Skripsi - Indra Prasetia Fix
Skripsi - Indra Prasetia Fix
Misbah)
OLEH :
INDRA PRASETIA
NIM.160585
SKRIPSI
Indra Prasetia
NIM.16.0585
vi
PEDOMAN TRANSLITERISASI
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1987 Nomor: 158
1. Konsonan Tunggal :
ARAB LATIN
Kons. Nama Kons. Nama
ا Alif Tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim j Je
د Dal d De
ر Ra r Er
ز Za z Zet
س Sin s Es
vii
ش Syin sy Es dan ye
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wawu W We
هـ Ha H Ha
ي Ya Y Ye
2. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
al-Yawm.
viii
b. Vokal rangkap ( َ ) أdilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya :
ي
al-Bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat
dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( ِ = تحةْ ْلَفا اal-
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ْ = يت ْلبَ اal-
Bayt
), ( =السمآءas-samā’ ).
sedangkan tā’ marbuṭah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya
7. Tanda apostrof (’) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk
yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( َ = يةُـ ْؤ رru’yah ), ( َ= هاء فَُق
fuqahā’)
ix
KATA PENGANTAR
x
Penulis tidak dapat membalas apa yang telah mereka berikan, semoga
Allah SWT yang akan memberikan balasan serta mencatat sebagai amal sholeh
yang mendapat pahala di sisi-Nya. Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa
apa yang penulis kerjakan tentu jauh dari kata sempurna, oleh karena itu besar
harapan penulis agar ada masukan-masukan sehingga penulis jadikan
pembelajaran nantinya. Semoga apa yang penulis kerjakan bisa bermanfaat bagi
penulis dan bagi masyarakat umum, Amin.
Indra Prasetia
NIM.160585
xi
MOTTO
COVER
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN.........................................................................ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
PENGESAHAN..............................................................................................iii
NOTA DINAS PEMBIMBING 1..................................................................iv
NOTA DINAS PEMBIMBING 2...................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLITERISASI..............................................................vii
KATA PENGANTAR.....................................................................................x
MOTTO.........................................................................................................xii
DAFTAR ISI................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................6
C. Batasan Masalah...............................................................................7
D. Rumusan Masalah.............................................................................7
E. Tujuan Penelitian..............................................................................8
F. Signifikansi Penelitian......................................................................8
G. Penelitian Terdahulu.........................................................................8
H. Kerangka Teori.................................................................................9
I. Metode Penelitian...........................................................................10
J. Sistematika Pembahasan.................................................................12
BAB V PENUTUP.........................................................................................79
A. Kesimpulan.....................................................................................79
B. Saran...............................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................82
BIOGRAFI PENULIS..................................................................................84
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini. Islam mempunyai
yang baik dalam akhlak, akidah, ibadah dan dalam bermuamalahnya. Allah swt
dengan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar.
kebaikan sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Allah swt serta menjauhi
segala bentuk larangan dari Allah swt. Bentuk usaha yang harus dilakukan
bertaqwa dan beramal saleh serta mematuhi segala perintah yang Allah swt
sesuai dengan cara yang telah Rasulullah saw contohkan, maka orang-orang
yang melakukan hal ini akan mendapatkan pahala dan kemuliaan di sisi Allah
swt.1
1
Saerozi, Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Ombak, 2013), hlm. 25.
1
2
Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul ke dunia pada dasarnya adalah
untuk menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Seandainya jika Allah swt
menyebar luas. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam kerusakan dan
atau yang lebih dikenal juga dengan nama julukan Imamul Huda mengartikan
kata ma’ruf sebagai sesuatu yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan
dan akal.
adalah sesuatu hal yang dibenci, ditolak dan tidak pantas.3 Di dalam Al-Qur’an
Makruf Nahi Mungkar, Akhlak Nabi), Cet ke 1, (Bandung : Penerbit Marja, 2005), hlm. 147.
3
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet ke 5, (Jakarta: Kencana, 2016 ), hlm. 37.
3
telah ditegaskan dalam QS. Ali Imran ayat 104 yang berbunyi :
ن عن
ۡ َ ون ِإلَى ٱ ۡلخ َي رو ِبٱ ۡل رو َي و ۡلتَـُكن ’من
ۡي ِر ۡأم ن َم ۡع ف ي و ۡد ُأ ۡم
ۡ َٰٓ
نو ه و
ةٞ ّم
٤٠١ ُم ٱ ۡلم ۡف ِلحون لَ ِئك² ٱ ۡلمنك ِِۚـر وأُـ ْو
Artinya :“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung”.(Q.S ali-Imran[3]:104).
Ali Imran ayat 104 adalah dalam penerapan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
harus ada segolongan orang dalam satu kekuasaan untuk menyeru kepada
hal ma’ruf dan mencegah kepada hal yang munkar. Artinya dalam
berbeda, yakni menempuh jalan yang luas dan lurus. Beliau juga
dimulai dari diri sendiri. Lebih spesifik ayat ini menurutnya adalah
4
Sayyid Quthb, Fi-Zilalil-qur’an, Terj.Drs As’ad Yasin, (Jakarta : Gema Insani Press,
Jilid 2, 2001), hlm. 123
4
Munkar.5
Quthb dan M. Quraish shihab dalam kitab karya Tafsirnya, yakni pada
yang digunakan oleh kedua tafsir ini. Yakni menggunakan metode tahlili,
adalah dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.
Selain itu kedua Tafsir ini memiliki kesamaan corak, yakni sama-sama
inilah penulis tertarik untuk meneliti makna amar ma’ruf nahi munkar
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur’an),
(Jakarta: Lentera Hati,2002), Vol.2, hlm. 172.
6
Atik Wartini, tafsir feminis M.Quraish Shihab, Jurnal Palastren, Vol.6, no.2, hlm.484
5
lebih ekstrim lagi adalah melakukan tindakan bom bunuh diri yang
teroris isis.
Nahi Munkar.
6
Munkar. Sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan detail
mengenai hal ini. Oleh karna itu penulis mengambil judul “Amar Ma’ruf
karya Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A dan Tafsir Fi-
B. Identifikasi Masalah
kajian ini adalah penerapan perbuatan ma‘ruf dan mencegah perbuatan munkar.
2. Apa artikulasi Amar Ma’ruf Nahi Munkar menurut para ulama Tafsir ?
Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Fi-Zhilalil Qur’an pada Surat Ali-Imran ayat
5. Siapa yang berhak melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan hukum
meninggalkannya ?
7
C. Batasan Masalah
dan tenaga, maka dalam kajian ini akan ada pembatasan masalah. Pembatasan
masalah dilakukan agar kajian ini dapat memenuhi target dengan hasil yang
Qur’an.
Nahi Munkar secara utuh dalam satu ayat. Namun yang menjadi fokus
Ma’ruf Nahi Munkar yakni pada ayat 104, 110 dan 114..
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
nahi Munkar.
Ma’ruf Nahi Munkar antara perspektif Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Fi-
F. Signifikansi Penelitian
3. Bahan telaah bagi siapa saja yang ingin melanjutkan penelitian secara
G. Penelitian Terdahulu
beberapa kajian ilmiah terdahulu mengenai konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
perspektif K.H Hasyim Asy’ari. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian
karya Nurul Atiqoh pada Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri
Hal ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti karena
H. Kerangka Teori
Objek kajian dalam penelitian ini adalah konsep Amar Ma’ruf Nahi
Munkar di dalam Al-Qur’an pada surah Ali-Imran, Al-A’raf dan surah Al-Hajj.
Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menghimpun ayat yang
berkaitan dengan tema penelitian penulis. Dalam hal ini telah ditentukan dalil
yang digunakan, yakni surah Ali-Imran ayat 104, 110, 114. Kemudian penulis
penulis akan menganalisis ayat tersebut dengan metode yang telah di tentukan.
10
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Metode Penelitian
3. Pengumpulan Data
penelitian.7
4. Pengolahan Data
7
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), hlm.
102.
11
6. Sumber Data
a. Sumber Primer
b. Sumber Sekunder
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel – tabel
8
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis Edisi Kedua, (Jakarta
Rajawali Pers, 2009), hlm. 42.
9
Ibid, hlm. 42.
12
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-
masing menampakkan titik berat yang berbeda. Namun dalam satu kesatuan
penggambaran isi skripsi secara keseluruhan namun dalam satu kesatuan yang
ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab kedua, ketiga, keempat
dan kelima.
Bab kedua berisi tentang tinjauan umum Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
yang terdiri dari pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar menurut ahli Tafsir,
konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Keutamaan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Bab ketiga biografi Quraish Shihab dan Sayyid Quthb mulai dari riwayat
keagamaan dan beberapa karya beliau yang telah dijadikan sebuah rujukan
Zhilalil-Qur’an.
13
Bab keempat berisi tentang Syarat dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi
penafsiran Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang tertuang dalam kandungan surah
1. ( أمرAmar)
Amar berasal dari kata
ـ-ـأمرا-ـ يأمر- امرjuga bermakna yang
مر
الشيئ منه طلب yaitu memerintah (untuk mengerjakan sesuatu) 10,
serta memiliki lima arti dasar yaitu sesuatu (perkara), perintah yang
10
Louis Ma’luf, Al-Munjid Fi Al-Lughah, cet.42 (Beirut: Dar Al-Masyriq, 2007), hlm. 17.
11
Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu‘jam Maqayis Al-Lugah, Juz I (Beirut: Dar Al-Fikr,
t.th) hlm.137.
12
Ahasin W.Al-Hafiz, Kamus Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2012), hlm. 23-24.
14
15
2. ( معروفMa’ruf)
berikut
ـ إعرف-عرفانا ـ-عرفة-يعرفـ -عرف dan المـعروف
bermakna الخيرatau الـرزق, yakni kebajikan maupun rizki.14 Ma’ruf
baik, semua perbuatan yang dianggap baik oleh manusia dan membuat
pendekatan pada Allah swt dan perbuatan baik pada manusia dan juga
juga berarti perbuatan yang sudah lumrah dalam masyarakat yang jika
13
Ibnu Manzur, Lisan Al-‘Arab, Juz IV, (t.t: Dar Al-Ma‘arif, t.th), hlm. 2899-2900.
14
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, cet.2 (Surabaya: Pustaka Progressif,
1997), hlm. 921.
15
Manzur, Op.Cit., hlm. 2901.
16
atau petunjuk untuk melakukan sesuatu yang baik dan telah dikenal
dalam syariat.
3. ( نهىNahi)
Kata nahi secara etimologi berasal bahasa Arab yakni نهىyang
tujuan dan penyampaian,17 lawan kata (antonim) dari perintah dan juga
16
Abi Hasan Al-Husaini Al-Jarjani Al-Hanafi, Al-Ta’rifat (Beirut: Maktabah Lebanon.
1985), hlm. 197.
17
Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu‘jam Maqayis Al-Lugah, Juz V, hlm. 359.
18
Ibnu Manzur, Lisan Al-‘Arab, Juz VI, hlm. 4564.
17
4. ( منكرMunkar)
Sedangkan lafad munkar berasal dari akar kata bahasa arab
berikut
نكارة بمعنى اشتد او صعب ـ-ـ ينكر-نكر artinya sulit atau
adalah:
adalah, segala sesuatu yang dianggap buruk dan dibenci oleh syari’at.
yang dilarang.
19
Hasan Al-Husaini Al-Jarjani Al-Hanafi, Op.Cit., hlm. 210.
18
Tabel 1.1
Persebaran Ayat-Ayat Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar Dalam Al-
Qur’an
No.
Surat Ayat Status
1.
Ali Imran (3) 104,110,114 Madaniyyah
2.
Al-A’raf (7) 157 Makiyyah
3.
Al-Taubah (9) 67, 71, dan 112 Madaniyyah
4.
Al-Hajj (22) 41 Madaniyyah
5.
Luqman (31) 17 Makiyyah
20
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah (Bandung: Syaamil Quran, 2012),
hlm. 63-64.
19
kata “minkum” dalam ayat di atas dengan makna sebagian. Ini berarti
saja. adapun sebagian ulama yang lain seperti Ahmad Mustafa Al-
dengan kemampuannya.21
memahami kata minkum pada ayat ini dalam arti sebagian kamu,
kifayah).22
21
Lihat juga Muhammad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maraghi, Juz. 4 (Cet I; Kairo:
Dar Maktab Babil Halabi. 1946), hlm. 23.
22
Syamsuddin Al-Qurthubi, Al-Jami’ Al-Ahkam Al-Qur’an, Juz 4 (Kairo: Dar Al-Kutub
Al-Mishriyah, 1964 ) hlm. 164.
20
sifat dasar yang dimiliki oleh umat yang diungkapkan Al-Qur’an sebagai
mencegah dari yang munkar dan senantiasa beriman kepada Allah swt.25
23
Abu Fida’ Ismail bin kathir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Juz 2, (T.t. Dar Al-Thaibah,
1999), hlm. 19.
24
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, hlm. 64.
25
Muhammad Bin Mas’ud Al-Baghawi, Ma’alim Al-Tanzil, Juz.2, (t.t: Dar Al-Thaibah,
1997), hlm. 89.
26
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, hlm. 97.
22
4. QS. Al-Maidah/5:78-79 :
orang-orang kafir dari bani israil adalah karena mereka telah durhaka dan
kerjakan.28
semestinya berarti jika ada kemunkaran, maka haruslah ada yang lain
balik. Namun, orang kafir Bani Israil tidak melakukan hal tersebut.
menunjukkan bahwa para kafir bani israil tidak berhenti dan terus-
27
Ibid., hlm. 121.
28
Syamsuddin Al-Qurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, Juz. 6, (Kairo: Dar Kutub Al-
23
Mishriyah, 1964), hlm. 253.
29
Muhammad Rayid Ridha, Tafsir Qur’an Al-Hakim, juz.6, (t.t: Al-Hai’ah Al-Mishriyah,
1990), hlm. 404.
24
5. QS. Al-A’raf/7:157
Muhammad saw. Yang juga sejalan dengan apa yang termaktub dalam
mengerjakan segala hal yang dipandang buruk oleh agama dan adat
istiadat.31
25
30
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, hlm. 170.
31
Muhammad Al-Syairazi Al-Baidhawi, Tafsir Al-Baidhawi, Juz.3, (Beirut: Dar Al-Fikr,
T.t), hlm. 64.
26
meyakini dan mengikuti ajaran yang dibawa Nabi saw Maka akan
6. QS. Al-Hajj/22:41
روا
َ الَّ ِذي ن مكن ْم ِفي ا ض موا الص َالةَـ وآتَـ ُوا كا
الز َة م أَـَقا ْْلَـ ْر ِإن ا
َوأ
ا ْل َمعروف و َنه ْوا عن ا ْلمنك ِهـر و ِ َّ ِلل عا ِق َبةُـ ا ْْلُـ ُمو ِر
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di
bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan
menyuruh berbuat yang mak`ruf dan mencegah dari yang
munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”32
sebagai berikut :
Imran/3:110.
32
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, hlm. 337.
27
kedurhakaan, melampaui batas yang dikecam oleh Allah swt (QS. Al-
maka seseorang tersebut akan dilupakan oleh Allah swt. (QS. At-
Taubah/9:67).
Hajj/22:41).
nahi munkar dalam ayat ayat di atas bermakna sama, yaitu perintah
syari’at dan adat istiadat masyarakat serta mencegah dari semua hal
yang dipandang buruk oleh syari’at dan tradisi masyarakat. Sifat inilah
umat yang terbaik. Adapun kata ma’ruf dengan makna lain dapat
dilihat dalam QS. An-Nisa’/4:5, namun maknanya pun tak jauh dari
Begitu juga dengan kata munkar, penggunaan kata kata yang seakar
sehingga diingkari oleh orang banyak. Berangkat dari hal inilah dalam
skripsi ini penulis hanya fokus pada penkajian di surat Ali-Imran ayat
104,110,114.
fihi); dan keempat, hakikat amar ma’ruf nahi munkar itu sendiri (Al-
ihtisab).33
kewajiban atas seorang gila atau anak kecil atau kafir atau yang tidak
izin khusus dari penguasa negeri. Dan termasuk pula orang yang fasik
33
Al-Ghozali Muhammad, Amr ma’ruf nahi munkar, (Bandung: Karisma 2003), hlm. 35.
29
nahi munkar)
berakal waras, dan karena itu, seandainya seorang gila berzina dengan
tersebut.
munkar)
diketahui secara jelas) bagi yang hendak ber amar ma’ruf nahi munkar
dari keluarga yang cinta akan ilmu agama Islam dan mencintai al-
34
Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, pengantar memahami Tafsir Fi Zilalil Qur’an, terj
Salafudin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), hlm. 23.
28
29
1941.35
Agustus 1966 pada usianya yang memasuki usia 59 tahun. Pada tahun
Namun setahun setelah itu beliau ditangkap kembali pada tahun 1965
mesir kala itu Gamal Abdel Naser. Akhirnya pada tahun 1966 Sayyid
Sayyid Quthb adalah sosok anak yang cerdas dan berbakat. Beliau
Tajhizial Darul Ulum, dan lulus pada akhir tahun 1925 M. Kemudian
35
Nuim Hidayat, Sayyid Quthb Biografi dan Kejernihan pemikirannya, (Jakarta: Gema
Insani,2005), hlm. 16.
36
Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj. Azlina
Roslan (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007), hlm. 250.
30
37
Abdul Fatah al-Kalidi, Op.Cit., hlm. 28.
38
Muhammad Chirzin, Jihad Menurut Sayyid Quthb Dalam Tafsir Zilal (Solo: Era
Intermedia, 2001), hlm. 31.
39
Abdul Fatah al-Kalidi, Op.Cit., hlm. 29.
31
i. Ashwak, (1947)
k. Raudhatul Thifl
40
Ibid, hlm. 22.
32
universitas agama islam. sejarah dan historis dalam penulisan Tafsir ini
membuat para akademisi tertarik untuk mengkaji Tafsir ini. Yang mana
mufassirin itu sendiri.41 Penulis melihat dari beberapa tanda dan bukti
an-Nas.
Ahmad Syurbasyi, Qishatul Tafsir (Study Sejarah Perkembangan Tafsir), terj. Zufran
41
dan asbabun nuzul atau sebab turunnya ayat tersebut. terlihat dari setiap
yang tengah dikaji dengan kenyataan sistem social budaya yang berlaku
42
Abdul Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i suatu pengantar, terj. Suryan A
Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 18.
34
Februari 1944.43 Beliau adalah putra dari seorang ulama dan guru besar
ke 2 (1959-1965).44
Peran dan figur sosok ayah dari M. Quraish Shihab lah yang
agama yang berasal dari al-Quran dan hadits, perkataan dari Sahabat
43
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 7.
44
Anshori, Penafsiran Ayat-Ayat Jender Menurut Muhammad M. Quraish Shihab,
(Jakarta: Visindo Media Pustaka, 2008), Cet. I, hlm. 31.
45
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Mizan, 2007), Cet. II, hlm. 19-20.
35
usia kecil beliau telah terbiasa mengikuti pengajian Tafsir yang diasuh
Azhar. Hingga pada tahun 1967 beliau meraih gelar Lc pada fakultas
Tenggara pertama yang berhasil meraih gelar Doktor dengan nilai dan
46
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam Di Indonesia (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 363.
47
M. Quraish Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu'i Atas Berbagai Persoalan
Umat (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 5.
36
yakni pada 1992 hingga 1998. Diluar lingkup kampus beliau juga
1996. Anggota MPR RI dua periode yakni pada 1992-1987 dan 1987-
Direktur Pengkaderan Ulama MUI selama tiga tahun yakni sejak 1994
hingga 1997, anggota Dewan Riset Nasional selama empat tahun yakni
Selma 8 tahun sejak 1992 hingga 1999 dan sebagai Direktur Pusat Studi
48
Anshori, Op.Cit., hlm. 35-36
37
b. Lentera Hati, Buku ini adalah hasil kumpulan artikel beliau yang
Tuhan).
Penerbit Mizan yang dicetak pertama sekali pada bulan mei 1412
H.
4. Tafsir Al-Misbah
metode tahlili. Maksud dari metode Tahlili adalah, suatu metode yang
mushaf.50 Hal ini terlihat dari caranya membahas setiap surat atau ayat,
dengan tema tema pokoknya. Selain itu susunan dari Tafsir Al-Misbah
penulis sebelumnya bahwa corak ini di sebut juga sebagai corak sastra
Ahlul ilmi bersepakat tentang wajibnya amar ma’ruf nahi munkar baik
fardu ain. Perbedaan ini berawal dari penagfsiran para ulama terhadap QS
ك
ۚ عن ا ْ و رو ْ عر َي ِ دْ لَى ا ُأ و ْلتَـكُن
ْلمن ِر و ْن َيأ ن ل و ر ُعون ²
ن ف َم ا خ ˚ّمة
ه ُم ْي
و
’من ْم
وأُـولَ ِئ ك ُه ُم ا حون
ْلم ْف ِل
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.”
berdalil dengan lafadz “minkum yang terdapat pada ayat diatas yang
Dalam hal ini penulis lebih cenderung kepada pendapat Imam Al-
memahami kata minkum pada ayat ini dalam arti sebagian kamu, berdasar
51
Saleh Bin Abdullah Darwis, Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Relasi Dunia
Modern (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 81.
52
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amar Ma’ruf Nahi Munkar menurut ahlus sunnah wal
jama’ah (depok: Pustaka Khazanah Fawaid,2017), hlm. 53.
40
41
melaksanakan fardlu kifayah dalam syi’ar ini. Akan tetapi dalam beberapa
keadaan, amar ma’ruf nahi munkar menjadi fardu ‘ain dan disamping itu
nahi munkar dengan hati dan benci terhadap kemunkaran dan pelakunya,
hukumnya fardlu ‘ain berdasarkan hadits abu said Al-khudri yang marfu’:
وسل َص لَُّال عل سمعت رسول هلال:عن أبي سعيد الخدري قال
:ّ َم يقول ْيه لـَّى
(مـن رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع
).فبقلبه وذلك أضعف اَّليمان
53
Syamsuddin Al-Qurthubi, Al-Jami’ Al-Ahkam Al-Qur’an, Juz 4 (Kairo: Dar Al-Kutub
Al-Mishriyah, 1964 ) hlm. 164.
54
Salman, Al-Audah dan Fadil Ilahi, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 1993), hlm. 50.
55
Abu Al-Husain Muslim Al-Naysaburi, Al-Jami’ Al-Sahih, (Beirut: Dar Al-Jayl, T.t),
hlm. 50.
42
1. Islam
mengaku mengetahuinya.56
2. Pengetahuan
yang ini munkar dan yang ini ma’ruf, serta mengetahui langkah terbaik
56
Abdullah Darwis, Op.Cit., hlm. 106.
43
Yusuf (12):108
karena Allah swt dan demi memuliakan agama, bukan lantaran riya’
harus melatih diri bersikap lemah lembut dan sabar. Hal ini beralasan
57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 248.
58
Abdul Qadir Jawaz,Op.Cit., hlm. 56.
59
Ibid., hlm. 57.
44
khawatir. Semua itu dilakukan karena jalan amar ma‟ruf nahi munkar
sabar, maka jalan ini seakan-akan begitu panjang dan terasa berat,
Rabb) yang mulia, yang mewakili jiwa dengannya. Oleh karena itu
Surat Ali Imran adalah surat ketiga di antara surat-surat dalam Al-
Qur’an. Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, dan termasuk dalam surat
60
Ibid., hlm. 57.
45
hijrah dari mekah ke Madinah.61 Diberi nama surat Ali Imran disebabkan
surat ini menceritakan mengenai kisah keluarga Imran (Ali Imran), selain
itu kandungan pada surat Ali Imran juga menceritakan kisah kelahiran
Nabi Isa as tentang kenabiannya dan beberapa mukjizat yang dimiliki Nabi
Isa as. Kemudian juga menjelaskan tentang Maryam Binti Imran, yakni
Selain mengenai keluarga Imran, pokok dari isi surat Ali Imran
badar, perang uhud serta pelajaran yang dapat diambil darinya, kemudian
selanjtmya juga membahas mengenai sifat Allah swt, ciri orang yang
para mukmin, peringatan kepada Ahlul kitab dan ka’bah yang merupakan
fi Zhilail Qur’an
ِۚ ك ِر
عن ٱ ْ و رو ْ عر َي ِ َلى ٱ ْم أُـ َّمة˚ـ َي و َْلت
ْلمن و ْن َيأ ن ل و ْل ر ُُعون ’منك ²
ن ف َم ٱ خ
ه ُم ْي
و ٰٓ
كُن
َ
وأُـ ۟وَل ِئ ُه ُم ٱ ِ حون
ْل ك ل
ْ
ف
م
46
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntung” (Q.S ali-Imran [3]: 104).
61
Abdul Chaer, Perkenalan Awal Dengan Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014),
hlm. 85.
62
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al Qur’an, (Jakarta: AMZAH, 2008), cet.3, hlm. 20.
47
Pada surat Ali Imran ayat 104, dalam kitab Tafsir Al-Misbah
yaitu menempuh jalan yang luas serta lurus, dan juga kemudian
dan diberikan contoh yang baik. Inilah yang dimaksud dengan inti dari
dakwah islamiyah. Dari hal inilah akan lahir tuntunan ayat ini dan dari
olehnya nasihatnya yang mengajak orang lain secara rutin tanpa bosan
63
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Jilid
2), hlm. 172.
48
mencegah mereka dari yang munkar yakni yang dinilai buruk serta
ini tidak tertuju bagi setiap orang. Bagi ulama yang memahaminya
perintah, yakni yang pertama ditujukan untuk seluruh umat Islam agar
informasi yang bisa menyesatkan. Oleh karna itu maka lebih tepat
64
Ibid., hlm. 173.
50
Sayyid Quthb.
tidak ada dua kata yang berbeda walau sama akar katanya kecuali
65
Ibid., hlm. 174
51
cara yang lebih baik.” Qs. An-Nahl [16]: 125. Perhatikan kata “bi
allati hiya ahsan” dengan cara yang lebih baik, bukan sekedar baik.
maka dengan lidah / ucapannya, kalau (yang ini pun) dia tidak mampu
sejumlah perawi hadits antara lain Imam Muslim, at-Tirmidzi dan Ibn
52
al-Khudri.66
yang berkata:
م
munkar dan apabila munkar telah tersebar maka ia menjadi
ma’ruf.”
66
Ibid., hlm. 175
67
Ibid., hlm. 176
54
orang yang beriman untuk menempuh jalan yang berbeda dari orang-
orang yang kafir. Diseru untuk mengambil jalan yang luas (banyak
jalan) dan jalan yang lurus (tidak melenceng) serta mengajak orang
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, jika sudah mengetahui hal itu
terbina dengan baik maka rasa nyaman dan aman akan didapat oleh
semua orang dan akan mendapat pujian antara satu manusia dengan
perkembangan negatifnya.68
ِۚ ك ِر ُـ
عن ٱ ْ و رو ْ عر َي ِ ْم أ َّمة˚ـ َي لَى ٱ و َْلت
ْلمن و ْن َيأ ن ل و ْل ر ُُعون ’منك ²
ن ف َم ٱ خ
ه ُم ْي
و ٰٓ
ُكن
َ
وأُـ ۟وَل ِئ ُه ُم ٱ ِ حون
ْل ك ل
ْ
ف
م
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung”. (QS.[3]: 104)
Dalam Tafsir fi zhilail al-qur’an, dakwah Amar Ma’ruf Nahi
dua pilar ini adalah tugas utama yang harus mereka laksanakan untuk
manhaj-Nya.
68
Op.Cit., hal. 176
57
kepada kebajikan, tetapi juga ada “perintah” kepada yang ma’ruf dan
dan larangan” itu tidak akan dapat dilakukan kecuali oleh orang yang
memiliki kekuasaan.
bimbingan, dan keterangan. Memang ini adalah satu aspek, tetapi ada
untuk melindungi kebiasaan yang saleh ini agar setiap orang tidak
69
Sayyid Quthb, fi Zhilalil-Qur’an II, JUZ III, hlm.125.
58
kalau kebaikan itu yang dominan. Sedangkan, hal itu tidak akan terjadi
dalam manhaj Ilahi. Jamaah ini merupakan komunitas bagi manhaj ini
agar dapat bernapas dan eksis dalam membentuk riilnya. Yang ma’ruf
70
Ibid., hlm. 126.
59
dan substansial. Oelh karena itu, harus ada sebuah komunitas khusus
di mana persepsi ini dapat hidup dengan segala tata nilainya yang
tumbuh dengan subur tanpa ada hambatan atau serangan dari dalam.
halangi manusia dari jalan Allah maka akan ada orang-orang yang
berdiri tegak di atas fondasi iman dan ukhuwah. Iman kepada Allah,
atas pilar ni. Pertama, pilar iman kepada Allah swt, terlukisnya sifat-
yang jarang dijumpai pada orang lain. Kedua, didasarkan pada cinta
yang melimpah dan mengalir deras; dan kasih sayang yang nyaman
dan indah serta saling setia kawan dengan kesetiaan yang mendalam.
Semuanya bisa dicapai oleh jamaah itu. Di atas pijakan iman dan
Dalam Tafsir fi zilalil al-Qur’an pada surat al-Imran ayat 104 ini
71
Ibid., hlm. 127-128.
61
tentunya hal ini harus di patuhi oleh setiap masyarakat, sebab hal ini
dan tafsir fi zhilalil qur’an, terdapat perbedaan yang signifikan, yakni pada
penafsiran al-misbah, dalam ayat ini menurut M. Quraish Shihab bahwa nilai
Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an
lahir dari kedudukan umat ini sebagai sebaik-baik umat. Ini yang
mengambil sikap bertolak dengan itu. Tanpa ketiga hal yang disebut
oleh ayat ini, maka kedudukan mereka sebagai sebaik-baik umat tidak
seluruhnya sejak Adam hingga akhir zaman. Ini karena kalian adalah
umat yang terus menerus tanpa bosan menyuruh kepada yang ma’ruf,
yakni apa yang dinilai baik oleh masyarakat selama sejalan dengan
59
60
dengan iman yang benar sehingga atas dasarnya kalian percaya dan
amr ma’ruf dan nahi munkar itu sesuai dengan cara dan kandungan
tapi ajngan duga Allah pilih kasih, sebab sekiranya Ahl al-kitab, yakni
mereka tidak bercerai berai72 tentulah itu baik juga bagi mereka, di
dengan demikian mereka pun meraih kebajikan itu dan menjadi pula
kata kerja yang tidak sempurna ناقصة كان kana naqishah dan dengan
tanpa diketahui kapan itu terjadi dan tidak juga mengandung isyarat
72
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jilid II), hlm. 184.
61
bahwa ia pernah tidak ada atau suatu ketika akan tiada. Jika demikian,
maka yat ini berarti kamu dahulu dalam ilmu Allah adalah sebaik-baik
sesuatu, seperti agama yang sama, waktu atau tempat yang sama, baik
pada kelompok manusia. “tidak satu burung pun yang terbang dengan
waktu, tempat dan sebagainya, maka ikatan itu telah melahirkan satu
Sungguh indah, luwes, dan lentur kata ini, sehingga dapat mencakup
62
Karena adanya sifat-sifat iman yang menghiasi di dalam diri. Ayat ini
menegaskan bahwa, umat nabi Muhammad saw yang hidup baik pada
ف وت َ ْن َه ْوعَ ِنن ا ْل ُم ْن َك ِر َ َ ك ْنت ُ ْمخ ْي َر ا ُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َج ْت ِللَّنا ِس ت َأ ْ ُم ُر ْوِ َ انل َ ِمب ْع ُرَ ْو
خه ُم ا ْل ُم ْؤ ِم ُن ْو َن
ْ ُ ي ًنرا ’ل ُه ْم قلىم ْ ِن َ ت َل َكا قا ْولَ ِ َكنب
ُ ل
فه ُِس
ْ َث َ ُا َرمهُ ُ َمنا ْال
ن ْو َن ِبا َّل ِل قلىِ َووا َ َ ْلك ْو
ُ وت ُ ْؤ ِم
munasabat (korelasi) antara ayat ini (surah ali-imran ayat 110) dengan
73
Ibid., hal. 185
63
mencegah kemunkaran.
mengandung hakikat diri dari nilainya, dan umat Islam harus mengerti
ma’ruf nahi munkar. Khairu ummah dan aneka macam keadaan ahlil
lain.
umat ini dan mendorongnya untuk tampil dari kegelapan kegaiban dan
dari balik bentangan tirai yang tidak ada yang mengetahui apa yang
ada di baliknya itu kecuali Allah. Ini adalah sebuah kalimat yang
tidak boleh jatuh ke tangan umat lain dari kalangan umat dan bangsa
74
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilalil al-Qur’an........jilid 2, hlm.129
65
Dari sini, jelaslah bahwa manhaj yang harus ditegakkan oleh umat
iman untuk menentukan batas-batas mana yang ma’ruf dan mana yang
munkar itu.
75
Ibid., hlm. 130
66
ini merupakan beban yang sangat berat, sekaligus sebagai tugas utama
oleh Allah. Semua ini harus disertai dengan iman kepada Allah untuk
dengan benar mengenai yang ma’ruf dan yang munkar. Istilah jamaah
dan kehinaan yang ma’ruf dan yang munkar, dengan berpijak pada
kaidah lain yang bukan istilah buatan manusia pada suatu generasi.
hakikat alam ini. Dari tasawwur umum yang demikian ini lahirlah
kaidah-kaidah akhlak.
67
kaidah tersebut. Selanjutnya, juga harus ada para juru dakwah atau
memikul tugas yang berat ini. Sementara itu, mereka juga menghadapi
perbekalan dan persiapan selain iman akan musnah dan tumpah dan
76
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilalil al- Qur’an...., jilid 2, hlm. 130
68
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar sehingga mereka
Imran ayat 110 dari Tafsir kitab Al-Misbah dan Tafsir Fi Zilalil al-
misbah dan tafsir fi zhilalil qur’an dalam menafsirkan surat ali imran
ayat 110 ini yakni, pada tafsir al-misbah mengatakan bahwa yang di
maksud dengan umat terbaik itu adalah umat yang melaksanakan amar
terbaik itu.
3. Penafsiran Surat Ali-Imran ayat 114 menurut kitab Al-Misbah dan
ك ِر
عن ٱ ْ ْ عرو ٱ ْل و َيأ ٱلءا َي ْؤ ِمُنون ِبٱ وٱ ْل
ْلمن و ف ن َم رون ُم ²ِخ ِر ِلل ْو ِم
ن و
ه َي
ت وأ من َ حين و ُي َس ِر ى ٱ ْل خ ْي
۟ولَ ِئك ٱل َر² ُعون
ص
ِل
Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar
dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan mereka
itu termasuk orang-orang yang saleh”. (QS.[3]:114)
Allah dan hari akhir. Mereka telah menyuruh pada perbuatan ma’ruf
manusia.77
bukan الى yang artinya menuju ke. Ini memberi pesan bahwa
sejak lahir mereka telah ada wadah kebajikan. Mereka bisa melakukan
69
70
ungkapan yang memiliki nilai tinggi dari Allah. Karena setelah mereka
lain.79
baik dan lebih tinggi kualitasnya dari pada menyatakan dia adalah
orang saleh atau orang mukmin. Hal ini disebabkan oleh dua hal,
atau sifat yang menandai kelompok itu. Kemudian yang kedua, adalah
79
Op Cit., hlm. 229.
71
Ilahi. Yang masuk dalam satu kelompok berarti ia tidak sendiri, tetapi
lukisan yang terang bagi orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli
Kitab. Mereka telah beriman dengan iman yan gbenar dan mendalam,
berusaha menjaga agam ini. Mereka beriman kepada Allah swt dan
Hal itu pada satu sisi dan pada sisi lain terdapat orang-orang kafir.
Orang-orang kafir yang tidak akan bermanfaat harta dan dan anak-
tidak akan ada sedikit pun yang sampai kepadanya di akhirat nanti,
dan lurus. Kebajikan yang bersumber dari iman kepada Allah, dengan
yang jelas, tidak mudah dimengerti dan dipahami, dan tidak merukuk
mengatakan bahwa pada dasarnya kebajikan itu sudah ada dalam diri
tiap manusia dan sudah menjadi fitrah. dan yang di maksud ahli kitab
80
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilalil al-Qur’an........jilid 2, hlm.134-135.
73
Ahli Kitab. Mereka telah beriman dengan iman yang benar dan
muslim, dan berusaha menjaga agama ini (Islam). Dan mereka yang
kafir yang tak akan memiliki manfaat harta dan anak turunannya.
Dari penafsirat ayat-ayat (104, 110, 114) tentang amar ma’ruf nahi
munkar yang terdapat alam surat Ali Imran, bisa kita ambil sebuah
pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar ini tidak hanya terdapat di dalam
ruang lingkup umat Muslim tetapi juga untuk kalangan non Muslim,
seperti yang sudah dijelaskan dalam surat ali Imran ayat 110, dan ayat 114,
non Muslim di sini yakni Yahudi dan Nasrani. Artinya, objek dalam
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tersebut tidak hanya dalam lingkup
untuk umat Islam tetapi, cakupan lebih luas bahkan meyeluruh untuk
semua umat di muka bumi ini. Jika kita melihat kemungkaran dimana saja,
perintah berdakwah dalam surat Ali Imran ayat 104 ini tidak tertuju untuk
74
semua orang. Dan ada juga ulama yang memfungsikan kata minkum dalam
terutama ayat 104 baik Sayyid Qutb, dan Quraish Shihab sepakat bahwa
arti dari surat ini adalah mengharuskan adanya segolongan yang mengajak
81
Op Cit, Quraish Shihab, Jilid 2 (penerbit: Lentera Hati), hlm. 173-174
75
1. Aspek Sosial
2. Aspek Politik
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar maka, dalam hal ini, tidak
Nabi Muhammad saw jika ditinjau dari berbagai sebab dan faktor:
82
Takdir Ali Mukti, Membangun Moralitas Bangsa, (Yogyakarta: LPPI Ummy), hlm. 64
76
Ali-Imran: 110)
membantunya.83
83
Salman Al-Audah Dan Fadil Ilahi, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar) Hlm. 25
77
yang tercantum pada surat ali imran ayat 104, 110 dan 114 ini.
Yakni antar ayat tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Pada
ayat 104 kedua penafsir menjelaskan hakikat dari amar ma’ruf nahi
sebagai ahlul kitab. Kemudian pada ayat 114 berkaitan denyan ayat
sebelumnya pula yakni ayat 110, dimana pada ayat ini menjelasan
hal yang munkar. Pada kedua penafsiran ini penulis setuju pada
84
Ibid.., hlm. 26
85
Op Cit,... hlm. 28
78
munkar, yakni dengan cara yang baik. Penulis juga setuju pada
tidak baik.
persaudaraan yang tercipta karena rasa cinta atas Allah swt. Jika
unsur kerusakan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapatkan yakni :
bersikap lemah lembut, kelima sabar dan murah hati dan yang
79
80
tanpa kekuasaan.
ahli kitab juga ada yang berlaku lurus, mereka percaya kepada
Allah dan hari kiamat, dan juga melakukan amar ma’ruf nahi
munkar.
81
B. Saran
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
82
83
NIM : 16.0585
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Golongan darah :B
Status : Single
e-mail : ndrak1998@gmail.com
No HP 087813073875
Instagram : Indraa_prasetia
Riwayat pendidikan
84