KESULITAN KEUANGAN
KELOMPOK 12
WIJA—ANGGITA--NIRMALA
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Perusahaan
dalam kesulitan Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan
karena berbagai sebab. Sebuah perusahaan dapat
keuangan mengalami kerugian operasi terus – menerus, kredit
pelanggan yang mengalami kemunduran
pembayaran, pengelolaan modal kerja yang buruk,
dan sejumlah alasan yang mengakibatkan posisi
ekonomi yang baik tidak dapat dipertahankan.
mempersiapkan rencana
Proses reorganisasi
reorganisasi (plan of
(proceeding)
reorganization)
Pengurangan atau
Revaluasi aset dan penghapusan klaim pemegang
kewajiban. saham terdahulu dan
penerbitan saham baru kepada
kreditur atau pihak lainnya.
Ilustrasi Reorganisasi
Neraca induk pada tanggal 31 Desember 20x6 disajikan dalam figur 17-1. Pada tanggal 2 Januari 20X7, manajemen PT. Induk mengajukan petisi pada pengadilan niaga dalam rangka
penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran utang dan waktu untuk merehabilitas perusahaan serta mengembalikannya pada operasi yang
menguntungkan.
PT INDUK
NERACA
31 Desember 20X6
ASET
KAS 2.000.000
EFEK YANG DIPASARKAN 8.000.000
PIUTANG USAHA 20.000.000
DIKURANGI: PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH (2.000.000) 18.000.000
PERSEDIAAN 45.000.000
ASET DIBAYAR DIMUKA 1.000.000
JUMLAH ASET LANCAR 74.000.000
ASET TETAP
AKUMULASI BIAYA BELUM
BIAYA
PENYUSUTAN DISUSUTKAN
TANAH 10.000.000 0 10.000.000
BANGUNAN 75.000.000 20.000.000 55.000.000
PERALATAN 40.000.000 4.000.000 36.000.000
TOTAL 125.000.000 (24.000.000) 101.000.000 101.000.000
TOTAL ASET 175.000.000
KEWAJIBAN
UTANG USAHA
WESEL BAYAR :
DIJAMINKAN SEBAGIAN 10.000.000
TIDAK DIJAMINKAN, BUNGA 10% 80.000.000 90.000.000
AKRUAL BUNGA 3.000.000
UPAH YANG MASIH HARUS DIBAYAR 14.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 133.000.000
UTANG HIPOTEK 50.000.000
TOTAL KEWAJIBAN 183.000.000
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
SAHAM ISTIMEWA 40.000.000
SAHAM BIASA (NILAI NOMINAL RP 1.000) 10.000.000
SALDO LABA (DEFISIT) (58.000.000)
TOTAL EKUITAS PEMEGANG SAHAM (80.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM 175.000.000
Pengadilan niaga menerima petisi tersebut dan
PT.Induk menyusun rencana reorganisasi.
Rencana ini diajukan pada tanggal 1 Juli 20X7,
dan pernyataan pengungkapan dikirimkan
kepada seluruh kreditor dan pihak-pihak yang Rencana
terpengaruh. Pada tanggal 31 Desember 20X7,
perusahaan menyajikan laporan keuangan untuk Reorganisasi
periode fiskal tahun 20X7 yang tercantum
didalam penundaan pembayaran. Pengadilan
niaga menyetujui rencana reorganisasi pada
tanggal 2 Januari 20X8 dan dan selesai 1 April
20X8. PT. Induk mengajukan rencana
reorganisasi yang disajikan pada figur 17-2,
beserta laporan keuangan yang telah diaudit dan
pengungkapan lain yang diminta oleh pengadilan
niaga. Satu-satunya pembayaran yang disetujui
pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah
pembayaran sebesar Rp. 2.000.000,00 atas
hutang hipotek. Masalah pelaporan yang yang
paling penting adalah jumlah reorganisasi harus
FIGUR 17-2
PT INDUK
RENCANA REORGANISASI
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN
DIAJUKAN PADA TANGGAL 1 JULI 20X7
a. utang usaha sebesar Rp 26.000.000 diperlakukan sebagai berikut (1) sebanyak Rp6.000.000 akan dihapuskan
(2) sebanyak Rp4.000.000 akan dibayarkan secara tunai, (3) sebanyak Rp12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan
dengan utang subordinasi dan (4) utang sebesar Rp4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa
akan dibayar secara tunai dan (2) sisanya sebesar Rp 8.000.000 akan ditukarkan menjadi utang prioritas
c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp80.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak
Rp12.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp14.000.000 akan dibayar tunai , (3) sebanyak Rp49.000.000
akan ditukarkan menjadi utang prioritas yang dijamin dengan agunan terhadap aset tetap , dan (4) sebanyak
5.000.000 akan ditukarkan dengan 5.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp3.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1)
d. sebanyak
Rp2.000.000 akan dihapuskan dan (2) sisanya sebesar rp1.000.000 akan dibayar tunai
e. beban upah yang masih harus dibayar Rp14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1)sebanyak
Rp12.000.000 akan dibayar tunai, (2) sisanya sebesar Rp2.000.000 akan ditukarkan dengan 2.000 lembar
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN YANG TIDAK DIKOMPROMIKAN :
KEWAJIBAN LANCAR (PASCAPETISI)
PINJAMAN JANGKA PENDEK 15.000.000
UTANG USAHA 10.000.000
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR :
UTANG HIPOTEK, DIJAMIN PENUH 48.000.000
TOTAL KEWAJIBAN YANG TIDAK
DIKOMPROMIKAN 73.000.000
KEWAJIBAN YANG DIKOMPROMIKAN :
UTANG USAHA 28.000.000
WESEL BAYAR, SEBAGIAN DIJAMINKAN 10.000.000
WESEL BAYAR, TIDAK DIJAMIN 80.000.000
AKRUAL BUNGA 3.000.000
UPAH YANG MASIH HARUS DIBAYAR 14.000.000
TOTAL KEWAJIBAN YANG
DIKOMPROMIKAN 133.000.000
TOTAL KEWAJIBAN 206.000.000
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
SAHAM ISTIMEWA 40.000.000
SAHAM BIASA (NILAI NOMINAL RP.
1000) 10.000.000
SALDO LABA (DEFISIT) (76.000.000)
TOTAL EKUITAS PEMEGANG SAHAM (26.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
180.000.000
PEMEGANG SAHAM
FIGUR 17-4
PT INDUK
(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN DEBITOR)
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X7
PENDAPATAN
PENJUALAN 120.000.000
ARUS KAS BERSIH YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN OPERASI SEBELUM POS REORGANISASI 21.000.000
BUNGA YANG DITERIMA DARI AKUMULASI KAS DARI PENUNDAAN PEMBAYARAN 2.000.000
ARUS KAS BERSIH YAG DIPEROLEH DARI KEGIATAN OPERASI DAN REORGANISASI 15.000.000
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN INVESTASI
HASIL YANG DIPEROLEH DARI PENJUALAN ASET AKIBAT PENUNDAAN PEMBAYARAN 10.000.000
Ayat jurnal yang kedua (2) mencatat pertukaran saham dengan saham. Pemegang
saham istimewa terdahulu menerima 8.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan. Pemegang saham biasa terdahulu menerima 10.000 lembar saham
biasa yang baru dikeluarkan.
1 januari- 1 april
20x8
40.000.00
(2) saham istimewa 0
10.000.00
saham biasa (lama) 0
saham
biasa(baru)
Ayat jurnal ketiga dan terakhir 9.000.000
(3) mencatat penyesuaian baru dan nilai yang ditetapkan
atas aset entitas yang barutambahan
muncul danmodal
penghapusan saldo laba yang ada atau defisit.
PSAK 19 menyatakan bahwa aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas
setor harus
41.000.000
diamortisasi selama umurnya.
(Mencatat Aset tak
pertukaran berwujud
saham lamadengan
denganmasa manfaat
saham baru) tak tersebut harus
diuji untuk penurunan nilai paling tidak tiap tahun untuk menentukan apakah aset tersebut
mengalami penurunan nilai dan harus mengakui kerugian untuk pengurangan nilai tercatat
aset.