Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. H. Siswadi M.Ag.

Disusun Oleh:

Fitri Eka Purindarti (2017405014)

Eliza Khoerun Nisa (2017405024)

Bayu Setiyo Pambudi (2017405035)

Leli Fitriyati (2017405042)

4 PGMI-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Sosiologi
Pendidikan dengan lancar dan tepat waktu yang telah ditentukan. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu bacaan, petunjuk, dan pedoman bagi
pembaca dalam bidang Sosiologi Pendidikan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. H. Siswadi M.Ag. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
teman-teman, dan tentunya kami menerima saran dan tanggapan dari teman-teman
sehingga dapat memperbaiki untuk kedepannya agar lebih baik lagi.

Dalam penulisan ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan
sehingga saran dan kritik dari teman-teman sangat diharapkan agar dapat
mengetahui dimana letak kesalahan dalam makalah ini

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas kekurangan dan
kesalahan kami dalam mengerjakan tugas ini.

Purwokerto, 13 maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Pengertian Pendidikan .................................................................................. 2
B. Pengertian Stratifikasi Sosial ....................................................................... 3
C. Fakor-faktor penyebab munculnya Stratifikasi Sosial ................................. 3
D. Hubungan antara Pendidikan dengan Stratifikasi Sosial ............................. 5
BAB III ................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam
perkembangan individu dan aktualisasi diri. Tingkat Pendidikan seseorang
berkaitan erat dengan kedudukan sosialnya. Dalam hal ini, Pendidikan
berperan strategis dalam membentuk stratifikasi sosial. Hingga banyak
sekali orang tau atau wali yang ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai
ke jenjang yang setinggi mungkin, tanpa melihat bagaimana keadaan
ekonominya saat ini. Karena di anggapnya dengan semakin tingginya
tingkat Pendidikan yang di tempuh anak-anaknya, maka makin besarlah
kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan tinggi
untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan demikian masuk
golongan sosial menengah atas. Benarkah Pendidikan cenderung menjadi
sarana timbulnya stratifikasi sosial?
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka penyusun mencoba mengkaji permasalahan tersebut dalam makalah
yang berjudul “Pendidikan dan Stratifikasi Sosial”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pendidikan dan Stratifikasi Sosial?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab munculnya Stratifikasi Sosial?
3. Bagaimana hubungan antara Pendidikan dengan Stratifikasi Sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian Pendidikan dan
Stratifikasi Sosial
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab munculnya
Stratifikasi Sosial
3. Untuk mengetahui hubungan antara Pendidikan dengan Stratifikasi
Sosial

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, paedogogie
yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Inggris
pendidikan diterjemahkan dari kata education, yang berarti pengembangan
atau bimbingan. Dalam bahasa Arab pendidikan diterjemahkan dari kata
tarbiyah.
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa indonesia merupakan
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dari pengertian kamus terlihat bahwa melalui Pendidikan: satu,
orang mengalami pengetahuan sikap dan tata laku; dua, orang berproses
menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses
pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1
Sedangkan menurut UU No. 2 Tahun 1989, Pendidikan merupakan usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Dari pegertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Definisi lain dijelaskan dalam ensiklopedia pendidikan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar memfasilitasi orang pribadi yang utuh
sehingga teraktualisasi dan terkembangkan potensinya mencapai taraf
pertumbuhan dan perkembangan yang dikehendaki melalui belajar.2

1
Zainal Arifin, SOSIOLOGI PENDIDIKAN, (Jawa Timur: Penerbit Sahabat Pena Kita, 2020), hal. 5.
2
Ibid, hal. 6.

2
B. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata stratum yang artinya adalah lapisan
sedangkan sosial artinya masyarakat. Jadi menurut asal katanya stratifikasi
sosial adalah lapisan masyarakat. Secara umum stratifikasi sosial dapat
diartikan sebagai penggolongan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
disusun secara bertingkat. Gejala penggolongan masyarakat yang bersifat
hierarki vertikal berakibat timbulnya kelaskelas sosial sehingga muncullah
istilah kelas sosial atas (upper class), kelas sosial menengah (middle class),
dan kelas bawah (lower class).3
Stratifikasi sosial terjadi karna ada sesuatu yang dihargai dalam
masyarakat. Setiap masyarakat akan selalu mempunyai penghargaan
tertentu terhadap hal-hal tertentu. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap
hal-hal tertentu itu, akan menempatkan individu yang memilikinya pada
kedudukan yang lebih tinggi juga. Apabila suatu masyarakat lebih
menghargai kekayaan maka mereka yang lebih banyak memiliki kekayaan
materil akan menempati kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pihak-pihak lain. Oleh karena itu gejala tersebutlah yang menimbulkan
adanya lapisan sosial dalam masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi
seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara
vertikal.

C. Fakor-faktor penyebab munculnya Stratifikasi Sosial


Dalam suatu kehidupan masyarakat memiliki sesuatu yang dihargai
dan bernilai bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, prestise,
keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia
membeda bdakan penghargaan terhadap suatu yang dimiliki tersebut pasti
akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak
kepemilikan, kecakapan masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu yang
dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi

3
Vilda, E-MODUL SOSIOLOGI, (Direktorat Pembinaan SMA - Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019), hal. 11-12.

3
mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama
sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan rendah.

Terjadinya sistem lapisan-lapisan dalam masyarakat dapat terjadi


dengan sendirinya, atau sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Sistem lapisan sosial yang sengaja di susun biasanya mengacu
kepada pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi
formal. Agar dalam masyarakat manusia hidup dengan teratur, maka
kekuasaan dan wewenang yang ada harus di bagi-bagi dengan teratur dalam
suatu organisasi vertikal atau horizontal. Bila tidak, kemungkinan besar
terjadi pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan masyarakat.

Sifat dari sistem pelapisan masyarakat ada yang tertutup dan ada yang
terbuka. Yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya orang-
orang dan suatu lapisan ke lapisan lain, baik gerak pindahnya ke atas
maupun ke bawah. Keanggotan dari suatu lapisan tertutup, diperoleh dari
atau melalui kelahiran. Sistem lapisan tertutup dapat dilihat pada
masyarakat yang berkasta, dalam suatu masyarakat yang feodal, atau pada
masyarakat yang sistem pelapisannya ditentukan oleh perbedaan rasial.
Pada masyarakat yang sistem pelapisannya bersifat terbuka, setiap anggota
mempunyai kesempatan buat berusaha dengan kecakapannya sendiri untuk
naik lapisan sosial, atau kalau tidak beruntung, dapat jatuh ke lapisan
bawahnya. 4

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial:

1. Ukuran kekayaan. Seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak


termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut dapat dilihat
melalui ukuran rumah, kendaraan pribadi, luas kepemilikan tanah, cara
berpakaian dsb
2. Bukuran Kekuasaan seseorang yang memiliki wewenang terbesar
menempati lapisan paling atas, misalnya saja seorang Presiden,

4
Ali Maksum, Sosiologi Pendidikan, ( Malang, Madani, 2016)

4
Menteri, Gubernur Bupati/Walkota atau paling rendah ketua Rukun
Tetangga (RT).
3. Ukuran Kehormatan seseorang yang paling di hormati dan segani
secara sosial dalam masyarakat biasanya menduduki tempat paling
tinggi dalam sebuah masyarakat, terutama dalam masyarakat yang
masih tradisional. Biasanya mereka adalah kelompok ulama/kyai,
ustadz, tokoh /kepala suku, orang tua atau sesorang yang memiliki jasa
terhadap masyarakat dalam hal ini seorang pahlawan.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan umumnya sesorang atau kelompok yang
memiliki derajat pendidikan yang tinggi biasanya menduduki posisi
tertinggi dalam masyarakat. Misalnya seorang sarjana lebih tinggi
posisinya ketimbang sesorang lulusan Sekolah Menengah Atas atau
SLTA/SLTP. Namun ukuran ini terkadang menyebabkan terjadi efek
negatif karena dalam kenyataan masyarakat sekarang bahwa kualitas
atau mutu ilmu pengetahuannya tidak lagi menjadi ukuran, melainkan
ukuran gelar yang disandangnya. Dan ukuran ini bersifat limitative

D. Hubungan antara Pendidikan dengan Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) dimana anggota masyarakat
berada di dalamnya.5 Dalam kutipan buku Soerjono Soekanto dijelaskan
bahwa stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya
perbedaan atau pengelompokkan suatu kelompok sosial (komunitas) secara
bertingkat.6

Pada zaman kuno dahulu, filsuf Aristoteles (Yunani) di dalam Negara


terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, melarat, dan di tengah-
tengahnya. Ucapan demikian paling tidak membuktikan bahwa di zaman

5 Khoeriyah, Sosiologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 40.


6
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), hal. 178.

5
itu, dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang
mempunyai lapisan yang bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.7

Lapisan sosial atau strata sosial rendah meliputi keluarga yang


ekonominya rendah meliputi keluarga ekonomi lemah, yang berciri-ciri
berpendidikan formal rendah, jangkauan hari esok terbatas, tahan
penderitaan, dll. Strata sosial menengah bercirikan: penghasilan melebihi
kebutuhan hidup, bisa menabung, terpelajar, pendidikan sebagai alat
kemajuan, menggandrungi masa depan lebih baik, dll. Sedangkan strata
sosial tinggi yakni keluarga lapisan atas, dengan ciri-ciri: kehidupan sangat
baik, kaya raya, berwibawa, tidak khawatir kebutuhan ekonomi di kemudian
hari, dll. Sosial tinggi yakni keluarga lapisan atas, dengan ciri-ciri:
kehidupan sangat baik, kaya raya, berwibawa, tidak khawatir kebutuhan
ekonomi di kemudian hari, dll.

Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang


jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memiliki satu
macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi,
kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya mereka yang
mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan
dan mungkin juga kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk
menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu
lapisan adalah sebagai berikut:

1. Ukuran kekayaan
2. Ukuran kekuasaan
3. Ukuran kehormatan
4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran tersebut tidaklah bersifat limitatif karena masih ada ukuran-


ukuran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas amat
menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat

7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 197-198.

6
tertentu.8 Stratifikasi sosial merupakan gejala sosial yang tiak dapat
dihindari dan terdapat di setiap masyarakat mana pun di dunia ini.

Mengenai hubungan antara pendidikan dengan status sosial dan


pelapisan sosial telah banyak penelitian dilakukan di berbagai masyarakat
dan bangsa. Pertama-tama dikemukakan bahwa sikap dan perhatian akan
pendidikan ada kaitan dengan pelapisan dan status sosial. Orang-orang dari
lapisan bawah kurang perhatian akan pendidikan. Disamping tidak mampu
membiayai, mereka tidak melihat akan pentingnya pendidikan. Orang-orang
dari lapisan dan status sosial tertinggi juga kurang menaruh perhatian akan
pendidikan karena mereka merasa telah berkecukupan secara ekonomis,
telah memiliki kepuasan hidup yang tinggi serta tidak perlu khawatir dengan
masa depan kehidupannya. Jadi mereka tidak melihat peran pendidikan
dalam perbaikan status sosialnya. Sebaliknya orang-orang lapisan
menengah. Mereka berpendapat bahwa pendidikan itu bisa menolong
kehidupan mereka, mengangkat derajat, dan merupakan sarana mobilitas
sosial. Kedua, pendidikan lebih menguntungkan kelas menegah ke atas
daripada kelas sosial rendah. Kemampuan ekonomi kelas menengah dan
kelas atas cukup kuat untuk mendukung kepentingan pendidikan bagi anak-
anaknya. Ketiga, keberhasilan pendidikan di sekolah tidak semata-mata
disebabkan oleh kemampuan peserta didik dalam belajar, melainkan lebih
sering tergantung kepada dukungan finansial dari orang tua.9

8
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 208.
9
Sudardja Adiwikarta, Sosiologi Pendidikan, hal. 107-108.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:

Pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia merupakan proses


pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.

Startifikasi berasal dari kata startum yang artinya adalah lapisan


sedangkan sosial artinya artinya masyarakat. Jadi menurut asal katanya
startifikasi sosial adalah lapisan masyarakat. Secara umum startifikasi sosial
dapat diartikan sebagai penggolongan. Faktor yang menyebabkan terjadinya
startifaksi sosial yaitu, ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran
kehormatan, ukuran ilmu pengetahuan.

Hubungan antara pendidikan dengan status sosial dan pelapisan


sosial telah banyak penelitian dilakukan, pertama dikemukakan bahwa
sikap dan perhatian akan pendidikan, kedua pendidikan lebih
menguntungkan kelas menengah ke atas, ketiga keberhasilan pendidikan
disekolah tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan peserta didik.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar
makalah ini layak untuk menjadi sumber referensi baca untuk semua
kalangan dan tentunya agar dapat disusun dengan lebih lagi kedepannya,
sekian terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adiwikarta, Sudardja. (2016). Sosiologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2020). Sosiologi Pendidikan. Jawa Timur: Penerbit Sahabat Pena
Kita.

Idi, Abdullah. (2011). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Khoiriyah. (2012). Sosiologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.

Maksum, Ali. (2016). Sosologi Pendidikan. Malang: Madani.

Mukmin, Taufik. (2018). Hubungan Pendidikan dan Stratifikasi Sosial. Jurnal el-
Ghiroh. Vol. XV, No. 02.

Nawawi, M. Ikhsan., & Putera, Rahmat P.. (2019). Stratifikasi Sosial Dalam
Tinjauan Pendidikan Islam. Jurnal Institut Agama Islam Metro Lampung.

Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Vilda. (2019). E-Modul Sosiologi. Direktorat Pembinaan SMA - Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Stratifikasi Sosial (kemdikbud.go.id). diakses
pada tanggal 13 maret 2022 pukul 15.23 WIB.

Anda mungkin juga menyukai