Anda di halaman 1dari 15

Fiqih Muamalah

PAKAIAN DAN PERHIASAN

Disusun Oleh :

NAMA NIM

Eka Ermayanti Harahap 2020100083

Fakhruddin Marjua Pane 2020100208

Iqbal Prayogi 2020100019

Muhammad Alfian Dongoran 2020100132

Nina Juliana Harahap 2020100113

DOSEN PENGAMPU

H. YASSER ARAFAT NASUTION, M.A.

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PADANGSIDIMPUAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan


anugerahnya kami dapat menyelesaikan salah satu keikutanserta dari
perkuliahan yaitu menyusun suatu makalah. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah


yang menjadi tugas Kuliah Fiqih Muamalah yang berjudul “Pakaian dan
Perhiasan”.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami
sadar, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata kesempurnaan.

Padangsidimpuan, Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi Pakaian................................................................................2

B. Fungsi Pakaian.................................................................................3

C.Pakaian Daam Syariat Islam Bagi Laki-Laki dan Perempuan..........4

D.Perhiasan Yang Boleh Bagi Perempuan Dan Laki-Laki..................8

E. Cara Memakai Perhiasan Dalam Syariat Islam................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................11

DAFTAR ISI...................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah memberikan nikmat-nya kepada ummat Islam. Pakaian


merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah Swt. kepada umat
manusia, yang dengannya manusia dapat melindungi tubuh dan
menjadikannya sebagai perhiasan. Inilah diantara sekian banyak hal
yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Allah
Swt. menganugrahi manusia akal yang dengan akal tersebut manusia
membutuhkan pakaian.

Allah Swt telah menganugerahkan manusia dengan berbagai 


nikmat dan karunia yang tiada terhingga nilainya. Salah satu bentuk 
nikmat yang dianugerahkan adalah mengajarkan kepada manusia
pengetahuan tentang tata cara berpakaian. Pernyataan ini penting
artinya bila dilihat dari segi agama Islam karena tuntunan sandang  
sebagai penutup jasmani sekaligus dikaitkan fungsinya untuk
menumbuhkan keindahan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Busana dapat mempengaruhi terbitnya kesadaran dan ketaqwaan
seseorang kepada Allah SWT.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pakaian

Pakaian yaitu sesuatu yang digunakan manusia untuk menutupi dan


melindungi seluruh atau sebagaian tubuhnya dari panas dan dingin, seperti
kemeja, gamis dan sebaagainya. Pakaian dipahami sebagai alat untuk
melindungi tubuh atau fasilitas untuk memperindah penampilan.

Secara bahasa menurut W. J. S Poerwadarminta pakaian


merupakan busana yang indah-indah serta perhiasan. 1
Pakaian adalah
barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam Bahasa
Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, pakaian muslimah artinya
pakaian yang dipakai oleh perempuan yang beragama Islam. Berdasarkan
makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakain wanita
Islam yang dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk
menutupinya, guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta
masyarakat di mana dia berada.

Pakaian merupakan busana yang disamping berfungsi sebagai


penutup aurat (badan) juga berfungsi untuk keindahan. Ulama sepakat
bahwa semua pakaian adalah halal bagi pria dan wanita, selagi bukan
sutera, tenunan yang ada suteranya, pakaian ghashaban (rampasan),
pakaian yang dicelupkan kedalam air kencing, pakaian yang dibuat dari
kulit bangkai atau bulunya atau lainnya.2

Islam itu meliputi bagian pembinaan yang berhubungan dengan


kehidupan umatnya secara khusus. Pembinaan ini dimaksudkan guna
mengatur urusan jasmani dan rohani, dan menempatkannya secara
terhormat. Yakni memberi etika-etika yang berkaitan dengan pakaian,

1
Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqh Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2010), h. 11.
2
M Abdul Mujieb, dkk, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), h. 256.

2
tempat tinggal dan pangan tanpa cenderung kepada kerapihan atau
materialis. Dalam hal berpakaianpun Islam berpesan agar tidak berlebih-
lebihan, yakni jangan yang mewah- mewah. Banyak orang yang memakai
baju melebihi harga dirinya sendiri, yakni dihiasi mas dan perak.3

B. FUNGSI PAKAIAN

Pakaian merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah yang


maha memberi kepada ummat Islam. Segala sesuatu yang diberikan dan
diamanahkan kepada kita, sesuatu itu adalah hal yang patut kita gunakan
untuk kebaikan, dan sesuatu itu tidak akan sia-sia untuk kita. Seperti
halnya dengan pakaian. Pakaian secara umum adalah sesuatu yang
menutupi aurat ummat Islam.

Busana itu multi fungsi, tidak sekadar aksesoris, pelindung dari


cuaca panas dan dingin, simbol strata sosial, tetapi juga simbol moral
untuk proteksi diri agar terhindar dari fitnah, yang dapat mengundang
pihak lain, lawan jenis untuk melakukan pelanggaran agama, pelecehan
seksual, bahkan perbuatan zina.4

Tujuan utama pakaian adalah menutup aurat anggota tubuh yang


merupakan futrahnya sebagai manusia, melindungi dirinya dari cuaca yang
berganti-ganti, dan sebagai perhiasan dan keindahan. Hal ini tercantum dalam
Q.S Al-‘Araf ayat 26:

       


          
  
26. Hai anak Adam [530], Sesungguhnya Kami telah menurunkan

kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk


perhiasan. dan pakaian takwa [531] Itulah yang paling baik. yang

3
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian
Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 174-178.
4
Abd Rahman R, Perempuan Antara Idealitas dan Realitas Masyarakat Perspektif
Hukum Islam (Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 268.

3
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat.5

[530] Maksudnya Ialah: umat manusia

[531] Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah.

C. Pakaian Dalam Syariat Islam Bagi Laki-Laki dan perempuan

Rasulullah mengenakan pakaian yang sama dengan yang di pakai


oleh umat pada masanya. Beliau tidak pernah menganjurkan untuk
berpakaian dengan pakaian tertentu juga tidak pernah melarang pakaian
tertentu. Beliau hanya memberikan karakter dan ciri-ciri pakaian yang
dilarang. Maka hukum dasar muamalah termasuk berpakaian adalah
mubah dan tidak ada larangan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Hal itu berbeda dengan ibadah-ibadah yang hukum dasarnya adalah
haram, kecuali yang diperbolehkan oleh Islam.6

Syariat Islam adalah aturan hidup yang sempurna dan lengkap.


Aturannya membahas seluruh persoalan manusia termasuk syariaat Islam
dan adab berpakaian bagi wanita dan laki-laki. Islam sendiri tidak
membatasi jenis pakaian tertentu. Namun memiliki cara adab dalam
berpakaian, karena Islam merupakan agama yang membimbing umatnya
agar berpakaian dengan cara yang baik dan memberikan kesan yang baik
dan sopan pula. Baik bagi wanita maupun laki – laki. Adab berpakaian
bagi wanita yaitu:

1. Pakaiannya menutup aurat, artinya pakaian yang longgar dan tidak


menampakkan bentuk tubuh.
2. Disunnahkan memakai pakaian yang bersih dan wangi yang tidak
berlebihan.
3. Pakaian wanita tidak menyerupai laki-laki, demikian juga sebaliknya

5
Dapertemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan, h. 153.
6
Muhammad Wahidi, Ahkam Banuwan, terj. Hayati Muhammad, Fikih Perempuan,
(Jakarta: al-Huda, 2006), h. 5.

4
4. Bukan pakaian syuhrah (baju ketenaran).
5. Pakaiannya tidak bergambar nyawa atau bersalib, sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan dari istri Rasulullah, Aisyah Aisyah
RA, ia berkata:
َ َ‫صالِيبُ ِإالَّ نَق‬
ُ‫ضه‬ ُ ‫لَ ْم يَ ُك ْن يَ ْت ُر‬
َ َ‫ك فِى بَ ْيتِ ِه َش ْيًئا فِي ِه ت‬
Artinya” “tidaklah Rasulullah SAW meninggalkan rumah yanga ada
pakaian terdapat salib, melainkan beliau mengahapusnya,” (H.R.
Bukhari).
6. Disunnahkan memulai dengan bagian kanan dalam berpakaian dan
semisalnya
7. Disunnahkan bagi yang memakai pakaian baru hendaknya berdoa.
8. Disunnahkakan memakai pakaian putih, sebab dalam suatu hadits
disebutkan bahwa pakaian putih adalah sebaik-baiknya pakaian
9. Disunnahkan memakai minyak wangi, namun wanita tidak
diperbolehkan memakai wewangian jika sekelilingnya banyak laki-
laki yang bukan mahramnya. Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA,
Rasulullah bersabda:
ٌ‫ و ُكلُّ عي ٍن زانية‬، ٌ‫قوم لي ِجدُوا ريَحها ف ِه َي زانية‬
ٍ ‫َّت علَى‬ ْ ‫استعطرت ثُ َّم خَ َر َج‬
ْ ‫ فمر‬، ‫ت‬ ْ ‫أيُّما امرأ ٍة‬

Artinya: "Wanita mana saja yang memakai wewangian lalu ia


keluar dan melewati para lelaki sehingga tercium sebagian dari
wanginya tersebut, maka ia adalah seorang pezina. Dan setiap mata
yang melihatnya juga pezina," (HR Abu Dawud).

10. Adab berpakaian bagi wanita muslim terakhir adalah diharamkan


untuk mentato, mencukur bulu wajah, mengubah bentuk tubuh, dan
menyambung rambut. Hal ini didasarkan pada hadits dari Abu
Hurairah dan Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:
َ‫ َو ْال َوا ِش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمة‬، َ‫صلَة‬
ِ ْ‫صلَةَ َو ْال ُم ْستَو‬
ِ ‫لَ َعنَ هَّللا ُ ْال َوا‬

5
Artinya: “ Allah melaknat perempuan yang menyambng
rambut, perempuan yang meminyta disambungkan rambutnya,
begitu pula perempuan yang membuat tato dan yang dibuatkan
tato.” (H.R Bukhari dan Muslim).

Berikut ini syariat islam dan adab berpakaian bagi laki–laki;

1. Menutup aurat
2. mengakui nikmat pakaian yang dianugrahkan Allah SWT
3. memakai pakaian yang sederhana
4. Memakai pakaian berwarna putih

Meski Islam tidak membatasi warna apa saja yang bisa


dipakai, tetapi warna putih sangat dianjurkan karena bersifat
suci dan bersih. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh sabda
Rasulullah,

5. Memakai pakaian berwana putih.


Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian
berwarna putih lebih suci dan lebih baik. Kafankan jenazah kalian
dengan kain putih.” (HR. Ahmad, an-Nasaa’i).
6. Hindari pakaian yang terbuat dari sutra dan emas
Pakaian sutra dan perhiasan emas biasanya dipakai oleh
perempuan. Islam melarang laki-laki untuk mengenakan dua
barang tersebut karena dalam berpakaian, laki-laki tidak boleh
menyerupai wanita. Begitu juga sebaliknya.
Di dalam syariat islam ada beberapa mengenai adab
berpakaian (untuk wanita dan laki-laki) yaitu:

1. Menutup aurat.

6
Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat
hingga ke lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota
badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat."
(HR.Bukhari).

2. Tidak menampakkan tubuh

Pakaian yang jarang sehingga menampakkan aurat tidak


memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja
menampak warna kulit, malah boleh merangsang nafsu orang
yang melihatnya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Dua
golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat ialah, satu
golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan
bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang
memakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga
kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk.Mereka tidak masuk
syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu
dapat dicium daripada jarak yang jauh." (HR.Muslim)

3. Pakaian tidak ketat

Tidak menimbulkan perasaan riya


Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Siapa yang melabuhkan
pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan
memandangnya pada hari kiamat." Dalam hadis lain, Rasulullah
SAW bersabda bermaksud: "Siapa yang memakai pakaian yang
berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan
pada hari akhirat nanti." (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'iy dan Ibnu
Majah).

4. Lelaki, dan wanita berbeda.

7
Maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh
dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW
mengingatkan hal ini dengan tegas sabdanya yang artinya: "Allah
mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki
yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan
Muslim).
Beliau SAW juga bersabda: "Allah melaknat lelaki berpakaian
wanita dan wanita berpakaian lelaki." ?(Abu Daud dan Al-
Hakim).

5. Larangan pakai sutera


D. Perhiasan Yang Boleh Bagi Perempuan Dan Laki-Laki

Perhiasan dalam bahasa Arab disebut dengan zīnah dan memiliki


sinonim dengan kata ḥulī dan Zukhruf.7 Perhiasan merupakan benda yanng
digunakan untuk mempercantik dan mendukung penanpilan seseorang
baik kaum pria ataupun wanita. Salah satu bahan pembuatan perhiasan
yang paling populer dari zaman nenek moyang hingga sekarang yakni
emas. Emas merupakan logam mulia yang memiliki warna kuning sebagai
cirikhasnya

Berikut perhiasan yang boleh dipakai laki-laki yaitu:

1. Memakai minyak rambut


2. Memakai cincin, baik ada batu hiasnya atau tidak, baik dari
perak atau logam lainnya, selama bukan dari emas adalah
boleh. Emas merupakan perhiasan yang dihalalkan bagi wanita
dan diharamkan bagi laki-laki. Dalam sebuah hadits Rasulullah
menegaskan, “Emas dan Sutra diharamkan bagi orang-orang
muslim (laki-laki).” (HR Ahmad). Dari Anas bin Malik
Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

7
Atabik Ali, Kamus Inggris-Indonesia-Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, cet, I,
2003), 227.

8
‫ص ُه َحبَشِ ًّيا‬ َ ‫ َو َك‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم مِنْ َو ِر ٍق‬
ُّ ‫ان َف‬ َ ‫هللا‬
ِ ‫ُول‬ِ ‫ان َخا َت ُم َرس‬
َ ‫َك‬

Dahulu, cincin Rasulullah ‫ ﷺ‬terbuat dari perak, dan mata


cincinnya adalah batu dari Etiopia. (HR. Muslim No. 2094)

Berikut ini yang boleh dipaaki perhiasan bagi perempuan yaitu:

1. Perhiasan emas dan perak, seperti kalung, cincin dan


sebagainya

2. Pakaian dari sutera


Di dalam Islam hanya wanita yang diperbolehkan
menggunakan baju berbahan sutra dan bagi lelaki haram
hukumnya menggunakan semua perhiasan dan pakaian yang
terbuat dari sutra.
E. Cara Memakai Perhiasan Dalam Syariat Islam
Memakai perhiasan pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak
dilarang, akan tetapi di dalam penggunaannya tidak diperbolehkan
bertentangan atau melanggar syara’, seperti tidak boleh berlebihan serta
harus kena dengan tempatnya. 

Memakai perhiasan merupakan sifat umum yang dimiliki oleh


kaum wanita dan laki-laki, baik itu perhiasan yang terbuat dari emas
kecuali bagi laki-laki, (, perak, maupun dari bahan lainnya. Dan hukum
memakai perhiasan-perhiasan tersebut bagi kaum wanita adalah halal atau
diperbolehkan. Selama tidak berlebih-lebihan dan mengundang rasa
sombong, rasa iri terhadap orang lain.

Kemudian haram hukumnnya memakai perhiasan yang terbuat dari


emas maupun kain sutera bagi kaum laki-laki. Dan masalah pemakaian
anting-anting pada kaum pria, islam sangat mengharamkan hal tersebut,
karena itu merupakan sikap menyerupai gaya wanita, dan begitu juga
sebaliknya

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Pakaian merupakan suatu nikmat dari Allah swt yang berguna
untuk dua hal, yang pertama menutup aurat dan yang kedua berhias dan
memperbagus penampilan. Agama Islam telah menggambarkan bahwa
berpakaian itu tujuannya untuk menutup aurat sebagai salah satu tanda
kepatuhan kita kepada Allah. Dalam rangka ini, menutup aurat mestilah
menjadi pertimbangan yang utama bagi setiap muslim dalam memakai
pakaian. Agama membolehkan memakai pakaian dari jenis apapun
bahannya di buat, asalkan tidak ada ketentuan yang melarangnya. Oleh
sebab itu etika berpakaian dalam islam bukan hanya sekedar memakai
pakaian yang menutup aurat, tetapi pula memperhatikan aspek etika.
Memakai pakaian yang menyeret tanah tidak diperbolehkan dalam islam,
karena ini dianggap sebagai suatu hal yang berlebihan, oleh sebab itu jika
kita memakai pakaian hendaklah yang sopan dan menutup aurat.

Allah juga melarang pria memakai perhiasan emas karena itu


menjadi alat berbangga-bangga dan bermegah-megahan. Ada orang yang
berpendapat emas putih, platina, atau berlian, yang lebih mahal dari pada
emas, halal karena itu bukan emas akan tetapi meskipun tidak ada dalil
emas putih platina, atau berlian itu haram bagi pria, namun Nabi dan
Sahabat tidak pernah memakainya. 

DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman R, Perempuan Antara Idealitas dan Realitas Masyarakat Perspektif
Hukum Islam, Makassar: Alauddin University Press, 2014.

11
Abu. Syaikh Malik Kamal, Panduan Beribadah Khusus Wanita, Jakarta:
Almahira, 2007.

Atabik Ali, Kamus Inggris-Indonesia-Arab, Yogyakarta: Multi Karya Grafika,


cet, I, 2003.

Dapertemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan.

Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqh Perempuan Kontemporer, Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun


Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

M Abdul Mujieb, dkk, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994.

Muhammad Wahidi, Ahkam Banuwan, terj. Hayati Muhammad, Fikih


Perempuan, Jakarta: al-Huda, 2006.

Sultan. Deni Bahtiar, Berjilbab & Tren Buka Aurat ,Yogyakarta: Mitra Pustaka,
2009.

12

Anda mungkin juga menyukai