Anda di halaman 1dari 13

Studio Perencanaan Kota

Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan penduduk suatu kota mempengaruhi kondisi internal kota didalamnya.
Perkembangan ini disebabkan oleh pertambahan penduduk yang tinggi sedangkan lahan
perkotaan terbatas. Kegiatan kota yang tinggi memerlukan suatu sarana dan prasarana yang
baik termasuk didalamnya utilitas, perumahan dan ruang terbuka hijau. Apabila
perkembangan kota tidak didukung oleh pembangunan baik secara fisik maupun non fisik,
maka perkembangan kota ini akan tidak sehat dan akan membawa konsekuensi negatif pada
perkembangan kota.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten paling ujung timur Propinsi Jawa
Timur yang memiliki luas wilayah 5.782,50 km dengan panjang garis pantai 291,5 km dan
menyimpan potensi sumber daya pesisir yang cukup besar dan beragam. Ini mengindikasikan
bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi pesisir yang besar khususnya potensi
perikanan. Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan
terbesar di Jawa Timur. Kawasan perikanan di Kabupaten Banyuwangi terpusat di
Kecamatan Muncar. Fungsi pengembangan kawasan perikanan Muncar adalah kawasan
pengembangan perikanan rakyat dan industri perikanan terpadu (RTRW Kabupaten
Banyuwangi 20012 – 2032).
Kecamatan Muncar merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Banyuwangi yang memiliki wilayah pesisir. Dalam RTRW Kabupaten Banyuwangi
disebutkan bahwa Kecamatan Muncar merupakan salah satu Pusat Kegiatan Lingkungan
(PKL) yang memiliki fungsi wilayah berupa kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan
permukiman, kawasan pariwisata, kawasan industri. Rencana strutur ruang RTRW
Kabupaten Banyuwangi menyebutkan bahwa pengembangan jalan nasional berupa Jalan
Srono-Muncar yang akan mempengaruhi perkembangan penataan ruang Kecamatan Muncar.
Selain itu, Kecamatan Muncar ditetapkan sebagai wilayah belakang (hinterland) bagi
Kecamatan Rogojampi.
RTRW Kabupaten Banyuwangi juga menetapkan bahwa Kecamatan Muncar
merupakan kecamatan yang rawan akan bencana. Beberapa jenis bencana yang berpotensi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-1
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

terjadi adalah bencana banjir, bencana gempa bumi, dan bencana tsunami. Oleh karena itu,
rencana pengembangan mitigasi bencana diperlukan di Kecamatan Muncar.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi saat ini telah menerapkan Muncar sebagai
kawasan minapolitan dan pembangunan minapolitan tersebut sudah dimulai pada tahun 2010
diantaranya bangunan pemecah ombak atau pasar ikan namun pembangunan minapolitan ini
masih berkisar pada pembangunan fisik.
Berdasarkan fungsi Kecamatan Muncar menurut RTRW Kabupaten Banyuwangi,
maka perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk menyelaraskan pembangunan
di Kecamatan Muncar. Rencana Detai Tata Ruang Kecamatan Muncar nantinya akan
berfungsi sebagai arahan program pemanfaatan ruang serta pedoman pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan sebagai pusat kegiatan lingkungan (PKL).
1.2 Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalah yang
terdapat di Kemcamatan Muncar antara lain:
1. Kecamatan Muncar terletak pada daerah pesisir Kabupaten Banyuwangi, oleh
karena itu Kecamatan Muncar memilki kawasan rawan bencana yaitu bencana
banjir, gelombang pasang tsunami, dan gempa bumi. Disamping itu Kecamatan
Muncar juga memiliki kawasan abrasi. Disisi lain belum ada infrastruktur
penunjang untuk meminimalisir dampak dari adanya bencana tersebut. (RTRW
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032)
2. Kecamatan Muncar memiliki Kawasan industri perikanan yang dapat berperan
sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian bagi Kecamatan Muncar, namun
disisi lain aktivitas industri yang dilakukan dapat mengancam kelestarian
lingkungan, seperti pencemaran udara berupa bau maupun pencemaran air.
(RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032)
3. Kecamatan Muncar memiliki lokasi pariwisata, namun keberadaan pariwisata di
Kecamatan Muncar masih belum terekspose, sehingga diperlukan pengembangan
lebih lanjut terhadap potensi pariwisata di Kecamatan Muncar. (RTRW
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032)
4. Kecamatan Muncar merupakan sentra industri perikanan laut yang berpotensi
untuk dikembangkan. Sebagai kawasan yang memiliki potensi yang besar di
bidang perikanan, keberadaaan kawasan industri perikanan di Kecamatan Muncar

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-2
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

memungkinkan untuk memicu keberlangsungan kegiatan kawasan, baik dalam


lingkup kawasan tersebut maupun regional. Namun, penataan kawasan
permukiman dan industri tersebut tidak beraturan, seperti kawasan perikanan yang
menyatu dengan permukiman penduduk dan tidak dilengkapi Instalasi pengolahan
Air Limbah (IPAL) yang memadai. (Radar Banyuwangi, 2012)
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka didapatkan rumusan
masalah dalam penelitiaan ini, antara lain:
1. Bagaimana tujuan penataan BWP Kecamatan Muncar?
2. Bagaimana rencana penyusunan jaringan prasarana di Kecamatan Muncar?
3. Bagaimana rencana penyusunan pola ruang di Kecamatan Muncar?
4. Bagaimana penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya di
Kecamatan Muncar?
5. Bagaimana rencana pemanfaatan dan struktur ruang di Kecamatan Muncar?
6. Bagaimanakah penetapan peraturan zonasi di Kecamatan Muncar?
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menyusun tujuan penataan BWP di Kecamatan Muncar
2. Menyusun rencana jaringan prasarana di Kecamatan Muncar
3. Menyusun arahan rencana pola ruang Kecamatan Muncar
4. Menyusun penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya di Kecamatan
Muncar
5. Menyusun arahan rencana pemanfaatan dan struktur ruang di Kecamatan Muncar
6. Menyusun peraturan zonasi Kecamatan Muncar
1.5 Pengertian, Kedudukan, Tujuan dan Sasaran, Fungsi dan Manfaat RDTR
Adapun ketentuan umum penyusunan RDTRK meliputi pengertian, kedudukan,
tujuan dan sasaran, fungsi dan manfaat serta masa berlaku RDTRK.
1.5.1 Pengertian Rencana Detail Tata Ruang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 20 tahun 2011
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RDTR/ RDTRK adalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-3
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

peraturan zonasi kabupaten/kota. RDTR disusun untuk bagian dari wilayah kabupaten/kota yang
merupakan kawasan perkotaan dan/atau kawasan strategis kabupaten atau kawasan strategis kota.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-4
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

1.5.2 Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang


Berdasarkan Permen No.20 PRT/M Tahun 2011 kedudukan RDTR dalam sistem
perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembanguanan nasional dapat dilihat pada
bagan berikut :

RENCANA RENCANA UMUM TATA RENCANA RINCI TATA


PEMBANGUNAN RUANG RUANG

RTR Pulau/Kepulauan
RPJP Nasional RTRW Nasional
RTR Kawasan Strategis
Nasional
RPJM Nasional

RTR Kawasan Strategis


RPJP Provinsi RTRW Provinsi
Provinsi

RPJM Provinsi RDTR Kabupaten


RTRW Kabupaten RTR Kawasan Strategis
R
RPJP Kabupaten/Kota Kabupaten

RDTR Kota
RPJM Kabupaten/Kota RTRW Kota
RTR Kawasan Strategis
Kota
Gambar 1. 1 Bagan Sistem Perencanaan Tata Ruang
Sumber : Permen No.20 PRT/M, 2011
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa penyusunan RDTR beracuan dari RTRW
Setiap RTRW Kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang
perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan
kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila
merupakan
a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
perkotaan dan
b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-5
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

RTRW Kabupaten/kota peru dilengkapi dengan acuan lebih detail pengendalian


pemanfaatan ruang kabupaten/kota. RTRW kabupaten/kota memerlukan RDTR yang disusun
dengan muatan materi yang lengkap.
1.5.3 Tujuan dan Sasaran Rencana Detail Tata Ruang
Tujuan ditetapkannya RDTR Kota adalah agar nilai dan/atau kualitas terukur yang
akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan
merupakan alasan disusunnya RDTR Kota tersebut, serta apabila diperlukan dapat
dilengkapi konsep pencapaian.
Tujuan penyusunan RDTR Kota secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Menyusun pedoman teknis yang menjadi acuan dalam penjabaran RTRW Kota ke
dalam RDTR Kota
b. Merumuskan ketentuan-ketentuan, syarat-syarat, dan kriteria teknis yang berlaku
dalam penyusunan kegiatan fungsional dapat dipenuhi dalam pengembangan
fungsi.
c. Menjadi kendali mutu bagi produk Rencana Detail Tata Ruang Kota.
Sasaran penyusunan RDTR Kota secara rinci adalah sebagai berikut.
a. Memudahkan Pemerintahan Daerah maupun Perencana Daerah dalam
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
b. Sebagai alat evaluasi bagi pejabat yang berwenang daerah untuk menilai Rencana
Detail Tata Ruang Kota yang disusun pihak ketiga
c. Sebagai alat peran serta masyarakat untuk ikut dalam proses perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian serta pengawasan pembangunan daerahnya.
1.5.4 Fungsi dan Manfaat Rencana Detail Tata Ruang
Berdasarkan pada Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2011 lampiran 1 yaitu
mengenaifungsi dan manfaat RDTR serta peraturan zonasi. RDTR dan peraturan zonasi
berfungsi sebagai:
a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW
b. Acuanbagikegiatanpemanfaatanruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan
ruang yang diatur dalam RTRW
c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang
d. Acuan bagi penertiban izin pemanfaatan ruang
e. Acuan dalam penyusunan RTBL

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-6
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

RDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:


a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan
lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu
b. Alat operasionalisasi dalam system pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten atau kota yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruanguntuk setiap bagian wilayah sesuai
dengan fungsinya didalam struktur ruang kabupaten atau kota secara keseluruhan
dan ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun
program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada
tingkat BWP atau Sub BWP.
1.6 Ruang lingkup
1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Muncar adalah Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Muncar terbagi
menjadi 3 wilayah perkotaan (BWP) menurut RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-
2032, yakni Kelurahan Kedungrejo, Kelurahan Tembokrejo, dan Kelurahan Blambangan.
Secara keseluruhan Kecamatan Muncar terbagi menjadi 10 Kelurahan/Desa yaitu, Kelurahan
Sumberberas, Sumbersewu, Tapanrejo, Wringinputih, Tambakreho, Kedungringin,
Kumendung, Kedungrejo, Blambangan dan Kelurahan Tembokrejo.
1.6.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi penyusunan RDTR Kecamatan Muncar berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang.
Adapun muatan atau materi tentang penyusunan RDTR Kecamatan Muncar adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan penataan BWP
Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan
merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapat
dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema yang akan
direncanakan di BWP.
Tujuan penataan BWP berfungsi:

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-7
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

a. sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana


jaringan prasarana, penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya,
penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi; dan
b. menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan perkotaan dengan
RTRW.
2. Rencana pola ruang
Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona
peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan
perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan,
perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana
pola ruang dimuat dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan
zonasi.
Rencana pola ruang berfungsi sebagai:
a. alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta kegiatan
pelestarian fungsi
b. lingkungan dalam BWP;
c. dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
d. dasar penyusunan RTBL; dan
e. dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.
3. Rencana jaringan prasarana
Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem jaringan
prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW
kabupaten/kota.
Rencana jaringan prasarana berfungsi sebagai:
a. pembentuk sistem pelayanan, terutama pergerakan, di dalam BWP; dasar
perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas dalam
BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan
b. dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL
dan rencana teknis sektoral.
4. Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-8
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya dalam


rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana
penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya bertujuan untuk
mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang
bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub BWP
lainnya.
Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan lokasi pelaksanaan
salah satu program prioritas dari RDTR.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya berfungsi sebagai:
a. dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral; dan
b. dasar pertimbangan dalam penyusunan indikasi program prioritas RDTR.
5. Ketentuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan
RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan
5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam
pedoman ini.
Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai:
a. dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi
pengembangan BWP;
b. arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c. dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan
dan
d. penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
e. acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
6. Peraturan zonasi
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
RDTR Peraturan zonasi berfungsi sebagai:
a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air
right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-9
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;


d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan
e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan
lokasi investasi.
Peraturan zonasi bermanfaat untuk:
a. menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang ditetapkan;
b. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan penggunaan
lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan
c. meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.
1.7 Masa Berlaku RDTR
RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap
5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun jika:
a. terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota yang mempengaruhi BWP RDTR; atau
b. terjadi dinamika internal kabupaten/kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.
1.8 Dasar Hukum dan Peraturan
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Renana Detail Tata Ruang
Kota/Kabupaten harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, berikut merupakan peraturan
yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan RDTR Kecamatan Muncar.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011, tentang
Perumahandan Kawasan Pemukiman.
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009, tentang Ketenagalistrikan.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-10
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi.
11. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004, tentang Jalan
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, tentang RTRWN
14. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 34 tahun 2013 tentang mekanisme
pemberian persetujuan substansi rancangan perda kabupaten/kota tetang rencana
detail tata ruang bagian wilayah perkotaan kabupaten/kota
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009, tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2011 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
1.9 Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latarbelakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan,
pengertian, kedudukan, tujuan dan sasaran, fungsi dan kegunaan RTDRK, ruang lingkup,
dasar dan dasar hukum dan peraturan, sistematika pembahasan dan kerangka pemikiran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TINJAUAN KEBIJAKAN
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka atau standar-standar tentang kependudukan,
perencanaan tata guna lahan, perencanaan kebutuhan sarana permukiman, prasarana
permukiman, penataan bangunan, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur,
dan elemen-elemen citra kota, serta tinjauan kebijakan.
BAB III METODE PENDEKATAN
Pada Bab ini berisi tentang metode-metode pendekatan serta langkah-langkah yang
akan dilakaukan dalam tahapan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Banyuwangi, Kecamatan Muncar juga dilengkapi dengan diagram alir penelitian, kerangka
analisis dan desain survei.
BAB IV KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-11
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

Bab ini berisi tentang karakteristik Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Muncar


karakteristik, karateristik kependudukan, struktur ruang, dan pemanfaatan ruang di wilayah
studi.
BAB V KERANGKA KERJA TIM PENYUSUN RDTRK
Bab ini berisi struktur organisasi kelompok, job description masing-masing anggota,
jadwal kegiatan survei, serta jadwal kegiatan penyusunan RTDR Kabupaten Banyuwangi,
Kecamatan Muncar.
1.10 Diagram Alir

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-12
Studio Perencanaan Kota
Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi

Gambar 1. 2 Kerangka Pemikiran


Sumber: Hasil pemikiran, 2015

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA I-13

Anda mungkin juga menyukai