Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu Irvan Destian, M.Pd
disusun:
Gina Apriliyanti NIM 21122397
Hafid Homisah Nur Rahmat NIM 21122412
Lia Armelia NIM 21122463
Linda Karlina NIM 21122415
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan ridho-Nya makalah dengan judul “Sistem Pendidikan dan
Keterkaitannya dengan Pengajaran serta Landasan Pendidikan” yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara sistem dan pembelajaran serta landasan
sebagai tolak ukur pendidik dalam melakukan praktik pendidikan ini dapat selesai
tepat waktu. Selawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat, tabi’in, dan sampailah kepada kita
selaku umatnya.
Penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Irvan Destian, M.Pd. selaku
dosen pengampu Ilmu Pendidikan yang membimbing dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan makalah disebabkan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, mohon saran dan kritik yang bersifat untuk
membangun kesempurnaan untuk kedepannya semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI’
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI …………………. …………….......................................................iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
A.Pengertian Sistem, Pendidikan, Pengajaran..................................................3
B.Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Pendidikan?...........................................5
C.Bagaimana Keterkaitan Sistem Pendidikan Terhadap Pengajaran? ..............8
D.Pengertian Landasaan Pendidikan..................................................................9
E.Apa Fungsi dan Jenis Landasan Pendidikan?...............................................10
F.Bagaimana Ruang Lingkup Landasan Pendidikan?......................................11
BAB III Penutup....................................................................................................12
Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Tanpa
pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang dan maju seiring dengan
berjalannya waktu. Pendidikan juga sangat berpengaruh besar terhadap
kesuksesan manusia. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan mustahil satu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju,
sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pendidikan dapat
dipandang dalam arti teknis, arti hasil, dan arti proses. Dalam arti yang luas
pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang berhubungan
dengan pertumbuhan atau perkembngn jiwa, watak, atau kemampuan fisik
individu yang berlangsung secara terus menerus (Ledi Knelled, 1967,hlm 63).
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan poses pembelajaran agar peserta didik secra aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Landasan pendidikan secara
spesifik merupakan dasar konseptual yang menjadi dasar pijakan bagi proses
pendidikan secara keseluruhan. Dalam konteks ini, landasan pendidikan ini
berfokus pada hakikat manusia sebagai mahluk pembelajar, situasi, proses,
perubahan sosial, aliran pelaksanaan, hingga permasalahan-permasalahan pokok
dalam pendidik (Blake, 1998)
Oleh karena itu pendidikan begitu sangat penting khususnya bagi generasi
muda, karena dengan pendidikan itu akan menumbuhkan dan mengembangkan
potensi dalam diri individu, sehingga bisa memiliki kreativitas, pengetahuan yang
lebih luas, kepribadian yang baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan
penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Sistem pendidikan dan
keterkaitannya dengan pengajaran serta landasan pendidikan sebagai alas
pendidikannya. Berikut ini ada beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa Pengertian Sistem, Pendidikan, Pengajaran?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Pendidikan?
3. Bagaimana Keterkaitan Sistem Pendidikan Terhadap Pengajaran?
4. Apa Pengertian Landasaan Pendidikan?
5. Apa Fungsi dan Jenis Landasan Pendidikan?
6. Bagaimana Ruang Lingkup Landasan Pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
Penulisan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sistem
pendidikan yang berkaitan dengan pengajaran dengan menggunakan
landasan sebagai alas dalam proses pendidikan sesuai dengan rumusan
masalah di atas yaitu:
1. Mendeskripsikan sistem, pengajaran, dan pendidikan.
2. Mendeskripsikan ruang lingkup sistem pendidikan dan
keterkaitannya dengan pengajaran.
3. Mendeskripsikan Landasan pendidika.
4. Mendeskripsikan Fungsi, Jenis serta ruang lingkup landasan
pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
Penulisan tentang sistem pendidikan dan kaitannya dengan
pengajaran serta landasan pendidikan, mampu memberikan manfaat
pegetahuan dalam menerapkan sistem pendidikan yang berkaitan dengan
proses pengajaran serta landasan-landasan pendidikan sebagai tolak ukur
proses kegiatan pendidikan pendidikan.
1. Kegunaan penulisan dalam bidang teori: sebagai acuan menambah
pengetahuan dalam proses kegiatan pengajaran dengan
menggunakan sistem pendidikan yang diterapkan atau diatur pada
tiap sekolah.
2. Bagi para pengajar penulisan ini dapat digunakan sebagai
referensidia dalam menambah pengetahuan untuk menerapkan
landasan-landasan pendidikan sebagai pijakan utama yang kokoh
dan adil untuk memastikan kualitas pendidikan yang terarah sesuai
dengan kebutuhan dan tujuannya.
BAB II
PEMBAHASAN
l. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk
tentang tingkat efisiensi sistem pendidikan. Contohnya, sekarang biaya
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah
dan masyarakat.
Seluruh sistem dan komponen pendidikan diupayakan mendukung
sistem nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sehingga dapat dipahami bahwa sistem pendidikan itu tidak bebas nilai
atau bebas budaya, juga sistem dan komponen pendidikan berkaitan
dengan komunitas lokal, komunitas nasional dan komunitas global
sehingga diharapkan setiap bangsa yang ingin mempertahankan serta
mengembangkan eksisitensinya hendaknya senantiasa berupaya untuk
menjadikan sistem pendidikan yang dimiliki lebih dinamis dan lebih
responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecenderungan-
kecenderungan yang sedang berlangsung.
2. Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan
kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan pada dasarnya
merupakan sistem pendidikan secara keseluruhan (Munib, 2010,hlm 143).
Tujuan dari pendidikan akan tercapai dengan dukungan komponen-
komponen yang ada dalam pendidikan. selanjutnya akan dibahas tentang
kelembagaan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
a. Kelembagaan Pendidikan
ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan
di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar tidak harus berjenjang dan berkesinambungan (Idris Dalam
Ihsan, 2005,hlm 127).
b. Jenis Pendidikan
Pasal 15 UU No.20 Tahun 2003 menyebutkan jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan dan khusus.
1) Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh
peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu.
3) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama
pada penguasaan ilmu pengetahuan.
4) pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersilahkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5) Pendidikan vokasi yakni pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan
tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
6) Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah
dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menjalankan peranan yang menuntun penguasaan pengetahuan
tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.
c. Jalur Pendidikan
kegiatan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur sebagaimana
yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal l3 secara lengkap
berbunyi: Ayat 1 "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".
dilanjutkan dengan ayat 2 yang berbunyi: "Pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui
tatap muka atau melalui jarak jauh.
d. Jenjang Pendidikan
Berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang akan dikembangkan. Jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
Jenjang pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk
lain yang sederajat, kemudian jenjang pendidikan menengah diatur dalam
pasal 18 (1,2,3 dan 4) yang berturut-turut dijelaskan sebagai berikut:
1) Ayat 1 Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar.
2) Ayat 2 Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan.
3) Ayat 3 Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat.
4) Ayat 4 Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana
yang dimaksud lebih lanjut diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem
terbuka. Sebagaimana dalam pasal 21 ayat 1, 2, dan 3 yang berbunyi: (1)
Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan
dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu
dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan
program pendidikan yang diselenggarakannya. (2) Perseorangan,
organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang bukan perguruan
tinggi dilarang memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi. (3)
Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari
perguruan tinggi yang dinyatakan berhak memberikan gelar akademik,
profesi, atau vokasi.
3. Kurikulum dan Program Pendidikan
Kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh menteri
maupun pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan
perlimpahan wewenang dari menteri. Isi kurikulum merupakan susunan
bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan saruan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan. Ketentuan kurikulum terdapat pada UU No, 20/2003 pada
pasal 36 sebagai berikut:
a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
c. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
1) Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
3) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
4) Tuntutan pembangunan daerah, nasional, dan tuntutan dunia kerja.
5) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan agama.
6) Dinamika perkembangan global.
7) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
C. Keterkaitan sistem pendidikan terhadap pengajaran.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu yang
menjadi bagian dari sebuah pengajaran. Selain itu, pengajaran adalah
proses para guru ataupun para pendidik lainnya yang mengajar maupun
menyampaikan ilmu kepada seseorang atau murid yang sedang belajar,
dan menghasilkan murid yang menjadi pandai dan berilmu pengetahuan.
Namun, kita tidak bisa hanya melakukan pengajaran tanpa pendidikan,
begitu pula sebaliknya. Pengajaran tanpa pendidikan akan menghasilkan
seseorang ataupun masyarakat yang pandai tetapi rusak akhlaknya,
manusia menjadi individual yang tidak berkasih sayang, dan kemanusiaan
musnah. Sebaliknya mendidik saja tanpa memberi ilmu akan
menghasilkan individu yang baik tetapi tidak berguna di tengah
masyarakat juga dapat membentuk seseorang memiliki jiwa yang hidup
tetapi tidak ada ilmu untuk dijadikan panduan.
Tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan adalah
menghasilkan siswa yang mengerti, memahami dan mampu
mengimplementasikan dirinya di masa yang akan datang. Tujuan tersebut
dapat terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan sistem
pendidikan sebagai berikut:
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan arahan motivasi nasihat dan
penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi
dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dan peserta
didik
3. Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk
mengembangkan keterampilan tertentu.
D. Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena
itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak dasar pijakan.
Titik tolak atau dasar pijakan ini bersifat material dan konseptual. Contoh
yang bersifat material seperti landasan pesawat terbang, sedangkan
landasan konseptual seperti landasan pendidikan. Landasan konseptual
identik dengan asumsi, asumsi ini dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu aksioma, pustular dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami pertama dari sudut praktek
sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan dan kedua dari sudut
studi sehingga kita kenal dengan istilah studi pendidikan.
Praktik pendidikan adalah kegiatan seseorang, sekelompok orang
atau lembaga dalam membantu individu/sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan
dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro) dan dapat
berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran atau latihan. Studi
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam
rangka pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan
adalah asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka
praktik dan studi pendidikan.
Berikut beberapa pengertian landasan pendidikan menurut para
ahli diantaranya yaitu:
1. Driyarkara
Menurutnya, pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan
manusia muda. Terdapat dua tahap yaitu:
Homilisasi yaitu proses untuk menjadi manusia umum dan
humanisasi yaitu proses menjadi manusia yang lebih tinggi, lebih
cemerlang, cerdas, bersinar, dan yang menghargai orang lain.
2. Thomas Groome
Pendidikan dapat dilihat sebagai aktivitas politik bersama ziarah
yang dengan sengaja dan terarah mendampingi manusia dahulu, sekarang
dan nanti.
3. Charles Mclehert
memaparkan 6 kriteria bagi kegiatan pendidikan antara lain:
a) suatu kegiatan intensional atau terarah kepada pencapaian sesuatu;
b) kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan nilai yang ada;
c) pengetahuan yang dalam dan luas;
d) pendidikan adalah proses yang langgeng dan berlangsung sepanjang
hidup;
e) pendidikan selalu melibatkan interaksi interpersonal;
f) pendidikan senantiasa mengambil pribadi dan relasi-relasinya.
4. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan dilihat sebagai tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-
anak yang senantiasa menumbuhkan kekuatan kodrat mereka agar
mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya
(https://www.dosenpendidikan.co.id)
Di dalam undang-undang nomor 2 tahun 2003 pasal 1 ayat 1
landasan pendidikan adalah usaha sadar, terencana untuk mewujudkan
suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Pentingnya beberapa landasan pendidikan untuk dipelajari yaitu:
1. Untuk membangun landasan pendidikan yang kokoh;
2. Sebagai tolak untuk dasar dalam studi pendidikan;
3. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional;
4. Untuk menjadikan sumber daya manusia yang cerdas;
5. Pendidikan menjadi pedoman yang konkret.
A. Kesimpulan
Simpulan penulisan ini adalah:
1. Sistem pendidikan adalah suatu sistem kesatuan yang terdiri atas unsur-
unsur tertentu sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.
Pengajaran dan pendidikan saling berhubungan karena pengajaran tanpa
pendidikan akan menghasilkan seseorang ataupun masyarakat yang pandai
tetapi rusak akhlaknya, Manusia menjadi individual, tidak berkasih
sayang, dan kemanusiaan musnah.
2. Sistem pendidikan dengan keterkaitannya dengan pengajaran yaitu
pengajaran adalah proses belajar atau menuntut ilmu yang dilakukan oleh
seorang pendidik dalam memberikan pembelajaran kepada peserta
didiknya dengan mengikuti sistem pendidikan yang telah diatur oleh
sekolah atau suatu lembaga agara terciptanya kelancaran dalam pemberian
pengajaran atau pembelajaran secara efektif.
3. Landasan pendidikan adalah tolak ukur, alas atau pijakan dalam rangka
praktek dan studi pendidikan. Agar proses pembelajaran peserta didik
terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
keterampilan. Pentingya landasan pendidikan untuk membangun,
mencapai tujuan, dan menjadikan sumber daya manusia yang cerdas.
Dengan landasan-landasan pendidikan yang berpengaruh besar dalam
sebuah praktik atau studi pendidikan seperti landasan ilmiah, religius,
filosofis, dan landasan yuridis atau hukum pendidikan.
B. Saran
Mengingat sistem pendidikan di indonesia yang semakin terpuruk
dan banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya
pemerintah harus tanggap terhadap hal tersebut, seperti menambah
infrastruktur sekolah,mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta
memperbaiki sistem pendidikan yang terkesan carut-marut yang pada
akhirnya semakin membingungkan peserta didik.
perbaikan mutu pendidikan juga sengat di perlukan, karena di era
globalisasi sepertii sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di
negara kita.sistem pendidikan yang tangguh juga sangat di perlukan untuk
memajukan peserta didik yang tannguh pula. Peran besar pemerintah juga
sangat di perlukan untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman
indonesia, yang sekarang terkesan di abaikan. Pada intinya, semuanya
dimulai dari perbaikan sistem pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran
pendidikan yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA