Dosen :
Yulia Neta, S.H., M.Si., M.H.
Disusun Oleh :
1. Gufron Luthfi Siham (2112011302)
2. Fitria Wulandari (2112011471)
3. Annisa Adelita Azzahra (2112011486)
4. Mira Jihan Rozdiana (2112011523)
5. Reni Nurviona Ar Vairuz (2162011003)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021/2022
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Hukum Tata Negara mengenai “Hubungan
Konkrit Hukum Tata Negara dan Cabang Ilmu Hukum Lainnya.” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Hukum Tata Negara dengan judul “Hubungan Konkrit HTN dan Cabang Ilmu
Hukum Lainnya.” Disamping itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu hukum tata negara merupakan salah satu cabang ilmu hukum
yang secara khusus mengkaji persoalan hukum dalam konteks kenegaraan.
Dalam bahasa Belanda hukum tata negara disebut juga dengan Staatsrecht,
sedangkan dalam bahasa Perancis, hukum tata negara disebut dengan Droit
Constitutional atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Constitutional
Law.
Hukum tata negara adalah hukum yang menganut semua masyarakat
hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatan masing-
masing masyarakat hukum itu menentukan wilayah lingkungan rakyat dan
menentukan badan-badan serta fungsinya masing-masing yang berkuasa
dalam masyarakat hukum itu.
Hukum tata negara memiliki muatan aspirasi politik dan cita hukum
yang tumbuh dalam masyarakat, kemudian dikemas dan dibentuk hukum
sehingga menjadi hukum tata negara. Memunculkan unsur-unsur muatan
tersebut tidaklah mudah. Oleh karena itu, pemunculan dan
pengembangannya memerlukan bantuan dari ilmu-ilmu sosial lainnya.
Dengan bantuan dari ilmu-ilmu sosial lainnya itu memudahkan menemukan
unsur muatan untuk membangun kaidah hukum positif.
Mengapa hukum tata negara bisa memiliki hubungan dengan ilmu
pengetahuan lainnya. Dalam analogi logika manusia, ilmu tidak dapat
dipisah-pisahkan dalam kotak yang terpaku mati. Oleh karena itu, tidak
mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama lain tanpa ada
pengaruh dan hubungaan. Dalam hal ini, Hukum tata negara sebagai salah
satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang khusus. Semua ilmu-ilmu
sosial khusus ini akan membentuk suatu ilmu sosial yang umum dan akan
tersebar ke dalam ilmu inti.
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Oppenheimer menyebutkan bahwa peraturan-peraturan hukum tata
negara adalah peraturan mengenai keadaan dalam keadaan karat (Negara
yang sedang beristirahat, atau negara dalam keadaan tak bergerak). Malah,
mengenai peraturan-peraturan hukum administrasi negara adalah peraturan
mengenai de staat di beweging atau negara yang sedang bergerak.
Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut, maka hukum tata negara dan
hukum administrasi Negara sudah jelas lapangan penyelidikannya hanya
terdapat negara-negara tertentu (hukum positif), sedangkan ilmu negara
tidak mengenai negara-negara tertentu, melainkan negara-negara di dunia
ini pada umumnya.
Kranenburg dalam bukunya “Algemene Staatsleer” menguraiakan
bahwa bagi orang yang mempelajari hukum tata negara positif negeri
Belanda, pengetahuan teori negara umum atau ilmu negara sangat perlu.
Akan tetapi, mengingat tingkat ilmu pengetahuan sekarang, serta melihat
organisasi perguruan tinggi hukum yang sekarang ada untuk sebagian besar
di tentukan oleh kebutuhan-kebutuhan peraktik yang segera, maka
pengetahuan teoretis untuk kebanyakan ahli hukum hanya terbatas kepada
apa yang mereka menerapkan sebagai pengantar hukum tata Negara positif.
4
D. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Internasional
Hukum tata negara memiliki hubungan yang erat dengan cabang
hukum internasional publik. Keduanya sama-sama menelaah dan mengatur
organisasi negara. Akan tetapi, Hukum internasional mempelajari dan
mengatur mengenai hubungan-hubungan eksternal dari negara, sedangkan
hukum tata negara berurusan dengan aspek-aspek hubungan yang bersifat
internal dalam negara yang dikaji. Misalnya, konsep kedaulatan yang dikaji
oleh hukum internasional adalah konsep kedaulatan yang bersifat eksternal
dalam hubungan antarnegara, sedangkan dalam hukum tata negara yang
dibahas adalah perspektif yang bersifat internal, misalnya teori tentang
kedaulatan rakyat, kedaulatan hukum, kedaulatan raja, atau teori kedaulatan
Tuhan.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum tata negara adalah bagian dari ilmu hukum yang mempunyai
hubungan erat dengan cabang-cabang ilmu lainnya. Adapun cabang ilmu
yang paling erat kaitannya dengan hukum tata negara adalah ilmu negara,
hukum administrasi negara, ilmu politik, hukum Internasional, dan sistem
hukum nasional.
Ilmu negara dalam kedudukannya sebagai ilmu pengetahuan dasar
hukum tata negara. Ilmu negara mengutamakan aspek teoritis mengenai
negara, sedangkan hukum tata negara mengutamakan aspek praktis negara.
Hukum tata negara dan hukum administrasi negara memiliki
hubungan yang erat karena ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama
yaitu negara. Hukum administrasi negara mempelajari alat-alat
perlengkapan negara, sedangkan hukum tata negara mempelajari aturan
hukum yang mempelajari struktur negara.
Hukum tata negara dengan ilmu politik memiliki hubungan yang
saling melengkapi. Jika ilmu politik diartikan sebagai ilmu cara mencapai
kekuasaan maka hukum tata negara adalah ilmu cara mengatur negara.
Hukum tata negara memiliki hubungan yang erat dengan cabang
hukum internasional publik. Keduanya menelaah dan mengatur organisasi
negara. Akan tetapi, Hukum internasional mempelajari dan mengatur
mengenai hubungan-hubungan eksternal dari negara, sedangkan hukum tata
negara berurusan dengan aspek-aspek hubungan yang bersifat internal
dalam negara yang dikaji.
Keseluruhan suatu hukum dalam suatu negara merupakan tatanan
yang disebut tata hukum. Salah satu dari tata hukum itu adalah tata hukum
yang mengatur tentang ketatanegaraan.
6
Daftar Pustaka
Asshiddiqie, Jimly. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta:
Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.
Farentia, Vicy. (2021). Hubungan Ilmu Negara dengan Mata Kuliah Lainnya di
Fakultas Hukum (Makalah). Padang: Universitas Esakti Padang.
Hafidz, Ary Abdul. (2021). Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara
(Online). https://osf.io/txr7m/download. Diakses 31 Maret 2022.
Rudy, dkk. (2022). Buku Ajar Hukum Tata Negara. Bandar Lampung: CV Anugrah
Utama Raharja.
7
Link Video
Youtube: https://youtube.com/shorts/4h411-Mc1rE
Tiktok: https://vt.tiktok.com/ZSd6X7gjB/