Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI BERBASIS IT

MENGENALI MACAM-MACAM ALAT EVALUASI (TES NAN NON-


TES), RUBRIK PENILAIAN; PENSKORAN (SKORING)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


Dr. Wiwi Isnaeni, BA, M. S.
Dr. Djuniadi, M. T

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
MUHAMMAD FATAHUL UYUN
(0106521002)
NURUL HIDAYAH
(0106521022)
KUNTO ANDHITO
(0106521037)
JOKO TIA SETIAWAN
(0106521052)

PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang ini, pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang harus
dipenuhi. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang
dimilikinya dan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik. Hal ini
sesuai tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan pada Undang-Undang
RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang serta bertanggung jawab.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Unesco yang dikutip dalam (Muri Yusuf, 2017) merumuskan empat pilar
pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be dan learning to
live together. Keempat pilar tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidaklah
dapat dipisahkan dari diri individu dan kehidupan, sehingga individu sebagai
produk pendidikan harus dapat mengembangkan diri sepenuhnya dan mampu
hidup dalam masyarakat global yang penuh dinamika dan kompetisi.
Proses pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berkelanjutan, dan
melibatkan banyak komponen, seperti: peserta didik, pendidik, tujuan, kurikulum,
metode, sarana dan prasarana. Usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan
dapat ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi
yang baik. Kegiatan evaluasi dianggap penting dalam berlangsungnya kegiatan
pembelajaran karena evaluasi merupakan salah satu cara memperbaiki dan
mengembangkan kemampuan peserta didik baik secara intelektual maupun
spiritual agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan hidup dari masa ke
masa.
Sebagai pengajar, guru diharapkan tidak hanya dapat memberikan
pelajaran di kelas tetapi juga mampu mengevaluasi pembelajaran dengan baik.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih
dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun
perlu penilaian terhadap input, output, dan kualitas proses pembelajaran itu
sendiri. Untuk itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang konsep alat evaluasi
pembelajaran serta macam-macam alat evaluasi pembelajaran yaitu teknik nontes
dan teknik tes.
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengetahui efektif
atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik.
Selain itu, sebagai calon pendidik tentunya kita harus mengetahui macam-macam
alat evaluasi sehingga bisa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Berangkat dari hal tersebut, pada makalah ini akan dibahas tentang alat
evaluasi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada
makalah ini ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan?
2. Apa saja macam-macam alat evaluasi tes?
3. Apa saja macam-macam alat evalusai non tes?
4. Bagaimana cara menentukan rubrik penilaian pada penilaian tes dan non tes?
5. Bagaimana teknik pensekoran pada penilaian tes dan non tes?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini mengacu pada rumusan masalah
yang telah ditentukan pada poin diatas?
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam alat evaluasi tes.
3. Untuk mengetahui macam-macam alat evalusai non tes.
4. Untuk mengetahui cara menentukan rubrik penilaian pada penilaian tes dan
non tes.
5. Untuk mengetahui teknik pensekoran pada penilaian tes dan non tes.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang artinya bagian yang sangat
penting dalam suatu sistem sebagai upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.
Dalam definisi tersebut dapat menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus
dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun beberapa pendapat yang dikemukan oleh para
ahli mengenai evaluasi, antara lain:
a. Menurut Cross dalam (Amri, 2013), Evaluasi adalah sebuah proses untuk
menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai atau tidak.
Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan
suatu kegiatan ini untuk mengukur ketercapaian tujuan. Sebenarnya, evaluasi
juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan.
b. Menurut Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003) dalam (Ahmad,
2015): Evaluation The systematic process of collecting, analyzing, and
interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving
instructional objectives. (Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh
mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).
c. Menurut Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984) dalam (Ahmad, 2015):
menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan
metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
d. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang
pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu
kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
(Depdiknas, 2006) dalam (Ratnawulan, 2014).
Dari pengertian evaluasi yang dipaparkan oleh para ahli tersebut, maka
secara umum pengertian dari evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau
penaksiran terhadap perkembangan dan keberhasilan peserta didik ke arah tujuan
yang telah di tetapkan dalam hukum.Salah satu dari tujuan evaluasi pembelajaran
yaitu mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat
kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikuler atau
pengajaran.

B. Macam-macam Alat Evaluasi


Evaluasi juga memerulukan suatu alat, alat sangat dibutuhkan dalam rangka
mencapai suatu penilaian, baik dalam penilaian secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Dari pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan
untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai
tujuan secara lebih efektif dan efisien. 
Kata “alat” biasa disebut  juga  denganistilah “instrumen”. Dengan
demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam kegiatan
evaluasi, fungsi alat adalah untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik sesuai
dengan kenyataan yang dievaluasi. Pemahaman tentang instrumen ini menjadi
penting karena dalam praktik evaluasi dan penilaian, pada umumnya guru selalu
mendasarkan pada proses pengukuran.
Pengukuran tentu harus ada alat ukur (instrumen). Banyak alat atau
instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi hasil pembelajaran,
salah satunya adalah tes. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator
menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi. Seperti
disebutkan di atas, ada dua teknik evaluasi yaitu teknik tes dan non-tes. Pada
umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes.
1. Alat evaluasi dalam bentuk Tes
Menurut Amir Daien Indrakusuma dalam (Ratnawulan, 2014), tes adalah
suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data
atau keterangan-keterangan yang diingikan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat. Ada bermacam-macam rumusan tentang tes.
Menurut Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi
Pendidikan, tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Selanjutnya,
menurut Muchtar Bukhori dalam buku Teknik-Teknik Evaluasi, mengatakan , tes
ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-
hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.
Definisi terakhir yang dikemukakan disini yakni menurut Webster’s
Collegiate, yang dalam bahasa Indonesia tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Definisi-definisi di atas disajikan dalam buku Encyclopedia of Education
Evaluation yang di dalam buku tersebut diterangkan pula bahwa pengertiannya
dipersempit dengan menyederhanakan definisi yaitu tes adalah penilaian yang
komprehensif terhadap seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi
program.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu
alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Apabila tes dikaitkan
dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khusunya di suatu kelas maka tes
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran. Alat-evaluasi dalam bentuk tes dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Ditinjau dari segi kegunaan
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi 3,
yaitu: untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan –
kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan
yang tepat.

1 2 3 4

Input Output
Menurut
Suharsimi (2013), tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, berdasarkan kelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian pemberlakuan yang tepat. Sejalan dengan pengertian
tersebut, Rasyid dan Mansyur (2007) menjelaskan bahwa tes diagnostik berguna
untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk
kesalahan pemahaman konsep.
Secara garis besar langkah-langkah dalam mengembangkan tes diagnostik
menurut Depdiknas (2007) adalah:
1. Menentukan kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya
2. Menentukan kemungkinan sumber masalah
3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
4. Menyusun kisi kisi soal
5. Membuat soal
6. Merevisi soal
7. Menyusun kriteria penilaian
Secara umum tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa
2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah
atau kesulitan yang telah teridentifikasi

2) Tes formatif
Formatif test berasal dari kata form yang berarti bentuk dan test yang berarti
alat evaluasi. Dengan demikian formatif test bertujuan sebagai alat untuk
mengevaluasi sejauh mana peserta didik telah “terbentuk” (sudah sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan atau belum, sudah terbentuk dari segi
ranah kognitif, afektik, dan psikomotoriknya atau belum) dan biasanya diberikan
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran pada waktu tertentu. Evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti program tertentu. Tes ini diberikan pada akhir program atau
biasa disebut dengan post test.
Pre – test Post – test
(tes awal) PROGRAM (tes akhir)

Evaluasi formatif memiliki manfaat baik bagi siswa, guru, maupun program
itu sendiri.
1) Manfaat bagi siswa
a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi
program secara menyeluruh.
b) Merupakan penguatan (reinforcement) nagi siswa.
c) Usaha perbaikan.
d) Sebagai diagnosis.
2) Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah dapat diterima oleh
siswa.
b) Mengetahui bagian – bagian mana dari materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
3) Manfaat bagi program
a) Dapat diketahui apakah program yang telah diberikan merupakan program
yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Dapat diketahui apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan –
pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
c) Dapat diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk
mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d) Dapat diketahui apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat.

3) Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman dan kemampuan siswa terhadap sejumlah materi atau
pokok bahasan tertentu. Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.

Program Program Program Program Program

F F F F F

Keterangan:
F = tes formatif
S = tes sumatif

Menurut Basrowi dan Siskandar (2012) dalam bukunya, adapaun beberapa


manfaat dari tes sumatif antara lain:
1. Untuk menentukan nilai atau prestasi siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Sebagai alat untuk menentukan prakiraan (prediction).
3. Sebagai laporan kemajuan (nilai rapor/ STTB) yang akan berguna bagi orang
tua, guru bimbingan-penyuluh, pihak lain dan siswa itu sendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes sumatif:
1. Siswa dinilai berhasil dalam mata pelajaran tertentu selama satu semester
apabila nilai rapor mata pelajaran tersebut tidak kurang dari standar yang telah
ditentukan.
2. Penilaian sumatif (subsumatif) dilakukan dengan mempergunakan tes hasil
belajar, kuesioner ataupun cara yang lainnya yang sesuai dengan menilai
ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dalam pelaksanaan tes sumatif di sekolah-sekolah, ada yang disamakan


antara satu daerah atau wilayah adminsitratif, dan dikenal sebagai THB (Tes Hasil
Belajar), TPB (Tes Prestasi Belajar), atau istilah lain lagi. Atas dihapuskannya
ujian Negara menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama (THB atau TPB)
ini mempunyai kebaikan dan keburukan. Kebaikan THB bersama:
1) Pihak pengelola sekolah dapat membandingkan kemajuan sekolah yang ada
di wilayahnya
2) Akan timbul persaingan yang sehat
3) Standar pelajaran akan terpelihara dengan baik karena soal tes disusun oleh
dinas
Keburukan THB bersama:
1) Ada kemungkinan terjadi pemberian pelajaran yang hanya berorientasi pada
ujian
2) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa kecurangan demi mendapat nama
baik untuk sekolah

Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif


Pembandin Tes diagnostik Tes formatif Tes sumatif
g
Fungsi - Menentukan bahan - Sebagai umpan balik - Memberi tanda bagi sisa
prasyarat telah untuk menilai pelaksanaan bahwa telah mengikuti
dikuasai atau belum satu unit program suatu program dan
- Menentukan tingkat menentukan posisi siswa
penguasaan siswa dibandingkan kawannya
terhadap bahan dalam kelompok
pelajaran
- Mengelompokkan
siswa berdasar
kemampuan menerima
pelajaran
- Menentukan kesulitan
belajar yang dialami
Waktu - Saat penyaringan - Selama pelajaran - Pada akhir catur wulan,
calon siswa berlangsung semester akhir tahun,
- Saat pembagian kelas atau akhir pendidikan
- Selama pelajaran
berlangsung jika guru
akan memberi bantuan
kepada siswa
Titik berat - Tingkah laku kognitif, - Tingkah laku kognitif - Menekankan pada
peilaian afektif, psikomotor tingkah laku kognitif,
- Faktor fisik, tetapi pada tingkatan
psikologis, lingkungan yang lebih tinggi (bukan
sekadar hafalan saja)
Alat - Tes prestasi belajar - Tes prestasi belajar yang - Tes ujian akhir
evaluasi - Tes diagnostik tersusun secara baik
- Tes buatan guru
- Pengamatan
Tujuan - Memilih tiap - Mengukur semua tujuan Mengukur tujuan
yang keterampilan prasyarat instruksional khusus instruksional umum
dievaluasi - Memilih tiap tujuan
program pelajaran
secara berimbang
- Memilih yang
berhubungan dengan
tingkah laku, fisik,
mental, dan perasaan
Tingkat - Untuk mengukur - Belum dapat ditentukan - Rata-rata tingkat
kesulitan keterampilan dasar kesulitan antara 0,35 –
tes dengan tingkat 0,70. Ditambah
kesulitan soal tes 0,65 beberapa soal yang
atau lebih sangat mudah dan
sangat sukar.
Skoring - Menggunakan standar - Menggunakan standar - Kebanyakan
mutlak dan standar mutlak menggunakan standar
relatif relatif, tapi dapat juga
menggunakan standar
mutlak
Tingkat - Tingkat pencapaian - 75%. Siswa yang belum - Tidak diperlukan
pencapaian tidak sama, tergantung mencapai skor 75% tuntutan harus seberapa
macam tes diagnostik. diwajibkan untuk besar tingkat
Untuk tes prasyarat, menempuh perbaikan penguasaan yang
tingkat pencapaian program (remedial) dicapai.
harus 100%. hingga lulus dalam tes. - Hasil digunakan sebagai
norma kenaikan kelas
atau norma kelulusan
Cara - Dicatat dan dilaporkan - Dilaporkan dalam bentuk - Keseluruhan skor atau
pencatatan dalam bentuk profil catatan berhasil atau gagal sebagian skor dari
hasil menguasai suatu tugas tujuan yang dicapai

b. Menurut dimensilimensinya
Menurut Scawia B. Anderson, tes dibedakan menurut dimensilimensinya,
yaitu:
1. Unsur kegiatan 2. Tujuan penggunaan hasil
a. Tes pengukur proses a. Tes formatif
b. Tes pengukur hasil b. Tes subsumatif
c. Tes sumatif

3. Konstruksi yang diukur 4. Isi atau bidang studi


a. Tes kepribadian a. Tes matematika
b. Tes bakat b. Tes sejarah
c. Tes kemampuan c. Tes IPA
d. Tes minat
e. Tes perhatian
f. Tes sikap
5. Lingkup materi yang diungkap 6. Keragaman butir
a. Tes pencapaian a. Tes homogen
b. Tes penelusuran b. Tes heterogen
7. Cara tester memberikan respon 8. Cara skoring
a. Tes tertulis a. Tes objektif
b. Tes lisan b. Tes subjektif
c. Tes penampilan
d. Tes pengenalan
9. Standar dalam menentukan jawaban 10. Cara pengadministrasian
a. Tes yang menuntuk adanya a. Pre-test
kebenaran mutlak b. Posttest
b. Tes yang dimaksudkan untuk
sekadar mengetahui keadaan
seseorang
11. Tekanan aspek yang diukur 12. Banyaknya testee yang dites
a. Speed test a. Tes individual
b. Power test b. Tes kelompok
13. Penyusunnya
a. Tes buatan guru
b. Tes yang diperdagangkan

c. Dari segi bentuk pelaksanaannya


1) Tes Tertulis ( paper and pencil test)
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau
jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun
menggunakan komputer.
2) Tes Lisan ( oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara
guru dan murid.
3) Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam
melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan
perbuatan peserta didik.
d. Dari segi bentuk soal dan kemungkinannya
1) Tes Subjektif/Tes Essai (Uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam
bahasa sendiri.
Jenis tes ini (disebut juga tes uraian) menuntut kemampuan siswa untuk
mengemukakan, menyusun, dan memadukan gagasan yang telah dimilikinya
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tes jenis ini memungkinkan siswa
menjawab pertanyaan secara bebas. Tes uraian (essay tes), yang sering juga
dikenal dengan istilah tes subyektif, adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang
memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini.
a) Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban
berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
b) Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk
memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan,
membedakan, dan sebagainya.
c) Ketiga, jumlah butir soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima
sampai dengan sepuluh butir.
d) Keempat, pada umumnya butir-butir soal tersebut diawali dengan katakata:
jelaskan, mengapa, bagaimana, atau kata-kata lain yang serupa dengan itu.
(Anas Sudijono, 2008: 100)
Beberapa keunggulan dan kelemahan dari tes bentuk esai
Keunggulan
a) Memungkinkan siswa menjawab pertanyaan tes secara bebas
b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan
kemampuannyabdalam hal menulis, mengutarakan ide-ide atau jalan
pikirannya secara terorganisir, berpikir kreatif dan kritis
c) Merupakan tes terbaik untuk mengukur kemampuan siswa mengemukakan
pandangan dalam bentuk tulisan
d) Merupakan tes terbaik untuk mengukur kemampuan siswa menjelaskan,
membandingkan, merangkumkan, membedakan, menggambarkan dan
mengevaluasi suatu topik atau pokok bahasan.
e) Relatif lebih mudah menyusun pertanyaannya dibandingkan dengan tes bentuk
obyektif
f) Sangat memperkecil kemungkinan siswa menebak jawaban yang benar
g) Dapat menggalakkan siswa untuk mempelajari secara luas konsepkonsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan topic pembahasan/pengajaran
Kelemahan tes essay adalah
a) Sukar diskor secara benar-benar obyektif, walaupun itu tes yang dikualifikasi
sebagai tes uraian obyektif sekalipun
b) Membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan
c) Jumlah pokok bahasan/subpokok bahasan yang dapat diambil sebagai sumber
pertanyaaan sangat terbatas
d) Membutuhkan waktu yang jauh lebih lama bagi guru untuk membaca dan
menilai semua jawaban siswa
e) Sering terbuka untuk hallo effect yang berupa kecenderungan untuk memberi
nilai tinggi bagi siswa yang dianggap/dinilai mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan teman sekelasnya. (Suke Silverius, 1991:63-
65)
Tes hasil belajar bentuk esai sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar,
tepat digunakan apabila pembuat soal disamping ingin mengungkap daya ingat
dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ditanyakan dalam tes, juga
dikehendaki untuk mengungkap kemampuan siswa dalam memahami berbagai
macam konsep berikut aplikasinya.selain itu tes esai juga lebih tepat dipergunakan
apabila jumlah siswa terbatas.
Contoh:
Coba jelaskan tentang ulang tahun hari kemerdekaan RI !Pertanyaan ini kurang
spesifik, sebaiknya ditambah penjelasan sehingga menjadi:
Coba jelaskan tentang peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI yang diadakan
dikantor kabupaten tanggal 17 Agustus 1998 yang lalu, ceritakan mengenai:
- Pengaturan tempat
- Pejabat dan undangan
- Acara peringatan
- Atraksi yang disuguhkan
- Hidangan yang diberikan
2) Tes Objektif
Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
obyektif. Hal ini memang dimaksud untuk kelemahan-kelemahan dari bentuk tes
esai. Dalam penggunaan tes obyektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih
banyak dari pada tes esai. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60
menit dapat deberikan 30-40 buah soal.
Kebaikan Tes Obyektif
a. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representativ
mewakili isi dan bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangannya
unsure-unsur subyektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang
memeriksa.
b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunxi
tes bahkan alat-alat hasil teknologi.
c. Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain.
d. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi.
Kelemahan Tes Obyektif
a. Persiapan untuk menyusun jauh lebuh sulit dari pada tes esai karena bentuk
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan
yang lain.
b. Soal-soal cenderung merupakan untuk mengungkap ingatan dan daya
pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang
tinggi.
c. Banyak kesempatan untuk maen untung-untungan.
d. Kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal lebih terbuka
Cara Mengatasi Kelemahan Tes Obyektif
a. Kesulitan menyusun tes obyektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih
terus menerus hingga betul-betul mahir.
b. Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan
dua.
c. Menggunakan norma (Standart) penilaian yang memperhitungkan faktor
tebakan (Quessing) yang bersifat spekulatif tersebut.
Tes obyektif merupakan tes yang sering digunakan. Berikut Macam-macam
Tes Obyektif
a. Tes Benar-Salah (True-False)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut
ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai
masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul
menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah. Bentuk
benar-salah ada 2 macam (dilihat dari segi mengerjakan/menjawab soal)yakni:
1) Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta membetulkan bila
ia memilih jawaban yang salah.
2) Tanpa pembetulan (without correction), yaitu siswa hanya diminta melingkari
huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
Kebaikan tes benar-salah:
1) Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak
2) Mudah dalam penyusunannya
3) Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti
4) Dapat digunakan berkali-kali
5) Dapat dilihat secara cepat dan objektif
Keburukannya :
1) Sering membingungkan
2) Mudah ditebak
3) Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan
benar atau salah
4) Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali
Cara mengolah skor:
Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada 2 macam, yaitu :
a) Dengan denda
Rumus : S = R – W
Dimana :
S = skor yang diperoleh peserta tes
R = jawaban yang benar
W = jawaban yang salah
b) Tanpa denda
Rumus : S = R
Dihitung hanya yang betul. (untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai 0)
b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang
suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih
satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau Multiple
choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban
atau alternatif (option). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban
benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.
Petunjuk penyusunan :
Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah soal bentuk benar-salah
juga, tetapi dalam bentuk jamak. Tercoba (testee) diminta membenarkan atau
menyalahkan setiap stem dengan tiap pilihan jawab. Kemungkinan jawaban itu
biasanya sebanyak tiga atau empat buah, tetapi adakalanya dapat juga lebih
banyak (untuk tes yang akan diolah dengan computer banyaknya option
diusahakan 4 buah).
Cara mengolah skor :
a) Dengan denda
W
Rumus : S = R-
0−1
S = skor yang diperoleh
R = jawaban yang betul
W = jawaban yang salah
0 = banyaknya option
1 = bilangan tetap
b) Tanpa denda
Rumus S = R
c. Menjodohkan (Matching Test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan,
mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu
seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan
menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan
pertanyaannya.
Petunjuk penyusunan :
- Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih
dari 10 soal.
- Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak daripada jumlah
1
soalnya (lebih kurang 1 kali.
2
- Antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus
merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogeny.
Cara mengolah skor di hitung S = R, artinya skor terakhir dihitung jawaban yang
benar saja.
d. Tes melengkapi ( Completion Test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-
kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan
atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta
dari murid.

2. Alat Evaluasi Non Tes


Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan
tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara
sistematis. Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilain dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak
secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, dan lain-lain. Yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu
maupun secara kelompok. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi
hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis
(observasi), melakukan wawancara (interview) dan menyebar angket
(quistionnaire) (Rizqiyah, 2018)
Pengukuran penilaian hasil belajar menggunakan instrumen non tes untuk
mengevaluasi hasil belajar aspek afektif dan keterampilan motorik. (Rusilowati,
2013)
Menurut Prof. Drs. Anas Sudijono didalam bukunya Pengantar Evaluasi
pendidikan, bahwa teknik non tes itu ialah penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik yang dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, wawancara, angket
dan meneliti dokumen-dokumen (Sudijono, 2007)
Bentuk penilaian yang menggunakan alat ukur/instrumen non tes yaitu:
penilaian unjuk kerja/performance, penilaian proyek/produk, penilaian potofolio,
dan penilaian sikap. Alat penilaian yang tergolong teknik non-tes antara lain
(Rusilowati, 2013):
a) kuesioner/angket,
b) wawancara (interview)
c) daftar cocok (check-list)
d) pengamatan/observasi,
e) penugasan,
f) portofolio,
g) jurnal,
h) inventori,
i) penilaian diri (self-assessment),
j) penilaian oleh teman sejawat (peer assessment)

a) Kuisioner/Angket
Kuesioner dapat berupa pertanyaan dengan jawaban terbuka maupun
tertututup. Kuesionertertutup digunakan untuk mengetahui atau memaksa siswa
untuk memilih jawaban atau sikap yang telah disiapkan. Pertanyaan dapat
berbentuk jawaban benar salah atau skala seperti sangan setuju, setuju dan kurang
setuju atau dalam bentuk yang lainnya. Pertanyaan tertutup ini bermanfaat jika
guru ngin mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap suatu hal. (Saidah, 2018)
Kuesioner terbuka yaitu pertanyaan yang membutuhkan tanggapan, respon
atau sikap siswa terhadap sesuatu hal sehingga dapat meluas. Karena siswa bebas
memberikan jawaban mereka maka dengan instrumen ini dapat menunjukkan
tingkatan kemampuan siswa dala taksonomi sikap (Bloom&Hastings, 1981: 314)
dalam (Saidah, 2018)
Angket merupakan teknik pengumpulan data secara tertulis yang berisi
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh
responden secara tertulis pula. Angket dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk,
yaitu (a) berstruktur: jika pertanyaan atau pernyataannya sudah disediakan
alternatif jawabannya, dan responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai
dengna pendapat, pengalaman, atau perasaannya; dan (b) tidak berstruktur: jika
pertanyaan angket itu terbuka untuk segala kemungkinan jawaban (Pendidikan,
2016).
b) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat komunikasi
langsung. Melalui teknik ini, peneliti (pewawancara=interviewer) berkomunikasi
langsung secara verbal dengan responden (yang diwawancara=interviwee) untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik ini dapat dikelompokkan menjadi dua
tipe, yaitu : (a) tipe wawancara berstruktur, dan (b) tidak berstruktur (Pendidikan,
2016)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu di
lakukan oleh dua pihak, pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sugiyono dalam
bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”
menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, atau jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari narasumber
yang lebih mendalam namun jumlah narasumbernya sedikit (Khasanah,
Pramudibyanto, & Widuroyekti, 2020)(Zaini, 2018)
c) Check List
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek.
Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria
penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.
Namun daftar cek lebih praktis jika digunakan mengamati subjek dalam jumlah
besar. Terdapat tiga jenis rating scale, yaitu: (1) numerical rating scale; (2)
graphic rating scale; (3) descriptive graphic rating scale (Grounlund, 1985:391).
Pada praktek pembuatan busana, teknik penilaian checklist, misalnya diterapkan
pada pengambilan ukuran badan. Pengambilan ukuran badan hanya dapat dinilai
dengan benar dan salah, karena mengambil ukuran dengan tepat akan
menghasilkan busana sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (Rusilowati, 2013)
d) Pengamatan/Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku, pandangan seseorang atau
kejadian yang sistematis tanpa melalui komunikasi dengan seseorang yang di teliti
(Zaini, 2018). Teknik ini merupakan cara mengumpulkan data melalui
pengamatan terhadap suatu keadaan, situasi, peristiwa, kegiatan atau perilaku.
Dalam proses pelaksanaan teknik observasi, peneliti dapat terlibat secara aktif di
dalam situasi di mana observasi dilakukan (observasi partisipan), atua tidak turut
terlibat dalam kegiatan kelompok yang diobservasi, tetapi berperan sebagai pihak
luar yang mengamati apa yang terjadi di dalam kelompok tersebut (observasi non-
partisipan). Untuk melakukan observasi, peneliti perlu menyusun panduan
observasi yang berupa format atau blanko observasi yang berisi aspek-aspek yang
diteliti dan alternatif kemungkinan terjadinya (Pendidikan, 2016)
e) Portofolio
Menurut Djemari Mardapi (2004) dalam (Rusilowati, 2013), portofolio
adalah kumpulan pekerjaan seseorang atau dalam bidang pendidikan berarti
kumpulan dari tugas-tugas peserta didik yang membentuk sejumlah kompetensi
dasar atau standar kompetensi. Penilaian portofolio dimaksudkan sebagai bentuk
penilaian terhadap subjek belajar yang meliputi kemampuan awal dan
melaksanakan tugas terstruktur, catatan pencapaian keberhasilan terpilih hasil
ujian tengah semester, dan akhir semester. Jadi semua tugas yang dikerjakan
peserta didik dikumpulkan, dan di akhir satu unit program pembelajaran. Proses
penilaian meliputi diskusi antar peserta didik dan pendidik untuk menentukan
skornya. Penilaian dengan portofolio baik diterapkan pada mata pelajaran yang
banyak tugas dan peserta didik yang tidak banyak. Penilaian portofolio digunakan
di kelas tentunya tidak serumit yang digunakan untuk penilaian portofolio secara
nasional.
Penilaian portofolio tidak menggunakan perbandingan siswa melalui data
kuantitatif seperti melalui tingkatan, peringkat, pesentile, maupun skor tes.
Penilaian portofolio merupakan satu alternative untuk meningkatkan kemampuan
siswa melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (Burhanuddin Tola,
2006)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio
adalah: 1. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan
2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan
3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya
4. Menentuka criteria untuk menilai portofolio
5. Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya
6. Merencanakan pertemuan dengan pserta didik yang dinilai
f) Jurnal
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku (Tiara & Sari, 2019).
g) Inventori
Inventori adalah alat pengumpul data yang sifatnya mengukur
kecenderungan karakteristik perilaku individu (sikap, kepribadian, minat, motif,
emosi, dan sebagainya yang sifatnya tidak intelektual). Inventori ini mempunyai
skala interval, sehingga bentuk data yang diperoleh adalah skor (Pendidikan,
2016)
h) Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri (Tiara &
Sari, 2019)
i) Penilaian oleh teman sejawat
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian siswa. Instrument yang
digunakan berupa lembar penilaian antar siswa (Tiara & Sari, 2019)
C. Rubrik Penilaian dan Pensekoran
Rubrik adalah salah satu assessment alternatif yang dapat digunakan untuk
mengukur dan menilai siswa secara komprehensif. Penskoran merupakan
langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes pekerjaan siswa atau
mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses perubahan jawaban-jawaban tes
menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi). Rubrik dikatakan
komprehensif karena kompetensi atau kinerja peserta didik tidak hanya dilihat
pada akhir proses saja, tetapi juga pada saat proses berlangsung. Rubrik dapat
berfungsi juga sebagai penuntun kerja dan sebagai instrumen evaluasi. Rubrik
sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau
apa yang harus dihitung.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai rubrik, rubrik dapat diartikan
sebagai panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru
dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik perlu
memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu
pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing
karakteristik tersebut.
Secara umum ada dua tipe rubrik, yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik.
Rubrik holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang
kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, tidak dari bagian-bagian
komponennya. Sedangkan rubrik analitik menuntut pemberi skor untuk menilai
komponen-komponen yang terpisah atau tugas-tugas individual yang
berhubungan dengan kinerja yang dimaksud. Rubrik holistik lebih cocok bila
tugas kinerjanya menuntut mahasiswa untuk membuat respons tertentu dan tidak
ada jawaban yang mutlak benar. Rubrik analitik biasanya lebih disukai bila yang
dituntut adalah tipe respon yang agak terfokus.
Penilaian atau assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan
sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa,
kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode/instrumen
pendidikan lainnya. Penilaian atau assesment juga diartikan suatu kegiatan
pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara
menyeluruh. Penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan
menggunakan beragam bentuk.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penilaian mencakup semua
proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada
karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian
untuk peserta didik dapat berupa metode atau prosedur formal atau informal
untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas
rumah, dan sebagainya.
1. Contoh Rubrik Penilaian
1. Lembar Pengamatan Penilaian Sikap/Afektif

LEMBAR PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI


Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Genap

Topik : Radiasi Elektromagnetik

Judul Praktikum : Bahaya Radiasi Handphone

Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerjasama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan

No. Nama Kerjasama Rasa Ingin Tahu Santun Komunikatif Jumlah

5
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

 Poin 1 Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
 Poin 2 Jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
 Poin 3 Jika peserta mulai konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
 Poin 4 Jika peserta konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.
 Poin 5 Jika peserta sangat konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera dalam indikator.

Keterangan :
Nilai= jumlah skor ×5

Jadi, nilai maksimal adalah 100.


2. Lembar Pengamatan Penilaian Pengetahuan/Kognitif

PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA

Jenjang Pendidikan : SMK Kelas :X


Mata Pelajaran : Fisika Jumlah Soal :6
Kurikulum : 2013 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Tingkat
No.
No KD IPK Materi Indikator Soal Kogniti
Soal
f
1 3.10 3.10.1 Mendeskripsikan Gelombang Menentukan
Mengevaluasi spektrum dan sifat-sifat elektromagnetik sifat gelombang C2 1
dampak gelombang elektromagnetik
radiasi elektro elektromegnetik. Mengurutkan
-magnetik spektrum
C3 2
secara gelombang
kualitatif elektromagnetik
Menafsirkan
sifat gelombang C5 3
elektromagnetik
3.10.2 Menganalisis Radiasi
Menganalisis
pemanfaatan dan bahaya elektromagnetik
bahaya radiasi C3 4
radiasi elektromagnetik. elektromagnetik
Menjelaskan
pemanfaatan
radiasi C2 5
elektromagnetik
3.10.3 Mengevaluasi Radiasi Menafsirkan
pemanfaatan dan elektromagnetik radiasi
elektromagnetik C5 6
dampak radiasi
elektromagnetik.

SOAL PILIHAN GANDA


1. Perhatikan  ciri-ciri gelombang  berikut  ini!
1) Memerlukan medium untuk merambat.
2) Memiliki cepat  rambat yang sama  dengan cepat  rambat cahaya.
3) Merupakan gelombang  longitudinal.
4) Arah perambatannya  tidak dapat dibelokkan oleh medan  listrik.
5) Dapat mengalami polarisasi.
Ciri-ciri gelombang elektromagnetik ditunjukkan oleh nomor....
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
2. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi besar ke frekuensi
kecil adalah…
A. Sinar gamma, sinar X, dan ultraviolet
B. Cahaya tampak, ultraviolet, dan sinar X
C. Radar, ultraviolet dan sinar X
D. Gelombang radio, inframerah dan ultraviolet
E. Inframerah, radar dan cahaya tampak

dst.

KUNCI DAN PEDOMAN PENSKORAN

N Kunci Skor
o Jawaban
1 D 1
2 A 1
3 B 1
4 A 1
5 A 1
6 B 1
Jumlah 6

Jumlah skor perolehan


Nilai Perolehan= ×100
Jumlah skor total
PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI DAN SOAL URAIAN
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Cluwak
Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Program Keahlian : Teknik Komputer dan Informatika
Kompetensi Keahlian : Multimedia
Kelas :X
Mata Pelajaran : Fisika
Kompetensi Dasar : 3.10 Mengevaluasi dampak radiasi elektro-magnetik secara kualitatif

Indikator Soal/ Level Bentuk Soal


Kompetensi Dasar IPK Materi No Soal
Kognitig
3.10 Mengevaluasi 3.10.4 Mendeskripsika Gelombang Menjelaskan spektrum Essay/ 1
dampak n spektrum dan sifat- elektromagnetik gelombang elektromagnetik/C4 Uraian
radiasi elektro- sifat gelombang
magnetik secara elektromegnetik. Mengurutkan panjang Essay/ 2
kualitatif gelombang elektromagnetik/C2 Uraian
3.10.6 Menganalisis Radiasi Menjelaskan manfaat radiasi Essay/ 3
pemanfaatan dan elektromagnetik sinar X/C4 Uraian
bahaya radiasi
elektromagnetik.
3.10.7 Mengevaluasi Radiasi Menafsirkan bahaya radiasi Essay/ 4
pemanfaatan dan elektromagnetik elektromagnetik dari Uraian
dampak radiasi handphone/C5
elektromagnetik.
Isntrumen/butir Soal Pengetahuan

No Soal Kunci Jawaban Skor


1. Jelaskan sifat-sifat gelombang Sifat gelombang elektromagnetik: 30
elektromagnetik yang kalian ketahui! 1) Tidak membutuhkan perangkat rambat
2) Tergolong gelombang transversal dan mempunyai ciri yang sejenis
gelombang transversal
3) Tidak memindahkan massa, akan tetapi memindahkan energi
4) Energi yang dipindahkan sama dengan besar frekuensi gelombang
5) Medan listrik (E) kerap tegak lurus dengan medan magnet (B) dan
sefase
6) Mempunyai momentum
7) dipisahkan menjadi beberapa golongan tergantung frekuensinya atau
panjang gelombangnya
2. Urutkan spektrum gelombang Sinar gamma- sinar X- sinar UV- cahaya tampak- sinar inframerah- 10
elektromagnetik dari panjang gelombang gelombang mikro- gelombang radio.
terkecil hingga yang terbesar!
3. Jelaskan manfaat paparan radiasi sinar Manfaat sinar X di bidang kesehatan adalah untuk memotret organ- 30
X! organ dalam tubuh (tulang), jantung, paru-paru, melihat organ dalam
tanpa pembedahan, foto rontgen.
4. Apakah radiasi handphone juga Ya, handphone juga dapat berbahaya bagi tubuh karena mampu 30
berbahaya bagi kesehatan? Jelaskan! menghasilkan radiasi. Adapun bahaya radiasi handphone antara lain
kerusakan otak, kanker kulit, menganggu peredaran sperma, katarak,
No Soal Kunci Jawaban Skor
serangan jantung, alzheimer.
PEDOMAN PENSKORAN

No. Keterangan Skor Skor Maksimal


Soal
1. Jika benar 6-7 30 30
Jika benar 3-5 20
Jika benar 1-2 10
Salah semua 0
2. Menyebutkan urut dan lengkap 10 10
Menyebutkan urut, namun tidak lengkap 6
Menyebutkan lengkap, namun tidak urut 4
Menyebutkan tidak urut dan tidak lengkap 2
Tidak bisa menyebutkan 0
3. Menjelaskan lengkap 30 30
Menjelaskan hampir lengkap 20
Menjelaskan kurang lengkap 10
Menjelaskan salah 0
4. Menjelaskan lengkap +25 30
Menjelaskan hampir lengkap +20
Menjelaskan kurang lengkap +10
Menjelaskan salah +0
Hanya menjawab benar (iya) 5
Salah semua 0
Jumlah Skor Total 100
PEDOMAN PENILAIAN

Nilai Perolehan KD Pengetahuan = Jumlah skor total

Interval Nilai Soal Uraian :


86 s.d. 100 : Amat Baik
80 s.d. 85 : Baik
75 s.d. 79 : Cukup
≤ 75 : Kurang

3. Lembar Pengamatan Penilaian Keterampilan/Psikomotorik

PENILAIAN KETERAMPILAN
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
(KD 4.10 Membuat Karya Tulis Tentang Dampak Radiasi Elektromagnetik)

1. Aspek Penilaian : Keterampilan berdiskusi dan mempresentasikan hasil


diskusi
Lembar Observasi Peserta Didik

Nama :
NIS :
Skor
No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

1 Kemampuan berdiskusi

2 Kemampuan mencari
alternatif jawaban
3 Kemampuan berpendapat dan
menerima pendapat orang
lain
4 Kemampuan presentasi

5 Kemampuan menanggapi
pertanyaan kelompok lain

Rubrik Penilaian Observasi Peserta Didik

No Aspek yang dinilai Rubrik


1 Kemampuan berdiskusi 4: aktif menyelesaikan permasalahan yang diberikan
guru, sangat bersemangat dalam berdiskusi, dan
sangat pandai menyampaikan pendapatnya pada
kelompoknya
3: cukup aktif menyelesaikan permasalahan yang
diberikan guru, cukup bersemangat untuk
berdiskusi, dan cukup baik dalam menyampaikan
pendapatnya pada kelompoknya
2: kurang begitu aktif menyelesaikan permasalahan
yang diberikan guru, kurang bersemangat
berdiskusi, dan kurang pandai menyampaikan
pendapatnya pada kelompoknya
1: tidak mau ikut berdiskusi, malas, tidak bersemangat
untuk diskusi, dan pasif saat diskusi.
2 Kemampuan mencari 4: sangat rajin mencari jawaban permasalahan dari
alternatif jawaban berbagai sumber dan mampu menyampaikan
temuannya pada kelompoknya
3: cukup rajin mencari jawaban permasalahan dari
berbagai sumber dan mampu menyampaikan
temuannya pada kelompoknya dengan cukup baik
2: agak malas mencari jawaban permasalahan dari
berbagai sumber dan kemampuan menyampaikan
temuannya pada kelompoknya kurang baik
1: sangat malas mencari jawaban permasalahan dari
berbagai sumber dan kemampuan menyampaikan
temuannya pada kelompoknya tidak baik
3 Kemampuan 4: sangat pandai berpendapat dan selalu menyimak
berpendapat dan pendapat orang lain dengan penuh perhatian, tidak
menerima pendapat ngeyelan, dan tidak memaksakan pendapatnya
orang lain 3: cukup dalam hal kemampuan berpendapat, mau
menyimak pendapat teman satu kelompoknya,
meski terkadang agak memaksakan pendapatnya.
Atau
3: tidak memaksakan pendapatnya, mau menyimak
pendapat teman satu kelompoknya, namun tidak
pandai berpendapat.
2: kurang bisa berpendapat serta kurang begitu
menyimak pendapat teman satu kelompoknya serta
terkadang memaksakan pendapatnya.
1: masa bodoh, tidak ikut menyimak pendapat orang
lain dan sibuk sendiri.
4 Kemampuan presentasi 4: mampu mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dengan sangat baik, jelas, dan
percaya diri.
3: kemampuan mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya cukup baik, jelas, namun kurang
percaya diri.
2: kemampuan mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya kurang baik, terdapat beberapa hal
yang kurang jelas, meski percaya diri.
1: kurang mampu mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dengan sangat baik, kurang jelas, dan
tidak percaya diri.
5 Kemampuan 4: sangat pandai menanggapi dan menjawab
menanggapi pertanyaan pertanyaan kelompok lain
kelompok lain 3: cukup dalam hal menanggapi dan menjawab
pertanyaan kelompok lain
2: kurang bisa menanggapi dan menjawab pertanyaan
kelompok lain
1: masa bodoh dengan pertanyaan orang lain, tidak
ikut menyimak pertanyaan dari kelompok lain,
tidak berniat ikut menjawab, namun sibuk sendiri.

Kriteria Penilaian
skor yang didapat
Nilaidiskusi( Nd )= ×100
skor total
Interval Nilai Diskusi :
90 s.d. 100 : Amat Baik
80 s.d. 89 : Baik
70 s.d. 79 : Cukup
≤ 69 : Kurang
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efesien. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil
yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi.
Macam alat evaluasi berdasarkan pembuatnya dikelompokan menjadi 2
yaitu
a. Alat Evaluasi Buatan Guru, alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh guru,
baik tes maupun non-tes, yang dipergunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan.Contohnya tes kuis, tes ulangan, dan tes seleksi siswa
baru.
b. Alat Evaluasi Terstandar, alat evaluasi yang kualitasnya terjamin
sehingga hasilnya mencerminkan keadaan kemampuan testi
sebenarnya.Contohnya tes ujian nasional tingkat SD dan sederajat, SMP
dan sederajat, SMA dan sederajat.
Macam alat evaluasi berdasarkan tujuannya yaitu dibagi menjadi 7
kelompok yaitu:
a. Tes Kecepatan, yang memiliki tujuan untuk merepresentasikan
kecepatan dan ketepatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu pada
waktu atau periode tertentu.
b. Tes Kemampuan,tes yang dilaksanakan untuk mengukur kemampuan
dasar atau bakat yang dimiliki.
c. Tes pencapaian,tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian atau prestasi belajar dalam bentuk tugas atau perintah yang
harus dikerjakan.
d. Tes kemajuan Belajar, tes yang dapat menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan pendidik dari informasi yang relevan tentang peserta didik.
e. Tes diagnostik, berfungsi untuk memahami latar belakang (psikologis,
fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
dimana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitankesulitan tersebut.
f. Tes formatif, merupakan suatu tes yang biasanya diberikan setiap kali
satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir. Contohnya ulangan
harian
g. Tes sumatif merupakan alat evaluasi yang bersifat menyeluruh sehingga
tes ini gunakan untuk mengevaluasi jumlah keseluruhan, maka biasanya
pemberian tes ini dilakukan diakhir pengajaran.
B. Saran
Sebagai seorang guru diharapkan mampu memahami macam-macam alat
evaluasi yang ada sehingga bisa menerapkan dalam proses pembelajaran.
Dan, dalam pengimplementasian alat evaluasi, sebagai seorang guru harus
bisa menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan keadaan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nahjiah. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Interpena


Yogyakarta
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya
Arifin, Zaenal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Basrowi & Iskandar. 2012. Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Bandung: Karya
Putra Darwati
Depdiknas. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414163165.pdf
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414163165.pdf
Khasanah, D. R. A. U., Pramudibyanto, H., & Widuroyekti, B. (2020). Pendidikan
Dalam Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sinestesia, 10(1), 41–48. Retrieved
from https://sinestesia.pustaka.my.id/journal/article/view/44
Kumolohadi, R., & Suseno, M. N. (2012). Intelligenz Struktur Test Dan Standard
Progressive Matrices: Dari Konsep Intelegensi Yang Berbeda
Menghasilkan Tingkat Intelegensi Yang Sama. Jurnal Inovasi Dan
Kewirausahaan, 1(2), 79–85. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/2825
Maarif, V., Widodo, A. E., & Wibowo, D. Y. (2017). Aplikasi Tes IQ Berbasis
Android. Ijse.Bsi.Ac.Id IJSE – Indonesian Journal on Software
Engineering ISSN, 3(2), 2461–
2690.https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ijse/article/view/2820

Pendidikan, P. (2016). Penjelasan Penelitian. Pendidikan Indonesia, 1–19.


Retrieved from
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19590525198
4031-NANDI_WARNANDI/PENELITIAN_PENDIDIKAN.pdf
Purwanto. 2010. Intelegensi: Konsep dan Pengkurannya. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 16(4).
http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/
479/322/
Purwanto. 2013.Evaluasi hasil belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rizqiyah, L. (2018). teknik tes dan nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar.
https://doi.org/10.31219/OSF.IO/ZR32W
Rusilowati, A. (2013). Pengembangan Instrumen Non Tes. Seminar Nasional
Evaluasi Pendidikan, (Depdiknas 2003), 7–21.
Rasyid, H., & Mansyur (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana prima
Ratnawulan, Elis. 2014. Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Kurikulum
2013. Bandung: Pustaka Setia Bandung

Saidah, K. (2018). Analisis Bentuk-Bentuk Penilaian Sikap Siswa


Sekolah Dasar Di Kota Kediri. Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 80.
https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.4244
Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Tiara, S. K., & Sari, E. Y. (2019). Analisis Teknik Penilaian Sikap Sosial
Siswa Dalam Penerapan Kurikulum 2013 Di Sdn 1 Watulimo.
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 11(1),
21. https://doi.org/10.17509/eh.v11i1.11905
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran (Sesuai dengan
Kurikulum 2013). Madiun Jawa Timur: UNIPMA PRESS.
Yusuf, Muri. 2017. Asesmen dan Evalusai Pendidikan. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri
Zaini. (2018). Program literasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa. Tesis Pascasarjana Magister Pendidikan Agama Islam., 106.
Retrieved from
http://digilib.uinsby.ac.id/25855/6/Zaini_F12316263.pdf

Anda mungkin juga menyukai