KELOMPOK 2 - Pengembangan Evaluasi Berbasis IT - Tugas Makalah
KELOMPOK 2 - Pengembangan Evaluasi Berbasis IT - Tugas Makalah
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
MUHAMMAD FATAHUL UYUN
(0106521002)
NURUL HIDAYAH
(0106521022)
KUNTO ANDHITO
(0106521037)
JOKO TIA SETIAWAN
(0106521052)
1 2 3 4
Input Output
Menurut
Suharsimi (2013), tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, berdasarkan kelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian pemberlakuan yang tepat. Sejalan dengan pengertian
tersebut, Rasyid dan Mansyur (2007) menjelaskan bahwa tes diagnostik berguna
untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk
kesalahan pemahaman konsep.
Secara garis besar langkah-langkah dalam mengembangkan tes diagnostik
menurut Depdiknas (2007) adalah:
1. Menentukan kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya
2. Menentukan kemungkinan sumber masalah
3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
4. Menyusun kisi kisi soal
5. Membuat soal
6. Merevisi soal
7. Menyusun kriteria penilaian
Secara umum tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa
2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah
atau kesulitan yang telah teridentifikasi
2) Tes formatif
Formatif test berasal dari kata form yang berarti bentuk dan test yang berarti
alat evaluasi. Dengan demikian formatif test bertujuan sebagai alat untuk
mengevaluasi sejauh mana peserta didik telah “terbentuk” (sudah sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan atau belum, sudah terbentuk dari segi
ranah kognitif, afektik, dan psikomotoriknya atau belum) dan biasanya diberikan
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran pada waktu tertentu. Evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti program tertentu. Tes ini diberikan pada akhir program atau
biasa disebut dengan post test.
Pre – test Post – test
(tes awal) PROGRAM (tes akhir)
Evaluasi formatif memiliki manfaat baik bagi siswa, guru, maupun program
itu sendiri.
1) Manfaat bagi siswa
a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi
program secara menyeluruh.
b) Merupakan penguatan (reinforcement) nagi siswa.
c) Usaha perbaikan.
d) Sebagai diagnosis.
2) Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah dapat diterima oleh
siswa.
b) Mengetahui bagian – bagian mana dari materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
3) Manfaat bagi program
a) Dapat diketahui apakah program yang telah diberikan merupakan program
yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Dapat diketahui apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan –
pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
c) Dapat diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk
mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d) Dapat diketahui apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat.
3) Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman dan kemampuan siswa terhadap sejumlah materi atau
pokok bahasan tertentu. Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
F F F F F
Keterangan:
F = tes formatif
S = tes sumatif
b. Menurut dimensilimensinya
Menurut Scawia B. Anderson, tes dibedakan menurut dimensilimensinya,
yaitu:
1. Unsur kegiatan 2. Tujuan penggunaan hasil
a. Tes pengukur proses a. Tes formatif
b. Tes pengukur hasil b. Tes subsumatif
c. Tes sumatif
a) Kuisioner/Angket
Kuesioner dapat berupa pertanyaan dengan jawaban terbuka maupun
tertututup. Kuesionertertutup digunakan untuk mengetahui atau memaksa siswa
untuk memilih jawaban atau sikap yang telah disiapkan. Pertanyaan dapat
berbentuk jawaban benar salah atau skala seperti sangan setuju, setuju dan kurang
setuju atau dalam bentuk yang lainnya. Pertanyaan tertutup ini bermanfaat jika
guru ngin mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap suatu hal. (Saidah, 2018)
Kuesioner terbuka yaitu pertanyaan yang membutuhkan tanggapan, respon
atau sikap siswa terhadap sesuatu hal sehingga dapat meluas. Karena siswa bebas
memberikan jawaban mereka maka dengan instrumen ini dapat menunjukkan
tingkatan kemampuan siswa dala taksonomi sikap (Bloom&Hastings, 1981: 314)
dalam (Saidah, 2018)
Angket merupakan teknik pengumpulan data secara tertulis yang berisi
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh
responden secara tertulis pula. Angket dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk,
yaitu (a) berstruktur: jika pertanyaan atau pernyataannya sudah disediakan
alternatif jawabannya, dan responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai
dengna pendapat, pengalaman, atau perasaannya; dan (b) tidak berstruktur: jika
pertanyaan angket itu terbuka untuk segala kemungkinan jawaban (Pendidikan,
2016).
b) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat komunikasi
langsung. Melalui teknik ini, peneliti (pewawancara=interviewer) berkomunikasi
langsung secara verbal dengan responden (yang diwawancara=interviwee) untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik ini dapat dikelompokkan menjadi dua
tipe, yaitu : (a) tipe wawancara berstruktur, dan (b) tidak berstruktur (Pendidikan,
2016)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu di
lakukan oleh dua pihak, pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sugiyono dalam
bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”
menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, atau jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari narasumber
yang lebih mendalam namun jumlah narasumbernya sedikit (Khasanah,
Pramudibyanto, & Widuroyekti, 2020)(Zaini, 2018)
c) Check List
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek.
Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria
penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.
Namun daftar cek lebih praktis jika digunakan mengamati subjek dalam jumlah
besar. Terdapat tiga jenis rating scale, yaitu: (1) numerical rating scale; (2)
graphic rating scale; (3) descriptive graphic rating scale (Grounlund, 1985:391).
Pada praktek pembuatan busana, teknik penilaian checklist, misalnya diterapkan
pada pengambilan ukuran badan. Pengambilan ukuran badan hanya dapat dinilai
dengan benar dan salah, karena mengambil ukuran dengan tepat akan
menghasilkan busana sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (Rusilowati, 2013)
d) Pengamatan/Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku, pandangan seseorang atau
kejadian yang sistematis tanpa melalui komunikasi dengan seseorang yang di teliti
(Zaini, 2018). Teknik ini merupakan cara mengumpulkan data melalui
pengamatan terhadap suatu keadaan, situasi, peristiwa, kegiatan atau perilaku.
Dalam proses pelaksanaan teknik observasi, peneliti dapat terlibat secara aktif di
dalam situasi di mana observasi dilakukan (observasi partisipan), atua tidak turut
terlibat dalam kegiatan kelompok yang diobservasi, tetapi berperan sebagai pihak
luar yang mengamati apa yang terjadi di dalam kelompok tersebut (observasi non-
partisipan). Untuk melakukan observasi, peneliti perlu menyusun panduan
observasi yang berupa format atau blanko observasi yang berisi aspek-aspek yang
diteliti dan alternatif kemungkinan terjadinya (Pendidikan, 2016)
e) Portofolio
Menurut Djemari Mardapi (2004) dalam (Rusilowati, 2013), portofolio
adalah kumpulan pekerjaan seseorang atau dalam bidang pendidikan berarti
kumpulan dari tugas-tugas peserta didik yang membentuk sejumlah kompetensi
dasar atau standar kompetensi. Penilaian portofolio dimaksudkan sebagai bentuk
penilaian terhadap subjek belajar yang meliputi kemampuan awal dan
melaksanakan tugas terstruktur, catatan pencapaian keberhasilan terpilih hasil
ujian tengah semester, dan akhir semester. Jadi semua tugas yang dikerjakan
peserta didik dikumpulkan, dan di akhir satu unit program pembelajaran. Proses
penilaian meliputi diskusi antar peserta didik dan pendidik untuk menentukan
skornya. Penilaian dengan portofolio baik diterapkan pada mata pelajaran yang
banyak tugas dan peserta didik yang tidak banyak. Penilaian portofolio digunakan
di kelas tentunya tidak serumit yang digunakan untuk penilaian portofolio secara
nasional.
Penilaian portofolio tidak menggunakan perbandingan siswa melalui data
kuantitatif seperti melalui tingkatan, peringkat, pesentile, maupun skor tes.
Penilaian portofolio merupakan satu alternative untuk meningkatkan kemampuan
siswa melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (Burhanuddin Tola,
2006)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio
adalah: 1. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan
2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan
3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya
4. Menentuka criteria untuk menilai portofolio
5. Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya
6. Merencanakan pertemuan dengan pserta didik yang dinilai
f) Jurnal
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku (Tiara & Sari, 2019).
g) Inventori
Inventori adalah alat pengumpul data yang sifatnya mengukur
kecenderungan karakteristik perilaku individu (sikap, kepribadian, minat, motif,
emosi, dan sebagainya yang sifatnya tidak intelektual). Inventori ini mempunyai
skala interval, sehingga bentuk data yang diperoleh adalah skor (Pendidikan,
2016)
h) Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri (Tiara &
Sari, 2019)
i) Penilaian oleh teman sejawat
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian siswa. Instrument yang
digunakan berupa lembar penilaian antar siswa (Tiara & Sari, 2019)
C. Rubrik Penilaian dan Pensekoran
Rubrik adalah salah satu assessment alternatif yang dapat digunakan untuk
mengukur dan menilai siswa secara komprehensif. Penskoran merupakan
langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes pekerjaan siswa atau
mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses perubahan jawaban-jawaban tes
menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi). Rubrik dikatakan
komprehensif karena kompetensi atau kinerja peserta didik tidak hanya dilihat
pada akhir proses saja, tetapi juga pada saat proses berlangsung. Rubrik dapat
berfungsi juga sebagai penuntun kerja dan sebagai instrumen evaluasi. Rubrik
sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau
apa yang harus dihitung.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai rubrik, rubrik dapat diartikan
sebagai panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru
dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik perlu
memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu
pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing
karakteristik tersebut.
Secara umum ada dua tipe rubrik, yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik.
Rubrik holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang
kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, tidak dari bagian-bagian
komponennya. Sedangkan rubrik analitik menuntut pemberi skor untuk menilai
komponen-komponen yang terpisah atau tugas-tugas individual yang
berhubungan dengan kinerja yang dimaksud. Rubrik holistik lebih cocok bila
tugas kinerjanya menuntut mahasiswa untuk membuat respons tertentu dan tidak
ada jawaban yang mutlak benar. Rubrik analitik biasanya lebih disukai bila yang
dituntut adalah tipe respon yang agak terfokus.
Penilaian atau assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan
sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa,
kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode/instrumen
pendidikan lainnya. Penilaian atau assesment juga diartikan suatu kegiatan
pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara
menyeluruh. Penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan
menggunakan beragam bentuk.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penilaian mencakup semua
proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada
karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian
untuk peserta didik dapat berupa metode atau prosedur formal atau informal
untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas
rumah, dan sebagainya.
1. Contoh Rubrik Penilaian
1. Lembar Pengamatan Penilaian Sikap/Afektif
Kelas/Semester : X/Genap
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerjasama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
5
RUBRIK PENILAIAN SIKAP
Poin 1 Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
Poin 2 Jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
Poin 3 Jika peserta mulai konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
Poin 4 Jika peserta konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
Poin 5 Jika peserta sangat konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
Keterangan :
Nilai= jumlah skor ×5
PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA
Tingkat
No.
No KD IPK Materi Indikator Soal Kogniti
Soal
f
1 3.10 3.10.1 Mendeskripsikan Gelombang Menentukan
Mengevaluasi spektrum dan sifat-sifat elektromagnetik sifat gelombang C2 1
dampak gelombang elektromagnetik
radiasi elektro elektromegnetik. Mengurutkan
-magnetik spektrum
C3 2
secara gelombang
kualitatif elektromagnetik
Menafsirkan
sifat gelombang C5 3
elektromagnetik
3.10.2 Menganalisis Radiasi
Menganalisis
pemanfaatan dan bahaya elektromagnetik
bahaya radiasi C3 4
radiasi elektromagnetik. elektromagnetik
Menjelaskan
pemanfaatan
radiasi C2 5
elektromagnetik
3.10.3 Mengevaluasi Radiasi Menafsirkan
pemanfaatan dan elektromagnetik radiasi
elektromagnetik C5 6
dampak radiasi
elektromagnetik.
dst.
N Kunci Skor
o Jawaban
1 D 1
2 A 1
3 B 1
4 A 1
5 A 1
6 B 1
Jumlah 6
PENILAIAN KETERAMPILAN
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
(KD 4.10 Membuat Karya Tulis Tentang Dampak Radiasi Elektromagnetik)
Nama :
NIS :
Skor
No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4
1 Kemampuan berdiskusi
2 Kemampuan mencari
alternatif jawaban
3 Kemampuan berpendapat dan
menerima pendapat orang
lain
4 Kemampuan presentasi
5 Kemampuan menanggapi
pertanyaan kelompok lain
Kriteria Penilaian
skor yang didapat
Nilaidiskusi( Nd )= ×100
skor total
Interval Nilai Diskusi :
90 s.d. 100 : Amat Baik
80 s.d. 89 : Baik
70 s.d. 79 : Cukup
≤ 69 : Kurang
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efesien. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil
yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi.
Macam alat evaluasi berdasarkan pembuatnya dikelompokan menjadi 2
yaitu
a. Alat Evaluasi Buatan Guru, alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh guru,
baik tes maupun non-tes, yang dipergunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan.Contohnya tes kuis, tes ulangan, dan tes seleksi siswa
baru.
b. Alat Evaluasi Terstandar, alat evaluasi yang kualitasnya terjamin
sehingga hasilnya mencerminkan keadaan kemampuan testi
sebenarnya.Contohnya tes ujian nasional tingkat SD dan sederajat, SMP
dan sederajat, SMA dan sederajat.
Macam alat evaluasi berdasarkan tujuannya yaitu dibagi menjadi 7
kelompok yaitu:
a. Tes Kecepatan, yang memiliki tujuan untuk merepresentasikan
kecepatan dan ketepatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu pada
waktu atau periode tertentu.
b. Tes Kemampuan,tes yang dilaksanakan untuk mengukur kemampuan
dasar atau bakat yang dimiliki.
c. Tes pencapaian,tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian atau prestasi belajar dalam bentuk tugas atau perintah yang
harus dikerjakan.
d. Tes kemajuan Belajar, tes yang dapat menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan pendidik dari informasi yang relevan tentang peserta didik.
e. Tes diagnostik, berfungsi untuk memahami latar belakang (psikologis,
fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
dimana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitankesulitan tersebut.
f. Tes formatif, merupakan suatu tes yang biasanya diberikan setiap kali
satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir. Contohnya ulangan
harian
g. Tes sumatif merupakan alat evaluasi yang bersifat menyeluruh sehingga
tes ini gunakan untuk mengevaluasi jumlah keseluruhan, maka biasanya
pemberian tes ini dilakukan diakhir pengajaran.
B. Saran
Sebagai seorang guru diharapkan mampu memahami macam-macam alat
evaluasi yang ada sehingga bisa menerapkan dalam proses pembelajaran.
Dan, dalam pengimplementasian alat evaluasi, sebagai seorang guru harus
bisa menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan keadaan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA