Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan Makalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pengertian Anak Berbakat (Gifted) 2
2.2. Karakteristik Anak Berbakat (Gifted) 2
2.3. Identifikasi Anak Berbakat (Gifted) 4
2.4. Permasalahan yang Dihadapi Terkait dengan Karakteristik Individu Gifted 5
2.5. Layanan Pendidikan bagi Anak Berbakat (Gifted) 6
BAB III PENUTUP 8
3.1. Simpulan 8
DAFTAR PUSTAKA 9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Disadari bahwa setiap individu lahir dengan keistimewaan yang khas, dan tidak sama antar individu
satu dengan lainnya. Berbagai keistimewaan individual itulah yang nanti pada akhirnya kelak akan
menjadikan siapa dirinya. Hanya saja segala keistimewaan tersebut tidak dapat berkembang secara
optimal jika tidak didukung dengan faktor-faktor lain yang memungkin tumbuh-berkembangnya
potensi istimewa tersebut.
Banyak anak-anak berbakat tidak menerima layanan pendidikan yang sesuai untuk mereka. Dengan
mengabaikan untuk memberi mereka pendidikan yang layak yang harus diterima, akan membuat
anak-anak berbakat tidak dapat tumbuh dan berkembang aspek bakat mereka.
Selain itu, yang juga patut disadari oleh para orangtua dan pendidik. adalah keistimewaan yang ada
pada diri anak akan memiliki keterbatasan, sehingga jangan pernah berpikir bahwa anak-anak dengan
kemampuan istimewa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dengan kemampuan yang
dimilikinya sendiri, bahkan tidak jarang justru karena kemampuan istimewanya menjadikan anak-
anak mengalami situasi dilematis yang sulit dipecahkannya sendiri. Maka dari itulah makalah ini akan
mengkaji berbagai layanan pendidikan untuk anak berbakat (gifted) sehingga pendidik dapat
memahami karakteristik dan penanganan yang harus diberikan kepada anak berbakat (gifted) tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud anak berbakat atau anak gifted?
2. Bagaimanakah karakteristik anak berbakat (gifted)?
3. Bagaimanakah cara mengidentifikasi anak berbakat (gifted)?
4. Apa sajakah permasalahan yang dialami oleh anak berbakat (gifted)?
5. Bagaimanakah pelayanan pendidikan bagi anak berbakat (gifted)?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk memahami pengertian anak berbakat atau anak gifted.
2. Untuk mengetahui karakteristik anak berbakat (gifted).

3. Untuk memahami cara mengidentifikasi anak berbakat (gifted).


4. Untuk  memahami permasalahan yang dialami oleh anak berbakat (gifted).
5. Untuk memahami pelayanan pendidikan bagi anak berbakat (gifted).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anak Berbakat (Gifted)


Istilah anak gifted atau gifted children dalam bahasa Indonesia sering digunakan untuk menyebut anak
berbakat, anak luar biasa, dan untuk anak-anak jenius. Anak gifted merupakan anak yang memiliki
pemikiran yang kritis, mampu menerima informasi dengan mudah, dan mempunyai keterikatan
terhadap tugas-tugas (Klein dalam Masruroh dkk. 2014: 214).
Anak berbakat dalam konteks ini adalah anak-anak yang mengalami kelainan intelektual di atas rata-
rata (Suparno, 2007: 4-19). Menurut United States Office of Education dalam Munandar (2009: 23)
anak berbakat sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai
kemampuan-kemampuan yang unggul.
Dari beberapa pengertian anak berbakat (Gifted) yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan
bahwa anak berbakat (Gifted) adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual diatas rata-rata,
memiliki pemikiran yang kritis, mampu menerima informasi dengan mudah, dan mempunyai
keterikatan terhadap tugas-tugas.

2.2. Karakteristik Anak Berbakat (Gifted)


Ada banyak hal yang menjadi karakteristik khas anak-anak gifted secara umum, beberapa di
antaranya adalah:
1) Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes
inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 130.
2) Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain.
Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
3) Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
4) Kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi
orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
5) Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya seni musik, drama, tari,
lukis, dan lain-lain (Idrus, 2013: 119-120).
Beberapa karakteristik yang menonjol dari anak-anak berbakat sebagaimana diungkapkan Kitato dan
Kirby, dalam Suparno (2007: 4-20) yang lebih terperinci, dalam ini adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik Intelektual
• Proses belajarnya sangat cepat
• Tekun dan rasa ingin tahu yang besar
• Rajin membaca
• Memiliki perhatian yang lama dalam suatu bidang khusus
• Memiliki pemahaman yang sangat majau terhadap suatu konsep
• Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik
2) Karakteristik Sosial-emosional
• Mudah diterima teman-teman sebaya dan orang dewasa
• Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial, dan memberikan sumbangan pemikiran yang
konstruktif

• Kecenderungan sebagai pemisah dalam suatu pertengkaran


• Memiliki kepercayaan tentang persamaan derajat semua orang, dan
jujur
• Perilakunya tidak defensif, dan memiliki tenggang rasa
• Bebas dari tekanan emosi, dan mampu mengontrol emosinya sesuai situasi, dan merangsang
perilaku produktif bagi oranglain.
• Memiliki kapasitas yang luar biasa dalam menanggulangi masalah sosial.
3) Karakteristik Fisik-kesehatan
• Berpenampilan rapi dan menarik
• Kesehatannya berada lebih baik di atas rata-rata
Selain daripada itu perlu dipahami bahwa di balik karakteristik anak gifted, ada perilaku positif dan
negatif yang muncul seperti yang dinyatakan Little  (2003) pada tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Karakteristik Anak Gifted dan konsekuensi Perilakunya

Sumber : Little (2003)

2.3. Identifikasi Anak Berbakat (Gifted)


Pengidentifikasian murid cerdas dan berbakat menurut (Wicaksono, 2016: 34) dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan, yaitu; (1) melalui tes, (2) melalui studi kasus, dan (3) melalui penggabungan
keduanya. Pelaksanaan identifikasi di sekolah, dapat dilakukan melalui dua tahap, yaitu; (1) tahap
penjaringan (Screening), dan (2) tahap seleksi (identification)
1) Tahap Penjaringan (Screening)
Tahap ini biasa dilakukan dengan menganalisis data prestasi belajar. Dasar pemikiran kegiatan ini
adalah biarpun anak/individu yang memiliki prestasi belajar tinggi tidak selalu konklusif memiliki
kecerdasan dan keberbakatan yang tinggi, namun mereka tetap digolongkan termasuk anak cerdas dan
berbakat. Pertimbangan lain (dalam menetapkan anak cerdas dan berbakat) adalah aturan dalam 
penyelenggaraan kelas unggulan yang menetapkan persyaratan murid harus memiliki nilai rata-rata 8
(delapan). Disamping berdasar data prestasi belajar, kegiatan penjaringan juga dapat dilakukan
dengan menganalisis usia kronologis, serta nominasi oleh teman sekelas, orangtua, dan guru. Usia
kronologis juga menjadi acuan dengan asumsi bahwa walaupun individu cerdas dan berbakat
memiliki usia lebih muda, namun ia memiliki usia mental yang lebih tinggi disbanding teman
sebayanya. Keadaan demikian membuat ia mampu bersaing dengan teman-temannya yang memiliki
usia kronologis yang lebih tua. Penjaringan murid cerdas dan berbakat dimungkinkan pula
berdasarkan nominasi dari orangtua, guru serta teman sekelas. Asumsi berdasarkan nominasi ini
dipakai karena orang-orang yang terdekat biasanya mempunyai waktu pengamatan relatif lebih lama
dan intensif, sehingga dianggap mengetahui lebih banyak mengenai kemampuan individu cerdas dan
berbakat tersebut.
2) Tahap Seleksi (identification).
Individu yang sudah lulus tahap penjaringan ini selanjutnnya diseleksi menggunakan perangkat tes.
Untuk tahap seleksi ini biasa menggunakan tes antara lain; Colour Progressive Matrice (CPM),
Wechler Intelligence Scale for Children (WISC). Sebagai contoh, siswa berbakat adalah siswa yang
memiliki IQ diatas 125

2.4. Permasalahan yang Dihadapi Terkait dengan Karakteristik Individu Gifted


Ciri-ciri tertentu pada individu cerdas dan berbakat yang justru mungkin dapat menimbulkan masalah
tertentu antara lain;
1) Mudah muncul sifat skeptis karena kemampuannya dalam berfikir kritis baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap orang lain,
2) Cepat bosan atau tidak senang terhadap hal-hal yang monoton dan rutin, karena karena ia memiliki
kemampuan kreatif dan minat yang tinggi untuk melakukan hal-hal baru.
3) Sering melakukan pemaksaan kehendak atau pendapat sebagaimana dimiliki individu genius
karena merasa pendapatnya lebih benar. Disamping kelebihannya yaitu memiliki perilaku ulet dan
terarah pada tujuan,
4) Kurang sabar atau kurang toleran jika tidak ada kegiatan, atau kurang tampak kemajuan dalam
suatu kegiatan, hal ini diakibatkan semangat tinggi serta kesiagaan mental,
5) Mudah tersinggung serta peka terhadap kritik dari orang lain, karena individu genius ini
mempunnyai kepekaan tinggi,
6) Mempunyai kemampuan dan minat yang beraneka ragam sehingga membuat individu ini
memerlukan fleksibilitas serta dukungan untuk menjajagi serta mengembangkan minat-minatnya,
7) Mandirian dalam belajar dan bekerja, disisi lain kebutuhannya akan kebebasan dapat menimbulkan
konflik, karena individu ini tidak mudah konform (tunduk) terhadap tekanan-tekanan dari pihak luar.
Ia juga dapat merasa tidak ditolerir atau kurang dimengerti oleh lingkungannya (Wicaksono, 2016:
34).

2.5. Layanan Pendidikan bagi Anak Berbakat (Gifted)


Setelah teridentifikasi keberbakatan anak, langkah selanjutnya adalah menentukan layanan pendidikan
bagi mereka. Ada berbagai macam layanan pendidikan bagai anak berbakat menurut Suparno (2007:
5-16),yaitu:
1) Layanan akselerasi, yaitu layanan tambahan untuk mempercepat penguasaan kompetensi dalam
merealisasi bakat anak.
2) Layanan kelas khusus, yaitu anak yang berbakat unggul dikelompokkan dalam satu kelas dan
diberikan layanan tersendiri sesuai dengan bakat mereka.
3) Layanan kelas unggulan, sama dengan layanan kelas khusus hanya berbeda dalam model
pengayaannnya.
4) Layanan bimbingan sosial dan kepribadian
Hampir serupa dengan pendapat Suparno tersebut layanan pendidikan atau program bimbingan
menurut Wicaksono (2016: 34). yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pengayaan (Enrichment)
Enrichment merupakan bimbingan bagi siswa dengan jalan menyediakan kesempatan serta fasilitas
belajar tambahan yang bersifat vertikal (pendalaman) dan horizontal (perluasan) setelah siswa
menyelesaikan semua tugas yang diprogramkan terhadap siswa pada umumnya termasuk siswa yang
bersangkutan. Bentuk tugas ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas mencari materi di
perpustakaan, belajar mandiri (independent study), proyek penelitian, studi
kasus, dan sebagainya.
b. Percepatan (Acceleration)
Pembinaan siswa berbakat dilakukan dengan memperbolehkan siswa naik kelas secara melompat atau
menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih cepat. Bentuk percepatan seperti
masuk kelas lebih awal, naik kelas sebelum waktunya, mempercepat pelajaran, dan sebagainya
c. Pengelompokan khusus (Segregation)
Program Segregation ini dapat dilakukan secara penuh atau sebagian. Kegiatan ini dilakukan dengan
terlebih dahulu mengumpulkan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan luarbiasa (cerdas dan
berbakat) dan diberi kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai
dengan potensinya. Pelaksanaannya dapat diselenggarakan seminggu sekali atau tiap hari dalam satu
semester penuh. Bentuk Segregation antara lain; homogeneus grouping, cluster grouping, subgrouping
dan cross grouping.
Selain itu, strategi khusus untuk meningkatan perkembangan keberbakatan yang dimiliki anak-anak
gifted menurut Ormrod (2008) sebagai berikut :
1) Memberikan tugas-tugas yang terindividualisasi, yaitu tugas yang disesuaikan dengan kemampuan
individual peserta didik;
2) Membentuk kelompok belajar yang terdiri dan siswa-siswa yang memiliki minat dan kemampuan
yang serupa;
3) Mengajarkan keterampilan kognitif yang kompleks dalam konteks mata pelajaran tertentu;
4) Memberikan kesempatan untuk melakukan kajian secara mandiri tentang satu topik tertentu;
5) Mendorong siswa untuk menerapkan sasaran yang tinggi
6) Mencari sumber daya dari luar.
Pendapat hampir serupa juga dikemukakan oleh Semiawan dan Mangunsong, (2010: 46) bahwa
strategi efektif bagi mereka memiliki beberapa ciri tertentu yang menghadirkan kemungkinan
intervensi efektif sebagai berikut:
1) Libatkan siswa-siswa ini dalam suatu kerja tim dengan anak berbakat lainnya.
2) Selain itu, siswa pada umumnya juga harus bergaul dengan kelompok ini agar terwujud kelompok
belajar yang saling memahami.
3) Pemahaman tentang masing-masing kekuatan dan kelemahan diperoleh melalui interaksi dan
pemahamannya tentang talenta kekuatan dan interesnya

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
• Anak berbakat (Gifted) adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual diatas rata-rata, memiliki
pemikiran yang kritis, mampu menerima informasi dengan mudah, dan mempunyai keterikatan
terhadap tugas-tugas.
• Karakteristik anak berbakat meliputi kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi, bakat
istimewa dalam bidang tertentu, kreativitas yang tinggi dalam berpikir, kemampuan memimpin yang
menonjol, prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain.
• Identifikasi anak berbakat (gifted) meliputi (1) tahap penjaringan (screening), dan (2) tahap seleksi
(identification)
• Permasalahan yang dihadapi oleh anak gifted meliputi, mudah muncul sifat skeptis , cepat bosan,
sering melakukan pemaksaan kehendak, kurang sabar, dan mudah tersinggung
• Layanan pendidikan bagi anak berbakat (gifted) meliputi layanan akselerasi, layanan kelas khusus,
layanan kelas unggulan, serta layanan bimbingan sosial dan kepribadian


DAFTAR PUSTAKA

Idrus, Muhammad. 2013. ” Layanan Pendidikan bagi Anak Gifted”. PSIKOPEDAGOGIA Jumal
Bimbingan dan Konseling. 2 (2): 116-131.
Little, K. (2003), Gifted Child: A Handbook for Parents of Gifted Children,
Masruroh, Hidayatul & Iwan W. Widayat. 2014. “Strategi Orangtua dalam Mengembangkan
Kreativitas Anak Gifted”. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 3 (3): 213-221.
Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Ormrod, J. E. (2008).  Educational Psychology Developing Lerners. New York: Merrill Prentice Hall.
Semiawan, C. R. dan F. Mangunsong. 2010. Keluarbiasaan Ganda (Mengeksplorasi, Mengenal,
Mengidentifikasi, dan Menanganinya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suparno dkk. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas.
Wicaksono, Luhur. 2016. “Bimbingan Konseling Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat”. Jurnal
Pembelajaran Prospektif. 1 (1): 30-40.

Anda mungkin juga menyukai