Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK MAKRO EKONOMI Kelompok 5

1. Ahsanu Amalia Putri ( 64210648 )

2. Amanda Dwi Putri ( 64211261 )

3. Dina Fradita Fadilla ( 64211260 )

4. Nurul Azizah ( 64211293 )

5. Sinta Nadilla Putri ( 64211306 )

6. Berkah Risky Amalia Husein ( 64210330 )

7. Bimo satrio ( 64210578 )

8. Febryansyach ( 64211296 )
Tema : Meningkatnya angka Pengangguran pada masa pandemi covid19

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengangguran merupakan salah satu masalah utama di Indonesia.
Masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika
pertumbuhan ekonomi ada, maka secara langsung akan menyerap tenaga
kerja. Pengangguran merupakan dampak dari jumlah angkatan kerja yang
tumbuh lebih cepat dari pada kesempatan kerja, jika pertumbuhan ekonomi
setiap tahunnya hanya mampu menyerap tenaga lebih kecil dari jumlah
pencari kerja, maka akan menyebabkan adanya sisa pencari kerja yang tidak
mendapatkan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran di Indonesia
semakin meningkat. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi akan
mempengaruhi stabilitas nasional setiap negara. Sehingga tiap negara
berusaha untuk mempertahankan tingkat pengangguran pada tingkat yang
wajar. Dalam teori makro ekonomi, masalah pengangguran dibahas pada
pasar tenaga Pkerja (Labour Market) yang juga dihubungkan dengan
keseimbangan antara tingkat upah dan tenaga kerja. Tingkat pengangguran
alamiah adalah suatu tingkat pengangguran yang alamiah dan tak mungkin
dihilangkan. Artinya jika tingkat pengangguran paling tinggi 2-3% itu berarti
bahwa perekonomian dalam kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (full
employment). Penyebab utama pengangguran adalah kurangnya selaras
perencanaan pembangunan pendidikan dan berkembangnya lapangan kerja
yang tidak sesuai dengan jurusan mereka, sehingga para lulusan yang
berasal dari jenjang pendidikan atas baik umum maupun kejuruan dan
perguruan tinggi tersebut tidak dapat terserap kedalam lapangan pekerjaan
yang ada. Faktanya lembaga pendidikan di Indonesia hanya menghasilkan
pencari kerja, bukan pencipta kerja. Para pencari kerja baru tidak hanya
bersaing dengan sesama lulusan baru dalam mencari pekerjaan, tetapi juga
bersaing dengan para lulusan sebelumnya yang masih berusaha mencari
pekerjaan, dan dengan sejumlah tenaga kerja yang tidak puas dengan
pekerjaan yang ingin memasuki jenis pekerjaan lainnya dengan berbagai
alasan, sehingga persaingan menjadi ketat. Disamping itu tenaga kerja
dengan tingkat keterampilan yang pas-pas an atau bahkan lebih rendah
hanya bisa menempati posisi yang rendah, ditambah dengan banyaknya
penawaran tenaga kerja tersedia menyebabkan mereka tidak memiliki
posisi tawar menawar yang memadai. Dan akhirnya banyak dari mereka
yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya. Pertumbuhan ekonomi
merupakan faktor penting dalam mengurangi angka pengangguran. Pada
dasarnya pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan secara tidak langsung
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam kaitannya dengan
kesempatan memperoleh pekerjaan, keberhasilan seseorang dalam
menamatkan pendidikan hingga keperguruan tinggi belum tentu
merupakan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi jika
peningkatan penyediaan angkatan kerja terdidik maka akan menyebabkan
terjadinya masalah kelebihan penawaran tenaga kerja dari golongan
berpendidikan.
B. Landasan Teori

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Menurut
Sukirno (2004:327) pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan
dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu
tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkannya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis
yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalahmasalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang. Jumlah pengangguran biasanya seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya
lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja
(minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk
mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan
lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja
(minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain, misalnya
dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang
lain walau sedikit saja Adapun jenis – jenis pengangguran adalah sebagai
berikut :

a. Berdasarkan jam kerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran


dikelompokkan menjadi 3 macam:
1) Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga
kerja dapat dikatakan sebagai pengangguran terselubung apabila bekerja
kurang dari 7 jam dalam sehari.
2) Setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu
3) Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan, padahal telah
berusaha secara maksimal.
b. Berdasarkan penyebab terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 6 macam:
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran
karena pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik. 2) Pengangguran
struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
3) Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah
pengangguran yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi.
Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa
menggunakan teknologi yang diterapkan.
4) Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang disebabkan
kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu
menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya
perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk oleh
masyarakat menurun.
5) Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi
yang berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya, pada bidang
pertanian dan perikanan, contohnya adalah para petani dan nelayan. 6)
Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak
mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya
peluang untuk menciptakan lapangan kerja. Menurut Sakernas, jenis
pengangguran yang paling banyak di Bali adalah pengangguran terbuka.

C. Pembahasan
Sejak 2019 sampai 2021 , angka pengangguran terbuka di Indonesia terus
menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur
usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup
berpendidikan rendah, . Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi
pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik. Pengangguran dan
setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak
bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari
hulu.Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan
setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan
ekonomi. Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan
pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan
tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada
periode 2019 - 2020 menjadi 1,7 persen pada periode 2021 . Demikian juga
pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada
periode 2019 - 2020 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen.
Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen
pada periode 2021 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1
persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat
dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor
pertanian, perdagangan, jasa dan industri.

Jumlah Tenaga Kerja pada Febuari 2020 sebelum pandemi tercatat sebanyak
2.510 ribu orang. Angka tersebut naik menjadi 52 ribu orang dibanding Febuari
2019. Berdasarkan data BPS No 23/5/11/Th.XXIII , 5 Mei 2020. Dari jumlah
tenaga kerja tersebut, Tingkat Tenaga Kerja ( TPAK ) Pada bulan Febuari 2020
tercatat 66,55 % , meningkat sebesar 0,06 % dibandingkan Febuari tahun 2019.
Dalam setahun terakhir BPS menyebutkan bahwa jumlah pengangguran tidak
mengalami penurunan yang signifikan . Pada Febuari 2020 , Tingkat
Pengangguran Terbuka ( TPT ) turun 0,11 % menjadi 5,42 % . Dilihat dari tingkat
pendidikan , TPT untuk tingkat Universitas tertinggi diantara tingkat pendidikan
yang lain, yaitu sebesar 8,30% . TPT tertinggi berikutnya terdapat pada tingkat
SMA yaitu 8,15 %. Tercatat sebanyak 2.150 tersebut di antaranya 2.374
merupakan mereka yang bekerja. Sementara 136 ribu orang berstatus
Pengangguran. Meningkatnya tingkat pengangguran tidak hanya disebabkan
oleh penurunan kesempatan tenaga kerja, namun juga akibat meningkatnya
jumlah angkatan kerja. Peningkatan angkatan kerja mengandung makna bahwa
pengangguran kadangkadang bertambah meskipun pada saat yang sama
kesempatan kerja juga bertambah. Pengangguran mengakibatkan pemborosan
ekonomi dan penderitaan manusia. Pemborosan ekonomi sudah jelas. Biaya
pengangguran manusia juga sudah jelas. Kesulitan dan penderitaan yang berat
dapat disebabkan oleh masa pengangguran yang berkepanjangan. Semangat
orang bisa hancur karena terlalu lama menginginkan pekerjaan namun tidak
mampu memperolehnya. Kliminalitas, perceraian dan kegelisahan social pada
umumnya meningkat seiring dengan pengangguran. Masalah pengangguran,
yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensinya yang maksimal, adalah masalah pokok
makro ekonomi yang paling utama. Untuk mengetahui tingkat pengangguran
yang wujud pada suatu waktu tertentu perlulah terlebih dahulu diketahui
jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja yang ada dalam perekonomian.
Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Sebagian
dari penduduk tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja karena mereka
masih terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk dapat bekerjadengan efektif.
Golongan penduduk ini tidak termasuk ke dalam angkatan kerja

Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran


Kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan
berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27
ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat
ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
a) Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan
modal lunak jangka panjang, perluasan pasar
b) Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri
dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok
usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong
terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu
mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan
peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan
pihak lainnya.
c) Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagipara penganggur di
berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
d) Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan
terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis
dan rinci.
e) Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan
karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri.
Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan
lapangan kerja.
f) Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi
lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersamasama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi
dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku
berupa pelat baja.
h) Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar
negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar
negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
i) Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas
pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja

D . Kesimpulan
Pengangguran terjadi disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia
lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak
sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar
kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan memiliki
pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif
sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat
Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi
komitmen nasional. Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap
ketenagakerjaan di Indonesia. Semua permasalahan hal diatas tampaknya
sudah dipahami oleh pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang
tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau
pengangguran bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara
pemecahan yang multidimensi pula.
Dari hasil penelitian tentang masalah pengangguran di Jakarta menyimpulkan
bahwa tingkat pengangguran di Jakarta masih tinggi dan harus segera di atasi
karena akan berdampak pada perekonomian negara dan kualitas penduduk di
Indonesia.

E. Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran
pemerintah. Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa
terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang
konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang
maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan
kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga
harus ikut berpartisipasi dalam upaya mengurangijumlah pengangguran
yang terjadi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Fransiskus Adhiyudha Prasetya. (2020, mei 26). Pengangguran Meningkat


pada saat pandemi . Diakses pada 7 april 2022 , melalui
Survei Indo Barometer dan RRI: Masalah Pengangguran Meningkat Saat
Pandemi Corona - Tribunnews.com
Calvin Pembri Gultom. (2016, mei 11). Karya Tulis makalah Pengangguran
di Indonesia . Diakses pada 6 april 2022 , melalui
Makalah Pengangguran Di Indonesia - Karya Tulis Ilmiah
Elvinka Eka R. (2021 , desember 31) . Tingkat Pengangguran selama pandemi
Covid-19 . Diakses pada 7 april 2022
Tingkat Pengangguran di Indonesia Selama Pandemi Covid-19 |
kumparan.com
Badan Pusat Statistik (2020, febuari 18) . Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
sebesar 6,26 persen. Diakses pada 6 april 2022
Badan Pusat Statistik (bps.go.id)
Faisal Maliki (2020, mei 5) . Sebelum Dilanda Covid-19, Tingkat Pengangguran
Menurun. Diakses pada 7 april 2022
Sebelum Dilanda Covid-19, Tingkat Pengangguran Menurun
(beritasatu.com)
Taufik Fajar (2020, april 19) . Angka Pengangguran dan Kemiskinan RI
Meningkat
Imbas Covid-19. Diakses pada 6 april 2022
Angka Pengangguran dan Kemiskinan RI Meningkat Imbas Covid -19,
Berikut Faktanya : Okezone Economy

Anda mungkin juga menyukai