Anda di halaman 1dari 12

KARAKTER MORFOLOGI TUMBUHAN

DI KAWASAN LHOONG, ACEH BESAR


Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
guna pelaksanaan praktikum Biosistematika Tumbuhan

Oleh:

KELOMPOK 1 SHIFT A2

RANI WAHYU PUTRI


2008104010079
IZZIKA SHAFANA
2008104010063
M. HANIF
2008104010069
YULIA RAUDHAH
2008104010059
CUT FANNISA ADELIA
2008104010097

ASISTEN:
FARAH MAHFUDHAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH
APRIL, 2022
1. Microcos tomentosa

Gambar 1.1 Microcos tomentosa

Klasifikasi tumbuhan jeluak (Microcos tomentosa) adalah sebagai berikut:


Regnum : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvacea
Genus : Microcos
Species : Microcos tomentosa
(GBIF, 2022)

1.1. BATANG
Batang sangat bergalur, kulit luar halus, sedikit bersisik, abu-abu tua sampai
cokelat; kulit bagian dalam coklat kemerahan, berpasir; gubal berwarna kuning pucat
sampai putih. Ranting agak lurik, coklat pucat sampai coklat tua, tertutup rapat dengan
rambut bintang saat muda dan gundul saat lebih tua (Chung & Soepadmo, 2011).
1.2. DAUN
Daun berseling, petiolate (daunnya bertangkai); dentate (pinggir daun)
bergerigi dan bergelombang, berurat di dasar, indumentum dari rambut sederhana,
berumbai atau seperti bintang; daun berwarna coklat tua sampai coklat pucat di bawah,
hijau zaitun sampai coklat di atas, gundul atau jarang ditutupi dengan rambut bintang
di atas, tertutup rapat dengan rambut bintang di bawahnya; tangkai daun 6–10 mm,
tebal 1-2 mm, coklat, apikal tidak bengkak, tertutup rapat dengan rambut bintang
(Chung & Soepadmo, 2011).
1.3. BUNGA
Perbungaan Tipe B malai, terminal atau aksila, tertutup rapat dengan karat
rambut bintang; sering bersatu berpasangan, puncaknya segera meruncing, halus di
luar, tertutup rapat dengan rambut seperti bintang di kedua sisi; kuncup bunga
berbentuk bulat telur, 3–3,5 sebesar 2,2–2,5 mm, tertutup rapat dengan rambut
bintang; panjang tangkai bunga 0,5–0,8 mm, tebal 0,7–0,8 mm, tertutup rapat dengan
rambut bintang; kelopak 5, lonjong, panjang 0,5–0,9 mm, puncak tumpul atau sedikit
berlobus, bagian luar tertutup rapat dengan rambut bintang; sepal obovate, panjang
1,5–2,5 mm, padat ditutupi dengan rambut bintang di kedua sisi; benang sari dengan
filamen panjang 2–5 mm, jarang ditutupi dengan rambut bintang; kepala sari
berdiameter 0,2–0,3 mm; ovarium 3-lokular, ellipsoid atau bulat telur, diameter 0,8–
1,3 mm, melingkar di penampang, rapat ditutupi dengan rambut bintang (Chung &
Soepadmo, 2011).
1.4. BUAH
Buah subglobose atau obovoid, lurik melengkung, diameter 0,5-1,2 cm,
mengering cokelat hingga cokelat tua, jarang tertutup dengan rambut bintang; puncak
tumpul, tanpa pseudostalk; eksokarp membran; mesokarp setebal 1-2 mm; endocarp
dengan ketebalan 1 mm (Chung & Soepadmo, 2011).
2. Colocasia esculenta

Gambar 2.1 Colocasia esculenta

Klasifikasi tumbuhan talas (Colocasia esculenta) adalah sebagai berikut:


Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Arales
Familia : Araceae
Genus : Colocasia
Species : Colocasia esculenta
(USDA, 2022)

2.1. AKAR
Akar tanaman talas serabut tersusun dari perakaran adventif, tumbuh tegak
mencapai ke dalam 10-20 cm bahkan lebih.
2.2. BATANG
Batang berwarna kehijauan dengan panjang antara 30 – 50 cm dan memiliki
bulu halus pada batang. Tipe batang pada talas adalah semu, berbentuk silindris, lebar,
dan batang pada bagian dalam tanah membentuk umbi berwarna cokelat muda. Bentuk
umbi lonjong sampai agak membulat dan berdiameter sekitar 10 cm.
2.3. DAUN
Daun berbentuk hati hingga panah dan terkulai ke bawah, tangkai daun
(petiole) menempel di dekat bagian tengah daun, tepian daun bergelombang,
pertulangan daun menyirip, ujung helaian daun runcing, helaian daun berwarna hijau,
memiliki daun 2 sampai 5 helai; tangkai daun berdaging tebal, berwarna hijau
(terkadang ungu), menempel di tengah daun, percabangan daun tunggal, tangkai daun
±20–60 cm, permukaan daun dan pelepah dilapisi oleh lapisan lilin.
2.4. BUNGA
Bunganya ditanggung pada perbungaan spadix. Perbungaan terjadi secara
soliter atau hingga berkelompok 3. Bunganya lebih panjang dari tangkainya, berwarna
krem hingga kuning keemasan, panjangnya antara 13 – 24 cm, berjumlah 2– 5, tumbuh
di antara sudut daun (leaf axil) dengan panjang 15 – 30 cm; bunga jantan memiliki
benang sari sebanyak 2 – 3 buah; perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang, lebih
pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil, tempatnya terpisah pada
tongkol, bunga betina di bagian pangkal hijau, bunga jantan pada bagian atasnya warna
putih steril, ujung tongkol steril. Spadix sedikit lebih pendek dari spathe, zona bunga
betina berbentuk silinder kerucut 1–2 kali diameter 1,5 cm, ovarium berwarna hijau
pucat dengan diameter sekitar 3 mm, stigma sesil 3-5 lobus, lobus berbentuk kerucut
berwarna kuning, memiliki celah steril sedikit lebih pendek daripada zona betina,
berwarna keputihan, sangat sedikit dan menyempit sesuai dengan penyempitan spathe,
zona bunga jantan silindris dengan panjang 3–7 cm, diameter 2 cm, berwarna
keputihan.
2.5. BUAH
Buahnya seperti buah beri, berwarna kuning kecokelatan saat matang.
Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat berbiji banyak dan
berbentuk bulat telur. Penyerbukan bakal buah ini akan dilakukan dengan dua cara
yaitu penyerbukan sendiri dengan bantuan angin dan bantuan hewan sekitar dengan
melekatkan bunga jantan dan betina.
3. Syzygium aqueum

Gambar 3.1 Syzygium aqueum

Klasifikasi tumbuhan jambu air (Syzygium aqueum) adalah sebagai berikut:


Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygium aqueum
(USDA, 2022)

3.1. AKAR
Perakaran jambu air termasuk akar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam
tanah, di samping itu juga terdapat akar sekunder dan akar serabut yang tumbuh ke
samping. Perakaran jambu air dapat tumbuh cepat pada media tanam yang cocok.
3.2. BATANG
Batangnya berkayu, berkulit kasar berwarna coklat kehitaman, silindris,
pendek dengan percabangan yang terjadi sekitar 1 m.
3.3. DAUN
Daun berbentuk elips panjang dengan pangkal bulat dan ujung meruncing,
tepian daun rata, tulang daun menyirip, susunan daun sederhana, panjang daun 14.8 –
19.5 cm dan lebar daun 6.2 – 8.0 cm, warna daun hijau tua dan tangkai daun yang
sangat pendek.
3.4. BUNGA
Rangkaian bunga tumbuh di ujung ranting atau ketiak daun, dengan jenis
bunga majemuk dan tergolong bunga lengkap. Benang sari berukuran 3-3,5 cm dan
terdapat lebih dari 20 benang sari dengan ukuran putik 4-5 cm, bagian kelopaknya
berbentuk corong, warna kelopak bunga putih kekuningan, warna mahkota bunga
putih, warna kepala putik kuning, warna benang sari putih kekuningan.
3.5. BUAH
Buah jambu air pada dasarnya berbentuk lonceng, panjang buah antara 3-5
cm. Berwarna hijau kekuningan saat muda dan memerah saat matang, setelah dewasa
biasanya mengandung banyak banyak air, daging buah berwarna putih dengan kulit
buah merah, termasuk buah sejati tunggal berdaging. Tekstur daging buah berserat
halus dan rasa daging buah manis asam. Buah dewasa yang tangkai sarinya sudah mati
dan berwarna coklat masih menempel. Biji berbentuk ginjal yang terdiri dari 1-6 butir
yang berbentuk bulat dengan diameter 1-1,5 cm, warnanya putih kecoklatan, dengan
selaput putih sebagai kulit bijinya. Terdapat sekat-sekat yang memisahkan biji satu
dengan biji yang lainnya. Biji terdiri atas kulit biji, endosperm dan embrio. Kulit biji
berubah menjadi serabut putih yang bertempelan langsung pada bagian endokarp
buah.
4. Lantana camara L.

Gambar 4.1 Lantana camara L.

Klasifikasi tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) adalah sebagai berikut:


Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Familia : Verbenaceae
Genus : Lantana
Species : Lantana camara L.
(USDA, 2022)

4.1 AKAR
Sistem perakaran Lantana camara L. adalah akar tunggang (Jumiati &
Andarias, 2020).

4.2 BATANG
Batang Lantana camara L. berbentuk segi empat, yang muda penuh dengan
rambut, kelenjar kecil dan dilengkapi dengan duri tempel yang kadang-kadang
berukuran kecil. Kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar (Jumiati &
Andarias, 2020).
4.3 DAUN
Daun tunggal, berhadapan bersilangan, tangkai daun 2–5 mm, helaian
membundar telur, 1–3 × 0.6–2.1 cm, pangkal membaji, tepi berringgit, ujung
menumpul meruncing, pertulangan daun menyirip, tulang daun menonjol pada
permukaan abaksial, permukaan adaksial hijau dan bertonjolan, bersusuhan,
permukaan abaksial pucat, menggimbal, aromatic. Kelompok berbunga orange
daunnya membentuk bangun bulat telur dengan ujung daun runcing, sedangkan pada
kelompok berbunga pink bentuk bangun daun adalah delta dengan ujung daun yang
meruncing. Pangkal daun kedua tumbuhan ini sama- sama meruncing begitupun
dengan tepi daun dan permukaan daun yang memiliki sifat sama masing-masing
yakni bergerigi dan berbulu kasar. Jumlah bulu pada permukaan atas daun lebih
banyak dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Hal ini sebagai bentuk
adaptasi tumbuhan tersebut terhadap lingkungan. Bulu-bulu tersebut merupakan
trikoma yang berperan penting salah satunya dalam mengurangi proses penguapan
berlebih. Trikoma berperan penting untuk pertukaran udara, perlindungan dari sinar
ultraviolet, kekeringan, ketahanan terhadap serangga dan resistensi penyakit (Jumiati
& Andarias, 2020).
4.4 BUNGA
Bunga majemuk bentuk bulir dalam rangkaian yang bersifat rasemos, mahkota
bagian dalam berbulu, berwarna putih, merah muda, jingga kuning, dan masih banyak
warna lainnya. Warna mahkota yang sama selama masa perkembangan (merah muda,
putih, jingga, kuning), warna mahkota yang mengalami perubahan warna selama masa
perkembangan dari merah muda ke jingga, kuning atau jingga ke merah muda, dari
merah kekuningan hingga merah terang, dari kuning ke jingga atau merah. Benang sari
4, menempel pada mahkota; tangkai sari putih, kepala sari kuning; putik 1, 2 mm, bakal
buah menumpang, membulat, hijau kekuningan, tangkai putik putih hingga keunguan,
kepala putik hijau (Jumiati & Andarias, 2020).
4.5 BUAH
Buah tembelekan mungil dengan diameter sekitar 0,5 cm berbentuk bulat. Buah
mulanya hijau, bijinya akan mengubahnya menjadi ungu gelap dan akhirnya berubah
menjadi hitam. Satu tembelekan dapat menghasilkan 12.000 buah (Susilo, 2018).
5. Dillenia indica

Gambar 5.1 Dillenia indica

Klasifikasi tumbuhan simpur (Dillenia indica) adalah sebagai berikut:


Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Dilleniales
Familia : Dilleniaceae
Genus : Dillenia
Spesies : Dillenia indica
(USDA, 2022)

5.1 AKAR
Tumbuhan ini memiliki tipe akar serabut, berwarna coklat dengan panjang
kira-kira 10 sampai 15 cm.
5.2 BATANG
Tanaman berhabitus pohon dengan penampilan sistem percabangan dan tajuk
mirip pohon jati. Tinggi pohon dapat mencapai 10-15m (Rantau et al., 2021). Diameter
dapat mencapai ukuran 125-200 cm. Kulit batang halus, sedikit retak-retak,
mengelupas dalam kepingan atau seperti kertas mirip dengan kulit batang pohon jati.
Warna batang cokelat kemerahan atau kadang-kadang cokelat keabuan. Kulit bagian
dalam tebal, mendesis bila dipotong dan mengeluarkan getah seperti air, merah agak
jambon atau kecokelatan.
5.3 DAUN
Daunnya sederhana dengan bentuk bulat telur berwarna hijau dengan diameter
15-36 cm (Yazan & Armania, 2014). Berbentuk gelombang atau bergigi pada tepian
daunnya dengan tulang daun yang menonjol. Daun-daun terletak dalam spiral dan
bertipe tunggal.
5.4 BUNGA
Bunga-bunganya berada dalam malai, berbilangan 4-5-6. Bunganya
berdiameter 15-20 cm dengan sepal (kelopak) berjumlah 5 yang tumpang tindih dan
terdiri dari banyak stamen berwarna hijau kekuningan, serta mahkota (petal) putih,
membuka pada malam hari dan memudar pada siang hari. Menurut (Yazan &
Armania, 2014), bunga pada familia Dilleniaceae umumnya berkelamin tunggal.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agustiawan, T. (2021). Pengaruh konsentrasi urine kambing dan media tanam


terhadap pertumbuhan setek batang jambu air deli hijau (Syzygium aqueum
Merr.). (Tugas Akhir). Universitas Siliwangi.
Anggraheni, Y. G. D., Adi, E. B. M., Wibowo, H., & Mulyaningsih, E. S. (2019).
Analisis keragaman jambu air (Syzygium sp.) koleksi kebun plasma nutfah
Cibinong berdasarkan morfologi dan RAPD. Biopropal Industri, 10, 95-107.
Chung, R. C. K., & Soepadmo, E. (2011). Taxonomic revision of the genus Microcos
(Malvaceae Grewioideae) in peninsular Malaysia and Singapore. Blumea
Journal of Plant Taxonomy and Plant Geography, 56, 273-299.
GBIF. (2022, April 6). Plant’s Classification of Microcos tomentosa. Retrieved from
https://www.gbif.org/species/4259769.
Jumiati, J., & Andarias, S. H. (2020). Morfologi jenis tembelekan (Lantana camara
L.) di beberapa wilayah Kepulauan Buton. Majalah Ilmiah Biologi
BIOSFERA: A Scientific Journal, 37, 152-155.
Kusuma, N. A., & Suryani, T. (2017). Eksplorasi tumbuhan obat di kawasan hutan
alam girimanik setren kecamatan Slogohimo Wonogiri. In Proceeding Biology
Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning,14, 88-
92.
Rantau, E, D., Wulandari, R, D., Ermayanti, M., Rudiyanto., Hapsari, W, B.,
Wulandari, A., Maulana, E., & Fidaus, L, H. (2021). Pertumbuhan dan
morfologi kultur Tunas sempur (Dillenia philippinensis Rolfe) pada media MS-
BAP-NAA. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 18, 65-78.
Rohmawati, A. (2015). Pengaruh kombinasi ekstrak tembelekan (Lantana camara)
dan babadotan (Ageratum conyzoides) sebagai pestisida nabati terhadap
mortalitas kutu beras (Sitophillus oryzae). (Tugas Akhir). Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Susilo, A. (2018). Inventarisasi jenis tumbuhan asing berpotensi invasif di Taman
Nasional Meru Betiri. Pendidikan Biologi dan Saintek, 3, 260-270.
USDA (2022, April 6) Plant’s Classification. Retrivied from
https://plants.usda.gov/home.
Viacrucis, J. D. I. (2021). Leaf architectural analysis of confusing Syzygium species:
Syzygium aqueum (Burm. f.) Alston and Syzygium samarangense (Blume)
Merr. & LM Perry (Myrtaceae). Biodiversitas Journal of Biological Diversity,
22.
Yazan, S, M., & Armania, N. (2014). Dillenia species: a review of the traditional uses,
active constituents and pharmacological properties from pre-clinical studies.
Pharmacrutical Biologi Journal, 52, 890-897.
Yong, J., Tan, P. Y., Hassan, N. H., & Tan S. N. (2010). A selection of plants for
greening of waterways and waterbodies in the wropics. Chung Printing,
Singapore.

Anda mungkin juga menyukai