Disusun Oleh :
NAMA NIM
DOSEN PENGAMPU
PADANGSIDIMPUAN
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.Definisi Pakaian................................................................................2
B. Fungsi Pakaian.................................................................................3
A. Kesimpulan......................................................................................11
DAFTAR ISI...................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pakaian
1
Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqh Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2010), h. 11.
2
M Abdul Mujieb, dkk, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), h. 256.
2
tempat tinggal dan pangan tanpa cenderung kepada kerapihan atau
materialis. Dalam hal berpakaianpun Islam berpesan agar tidak berlebih-
lebihan, yakni jangan yang mewah- mewah. Banyak orang yang memakai
baju melebihi harga dirinya sendiri, yakni dihiasi mas dan perak.3
B. FUNGSI PAKAIAN
3
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian
Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 174-178.
4
Abd Rahman R, Perempuan Antara Idealitas dan Realitas Masyarakat Perspektif
Hukum Islam (Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 268.
3
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat.5
5
Dapertemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan, h. 153.
6
Muhammad Wahidi, Ahkam Banuwan, terj. Hayati Muhammad, Fikih Perempuan,
(Jakarta: al-Huda, 2006), h. 5.
4
4. Bukan pakaian syuhrah (baju ketenaran).
5. Pakaiannya tidak bergambar nyawa atau bersalib, sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan dari istri Rasulullah, Aisyah Aisyah
RA, ia berkata:
َ َصالِيبُ ِإالَّ نَق
ُضه ُ لَ ْم يَ ُك ْن يَ ْت ُر
َ َك فِى بَ ْيتِ ِه َش ْيًئا فِي ِه ت
Artinya” “tidaklah Rasulullah SAW meninggalkan rumah yanga ada
pakaian terdapat salib, melainkan beliau mengahapusnya,” (H.R.
Bukhari).
6. Disunnahkan memulai dengan bagian kanan dalam berpakaian dan
semisalnya
7. Disunnahkan bagi yang memakai pakaian baru hendaknya berdoa.
8. Disunnahkakan memakai pakaian putih, sebab dalam suatu hadits
disebutkan bahwa pakaian putih adalah sebaik-baiknya pakaian
9. Disunnahkan memakai minyak wangi, namun wanita tidak
diperbolehkan memakai wewangian jika sekelilingnya banyak laki-
laki yang bukan mahramnya. Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA,
Rasulullah bersabda:
ٌ و ُكلُّ عي ٍن زانية، ٌقوم لي ِجدُوا ريَحها ف ِه َي زانية
ٍ َّت علَى ْ استعطرت ثُ َّم خَ َر َج
ْ فمر، ت ْ أيُّما امرأ ٍة
5
Artinya: “ Allah melaknat perempuan yang menyambng
rambut, perempuan yang meminyta disambungkan rambutnya,
begitu pula perempuan yang membuat tato dan yang dibuatkan
tato.” (H.R Bukhari dan Muslim).
1. Menutup aurat
2. mengakui nikmat pakaian yang dianugrahkan Allah SWT
3. memakai pakaian yang sederhana
4. Memakai pakaian berwarna putih
1. Menutup aurat.
6
Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat
hingga ke lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota
badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat."
(HR.Bukhari).
7
Maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh
dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW
mengingatkan hal ini dengan tegas sabdanya yang artinya: "Allah
mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki
yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan
Muslim).
Beliau SAW juga bersabda: "Allah melaknat lelaki berpakaian
wanita dan wanita berpakaian lelaki." ?(Abu Daud dan Al-
Hakim).
7
Atabik Ali, Kamus Inggris-Indonesia-Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, cet, I,
2003), 227.
8
ص ُه َحبَشِ ًّيا َ َو َك،صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم مِنْ َو ِر ٍق
ُّ ان َف َ هللا
ِ ُولِ ان َخا َت ُم َرس
َ َك
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Pakaian merupakan suatu nikmat dari Allah swt yang berguna
untuk dua hal, yang pertama menutup aurat dan yang kedua berhias dan
memperbagus penampilan. Agama Islam telah menggambarkan bahwa
berpakaian itu tujuannya untuk menutup aurat sebagai salah satu tanda
kepatuhan kita kepada Allah. Dalam rangka ini, menutup aurat mestilah
menjadi pertimbangan yang utama bagi setiap muslim dalam memakai
pakaian. Agama membolehkan memakai pakaian dari jenis apapun
bahannya di buat, asalkan tidak ada ketentuan yang melarangnya. Oleh
sebab itu etika berpakaian dalam islam bukan hanya sekedar memakai
pakaian yang menutup aurat, tetapi pula memperhatikan aspek etika.
Memakai pakaian yang menyeret tanah tidak diperbolehkan dalam islam,
karena ini dianggap sebagai suatu hal yang berlebihan, oleh sebab itu jika
kita memakai pakaian hendaklah yang sopan dan menutup aurat.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman R, Perempuan Antara Idealitas dan Realitas Masyarakat Perspektif
Hukum Islam, Makassar: Alauddin University Press, 2014.
11
Abu. Syaikh Malik Kamal, Panduan Beribadah Khusus Wanita, Jakarta:
Almahira, 2007.
M Abdul Mujieb, dkk, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994.
Sultan. Deni Bahtiar, Berjilbab & Tren Buka Aurat ,Yogyakarta: Mitra Pustaka,
2009.
12