Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Lapangan

Tahun Ajaran 2022/2023

KARAKTER MORFOLOGI TUMBUHAN DI KAWASAN


LHONG, ACEH BESAR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat


Final guna pelaksanaan praktikum Biosistematika Tumbuhan

Oleh:
Kelompok 2

Anasya Khansa Yumna (2008104010025)


Anisa Devi Cahyanti (2008104010031)
Fathin Ikhwana Syukra (2008104010029)
Izza Afifah (2008104010081)
Laila Selpiana (2008104010017)
Mutia Royanti (2008104010015)
Putri Khairani (2008104010073)
Syaihan Nabila (2008104010045)

Asisten
Munzilin

LABORATORIUM EKOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
APRIL, 2022
Poikilospermum suaveolens

Gambar 1. Poikilospermum suaveolens

Klasifikasi:

Regnum : plantae

Phyllum : Tracheophyta

Classic : Magnoliopsida

Ordo : Rosales

Familia : Urticaceae

Genus : Poikilospermum

Species : Poikilospermum suaveolens

Poikilospermum suaveolens (Blume) Merr dari Familia Urticaceae sebagai tumbuhan


epifit (liana) yang dapat ditemukan pada ketinggian 500-600 m, di tempat yang lembab, hutan
hujan tropis, dan terletak diberbagai negara seperti Malaysia, Filiphina, India, BorneoVietnam
Thailand dan Indonesia. Tumbuhan ini dapat ditemukan di Indoensia di daerah Jawa Timur
Sulawesi Kalimantan Timur Kalimantan Tengah dan Sumatera. Poikilospermum suaveolens
diketahui berbkasiat sebagai tumbuhan obat tradisonal untuk mengobati sakit otot dan tubuh.
Daun ini biasanya digunakan secara luas sebagai obat tradisional untuk perawatan luka (Ahmad
et al., 2022).

1. 1 Akar

Akar pada tumbuhan Poikilospermum suaveolens merupakan akar tunggang (Radix


primaria). Akar ini merupakan besar dan berada di sentral. Umumnya akar tunggang agak lurus
dan sangat tebal, bentuknya meruncing dan langsung tumbuh ke bawah (Lestari et al, 2022).

1.2 Batang

Batang tumbuhan Poikilospermum suaveolens memilki warna hijau kecoklatan dengan


panjang lebih kurang 24 m. Tipe batang pada Poikilospermum suaveolens adalah batang
berkayu. Tumbuhan ini memiliki cabang berwarna abu-abu-coklat pada saat mengalami
kekeringan (Arbor et al., 1934)

1.3 Daun

Tanaman Poikilospermum suaveolens memiliki bentuk daun dengan tipe daun tunggal dan
berbentuk silinder (bundar telur-lonjong) dengan ukuran 10-60 x 2-25 cm dengan ujung runcing
dan pangkal daun berbentuk hati atau bundar. (Rahman et al, 2012). Menurut Powo (2021), daun
tanaman poikilospermum suaveolens berbentuk apex dengan ujung yang tajam dengan
pertulangan daun menyirip. Tumbuhan ini memiliki daun penumpu yang besar, berkarat dan
berwarna coklat serta permukannya yang halus.

1.4 Bunga

Poikilospermum suaveolens memiliki bunga yang kecil. Bunga yang ada pada tumbuhan ini
berwarna ungu atau pink. Panjang bunga jantan sebesar 1,55–2 mm dan panjang bunga
betina sebesar 3–7 mm. Terdapat 3-4 benang sari pada tumbuhan Poikilospermum suaveolens
(Dodo et al., 2016).
1.5 Buah

Tumbuhan Poikilospermum suaveolens memiliki buah yang berbentuk lonjong-bulattelur,


sungsang dan berkutil. Umumnya buah pada tumbuhan ini meiliki panjang sebesar 3-5 mm
(Dodo et al., 2016).
Ficus racemosa L.

Gambar 2. Ficus racemosa L.

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus racemosa L.

2.1 Akar
Akar buah ara tumbuh di beberapa cabangnya, hingga muncul akar yang menjulur ke
bawah menyentuh permukaan tanah. Jika akar pohon sudah sampai ke permukaan tanah, maka
akar pohon akan menjadi besar dan mengikat erat pada tanah atau batu. Akar ini disebut dengan
akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh
lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan cabangnya akan bercabang lagi sehingga dapat
memberi kekuatan yang lebih besar pada kepala batang dan juga daerah perakaran menjadi amat
luas, hingga dapat di serap ( Gembong,2009 )

2.2. Batang
Pohon ara memiliki ukuran batang yang besar, yaitu memiliki diameter lebih dari 50 cm.
Pada batang utama dan cabang, ditumbuhi oleh banyak buah ara sebesar bola bekel. Pohon
memiliki tinggi yang mencapai 24 m dan diameter 80 cm. Kulit kayu lincin, warna abu-abu
keputihan, kulit dalam kekuningan ( Gunawan et al.,2019).
2.3 Daun
Ciri-ciri morfologi dari tumbuhan ara adalah berdaun hijau tua, halus dan mengkilap,
panjang daun sekitar 7-10 cm dengan bentuk meruncing (Ulfah et al.,2015) Daun penumpu
jorong menyempit, panjang 4 cm, gundul, mudah luruh. Daun tersusun dalam rangkaian spiral,
berbentuk lonjong sampai lanset, berukuran 5 – 11 x 1,5 – 3,5 cm, gundul, ujung melancip,
pangkal tumpul atau membundar.
Ficus racemosa memiliki tipe stomata diasitik, terdapat di permukaan bawah daun
(hipostomata) dan trikoma yang berbentuk non-glandular bersel satu yang ditemukan pada kedua
permukaan daun (adaksial dan abaksial). Pada struktur anatomi daun Ficus racemosa L., terdapat
sel litosit yang menjadi ciri khas pada famili moracea. Anatomi daun Ficus racemosa L.,
terdapat sel epidermis yang merupakan jaringan dermal. Berfungsi sebagai pelindung
mekanik, melindungi dari kehilangan air dan sebagai tempat pertukaran gas antara
lingkungan dengan jaringan tumbuhan. (Rasyid et al.,2017).
2.4 Buah

Buah Ara memiliki ciri khas pada bentuk dan strukturnya yang disebut dengan fig atau
miring. Fig merupakan bunga atau buah semu majemuk yang disusun oleh receptaculum atau
dasar bunga bersama yang berdaging dan berair. Bunga atau buah yang sesungguhnya terdapat
pada dinding sebelah dalam dari receptaculum tersebut. Tumbuhan Ara berbuah sepanjang
tahun, diperkirakan setiap pohon Ara mempunyai buah segar berkisar 1.000-1.500 kg per pohon
setiap musim dan belum dimanfaatkan. (Aryani et al.,2009)
Buah ara bergerombol pada batang pohon, berukuran kecil dan berjumlah banyak, buah
yang belum masak berwarna hijau dan ketika sudah masak berwarna merah. Buah menempel di
batang dalam kelompok hingga sepanjang 25 cm berwarna hijau sampai merah. Kulit buahnya
berwarna ungu atau hijau, sedangkan daging buahnya berwarna merah. ( Ulfa et al.,2015)
Gleichenella linearis

Gambar 3. Gleichenella linearis

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Gleicheniales
Familia : Gleicheniaceae
Genus : Gleichenella
Species : Gleichenella linearis

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang mempunyai kormus, yang berarti anggota
tubuhnya dapat dibedakan dalam tiga bagian dasar yaitu akar, batang dan daun. Gleichenia
linearis (tumbuhan resam) merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-
tebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang
menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom). Resam dikenal sebagai
tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan
tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua
daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Habitatnya adalah tebing teduh dan lembap
mulai pada ketinggian 200 m hingga 1500 m di atas permukaan laut. (Tjitrosoepomo, 2014).

Tumbuhan ini juga tergabung dalam Super Divisi Embriophyta, dan juga Divisi
Tracheophyta. Untuk Sub Divisinya, tumbuhan ini berada dalam sub divisi Polypodiophytina.
Selain tergabung dalam divisi hingga Sub Divisi, tumbuhan ini juga tergabung dalam Kelas
hingga Sub Kelas. Sub Kelas dari tumbuhan ini adalah Polypodiopisida, sedangkan tumbuhan ini
berada dalam kelas Polypodiiae. Untuk Ordonya, tumbuhan ordo ini berada dalam Ordo
Gleicheniales. Untuk bagian Familynya, tumbuhan ini berada dalam Family Gleicheniceae.
Bagian terakhir yang ada pada tumbuhan ini, adalah genus dan juga species. Tumbuhan ini
berada dalam Genus Dicranopteris Berng, dan tumbuhan ini juga berada dalam species
Dicranopteris Iinenearis. (Septianira, 2019).

3.1 Akar
Akar ada pada setiap pohon dan juga tumbuhan, termasuk tumbuhan Resam ini. Akar
tumbuhan Gleichenella linearis sangat unik, karena akarnya berada diluar tumbuhan tersebut,
dan berbentuk rimpang. Akar dengan bentuk rimpang ini, biasanya ada disekitar permukaan
tanah. Karena tumbuhan berada disekitar permukaan tanah, maka akar dari tumbuhan
Gleichenella linearis memiliki struktur yang cukup keras. Tidak hanya memiliki struktur yang
cukup keras, akar dari tumbuhan menjulang ke atas. Selain akarnya yang menjulang keatas, akar
dari tumbuhan ini juga melilit. Akar tumbuhan ini melilit, sehingga terkadang membuat sulit
untuk mengambilnya. Cabang pada akar ini juga sangat unik, karena cabang pada tumbuhan ini,
memiliki bentuk seperti garpu. (Nasution, 2015).

3.2 Batang
Batang tumbuhan resam berasal dari akar suatu tumbuhan, sehingga jika usia pohon atau
tumbuhan bertambah, maka batang pada tumbuhan tersebut akan semakin tinggi. Tumbuhan
Resam juga mengalami pertumbuhan, sehingga batangnya menjadi tinggi. Tumbuhan ini
memliki batang sekitar 1-3 meter, ketika usianya semakin bertambah. Walaupun tumbuhan
memiliki tinggi hingga 3 meter, tumbuhan resam yang dapat menghambat pertumbuhan
tumbuhan yang lainnya. Kandungan tersebut adalah kandungan Gulma. Kehadiran Kandungan
Gulma pada batang tumbuhan ini, sangat mendominasi permukaan tanah, pada tumbuhan yang
ada disekitarnya. Hal itulah yang membuat tumbuhan lain, menjadi terhambat pertumbuhannya.
(Luthfiya & Putri, 2015).

3.3 Daun
Tumbuhan Resam memiliki ciri khas, dimana daunnya punya stomata, dibagian bawahnya.
Stomata ini berbentuk bintil, dan bintil pada daun tersebut, berguna bagi pernafasan tumbuhan
tersebut. Tidak hanya memiliki stomata dengan bentuk bintil, namun tumbuhan ini juga memiliki
pelepah daun. Pelepah daun pada tumbuhan sangatlah unik, karena pelepah daunnya memiliki
bentuk bujur. Daun pada tumbuhan resam mempunyai warna hijau, dan ukuran daunnya bisa 3-7
meter. Selain itu juga panjang pelepah pada tumbuhan resam adalah sekitar 3-7 meter.
Pertumbuhan dari pelepah tersebut, tergantung dari habitat, atau tempat tinggal dari tumbuhan
tersebut. Jika ditanam bersamaan dengan tumbuh tumbuhan lain, tumbuhan ini bisa tumbuh
hingga 70 meter. Cara ini juga, dikenal dengan cara efilit. (Eni, T.S.,& Mularlina, 2016).
Cayratia japonica

Gambar 4. Cayratia japonica

Klasifikasi :

Regnum : Plantae

Division : Magnoliophyta

Clasis : Magnoliopsida

Ordo : Rhamnales

Famillia : Vitaceae

Genus : Cayratia

Species : Cayratia japonica


4.1. Akar

Akar pada tumbuhan Cayratia japonica merupakan jenis akar serabut dan berwarna
kecoklatan. Bagain ujung dan pangkal akar berukuran sama, beruas-ruas, dan berbuku, bagian
akarnya keluar dari pangkal batang. Fungsi dari akar serabut ialah untuk memperkokoh
tumbuhan agar bisa berdiri dengan kuat ( Rugayah., 2015 )

4.2 Batang

Batang pada tumbuhan Cayratia japonica ialah berwarna kehijauan batangnya memanjang
dengan pajang sekitar 10- 20 cm dengan permukaan batang sedikit kasar. Batangnya bercabang
dan lurik, panjang tangkainya 1 sampai dengan 3 cm dengan bentuk membulat dan tebal,
permukaan batang licin dan berwarna kehijauan. Sulur bercabang dua , tidak berujung cakram,
dan berkembang berlawanan dengan daun. Pertumbuhan sulur menunjukkan kecederungan
tanaman untuk menjangkau struktur vertical di dekatnya.( Rugayah., 2015)

4.3 Daun

Tipe daun pada tumbuhan Cayratia japonica merupakan daun majemuk meyirip semu,
daunnya memiliki 5 helai daun dengan tepi daun bertoreh dengan tepi bergigi . Helai daun
tersusun dalam susunan semi palmate dengan 2 pasang 2 dengan 1 helai daun tunggal dengan
batang lebih panjang ditengahnya dan daun pada bagian tengah lebih lebar dan besar

Helain daun berbentuk bulat telur dengan perbandingan panjang dan lebar 2:1 pangkal daun
meruncing permukaan daun diatasnya mengkilat dan bagian bawah daun suram/pucat
Pertulangan daun menyirip dan tangkai daun sampai pertulagan daun lambai-lambai. (Diana et
al., 2021 ).

4.4 Bunga

Perbungaan adalah cyme aksila bertangkai panjang dengan memiliki bunga kecil dengan
berdiameter sekitar 6mm. Mahkota berjumlah empat hingga lima sering kali bertautan
membentuk cawan . Kelopak berjumlah empat atau lima cuping.Benang sari berjumlah empat
hingga lima, berlepasan atau bertautan. Bungannya berwarna putih, merah, dan kuning letak
bunga diujung batang.( Rugayah., 2015)
Selaginella sp.

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Class :  Isoetopsida
Order : Selaginellales
Family : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Species : Selaginella sp

Tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh ditempat yang memiliki cahaya matahari yang
melimpah dengan kelembaban yang tinggi. Setiap tumbuhan memiliki nama dan juga jenisnya
karena itu dapat mempermudah untuk mengenal tumbuhan tersebut. Maka dalam pemberian
nama tumbuhan dapat menggunakan bahasa ilmiah yaitu bahasa latin. (Gembong, 2014).
5.1 Akar
Selaginella sp. tumbuh secara teresterial. Memiliki akar serabut yang merupakan

percabangan dari batang yang disebut dengan rizofora. Selaginella sp. dapat tumbuh optimal
pada kelembaban tanah 65%. Faktor kelembaban tanah dapat diduga sebagai faktor pertumbuhan
Selaginella sp. karena tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab. Pertumbuhan selaginella
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.bahwa organisme yang mempunyai toleransi yang rendah
terhadap semua faktor lingkungan memiliki daerah penyebaran yang sempit. Berdasarkan hal
tersebut maka dapat dikatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan paku yang hanya dapat ditemukan
pada area tertentu diduga memiliki daya toleransi yang rendah terhadap kondisi lingkungan.
(Miftakhul Jannah, 2012).

5.2 Batang
Batang kecil, tegak, atau menjalar, keluar dari akar pada percabangan, batang berbentuk
bulat. Batang tumbuhan ini terletak di permukaan tanah dan kadang-kadang berakar membentuk
tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua
lagi. Di daerah yang cocok tumbuhan ini dapat mencapai 1 m. Semua batang paku-pakuan kerap
berupa rimpang karena pada umumnya arah tumbuhnya menjalar. Disamping mempunyai
rimpang juga mempunyai cabang dengan arah tumbuh tegak. Batang berkayu dan juga terlihat
adanya ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik. Yang berwarna merah kecoklatan
terletak pada tepi daun fertil. Akar pada Selaginella sp. ini yaitu serabut yang bercabang
monopodial. Selaginella termasuk tumbuhan herba perennial. Secara umum spesies Selaginella
ditemukan pada daerah dengan kelembaban yang cukup, cahaya matahari dengan intensitas
sedang dan ternaungi, tanah remah, pada tebing, tepi sungai, maupun area dengan
permukaan yang datar. (Wijayanto, 2009).
5.3 Daun
Daun tunggal, berhadapan, bersusun berbaris sepanjang batang dengan bentuk jarum.
Daun berwarna hijau, daun median lebih kecil dan berbeda bentuk dengan daun lateral.
Strobili terdapat di ujung percabangan. Spora dua tipe yaitu mikrospora dan
megaspora.,daun yang berwarna hijau. Selaginella sp. tumbuh dengan cara merambat, tumbuhan
ini juga merupakan tumbuhan liar. Tumbuhan ini bukan merupakan bagian dari tumbuhan paku
sejati. (Sri, 2019).

5.4 Manfaat
Selaginella sp. memiliki manfaat dalam kehidupan manusia, antara lain untuk membantu
mengobati penyakit kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis,
Perut busung, infeksi saluran kencing, Tulang patah; Reumatik. (Medikaholistik, 2012).
Hedychium coronarium ( Gandasuli)

Gambar 6. Hedychium coronarium ( Gandasuli)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monokotiledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Hedychium

Spesies : Hedychium coronarium

6.1 Akar
Sistem perakaran serabut dan berwarna kuning kotor. Merupakan akar rimpang dengan ciri
beruas, berbuku, berdaun tetapi daunnya bermodifikasi menjadi sisik dan kuncup. Tumbuhnya
tidak ke pusat bumi atau air, tetapi kadang ke atas atau muncul ke atas tanah ( Shekhar & Anju,
2015).
6.2 Batang
Batangnya berupa batang semu, berbentuk bulat dan tak bercabang. terbungkus pelepah dan
merupakan batang herba yang tingginya antara 1,5-2 m. Arah tumbuh batang tegak lurus dan
merupakan tanaman tahunan (Indah,2017).
6.3.Daun
Daun gandasuli berwarna hijau, merupakan daun tunggal yang berseling dan berpelepah
lanset dengan daun memanjang (oblongus), daging daun tipis lunak (herbaceus). Pada ujung
daun berbentuk runcing (accutus), tepi daunnya rata (integer), serta pangkal daun yang tumpul
(obtusus). Daun gandasuli memiliki panjang antara 20-30 cm dan lebar 3 10 cm, serta memiliki
sistem pertulangan daun yang menyirip (pinnete). Daun gandasuli merupakan daun yang tidak
lengkap karena hanya memiliki pelepah dan lembaran, tidak memiliki tangkai daun ( Shekhar &
Anju, 2015).
6.4. Bunga
Berupa bunga majemuk yang terbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga atau
inflorescentia defita) berwarna putih dan terdapat di ujung batang dan berbau harum. Kelopak
bunganya berwarna hijau, berbentuk kerucut, terdiri dua daun kelopak, mahkota bunga berbentuk
kupu-kupi, daun mahkota empat (genap), benangsari berwarna putih dan saling berdekatan,
panjang putik ± 5 cm dan warnanya putih kekuningan ( Erizka, 2017).
6.5. Manfaat
Bunga Hedychium coronarium berkhasiat sebagai peluruh haid, obat bengkak, obat radang
tenggorokan dan sebagai bahan baku kosmetika.Rimpangnya berkhasiat sebagai obat rematik,
sakit kepala, pilek dan influenza (Hariana, 2013).
Rimpang gandasuli dapat digunakan untuk mengobati diabetes, demam, anti rematik,
antioksidan, antihipertensi, antikanker, diuretik, antimalaria. Selain itu, rimpang berkhasiat
sebagai obat rematik, sakit kepala, pilek dan influenza. Bunga gandasuli dapat digunakan
sebagai peluruh haid, obat bengkak, obat radang tenggorokan dan sebagai bahan baku
kosmetika ( Erizka, 2017 ).
Ficus montana (Oakleaf Fig atau Amis mata)

Gambar 7. Ficus montana


Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : Rosales

Famili : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus montana

Ficus merupakan salah satu suku besar dari tumbuhan berbunga yang terdiri atas 37
marga. Ficus merupakan marga terbesar dalam suku Moraceae dan terdiri atas enam anak marga
yakni Ficus, Pharmacoycea, Sycidium, Sycomorus, Synoecia, Urostigma. Ficus tersebar luas di
daerah trofik sampai subtrofik. Terdapat di kawasan Malesia, jenis-jenis Ficus dapat ditemukan
di wilayah Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Filiphina, dan Papua Nugini
(Lansky dan Paavilainen, 2011).
Persebaran jenis Ficus sangat tergantung pada faktor alam yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangbiakannya terutama iklim dan ketinggian tempat. Umumnya Ficus
sp. Tumbuh di daerah tropis basah dengan curah hujan >1000 mm per tahun dan/atau musim
kemarau (kering) kurang dari enam bulan, sehingga dapat diketahui bahwa Ficus tumbuh subur
di lahan hutan pamah (Chen., 2015).

7.1 Akar

Ficus seringkali ditemukan berupa akar liar (menggantung sebagai hemiepifit, epifit, dan
akar menjalar). Ficus memiliki struktur perakarannya yang mempu mengikat tanah dengan baik
sehingga dapat menguatkan lereng dan dapat mengikat tanah dengan baik, kemudian melalui
tajuk yang rimbun Ficus memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyerap CO2 dan gas polutan
lainnya di udara (Berg dan Corner, 2005).

7.2 Batang

Ficus tergolong sebagai jenis tumbuhan berkayu lunak dengan perawakan pohon, pohon
kecil, perdu, merambat, liana. Batang berkayu bentuk silinder namun tidak beraturan hingga
membentuk pohon yang rindang. Arah tumbuh batang dan cabang condong ke atas.
Permukaannya kasar dan berwarna coklat kehitaman. Percabangan batang monopodial,
berdiameter ±47.13 cm dan bulat (teres) (Berg dan Corner, 2005).

7.3 Daun

Tanaman Oakleaf Fig ini memiliki ukuran daun yang kecil. Daun tersebut memiliki
bentuk seperti daun ek. Ficus memiliki ciri daun yang berwarna hijau tua, halus dan mengkilap,
dengan panjang daun sekitar 7-10 cm. Pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun menonjol di
bagian bawah, pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun menonjol di bagian bawah,
pertulangan utama menonjol, pertulangan tersier tidak nampak (Chen., 2015).
7.4 Bunga

Bunga berukuran sangat kecil tersusun pada ujung tangkai bunga yang melebar dan
kemudian membentuk mangkok yang tepinya menyatu. Bunga nyawai merupakan bunga
majemuk yang tersusun berderet memenuhi permukaan rongga suatu struktur berdaging yang
merupakan dasar bunga majemuk (receptacle) yang berbentuk bulat seperti buah. Struktur ini
juga disebut sebagai synconium atau fig. bunga nyawai adalah unisexsual dan berumah dua
(dioecious). Struktur bunga betina dari nyawai terdiri dari tangkai putik (stylus) yang memanjang
berwarna putih, ovarium, kelopak bunga (calyx) yang berwarna merah dan tangkai bunga
(pedicle) (Rike et al., 2018).

7.5 Buah

Fig merupakan bunga atau buah semu majemuk yang disusun oleh receptaculum atau
dasar bunga yang berdaging dan berair. Bunga atau buah yang sesungguhnya terdapat pada
dinding sebelah dalam dari dasar bunga tersebut. Buah bergerombol dalam pohon, berukuran
kecil dalam jumlah yang banyak. Beberapa fig ditemukan berwarna merah atau berwarna hijai
kekuningan, fig berasa manis yang enak dimakan dan fig yang tidak enak dimakan dengan
diameter berkisar 1-3 cm (Chen., 2015)
Colocasia esculenta

Gambar 1. Colocasia esculenta

Regnum : Plantae
Division : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Familia : Araceae
Genus : Colocasia
Species : Colocasia esculenta

8.1 Akar

akar tanaman Colocasia esculenta (talas) merupakan akar serabut sehingga sangat kecil
terjadi persaingan dalam penyerapan unsur hara dalam tanah. Akar memiliki warna putih kotor

( Ladeska & Hanani, 2021).


8.2 Batang

Batang tanaman Colocasia esculenta (talas) memiliki warna kehijauan dengan panjang
antara 30 – 50 cm dan memiliki bulu halus pada batang. Tipe batang pada talas adalah semu,
berbentuk silindris, lebar, dan batang pada bagian dalam tanah membentuk umbi berwarna
cokelat muda (Ladeska & Hanani, 2021). Umbi talas berBentuk lonjong sampai agak membulat
7 dan berdiameter sekitar 10 cm ( Muchtadi & Sugiyono, 1992).

8.3 Daun

Tanaman Colocasia esculenta (talas) memiliki bentuk daun yang lebar dengan tipe daun
tunggal. Helaian daun berbentuk seperti jantung memanjang, tepian rata, ujung daun
meruncing, pangkal berlekuk, panjang 40 - 60 cm dan lebar 20 - 30 cm, permukaan atas daun
tahan air (waterproof), pada bagian atas daun berwarna hijau dan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda ( Ladeska & Hanani, 2021). bentuk seludang memanjang, permukaan
atas daun berselaput lilin (pruinous), dan pertualangan menyirip ( Bago, 2020).

8.4 Bunga

Talas memiliki bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, berwarna putih. perbungaan
uniseksual dan memiliki zona steril tambahan ( Ladeska & Hanani, 2021). Tanaman talas
umumnya memiliki jumlah bunga 2 – 5 buah yang muncul secara bersama – sama, dan tumbuh
di antara sudut daun (leaf axil) dengan panjang 15 – 30 cm. Bunga jantan biasanya memiliki
benang sari sebanyak 2 – 3 buah sedangkan bunga betina jarang terdapat pada tanaman

( Muchtadi & Sugiyono, 1992).

8.5 Buah

Tipe buah pada tanaman Colocasia esculenta (talas) adalah buah buni, berbiji banyak,
dan berbentuk bulat telur serta memiliki panjang 2 mm ( Patara, 2019).
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arbor A. & Zhui T.M. (1934).Poikilospermum suaveolens (Blume) Merr. Flora of China @
efloras.org" eFlora.8(47) 181.
Aryani,N., Zuhelmi,Z., Hafrijal,S., & Jaswandi.(2009). Studi nutrisi buah ara (Ficus racemosa
L.) untuk pakan ikan. Jurnal Natur Indonesia.12,54-60.
Bago, A. S. (2020). Identifikasi Keragaman Famili Araceae sebagai Bahan Pangan, Obat, dan
Tanaman Hias di Desa Hilionaha Kecamatan Onolalu Kabupaten Nisa Selatan. Jurnal
Education and Development, 8(4), 695-695.
Berg, C,C., Corner, E,J,H., & Jarret, F, M. (2005). Moraceae : Ficeae. Flora Malesiana-Series 1.
Spermatophyta, 17, 1-702.
Chen, H., Zhang, Y., Peng, Y & Corlett, R, T. (2015). Winter Cropping in Ficus Tinctoria : An
Diana, R., Mercury, H.Y., & Nurhidayah. ( 2021 ) Ekologi Tumbuhan Herba dan Liana. CV.
Pustaka Learning Center, Samarinda. Alternative Strategy. Nature Publishing Group, 2,
1-7.
Dodo Solihah S. M. Yuzammi (2016). Koleksi Kebun Raya Banua Tumbuhan Berpotensi Obat.
LIPI Press Jakarta.
Eni, T.S., & Mularlina. (2016). Potensi Ekstrak Daun Paku Resam Sebagai Bioherbisida
Pengendali Gulma. Jurnal Protobion. 12(1), 24-29.
Erizka,A (2017). Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan Rimpang Gandasuli (Hedychium
coronarium ) (Tugas Akhir ) Sekolah Tinggi Farmasi, Bandung.
Gembong, Tjitrosoepomo. ( 2014 ) Taksonomi Tumbuhan : Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.
Gembong,T.(2009). Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada University,Yogyakarta.
Gunawan,H., Sugiarti., Marfuah,W., & Nina,M.(2019). 100 species pohon nusantara target
konservasi ex situ taman keanekaragaman hayati. Kampus IPB Taman Kencana,Bogor.
Hariana, A. (2013). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penerbit Swadaya, Jakarta
Indah,N (2017). Penetapan Kadar Fenol Total Flavonoid dan Kurkuminoid dari Fraksi Ekstrak
Rimpang Gandasuli (Hedychium coronarium) dan Temu Putih (Curcuma zedoaria
Rosc) (Tugas Akhir ) Sekolah Tinggi Farmasi, Bandung.
Ladeska, V., Am, R. A., & Hanani, E. (2021). Colocasia esculanta L.(Talas): Kajian
Farmakognosi, Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi. Jurnal Sains dan Kesehatan, 3,
351-358.
Lansky, P, E., & Paavilainein, H, M. (2015) Figs The Genus Ficus : Traditional Herbal
Medicines for Modern Times. CRC Press, Northwest.
Lestari, D. M., Rizal, S., & Dahlianah, I. (2022). Morfologi jenis-jenis tumbuhan pada lahan
reklamasi tambang batubara bukit asam Tanjung Enim. Jurnal Indobiosains, 4, 22-27.
Luthfiya, Z.N.,& Putri, N. (2015). Keanekaragaman Tumbuhan Paku Di Kawasan Lereng Barat
Gunung Lewu. Prosiding, Universitas Sebelas Maret, Jawa Tengah.
Miftakhul Jannah.( 2012 ). Identifikasi Pteridophyta di Piket Nol Prokiwo Lumajang Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1.H.92
Muchtadi, T. R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU. Bogor.
Nasution, U. (2015). Gulma dan Pengendaliannya Di Perkebunan Karet Sumatra Utara dan
Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa, Medan.
Patara, R. (2019). Efektivitas Agens Hayati terhadap Jamur Patogen Phytophtora Colocasiae
pada Umbi Talas Jepang Colocasia Esculenta Var. Antiqourum Racib Secara Invitro
(Doctoral Dissertation, Universitas Hasanuddin).
Powo. (2021). Plants of the World Online: Facilitated by the Royal Botanic Gardens, Kew.
Retrieved April 06, 2022, from http://powo.science.kew.org/
Rachman R. Fatmawati E & Sunaryo. (2012). Keanekaragaman dan penyebaran gall di kebun
raya bogor. Jurnal Buletin Kebun Raya, 15, 92-101.
Rasyid,M., Mimien,H.I., & Murni,S. (2017). Anatomi daun Ficus racemosa L. (biraeng) dan
potensinya di taman nasional Bantimurung Bulusaraung. Jurnal Pendidikan,2, 861-866.
Rike, N., Nita, S, T., & Sungkalang, C. (2018). Ethnobotany of Plant Food in Dayak
Tamambaloh Community, West Kalimantan, Indonesia. International Journal of
Academic Research and Development, 3, 267-273.
Rugayah., Sunarti, S., Sulistiarini, D., Hidayat, A., & Rahayu, M. (2015). Daftar Jenis
Tumbuhan di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. LIPI Press, Jakarta.
Septianira, S. (2019). Analisis Pemanfaatan Bagian Tumbuhan pada Industri Kerajinan
Masyarakat Suku Melayu Bangka Di Kecamatan Sungan Selan. Universitas Brawijaya,
Jawa Timur.
Shekhar, T., & Anju, G. (2015). A Comprhensive review on Hedychium coronarium J.
Koenig (Dolanchampa / Kapurkachri). International Journal Research Ayurveda
Pharm, 6(1), 98-100.
Sri, R. (2019). Identifikasi Tumbuhan Paku Sejati Teresterial di Gunung Pesagi Kabupaten
Lampung Barat ( Tugas Akhir ). Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung.
Tjitrosoepomo, Gembong. (2014). Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Ulfah,M., Praptining,R., & Lussana,R.D.(2015). Kajian morfologi tumbuhan pada spesies
tanaman lokal berpotensi penyimpan air: Konservasi air di Karangmanggis, Boja,
Kendal, Jawa Tengah. Jurnal PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON,1,418-422.
Wijayanto A. 2009. Biodiversitas, Etnobotani, dan Kemampuan Antioksidan Selaginella spp.
Asal Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ( Tugas Akhir). Institut
Pertanian Bogor, Bogor
.

Anda mungkin juga menyukai