A. Pendahuluan
Puskesmas sebagai penangungjawab penyelenggara upaya
kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi
sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat
komunikasi masyarakat. Disamping itu, keberadaan puskesmas di suatu wilayah
dimanfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) bagi di bidang
kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan
masyarakat sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat. Oleh karena itu keberadaan puskesmas dapat diumpamakan sebagai
“agen perubahan” di masyarakat sehinga masyarakat lebih berdaya dan timbul
gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat.
Program promosi kesehatan dan UKBM salah satunya adalah
pembinaan kader posyandu, sebagai upaya meningkatkan capaian cakupan
program KIA (persalinan oleh nakes, ASI eksklusif, timbang bayi dan balita
imunisasi lengkap).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu diharapkan dapat meningkatkan kegiatan program UKBM
sebagai upaya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat. Upaya ini
merupakan strategi yang bertujuan mempercepat pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Melalui pemberdayaan ini diharapkan
diharapkan masyarakat mampu mandiri dan meyelesaikan masalah kesehatanya
sendiri.
B. Latar belakang
Posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang
kesehatan yang dikelola oleh kader dengan sasaran seluruh anggota
masyarakat. Dalam perkembagannya untuk meningkatkan kualitas posyandu
kegiatannya terintegrasi dengan program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
1
dan Bina Keluarga Balita (BKB) yang disebut sebagai Taman Posyandu.
Disamping melaksanakan tugas-tugas pokok di Posyandu, kegiatan kader di
Taman Posyandu juga difokuskan pada deteksi dini tumbuh kembang balita.
Menurut Pedoman Pengelolaan Posyandu (Jakarta: Kemenkes RI, 2011)
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu
diberikan orietasi dan pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus posyandu
dan pelatihan ditujukan kepada kader posyandu yang keduanya dilaksanakan
oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku.
Puskesmas I Cilongok memiliki 103 unit Posyandu balita yang tersebar di
11 desa. Masing-masing posyandu balita rata-rata memiliki 5 orang kader yang
sebagian besar belum pernah mengikuti pelatihan sebagai kader posyandu
balita. Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan
kemampuan kader dalam melaksanakan kegiatan di Posyandu perlu dilakukan
pertemuan refreshing kader posyandu.
.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum:
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk kelakukan pembinaan untuk
meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang kegiatan-kegiatan posyandu
dan kesehatan bayi dan balita.
Tujuan khusus:
1. Kader posyandu memahami proses tumbuh kembang bayi dan balita.
2. Kader posyandu memahami lima imunisasi dasar bagi bayi dan balita.
3. Kader posyandu memahami kebutuhan gizi bagi ibu hamil, nifas, bayi dan
balita.
4. Kader posyandu mengetahui cara melakukan penyuluhan di posyandu
5. Kader posyandu paham dan terampil dalam tata laksana administrasi
posyandu balita.
2
5. Melaksanakan kegiatan Refreshing kader Posyandu
6. Pelaksana kegiatan menyusun laporan kegiatan
7. Petugas promkes melakukan evaluasi kegiatan
F. Sasaran
Pelatihan kader posyandu dilaksanakan 1 kali dalam setahun dengan diikuti oleh
100 kader dari seluruh posyandu yang ada di wilayah Puskesmas I Cilongok.
Sept
Okt
Des
1 Pelatihan Kader Posyandu X
3
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan melalui rapat evaluasi tengah
tahun dan rapat evaluasi akhir tahun.
Disahkan oleh,
Kepala Puskesmas I Cilongok
Kabupaten Banyumas