kepribadian yang baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan
penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Sistem pendidikan dan
keterkaitannya dengan pengajaran serta landasan pendidikan sebagai alas
pendidikannya. Berikut ini ada beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa Pengertian Sistem, Pendidikan, Pengajaran?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Pendidikan?
3. Bagaimana Keterkaitan Sistem Pendidikan Terhadap Pengajaran?
4. Apa Pengertian Landasaan Pendidikan?
5. Apa Fungsi dan Jenis Landasan Pendidikan?
6. Bagaimana Ruang Lingkup Landasan Pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
Penulisan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sistem
pendidikan yang berkaitan dengan pengajaran dengan menggunakan
landasan sebagai alas dalam proses pendidikan sesuai dengan rumusan
masalah di atas yaitu:
1. Mendeskripsikan sistem, pengajaran, dan pendidikan.
2. Mendeskripsikan ruang lingkup sistem pendidikan dan
keterkaitannya dengan pengajaran.
3. Mendeskripsikan Landasan pendidika.
4. Mendeskripsikan Fungsi, Jenis serta ruang lingkup landasan
pendidikan.

D. Manfaat Penelitian
Penulisan tentang sistem pendidikan dan kaitannya dengan
pengajaran serta landasan pendidikan, mampu memberikan manfaat
pegetahuan dalam menerapkan sistem pendidikan yang berkaitan dengan
proses pengajaran serta landasan-landasan pendidikan sebagai tolak ukur
proses kegiatan pendidikan pendidikan.
1. Kegunaan penulisan dalam bidang teori: sebagai acuan menambah
pengetahuan dalam proses kegiatan pengajaran dengan
menggunakan sistem pendidikan yang diterapkan atau diatur pada
tiap sekolah.
2. Bagi para pengajar penulisan ini dapat digunakan sebagai
referensidia dalam menambah pengetahuan untuk menerapkan
landasan-landasan pendidikan sebagai pijakan utama yang kokoh
dan adil untuk memastikan kualitas pendidikan yang terarah sesuai
dengan kebutuhan dan tujuannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem, Pendidikan, dan Pengajaran.


Sistem merupakan suatu rangkaian keseluruhan, kesatuan dari
komponen-komponen yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (UUSPN No. 20 tahun 2003). Pendidikan merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil. Pengajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik, dengan kata lain
pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para pendidik dalam
membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar. (Jones A Majid, 205:16)
B. Ruang Lingkup Sistem Pendidikan
1. Sistem pendidikan.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas unsur-unsur sebagai
sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar
acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil. (Idris Dalam
Ikhsan, 2005, 108). Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis dan
haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas (tingkat baik buruknya
sesuatu) dan relevansi (kegunaan secara langsung). Jadi, sistem pendidikan
adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerjasama
untuk mencapai hasil yang diharapakan berdasarkan atas kebutuhan yang
telah ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua
kegiatan dari komponen atau bagian-bagiannya diarahkan untuk
tercapainya tujuan tersebut. Karena itu, proses pendidikan merupakan
sebuah sistem yang juga disebut sebagai sistem pendidikan. Untuk
menggerakkan sistem pendidikan diupayakan memenuhi komponen-
komponen seperti peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan terjadi pendidikan yang ada itu harus saling
berhubungan secara fungsional dalam proses pembelajaran. Selain itu,
kemampuan sistem haruslah didukung dengan sistem pendidikan yang
lebih luas, terdiri dari tujuan, prioritas, pengelolaan, struktur, jadwal, isi
pendidikan, alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu,
penelitian dan biaya. (Idris dalam Ikhsan, 2005, 111)
a. Tujuan dan Prioritas
berfungsi mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan
informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan
urutan pelaksanaannya. Contoknya
1) Tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan yang tercantum dalam
peraturan perundangan negara, seperti tujuan pendidikan nasional,
dan tujuan institusional.
2) Tujuan lembaga tingkat pendidikan dan tujuan program, seperti
S1 ,S2 ,S3, dan tujuan kulikuler.
3) Tujuan setiap suatu mata pelajaran/mata kuliah. Tujuan yang
terakhir ini dibagi dua pula, yaitu tujuan pengajaran (instrusional
umum) dan tujuan pengajaran (instruksional khusus).
b. Peserta Didik
Fungsinya adalah belajar, dan diharapkan peserta didik mengalami
proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.
c. Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem
pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang
merupakan pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan,
Contohnya, pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu bersifat
otoriter dan demokratis.
d. Struktur dan Jadwal Waktu
Berfungsi mengatur pembagian waktu dan kegiatan. Contohnya,
pembagian waktu ujian, wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah
kerja nyata, kegiatan belajar mengajar dan program pengalaman lapangan.
e. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalam bahan pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan
kegiatan-kegiatan dalam proses pendidikan. Contohnya, isi bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran atau mata kuliah, dan untuk
pengalaman lapangan.
f. Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan
proses belajar untuk peserta didik. Selain itu, guru dan pelaksana juga
berfungsi sebagai pembimbing, pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas
peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan. Contohnya, pengalaman dalam mengajar, status
resminya guru yang sudah di angkat atau tenaga sukarela dan tingkatan
pendidikannya.
g. Alat Bantu Belajar
Maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berfungsi untuk mempermudah atau
mempercepat tercapainya tujuan pendidikan. Contohnya: buku, papan
tulis, peta, dan lain sebagainya.
h. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
Contohnya, gedung, laboratorium, lapangan, kelas, dan lain sebagainya
beserta perlengkapannya.
i. Teknologi
Fungsinya media untuk melancarkan dan meningkatkan hasil
proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua media
yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan
efektif. Contohnya, pola komunikasi satu arah, artinya guru
menyampaikan pelajaran dengan berceramah, peserta didik mendengarkan
dan mencatat atau pola komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara
guru dan peserta didik.
j. Pengawasan Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
Contohnya, peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik, staf pengajar
dan peraturan ujian serta penilaian.
k. Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan. Contohnya, Sebelum
tahun 1980-an, kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia belum
melaksanakan sistem satuan kredit semester (SKS), sekarang hampir
seluruh perguruan tinggi telah melaksanakannya.

l. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk
tentang tingkat efisiensi sistem pendidikan. Contohnya, sekarang biaya
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah
dan masyarakat.
Seluruh sistem dan komponen pendidikan diupayakan mendukung
sistem nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sehingga dapat dipahami bahwa sistem pendidikan itu tidak bebas nilai
atau bebas budaya, juga sistem dan komponen pendidikan berkaitan
dengan komunitas lokal, komunitas nasional dan komunitas global
sehingga diharapkan setiap bangsa yang ingin mempertahankan serta
mengembangkan eksisitensinya hendaknya senantiasa berupaya untuk
menjadikan sistem pendidikan yang dimiliki lebih dinamis dan lebih
responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecenderungan-
kecenderungan yang sedang berlangsung.
2. Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan
kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan pada dasarnya
merupakan sistem pendidikan secara keseluruhan (Munib, 2010,hlm 143).
Tujuan dari pendidikan akan tercapai dengan dukungan komponen-
komponen yang ada dalam pendidikan. selanjutnya akan dibahas tentang
kelembagaan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
a. Kelembagaan Pendidikan
ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan
di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar tidak harus berjenjang dan berkesinambungan (Idris Dalam
Ihsan, 2005,hlm 127).
b. Jenis Pendidikan
Pasal 15 UU No.20 Tahun 2003 menyebutkan jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan dan khusus.
1) Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh
peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu.
3) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama
pada penguasaan ilmu pengetahuan.
4) pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersilahkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5) Pendidikan vokasi yakni pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan
tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
6) Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah
dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menjalankan peranan yang menuntun penguasaan pengetahuan
tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.
c. Jalur Pendidikan
kegiatan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur sebagaimana
yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal l3 secara lengkap
berbunyi: Ayat 1 "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".
dilanjutkan dengan ayat 2 yang berbunyi: "Pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui
tatap muka atau melalui jarak jauh.
d. Jenjang Pendidikan
Berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang akan dikembangkan. Jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
Jenjang pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk
lain yang sederajat, kemudian jenjang pendidikan menengah diatur dalam
pasal 18 (1,2,3 dan 4) yang berturut-turut dijelaskan sebagai berikut:
1) Ayat 1 Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar.
2) Ayat 2 Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan.
3) Ayat 3 Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat.
4) Ayat 4 Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana
yang dimaksud lebih lanjut diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem
terbuka. Sebagaimana dalam pasal 21 ayat 1, 2, dan 3 yang berbunyi: (1)
Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan
dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu
dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan
program pendidikan yang diselenggarakannya. (2) Perseorangan,
organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang bukan perguruan
tinggi dilarang memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi. (3)
Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari
perguruan tinggi yang dinyatakan berhak memberikan gelar akademik,
profesi, atau vokasi.
3. Kurikulum dan Program Pendidikan
Kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh menteri
maupun pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan
perlimpahan wewenang dari menteri. Isi kurikulum merupakan susunan
bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan saruan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan. Ketentuan kurikulum terdapat pada UU No, 20/2003 pada
pasal 36 sebagai berikut:
a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
c. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
1) Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
3) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
4) Tuntutan pembangunan daerah, nasional, dan tuntutan dunia kerja.
5) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan agama.
6) Dinamika perkembangan global.
7) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
C. Keterkaitan sistem pendidikan terhadap pengajaran.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu yang
menjadi bagian dari sebuah pengajaran. Selain itu, pengajaran adalah
proses para guru ataupun para pendidik lainnya yang mengajar maupun
menyampaikan ilmu kepada seseorang atau murid yang sedang belajar,
dan menghasilkan murid yang menjadi pandai dan berilmu pengetahuan.
Namun, kita tidak bisa hanya melakukan pengajaran tanpa pendidikan,
begitu pula sebaliknya. Pengajaran tanpa pendidikan akan menghasilkan
seseorang ataupun masyarakat yang pandai tetapi rusak akhlaknya,
manusia menjadi individual yang tidak berkasih sayang, dan kemanusiaan
musnah. Sebaliknya mendidik saja tanpa memberi ilmu akan
menghasilkan individu yang baik tetapi tidak berguna di tengah
masyarakat juga dapat membentuk seseorang memiliki jiwa yang hidup
tetapi tidak ada ilmu untuk dijadikan panduan.
Tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan adalah
menghasilkan siswa yang mengerti, memahami dan mampu
mengimplementasikan dirinya di masa yang akan datang. Tujuan tersebut
dapat terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan sistem
pendidikan sebagai berikut:
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan arahan motivasi nasihat dan
penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi
dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dan peserta
didik
3. Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk
mengembangkan keterampilan tertentu.
D. Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena
itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak dasar pijakan.
Titik tolak atau dasar pijakan ini bersifat material dan konseptual. Contoh
yang bersifat material seperti landasan pesawat terbang, sedangkan
landasan konseptual seperti landasan pendidikan. Landasan konseptual
identik dengan asumsi, asumsi ini dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu aksioma, pustular dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami pertama dari sudut praktek
sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan dan kedua dari sudut
studi sehingga kita kenal dengan istilah studi pendidikan.
Praktik pendidikan adalah kegiatan seseorang, sekelompok orang
atau lembaga dalam membantu individu/sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan
dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro) dan dapat
berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran atau latihan. Studi
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam
rangka pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan
adalah asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka
praktik dan studi pendidikan.
Berikut beberapa pengertian landasan pendidikan menurut para
ahli diantaranya yaitu:
1. Driyarkara
Menurutnya, pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan
manusia muda. Terdapat dua tahap yaitu:
Homilisasi yaitu proses untuk menjadi manusia umum dan
humanisasi yaitu proses menjadi manusia yang lebih tinggi, lebih
cemerlang, cerdas, bersinar, dan yang menghargai orang lain.
2. Thomas Groome
Pendidikan dapat dilihat sebagai aktivitas politik bersama ziarah
yang dengan sengaja dan terarah mendampingi manusia dahulu, sekarang
dan nanti.
3. Charles Mclehert
memaparkan 6 kriteria bagi kegiatan pendidikan antara lain:
a) suatu kegiatan intensional atau terarah kepada pencapaian sesuatu;
b) kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan nilai yang ada;
c) pengetahuan yang dalam dan luas;
d) pendidikan adalah proses yang langgeng dan berlangsung sepanjang
hidup;
e) pendidikan selalu melibatkan interaksi interpersonal;
f) pendidikan senantiasa mengambil pribadi dan relasi-relasinya.
4. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan dilihat sebagai tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-
anak yang senantiasa menumbuhkan kekuatan kodrat mereka agar
mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya
(https://www.dosenpendidikan.co.id)
Di dalam undang-undang nomor 2 tahun 2003 pasal 1 ayat 1
landasan pendidikan adalah usaha sadar, terencana untuk mewujudkan
suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Pentingnya beberapa landasan pendidikan untuk dipelajari yaitu:
1. Untuk membangun landasan pendidikan yang kokoh;
2. Sebagai tolak untuk dasar dalam studi pendidikan;
3. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional;
4. Untuk menjadikan sumber daya manusia yang cerdas;
5. Pendidikan menjadi pedoman yang konkret.

E. Fungsi dan Jenis Landasan Pendidikan


Fungsi landasan pendidikan dalam pendidikan tenaga kependidikan
tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai
pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan
tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan yang berkenaan
dengan asumsi yang bersifat umum yang harus dipilih oleh tenaga
kependidikan , sehingga menjadi cara pandang dalam melaksanakan
tugasnya. Cara ini berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual praktek
pendidikan atau studi pendidikan (https://www.dosenpendidikan.co.id)
Ada beberapa jenis landasan pendidikan diantara sebagai berikut:
1. Landasan religius pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber
dari religi atau agama yang menjadi alas dalam rangka praktik
pendidikan dan studi pendidikan.
2. Landasa filosofis pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
filsafat.
3. Landasan ilmiah pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
berbagai cabang atau disiplin ilmu yang tergolong ke dalam landasan
ilmiah pendidikan antara lain landasan psikologis, sosiologis,
antropologis, historis dan sebagainya.
4. Landasan yuridis atau hukum pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang
bersumber dari peraturan perundang-undangan.
F. Ruang Lingkup Landasan Pendidikan
1. Pengertian dari ruang lingkup adalah batasan proses pembelajaran.
Adapun ruang lingkup landasan pendidikan yaitu sebagai berikut:
a) Landasan filosofis secara etimologis, filosofis berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri atas suku kata philos yang artinya cinta dan Sophia
kebijaksanaan, hikmah, ilmu, dan kebenaran. Secara maknawi filsafat
dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami
hakikat untuk mencapai kebenaran. Masing-masing filosofi
mempunyai karakteristik yang berbeda demikian pula kajian yang
dijadikan obyek (Hasan, 2018,hlm 10). Landasan filosofis pendidikan
ialah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik
tolak pendidika. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain : idealisme,
realism dan paragtisme. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan
untuk memahami landasan filosofis pendidikan adalah dengan
menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi tiga bidang
kajian yaitu ontologi epistimologi dan aksiologi (Hasan Muhammad
dkk,2021,hlm 4).
b) Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi individu yang
sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dibentuk oleh masyarakat.
Dengan meningkatkan perhatian sosiologi terhadap pendidikan maka
lahirlah cabang sosiologi pendidikan. Untuk terciptanya nilai-nilai
perkembangan yang menjadi norma-norma sosial yang dibedakan menjadi
tiga bagian yaitu:
a) Paham individualism yang dilandasi oleh teori bahwa manusia lahir
merdeka dan hidup merdeka, masing-masing individu boleh berbuat
apa saja asalkan tidak menganggu keamanan orang lain. Dampak ini
menimbulkan cara pandang lebih mengutamakan kepentingan individu
daripada masyarakat.
b) Paham kolektivisme paham ini memberikan kedudukan yang
berlebihan kepada masyarakat dan anggota masyarakat secara
perseorangan adalah sebagai alat bagi masyarakatnya.
c) Paham integralistik Paham ini menyatakan bahwa masing-masing
anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain (Hasan
Muhammad dkk,2021,hlm 13)
c) Landasan Psikologis
Landasan ini merupakan landasan yang paling penting dalam
pelaksanaan pendidikan, karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan
tugasnya dilihat sangat dipengaruhi oleh pemahamannya peserta didik.
Landasan psikologis adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia. Implikasi
landasan psikologis dalam pendidikan adalah (1) seorang pendidik dalam
proses pembelajarannya memberikan kemungkinan untuk membentuk
kepribadian individu sesuai yang diharapkan dengan tetap memperhatikan
factor-faktor hereditas yang ada pada individu. (2) seseorang pendidik
dalam proses pembelajarannya harus memperhatikan tugas pada setiap
masa perkembangan anak (Hasan Muhammad dkk,2021,hlm 12).
d) Landasan Antropologis
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, setiap manusia selalu
menjadi anggota dan pendukung kebudayaan tertentu. Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan atau dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara
informal maupun secara formal (Hasan Muhammad dkk,2021,hlm 12).
e) Landasan Ilmiah dan Teknologi Pendidikan
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kaitan
yang sangat erat. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi bagian utama
dalam pembelajaran. Dalam perspektif lain, setiap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus segera diakomodasi oleh pendidikan
yakni dengan cara memasukan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedalam pembelajaran (Pring, 1994).
f) Landasan Hukum Pendidikan
Setiap negara memiliki peraturan perundang-undangan sendiri.
Kegiatan pendidikan di Indonesia juga memiliki peraturan sebagai dasar
dalam pelaksanaanya. Landasan hukum dapat diartikan sebagai peraturan
baku, tempat berpijak dalam melaksanakan kegiatan tertentu dalam
pendidikan.
g) Landasan Historis Pendidikan
Landasan ini merupakan seperangkat konsep dan praktik masa
lampau sebagai titik tolak sistem pendidikan masa kini yang terarah ke
masa depan. Dalam kesinambungan tersebut, konsep dan praktik
pendidikan masa lampau yang dipandang baik akan tetap dipertahankan
sedangkan yang dipandang tidak baik akan diperbaiki.
h) Landasan Religius Pendidikan
Pembangunan ilmu pendidikan yang menguatkan keberagaman,
keyakinan, atau keimanan peserta didik sehingga tujuan pendidikan untuk
membangun manusia yang beriman dan bertakwa serta berkepribadian
yang luhur dapat dicapai secara optimal dkk,2021,hlm 16).
i) Landasan Ekonomi Pendidikan
Faktor-faktor yang sangat penting dala ekonomi khususnya dalam
perspektif pembangunan adalah sumber daya alam, sumber daya manusia,
akumulasi modal, teknologi, dan kewiraswastaan serta sosio-budaya
(Winch, 2020).
Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang produksi
dalam menghasilkan barang yang dibutuhkan masyrakat. Terdapat
hubungan antara pendidikan dan ekonomi, antara lain melalui pendidikan
tenaga kerja produktif dapat dihasilkan. Sebaliknya, pelaksanaan
pendidikan memerlukan sejumlah dan yang harus dimanfaatkan secara
efisien dan efektif (Hasan, 2018)
2. Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Di Indonesia, terdapat beberapa asas yang digunakan dalam
dunia pendidikan, yaitu:
a) Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani
mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki
mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, membiarkan anak
mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru
pendidik membantunya (Junaid, 2012, hlm. 96).
Asas Tut Wuri Handayani yang kini menjadi semboyan
Kemdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922”
yakni tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa yang
didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 (Reka Joni, T. dalam Junaid, 2012,
hlm. 95).
Asas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh
Drs. R.M.P. Sostrokartono seorang filsuf dan ahli bahasa dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo yang
berarti “jika di depan memberi contoh”, dan Ing Madyo Mangun Karso
yang berarti “di tengah membangkitkan kehendak” (Ibid dalam Junaid,
2012, hlm. 96).
Secara umum, Implikasi dari penerapan asas Tut Wuri
Handayani dalam pendidikan yaitu:
1) Seorang pendidik diharapkan dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan ide dan gagasan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
2) Seorang pendidik berusaha melibatkan mental siswa yang
maksimal dalam mengaktualisasikan pengalaman belajar.
3) Peranan pendidik bertugas mengarahkan siswa, sebagai fasilitator,
motivator dan pembimbing dalam rangka mencapai tujuan belajar.
4) Dalam proses belajar mengajar dilakukan secara bebas tetapi
terkendali, interaksi pendidik dan siswa mencerminkan hubungan
manusiawi serta merangsang berpikir siswa, memanfaatkan
berbagai macam sumber belajar, kegiatan belajar yang dilakukan
siswa bervariasi, tetapi tetap di bawah bimbingan dan pengawasan
guru.
b) Asas 1922
Ketujuh asas 1922 tersebut adalah sebagai berikut:
1) Setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri
dengan mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum;
2) Pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah, yang
dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri;
3) Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan
sendiri;
4) Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat;
5) Mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin
hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak
bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat baik berupa
ikatan lahir maupun ikatan batin;
6) Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak
harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan;
7) Dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan
batin.
c) Asas Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup,
dalam proses belajar mengajar di sekolah setidaknya mengemban dua
hal pokok, yakni: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan
efektif, dan kedua; meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar
mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat. Secara umum,
pendidikan sepanjang hayat memungkinkan tiap umat manusia atau
warga negara Indonesia khususnya untuk mendapatkan setidaknya
beberapa poin di bawah ini.
1) Mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan
kemandirian sepanjang hidupnya,
2) Meraih kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-
lembaga pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan
yang ditawarkan dapat bersifat formal, informal, non formal.
3) Mendapatkan kesempatan mengikuti program-program pendidikan
sesuai minat, bakat, dan kemampuan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dan mendapat kesempatan
mengembangkan diri melalui proses pendidikan jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu sebagaimana tersurat dalam UU Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
d) Asas Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas
belajar yang berlangsung karena didorong oleh kemauan sendiri,
pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri. Belajar Mandiri
memandang siswa sebagai pemilik tanggung jawab dari proses
pelajaran mereka sendiri.
Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat
penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa untuk
mengembangkan potensinya. Dalam belajar mandiri, siswa
mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan
tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Simpulan penulisan ini adalah:
1. Sistem pendidikan adalah suatu sistem kesatuan yang terdiri atas unsur-
unsur tertentu sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.
Pengajaran dan pendidikan saling berhubungan karena pengajaran tanpa
pendidikan akan menghasilkan seseorang ataupun masyarakat yang pandai
tetapi rusak akhlaknya, Manusia menjadi individual, tidak berkasih
sayang, dan kemanusiaan musnah.
2. Sistem pendidikan dengan keterkaitannya dengan pengajaran yaitu
pengajaran adalah proses belajar atau menuntut ilmu yang dilakukan oleh
seorang pendidik dalam memberikan pembelajaran kepada peserta
didiknya dengan mengikuti sistem pendidikan yang telah diatur oleh
sekolah atau suatu lembaga agara terciptanya kelancaran dalam pemberian
pengajaran atau pembelajaran secara efektif.
3. Landasan pendidikan adalah tolak ukur, alas atau pijakan dalam rangka
praktek dan studi pendidikan. Agar proses pembelajaran peserta didik
terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
keterampilan. Pentingya landasan pendidikan untuk membangun,
mencapai tujuan, dan menjadikan sumber daya manusia yang cerdas.
Dengan landasan-landasan pendidikan yang berpengaruh besar dalam
sebuah praktik atau studi pendidikan seperti landasan ilmiah, religius,
filosofis, dan landasan yuridis atau hukum pendidikan.
B. Saran
Mengingat sistem pendidikan di indonesia yang semakin terpuruk
dan banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya
pemerintah harus tanggap terhadap hal tersebut, seperti menambah
infrastruktur sekolah,mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta
memperbaiki sistem pendidikan yang terkesan carut-marut yang pada
akhirnya semakin membingungkan peserta didik.
perbaikan mutu pendidikan juga sengat di perlukan, karena di era
globalisasi sepertii sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di
negara kita.sistem pendidikan yang tangguh juga sangat di perlukan untuk
memajukan peserta didik yang tannguh pula. Peran besar pemerintah juga
sangat di perlukan untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman
indonesia, yang sekarang terkesan di abaikan. Pada intinya, semuanya
dimulai dari perbaikan sistem pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran
pendidikan yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan,Fuad. (2008). ”Dasar Dasar kependidikan”, Jakarta: Rineka cipta.


Wahyono, Budi. “Makalah Sistem pendidikan nasional.”
http://rahayukusumapratiwi.blogspot.com/2013/makalah-sistem -
pendidikan-nasional.html
Zhalabe: Reading Is Fundamental, “Visi dan Misi Pendidikan Nasional),
http://zhalabe.blogspot.com/2012/03/visi-dan-misi-pendidikan-
nasional.html
http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2016/03/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html
http://www.ilmusahid.com/2016/08/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html
http://amalinanur79.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-pendidikan-
nasional.html
Ledi, Knelled, 1967, “ judul bukunya belum ada “
https://www.dosenpendidikan.co.id/landasan-pendidikan/
Smeyers, Blake, dkk. (1998). “Education after postmodernism”, London:
Begin and Garver.
Hasan, M. (2018). “Pembanguan dan Pendidikan dalam perspektif
ideologi-ideologi pendidikan. In Prosiding “Seminar Nasional Administrasi
Pendidikan & Manajemen Pendidikan”.
Winch, C. (2000). “ Education Work and Social Capital”. London :
Routledge

Anda mungkin juga menyukai