pada bagian ini pembicara atau penulis menjelaskan tema apa dan bagaimana latar dari cerita tersebut.
Pada tahap ini, penulis memberikan sebuah pengenalan berupa informasi mengenai siapa, di mana,
kapan peristiwa atau kejadian itu terjadi di masa lalu. Di dalam bagian ini, penulis menyampaikan
informasi pengantar yang diperlukan untuk memahami keseluruhan dari teks
Events: yaitu peristiwa yang terjadi mulai diceritakan oleh penulis berdasarkan kronologis kejadian. Pada
bagian ini, penulis atau pembicara menyampaikan atau mengisahkan kejadian atau peristiwa yang
terjadi. Bagian ini merupakan isi utama sebuah teks recount. •
Reorientation (optional): Bagian ini merupakan tahapan akhir sebagai pengulangan pengenalan yang
ada di bagian awal teks. Bagian pengulangan ini bisa jadi merupakan rangkuman semua peristiwa atau
kejadian yang diceritakan. Di bagian akhir ini, penulis menuliskan rangkuman dari semua peristiwa atau
kejadian yang diceritakan dengan merujuk kembali pada bagian orientasi teks. Penulis juga biasanya
menuliskan komentar atau kesan personal terhadap peristiwa atau kejadian yang diceritakan pada
bagian Events
Semuanya berawal karena kesalahpahaman antara pasukan Inggris di Jakarta dan yang di
Surabaya, di bawah komando Brigadir A.W.WS. Mallaby. Brigadir Mallaby sudah memiliki
perjanjian dengan Gubernur Jawa Timur Bapak Surya. Perjanjian tersebut menyatakan
bahwa Inggris tidak akan meminta pasukan dan milisi (pasukan liar) Indonesia untuk
menyerahkan senjata mereka.
Namun, sebuah pesawat Inggris dari Jakarta menjatuhkan selebaran di seluruh Surabaya.
Leaflet mengatakan kepada orang Indonesia untuk melakukan hal yang sebaliknya pada
tanggal 27 Oktober 1945. Tindakan ini membuat marah pasukan Indonesia dan para
pemimpin milisi karena mereka merasa dikhianati.
Pada 30 Oktober 1945, Brigadir Mallaby terbunuh ketika dia mendekati pos pasukan Inggris
di dekat Jembatan Merah atau Jembatan Merah, Surabaya. Ada banyak laporan tentang
kematian itu, tetapi secara luas diyakini bahwa Brigadir dibunuh oleh milisi Indonesia.
Melihat situasi ini, Letnan Jenderal Sir Philip Christison membawa bala bantuan untuk
mengepung kota.
Pada pagi hari tanggal 10 November 1945, pasukan Inggris mulai maju ke Surabaya
dengan perlindungan dari pemboman laut dan udara. Meskipun Indonesia
mempertahankan kota dengan heroik, kota itu ditaklukkan dalam waktu 3 hari dan seluruh
pertempuran berlangsung selama 3 minggu. Secara total, antara 6.000 dan 16.000 orang
Indonesia meninggal sementara korban di pihak Inggris sekitar 600 hingga 2000.
Bandung lautan api adalah kebakaran yang terjadi di kota Bandung pada tanggal 24 Maret 1946. Dalam
waktu tujuh jam, sekitar 200.000 warga Bandung membakar rumah mereka.
Pasukan Inggris sebagai bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada 12 Oktober 1945.
Bandung memang sengaja dibakar oleh TRI dan masyarakat setempat. Ada asap hitam mengepul tinggi
ke udara di mana-mana. Tentara Inggris mulai menyerang dengan sangat sengit. Pertarungan terbesar
terjadi pada nama desa Dayeuh Kolot, di Bandung Selatan, dimana terdapat sebuah gudang amunisi
besar milik Inggris. Dalam pertempuran ini, Barisan Rakyat Indonesia menghancurkan depot amunisi.
Strategi untuk menghanguskan Bandung dianggap perlu karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak
sebanding dengan pasukan Inggris dan NICA. Kejadian ini terinspirasi untuk menciptakan lagu terkenal
“Halo, Halo Bandung”.