Contoh Laporan Ukm
Contoh Laporan Ukm
PENDAHULUAN
1
memiliki motivasi. Motivasi meningkat ketika pasien memiliki pengalaman yang
baik dan percaya kepada dokternya (National Institutes of Health, 2003).
Kontrol tekanan darah (TD sistolik <140 mmHg dan TD diastolik <90
mmHg), meskipun ditingkatkan, masih jauh dibawah target Healty People dari
50%; hanya 30% yang masih menyadari mereka menderita hipertensi (National
Institutes of Health, 2003). Menurut data tahun 1999-2000 hanya 34% dari
penderita hipertensi di Amerika yang mencapai kontrol tekanan darah
(Chobanian, et al, 2003).
Uji klinis baru menunjukkan bahwa kontrol tekanan darah yang efektif
dapat dicapai dalam sebagian besar pasien yang menderita tekanan darah
tinggi, tetapi sebagian besar akan memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi. Ketika seorang dokter gagal meresepkan mengenai modifikasi
gaya hidup, dosis obat yang memadai, atau kombinasi obat yang tepat, maka
kontrol tekanan darah tidak akan memadai (National Institutes of Health, 2003).
Intervensi perilaku pada pasien, seperti konseling, terbukti efektif
meningkatkan kontrol tekanan darah (Boulware, 2001). Penanganan hipertensi
tidak hanya ditekankan pada terapi farmakologis saja, tetapi juga diperlukan
terapi nonfarmakologis yaitu pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya
modifikasi gaya hidup agar dapat memperoleh target tekanan darah yang ingin
dicapai.
Berdasarkan rekapitulsi beberapa penyakit terbanyak berdasarkan
kunjungan di puskesmas Pakisaji tahun 2012, didapatkan bahwa penyakit
terbanyak di Puskesmas Pakisaji adalah ISPA nonpneumonia dan hipertensi
primer. Penulis memilih penyakit hipertensi sebagai penyakit yang akan
diintervensi, karena komplikasi yang diakibatkan hipertensi lebih berbahaya
dibandingkan ISPA non pneumonia. Berdasarkan data didapatkan bahwa Desa
Permanu merupakan penduduk terbanyak yang menderita hipertensi primer.
Atas dasar masalah diatas maka penulis melakukan intervensi hipertensi pada
lansia di Desa Permanu Kecamatan (Laporan tahunan Puskesmas Pakisaji,
2012).
1.2 Tujuan
2
1.2.1 Tujuan Umum
Tercegahnya angka resiko komplikasi penderita hipertensi di Puskesmas
Pakisaji Kabupaten Malang.
1.3 Sasaran
3
2. Menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam
merancanakan program dan melaksanakan program untuk
memecahkan suatu masalah kesehatan.
4
BAB II
ANALISIS SITUASI
2.1.1 Geografi
5
Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Pakisaji
Luas Wilayah Kecamatan Pakisaji adalah 38,9 km2 dengan ketinggian 388 m
dari permukaan laut.
Hubungan antar desa lewat jalan aspal, jalan tanah, jalan berbatu, dan dapat di
lalui kendaraan roda empat dengan jarak tempuh paling cepat 5 menit dan
paling lambat 65 menit. Dimana daerah ini agak sulit apabila hujan. Jarak
wilayah desa terjauh dari puskesmas pakisaji, yaitu: 7 km.
Kota Kabupaten : 12 km
RS Saiful Anwar : 12 km
RSUD Kepanjen : 8 km
RS Ben Mari : 3 km
RS Wava Husada : 5 km
2.1.2 Demografi
6
RT : 373 RT
KK : 21.297 KK
Rumah : 20.997
Sekolah : 56
Pasar : 4
Masjid : 31
Gereja : 11
Pure : 10
7
Analis : 1 orang
Kontrak : 3 orang
Sukwan : 6 orang
2. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas induk : 1 buah
Puskesmas pembantu : 2 buah
Polindes : 12 buah
Posyandu : 89 buah
Ambulance : 1 buah
Sepeda Motor : 2 buah
Dokter Praktek : 11 orang
Bidan Praktek Swasta : 6 orang
B.P. Swasta : 1 unit
BKIA Swasta : 1 unit
a. Masalah Kesehatan
8
Peningkatan angka kejadian diare pada balita sebanyak 107 anak
di Desa Kebonagung.
Peningkatan angka kejadian penyakit hipertensi pada lansia
sebanyak 688.
Cakupan optimalisasi mutu keseimbangan gizi pada bayi usia 6-
11 bulan sebanyak 37.
b. Cakupan Data KS
9
Desa Permanu mempunyai luas wilayah 457,156 m 2, dengan jumlah
penduduk 6524 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 3000 jiwa dan
perempuan sebanyak 3524 jiwa.
Sekolah : 3
Pasar : 1
Masjid : 2
Gereja : 1
Posyandu Balita : 6
Posyandu Lansia : 6
Bidan Praktek Swasta : 1
Ponkesdes : 1
Kader Kesehatan : 36
Dukun Bayi : 2
10
6 Penderita tuberkulosis paru mendapatkan 100%
pengobatan sesuai standar
7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan 100%
secara teratur
8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan 100%
pengobatan dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 70%
10 Keluarga mempunyai akses sarana air 100%
bersih
11 Keluarga mempunyai akses atau 100%
menggunakan jamban sehat
12 Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan 100%
Kesehatan Nasional (JKN)
11
BAB III
12
Hasil penentuan prioritas masalah dengan metode USG sebagaimana
terdapat pada tabel 3.1.
13
Berdasarkan Metode USG diatas, maka prioritas masalah adalah
kejadian penyakit hipertensi pada lansia sebanyak 688 pada tahun 2012.
1. Definisi
2. Penyebab Hipertensi
14
3. Faktor Risiko Hipertensi
15
vasokonstriksi agar tidak terjadi hiperperfusi jaringan. Faktor lokal lain seperti
pH dan hipoksia, serta interaksi saraf (sistem adrenergik a- dan ß-), mungkin
penting. Ginjal berperan penting dalam pengendalian tekanan darah, melalui
sistem renin-angiotensin, ginjal mempengaruhi resistensi perifer dan
homeostasis natrium. Angiontensin II meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatkan resitensi perifer (efek langsung pada sel otot polos vaskular) dan
volume darah (stimulasi sekresi aldosteron, peningkatan reabsorbsi natrium
dalam tubulus distal). Ginjal juga mengasilkan berbagai zat vasodepresor atau
antihipertensi yang mungkin melawan efek vasopresor angiotensin. Bila volime
darah berkurang, laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate) turun
sehingga terjadi peningkatan reabsorbsi natrium oleh tubulus proksimal
sehingga natrium ditahan dan volume darah meningkat (Kumar, et al, 2007).
16
3.3.5 Komplikasi Hipertensi dan Penatalaksanaan Hipertensi
1. Komplikasi
2. Penatalaksanaan Hipertensi
17
Promosi kesehatan modifikasi gaya hidup irekomendasikan untuk
individu dengan pra-hipertensi dan sebagai tambahan terhadap terapi
obat pada individu hipertensi. Intervensi ini untuk risiko penyakit jantung
secara keseluruhan. Meskipun dampak intervensi gaya hidup pada
tekanan darah akan lebih terlihat pada orang dengan hipertensi, dalam
percobaan jangka pendek, penurunan berat badan dan pengurangan
NaCl diet juga telah ditunjukkan untuk mencegah perkembangan
hipertensi. Pada penderita hipertensi, bahkan jika intervensi tersebut
tidak menghasilkan penurunan tekanan darah yang cukup untuk
menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang dibutuhkan untuk
mengontrol tekanan darah dapat dikurangi. Modifikasi diet yang efektif
menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan,
mengurangi asupan NaCl, meningkatkan asupan kalium, mengurangi
konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat secara keseluruhan
(Kotchen, 2008).
18
50% responden dengan hipertensi derajat 1 turun menjadi 41,67%
sesudah perlakuan. Berdasarkan uji Paired Sampel T-test diperoleh hasil
0.000 untuk nilai sistolik dan 0.001 untuk nilai diastolik, keduanya lebih
kecil dari p value 0.05 sehingga disimpulkan terdapat pengaruh
pelaksanaan senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi pihak terkait untuk menerapkan senam lansia sebagai terapi
nonfarmakologi bagi lansia penderita hipertensi (Margiyati, 2010).
c. Terapi Farmakologi
19
5) Angiotensin II Receptor Blocker atau Areceptor antagonist/blocker
(ARB)
20
Hubungan dokter-pasien adalah berdasarkan kepercayaan,
menghormati, dan pengetahuan holistik pasien berkorelasi dengan hasil positif
dari perawatan, seperti kepatuhan, kepuasan, dan status kesehatan. Pasien
sering mengevaluasi kompetensi dokter berdasarkan keterampilan layanan
pasien mereka, bukan keterampilan klinis mereka. Layanan pasien adalah
termasuk kemudahan akses, waktu tunggu yang minimal, dan tanggapan yang
positif dari staf pekerja, semua mempengaruhi kepuasan penyedia dan
kepatuhan pasien. Dokter adalah model peran dan harus melatih staf dengan
meningkatkan positif interaktif, dan lingkungan empati. Hal Ini akan
meningkatkan kenyamanan pasien dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam
perawatan mereka sendiri (National Institutes of Health, 2003).
21
diterapkan pada lansia akan lebih mudah ditanggapi dan mudah diingat. Dalam
senam ini menggunakan gerakan-gerakan yang mudah dipahami dan mudah
diingat oleh para lansia.
22
Dana Manusia
Kurangnya pengetahun
Keterbatasan masyarakat tentang
biaya untuk Gaya hidup tidak
hipertensi
pemeriksaan sehat (kurang
olahraga)
Sarana Metode
23
3.5 Penyebab Masalah yang Paling Mungkin
24
Memberikan brosur-brosur yang berisi tentang pengetahuan tentang
penyakit hipertensi
Menambah jumlah kader untuk pelaksanaan penyuluhan
Menempelkan poster-poster tentang gejala hipertensi
N Skor
Pemecahan masalah Nilai Ranking
o C A R L
1 Memberikan latihan
4 4 4 3 192 2
senam JAWARA
2 Penyuluhan langsung
kepada lansia tentang 5 4 4 5 400 1
hipertensi
3 Menambah jumlah kader
untuk pelaksanaan 3 2 2 4 48 5
penyuluhan.
4 Memberikan leaflet
tentang penyakit 4 4 3 4 192 3
hipertensi pada lansia
5 Memberikan brosur- 3 3 2 4 72 4
25
brosur yang berisi
tentang pengetahuan
tentang penyakit
hipertensi
6. Menempelkan poster-
poster tentang gejala
hipertensi pada lansia. 3 2 2 3 36 6
26
Tabel 3.4. Rencana operasional pemecahan masalah
No Kegiatan Tujuan Sasaran Rincian Waktu Pelaksa Indikator
kegiatan na keberhasilan
1. Advokasi Mendapat Kepala Memohon ijin dan Selasa, Mahasis Kepala Puskesmas
dengan Kepala dukungan dan Puskesmas bantuan sert 18/6/ 2013 wa PKL mendukungpelaksana
Puskesmas bantuan untuk dukungan an kegiatan dengan
Pakisaji melaksanakan terselenggarany memberi ijinan untuk
kegiatan di wilayah kegiatan melakukan kegiatan
Puskesmas penyuluhan penyuluhan hipertensi
Pakisaji hipertensi
2. Koordinasi Mendapatkan Kepala Bagian Mencari data dan Rabu, Mahasis Mendapat informasi
dengan kepala informasi materi, Program Poli informasi tentang 19/06/ 2013 wa PKL dan data tentang
bidang progrm data dan bantun Umum hipertensi di hipertensi yang terjadi
Poli Umum untuk Puskesmas di Puskesmas
melaksanakan Pakisaji Pakisaji
kegiatan
3. Advokasi Mendapat Kepala desa Memohon ijin dan Jumad, Mahasis Kepala desa
dengan kepala dukungan untuk dukungan 21/06/ 2013 wa PKL mendukung
Desa permanu melaksanakan terselenggaranya pelaksanaan program
kegiatan di wilayah kegiatan penyuluhan dengan
desanya penyuluhan memberikan ijinan
hipertensi melakukan kegiatan
4. Koordinasi Mengkoordinasikan Bidan Desa a) Memperkenalk Jumad, 21 Mahasis Adanya kesepakatan
dengan bidan pelaksaan prioritas Permaneu an diri Juni 2013 wa PKL, mengenai teknis
desa pemecahan b) Menjelaskan bidan kegiatan
masalah terpilih secara garis desa
besar waktu, Permena
tempat, dan u
sistematika
kegiatan
penyuluhan
27
dan kegiatan
senam lansia
hipertensi
5. Pembagian Mengumumkan Warga desa Memberikan Senin, 23 Mahasis Semua undangan
undangan rencana Permanu, undangan kepada Juni 2013 wa PKL tersebar sebanyak 30
penyuluhan dan kader dan para kader untuk lembar
senam lansia bidan disebarkan
6. Persiapan a) Menyiapkan Mahasiswa a) Menyiapkan Minggu- Mahasis Alat dan materi untuk
kegiatan materi serta PKL, Bidan dan media Senin, 23- wa PKL penyuluhan telah siap
peralatanuntuk Para kader penyuluhan 24 Juni dengan jumlah 40
penyuluhan b) Menyusun 2013 lembar.
Hipertensi desain leaflet
b) Menyiapkan
leaflet
7. Penyuluhan Adanya para kader Para Kader Penyuluhan Kamis, 27 Mahasis Para kader
kepada para –kader baru yang kepada kepada Juni 2013 wa Pkl menghadiri kegiatan
kader ikut berperan para kader tentang penyuluhan senam
pengetahuan dan JAWARA tersebut
Senam JAWARA sebanyak 100%
hipertensi
8. a) Penyuluhan Meningkatkan Warga desa Pretest dan postest Kamis, 27 Mahasis Para lansia mengerti
dan pengetahuan Permanu untuk Juni 2013 wa PKL dan memahami gejala
evaluasi tentagn hipertensi khususnya mengevaluasi hipertensi dengan
peningkata lansia pengetahuan dapat menjawap
n masyarakat kuisioner
pengetahua sebelum dan
n lansia sesudah
tentang penyuluhan.
hipertensi
28
b) Senam Mencegah resiko Lansia dan Memperagakan Mahasis Kegiatan senam
sehat komplikasi kader senam JAWARA wa PKL terlaksana dengan
lansia hipertensi jumlah lansia yang
datang 80%
29
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
30
4.1.3 Advokasi dengan Kepala Desa Permanu
Hasil yang diperoleh adalah mendapat izin dan dukungan dari Kepala
Desa Permanu, serta mendapat izin untuk menghubungi bidan Desa Permanu,
Kecamatan Pakisaji.
31
Kegiatan ini dilakukan pada :
Hasil yang didapat adalah materi lengkap mulai dari definisi, penyebab,
gejala, resiko, pencegahan serta penanganannya. Pada kegiatan ini
menggunakan senam JAWARA.
32
10.05 – 10.25 Penyuluhan menggunakan teknik tanya jawab dengan
media leaflet.
10.25 – 10.35 Post- test dibagikan pada lansia dan kader
10.35 – 10.40 Menjelaskan teknik senam JAWARA
10.40 – 11.10 Senam JAWARA bersama Kader dan Lansia
4.3.1 Pembahasan
Kegiatan ini dihadiri oleh 19 orang lansia dari target undangan sebanyak
30 orang yang merupakan sasaran penyuluhan, serta dihadiri oleh perawat
desa dan kader desa sebagai sasaran utama penyuluhan. Suasana pada saat
kegiatan berjalan sangat meriah dan respon ingin tahu yang besar.
Kegiatan acara dimulai tidak tepat waktu, hal ini dikarenakan harus
menunggu undangan datang dan menempati ruangan aula.
Adapun kekurangan dalam kegiatan ini yaitu ada beberapa lansia yang
susah membaca yang akhirnya harus didampingi dan diterjemahkan oleh
Bapak Kepala Desa dan mahasiswa dalam bahasa Jawa untuk mengisi soal
pre-test dan Post-test. Dalam kegiatan penyuluhan dengan cara diskusi
beberapa lansia sangat antusias untuk mendengar dan setelah dilakukan
penyuluhan melakukan beberapa pertanyaan yaitu :
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi?
Jawaban: Yang harus diperhatikan yaitu menjaga pola hidup yang
sehat, hindari obesitas, stress, kurangi makan makanan yang
mengandung garam tinggi, tidak boleh merokok dan minum alkohol.
Selain itu harus rutin cek kesehatan secara berkala ke dokter atau ke
Puskesmas.
Dalam bumbu masakan apakah kita harus tidak boleh pake ajinomoto?
Jawaban: Benar sekali, karena dalam bumbu masakan terdapat kadar
garam yang cukup tinggi. Selain bumbu masak, makanan-makanan
yang instan harus dihindari pula untuk mengurangi resiko hipertensi.
33
Selain pertanyaan ada yang bisa menjawa gejala-gejala hipertensi
yaitu: sering pusing, dan mual.
4.3.2 Evaluasi
Dari hasil Pre-test dan Post-test, yang diberikan pada para lansia dengan
dilakukan perhitungan dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil pre test, ternyata pengetahuan para lansia tentang hipertensi
masih kurang. Kemudian setelah pemberian materi dengan metode
penyuluhan terdapat sedikit peningkatan sebesar 8,79 poin atau sebesar
17,39 % dari nilai rata-rata 50,52 menjadi 59,31 pada saat post test walupun
beberapa lansia harus dituntun dalam melakukan pengisian.
34
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
35