Oleh :
Kelompok II (Dua)
Ahmad Wijaya
NIM. 622022021058
Anugrah Syahrani
NIM. 622022021059
Ihlas Sulaman
NIM. 622022021060
Harman Abdillah
NIM. 622022021061
Agung Kurniawan Samad
NIM. 622022021062
Dosen Pemandu:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita panjatkan untuk junjungan nabi
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk Bapak Andi Tansi, S.Pd.I,. M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah
Filsafat Ilmu yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Selain itu kami sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Di akhir kami berharap makalah
sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. kami pun
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sebagai aktivitas penelitian perlu diurai kembali lebih
lanjut agar dapat dipahami berbagai unsur dan cirinya yang lengkap di dalamnya.
Penelitian sebagai sebuah rangkaian aktivitas mengandung prosedur tertentu,
yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap.
Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk
menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah metode ilmiah
(scientific method). Pengertian ilmu yang pertama diatas merupakan pengertian
ilmu sebagai sebuah proses, sedangkan pengertian ilmu yang kedua adalah
prosedur yang mewujudkan metode ilmiah.
Proses dan prosedur ini nantinya akan melahirkan sebuah produk. Produk
disini berupa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Pengetahuan ilmiah
dapat dengan mudah kita jumpai di dalam sendi-sendi kehidupan, misal buku
pelajaran, majalah kejuruan, bacaan-bacaan ilmiah, atau bisa juga didapatkan
melalui pernyataan seorang ilmuan dalam sebuah perkuliahan atau pertemuan
keilmuan. Namun pastinya ada tahapantahapan sebuah ilmu sebelum menjadi
sebuah produk, tahapan itu dilakukan melalui sebuah metode ilmiah. Oleh karena
itu, pada kesempatan kali ini makalah ini akan membahas ilmu sebagai metode
ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembentukan ilmu?
2. Apa definisi ilmu sebagai metode ilmiah?
3. Apa saja metode memperoleh ilmu?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui proses pembentukan ilmu
2. Mengetahui definisi ilmu sebagai metode ilmiah
3. Mengetaui metode-metode memperoleh ilmu
1
BAB II
PEMBAHASAN
penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang
berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit.
Penemuan-penemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti,
dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali.
Penemuan coba-coba (trial and error) di peroleh tanpa kepastian
untuk memperoleh suatu kondisi tertentu untuk pemecahan suatu
masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan serangkaian
percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu
pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah
dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada
umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.
e. Metode A Priori
Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini
orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas
pengetahuan yang langsung (didapat dengan cepat tanpa proses dan
pemikiran yang matang).
Apriori adalah pengetahuan yang ada sebelum bertemu dengan
pengalaman. Atau dengan kata lain, sebuah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan bahwa seseorang dapat berpikir dan memiliki asumsi
tentang segala sesuatu, sebelum bertemu dengan pengalaman dan
akhirnya mengambil kesimpulan. Dalil-dalil dan kesimpulan yang
diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang
tidak dipertimbangkan dengan pengalaman.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sebuah ilmu dikatakan sebagai sebuah metode karena ilmu hanya
dapat diperoleh melalui serangkaian metode ilmiah. Ilmu bersifat pasti dan
kepastian itu muncul melalui proses berpikir secara ilmiah yang sistematis.
Hal ini berbeda dengan pengetahuan yang bersifat sederhana. Ilmu
memiliki cara dalam membuktikan kepastian dan kebenarannya. Cara
inilah yang kemudian disebut dengan metode. Sehingga dapat dipastikan
ilmu tidak bisa ada tanpa adanya metode. Inilah kenapa ilmu dikatakan
sebagai sebuah metode ilmiah.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai metode ilmiah, diharapkan
pembaca dapat memahami lebih lanjut mengenai ilmu sebagai metode
ilmiah dan dapat memanfaatkannya. Belajar mengenai metode ilmiah akan
membuat kita tidak sesat dijalan karena dengan adanya metode ini kita
dapat menemukan sesuatu yang kita cari. Semoga materi pada makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.
8
DAFTAR PUSTAKA
Karlina, “Metode Ilmiah Dan Metode Non Ilmiah” (Blog Pribadi),
http://karlinakarlin.blogspot.com/, 30 Oktober 2015.
Gie , The Liang. Pengantar Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Liberty, 2012).
Suhartono, Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2008).
Ramadani Ranjy, “Konsep Ilmu Sebagai Metode Ilmiah Dan Pengetahuan
Sitematis”, (Blog Pribadi), https://www.scribd.com/document/, 18 Maret 2019.