Anda di halaman 1dari 29

NAMA.

: ADRIANI
NIM : BT2001001
KELAS : 1A

RINGKASAN BUKU STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Praktik keperawatan yang profesioal dan berkualitas harus didasarkan pada kode etik,
standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang – Undang No. 38 Tahun 2014 tentang keperawatan. Dalam
mejudkan tujuan tersebut, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai
organisai profesi salah satunya berkewajiban menyusun Standar Asuhan Keperawatan.
Standar Asuhan Keperawatan memiliki tiga komponen utama, yaitu diagnosis
keperawatan, intervensi keperawatan dan luaran ( outcome ) keperawatan. PPNI telah
menerbitkan standar diagnosis keperawatan dan standar intervensi keperawatan. Untuk
menyempurnakan Standar Asuhan Keperawatan, perlu standar luaran keperawatan.
Standar luaran keperawatan akan menjadi acuan bagi perawat dalam menetapkan kondisi
atau status kesehatan seoptimal mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien setelah
pemberian intervensi keperawatan. Dengan adanya luaran keperawatan, maka tingkat
keberhasilan intervensi keperawatan daapat diamati dan diukur secara spesifik.
Penggunaan standar luaran keperawatan juga akan menjamin penggunaan terminologi
luaran keperawatan yang seragam dan terstandarisasi, sehingga luaran keperawatan dapat
dikomunikasikan secara rinci kepada sesama perawat dan atau tenaga kesehatan lainnya.
Jika terminologi keperawatan terstandarisasi, maka memungkinkan dilakukan pengukuran
secara akurat untuk menilai efektifitas dan kualitas asuhan keperawatan.
Selain itu, penggunaan kosakata terstandar memungkinkan peneapan sistem dokumentasi
secara elektronik dan berbasis komputer.sistem ini dapat menjadi basis data ( database)
luaran keperawatan untuk pengembangan penelitian dan praktik keperawatan berbasis
bukti, sehingga visibilitas kontribusi perawat terhadap luaran (outcome) pasien menjadi
semakin nyata ( Lunbergetal, 2008, pearson, 2003;Rutherford, 2008; Thede&Sewali,
2010).
Perawat telah menetapkan dan mendokumentasikan luaran keperawatan, namun karena
belum adanyan acuan yang distandarisasi dan diberlakukan di Indonesia, maka penetapan
luaran keperawatan menjadi tidak seragam, padahal penetapan luaran keperawatan akan
membantu perawat memfokuskan perhatian pada kualitas dan keamanan asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Mengingat pentingnya luaran keperawatan,
maka dibutuhkan standar luaran keperawatan yang dapat diterapkan secaranasional di
Indonesia dengan mangacu pada standar – standar dan referensi-refensi luaran
internasinal yang telah ada sebelumnya.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi perawat yang
bertanggung jawab secara nasional atas peningkatan profesionalisme perawat dan kualitas
penyelenggaraann asuhan keperawatan, maka dianggap perlu untuk menerbitkan panduan
berupa Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SKLI) agar tercipta keseragaman
terminologi untuk menggambarkan ruang lingkup luaran yang di capai oleh perawat.

B. Tujuan
1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat dalam menetapkan luaran keperawatan
2. Meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional dengan penggunaan
Istilah yang seragam dan terstandarisasi
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-Undang No. 38 Tahun 2009 tentang Keperawatan
5. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.HK.02.02/MENKESI/148/1/2010 tentang izin dan Penyelanggaraan Praktik
Perawat, yang direvisi dengan Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
17 Tahun 2013.

Bab II
Ketentuan Umum

Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( SLKI) adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penentuan luaran keperawatan dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang
aman, efektif dan etis. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) ini dalam
penyusunannya telah disesuaikan dan dikembangkan dari Standar Praktik Keperawatan
Indonesia yang dikeluarkan oleh PPNI tahun 2009. Adapun standar praktik keperawatan
terkait luaran keperawatan termuat Standar III dan standar V sebagai berikut.

Standar III: Perencanaan


Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
meningkatkan kesehatan klien.

Rasional
Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan.

Kriteria Struktur
Tatanan praktek menyediakan
1. Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaa.
2. Adanya mekanisme pencatatan, sehingga dapat dikomunikasikan.

Kriteria Proses
1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah. Tujuan dan rencana tindakan
Keperawatan.
2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
3. Perencanaan bersifat individual ( sebagai individu kelompok dan masyarakat sesuai
dengan kondisi atau kebutuhan klien.
4. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

Kriteria Hasil
1. Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien.
2. Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan.
3. Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapatkan.
4. Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.

Standar V : Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap dalam pencapaian tujuan
sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Praktek
keperawatan merupakan suatu dinamis yang mencakup berbagai perubahan data, diagnosis
atau perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Efektivitas asuhan keperawatan tergantung
pada pengkajian yang berulang-ulang.

Kriteria Struktur
1. Tatanan Praktek menyediakan sarana dan lingkungan mendukung terlaksananya proses
evaliuasi.
2. Adanya akses informasi yang dapat digunakan perawat dalam menyempurnakan
perencanaan.
3. Adanya supervisi dan konsultasi untuk membatu perawat melakukan evaluasi secara
Kriteria Proses
1. Menyusun rencanaan evaluasi hasil tindakan secara komprehensif, tepat waktundan terus-
menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah
pencapaian tujuan.
3. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien.
4. Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
5. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
6. Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.

Kriteria Hasil
1. Diperolehnya hasil revis: data diagnosis. Rencana tindakan berdasarkan evaluasi.
2. Klien Berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana tindakan.
3. Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan
4. Evaluasi tindakan terdokumentasikan sedemikian rupa yang menunjukkan kontribusi
terhadap efektifitas tindakan keperawatan dan penelitian.

Bab III
Ketentuan Khusus

A. Definisi Luaran Keperawatan

Luaran ( outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi dan


diukur meliputi kondisi, perilaku, atau dari persepsi pasien, keluarga atau komunitas
respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status
diagnosis keperawatan setelah dilakukan inetrvensikeperawatn ( Germinietal, 2010;ICNP,
2015)
Luaran keperawatan dapat juga diartikan sebagai hasil akhir intervensi keperawatan
yangterdiri atas indikstor-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan masalah.
Luaran keperawatan dapat membantu perawat memfokuskan tahu mengarahkan asuhan
keperawatan karena merupakan respons fisiologis, psikologis, sosial, perkembangan, atau
spiritual yang menunjukkan perbaikan masalah kesehatan pasien ( Potter& Perry, 2003)
B. Klasifikasi Luaran Keperawatan

Internasional CouncilofNurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu


sistem klasifikasi yang disebut dengan
internationalClassificationforNursingPractice(ICNP).
ICNP membagi diagnosis intervensi dan luaran keperawatan menjadi lima kategori, yaitu
fisiologis, psikologis, Perilaku, Relasional dan Lingkungan ( Wake&Coenen ,
1998).Kategori dan subkategori luaran keperawatan dapat dilihat pada skema berikut.

LuaranKepera
watan

Fisiologis Psikologi Perilaku Relasional Lingkunga

Respirasi NyeridanKen Kebersihan Interaksi Keamanan


yamanan Diri Sosial dan proteks

Sirkulasi
Integritas Penyuluhan
&
Pembelajara
Nutrisi dan
Pertumbuhan
Cairan &
Perkembanga
Eliminasi

Aktivitas dan
Istirahat

Neurosensor

Reproduksi
dan
Seksualitas

C. Jenis Luaran Keperawatan

Luaran keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaituLuaran Negatif dan Luaran
positif.Luaran Negatif menunjukkan kondisi, perilaku atau persepsi yang tidak sehat,
sehingga penetapan luaran keperawatan ini akan mengarahkan pemberian intervensi
keperawatan yang bertujuan untuk menurunkan. Sedangkan Luaran positif menunjukkan
kondisi,perilaku atau persepsi yang sehat sehingga penetapan luaran keperawatan ini akan
mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau
memperbaiki ( ICNP, 2015; Standar Prakti Keperawatan Indonesia – PPNI, 2009). Jenis
luaran keperawatan dapat dilihat pada tabel berikut.
No Jenis Luaran Contoh Luaran
1. Positif Bersihan jalan Napas
Keseimbangan Cairan
Integritas Kulit dan Jaringan
Citra Tubuh
2. Negatif Tingkat Nyeri
Tingkat Keletihan
Tingkat Ansietas
Tingkat Berduka
Respons Alergi Lokal

D. Komponen Luaran Keperawatan

Luaran keperawatan memiliki tiga komponen utama yaitu Label dan Ekspektasi dan
Kriteria Hasil. Maing-masing komponen diuraikan sebagai berikut.
1. Label
Komponen ini merupakan nama sari luaran keperawatan yang terdiri atas kata kunci
untuk memperoleh informasi terkait luaran keperawatan Label luaran keperawatan
merupakan kondisi perilaku atau persepsi pasien yang dapat diubah atau diatasi
dengan intervensi keperawatan.
2. Ekspektasi
Ekspektasi merupakan penilaian terhadap hasil yang diharapkan tercapai. Ekspektasi
menggamabarkan seperti apa kondisi. Perilaku, atau persepsi pasien akan berubah
setelah diberikan intervensi keperawatan. Terdapat tiga kemungkinan ekspektasi yang
diharapkan perawat yaitu:

Ekspektasi Definisi
No
1 Meningkat Bertambah dalam ukuran, jumlah,
derajat atau tingkatan.
2 Menurun Berkurang dalam ukuran, jumlah,
derajat atau tingkatan.
3 Membaik Menimbulkan efek yang lebih baik,
adekuat, atau efektif.
3. Kriteria Hasil
Kriteria hasil merupakan karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur oleh
perawat dan dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
keperawatan.
Berdasarkan metode pendokumentasinya, maka penulisan kriteria hasil dapat
dilakukan dengan dua metode. Jika menggunakan metode pendokumentasian
manual/tulisan, maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang
diharapkan untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian
berbasis komputer, maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor skala 1
s.d. 5. Terdapat tiga variasi skala pada pemberian skor kriteria hasil, yaitu:

1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Menurun

1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun

1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik

E. Penerapan Luaran Keperawatan

Penerapan luaran keperawtan dengan menggunkan ketiga komponen diatas dapat


dilakukan dengan metode, yaitu.

1. Metode Dokumentasi Manual/Tertulis


Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama..................maka[ Luaran Keperawatan]
[Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (hasil)
- Kriteria 2 (hasil)
- Kriteria 3 (hasil)
- Dan seterusnya

Contoh :
Setelah melakukan intervensi selama 3 jam. Maka Bersihan Jalan Napas Meningkat,
dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif
- Produksi sputum menurun
- Mengi menurun
- Frekuensi napas 12 – 20 kali/menit

2. Metode Dokumentasi Berbasis Komputer

Setelah dilakukan intervensi keperawatan


selama..................maka[ Luaran Keperawatan]
[Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (skor)
- Kriteria 2 (skor)
- Kriteria 3 (skor)
- Dan seterusnya

Contoh :
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas Meningkat,
dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif 5
- Produksi spotum 5
- Mengi 5
- Frekuensi Napas 5

Bab IV
Standar Luaran Keperawatan Indonesia

SLKI Definisi Ekspektasi


Adaptasi Disabilitas Proses penyesuian fungsional terhadap Meningkat
tantangan keterbatasan fisik
L. 05037
Adaptasi Neonatus Proses penyesuaian neonatus dari Membaik
kehidupan intra uterin ke ekstra uterin.
L. 10098
Ambulansi Aktivitas berjalan dari satu tempt ke Meningkat
tempat yang lainnya secara mandiri baik
L. 05038
dengan atau tanpa bantuan alat.
Bersihan Jalan Napas Kemampuan membersihkan sekret atau Meningkat
obstruksi jalan napas untuk
L. 01001
mempertahankan jalan napas tetap paten.
Citra Tubuh Persepsi tentang penampilan, struktur dan Meningkat
fungsi fisik individu.
L. 09067
Curah Jantung Keadekuatan jantung memompa darah Meningkat
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
L. 02008
tubuh.
Dukungan Keluarga Ketersediaan sokongan anggota keluarga Meningkat
untuk memenuhi kebutuhan individu yang
L. 13112
menjalani perawatan.
Dukungan Sosial Ketersediaan sokongan dari orang lain Meningkat
untuk memenuhi kebutuhan individu yang
L. 13113
menjalani perawatan.
Eliminasi Fekal Proses defekasi yang disetai dengan Membaik
pengeluaran feses mudah dan kosistensi,
L. 04033
frekuensi serta bentuk feses normal.
Eliminasi Urine Pengosongan kandung kemih yang Membaik
lengkap.
L. 04034
Fungsi Kemampuan saluran cerna untuk Membaik
Gastrointestinal memasukan dan mencerna makanan serta
menyerap nutrisi dan membuang zat sisa.
L. 03019
Fungsi Keluarga Kemmapuan keluarga memenuhi Membaik
kebutuhan anggota keluarga selama proses
L.13114
perkembangan.
Fungsi seksual Integritas aspek fisik sosioemosional Membaik
terkait penyaluran dan kinerja seksual.
L.07055
Fungsi Sensori Kemampuan untuk meraskan stimulasi Membaik
L.06048 suara, rasa, aroma dan gambar visual.
Harapan Ketersediaan alternatfi pemecahan pada Meningkat
masalah yang dihadapi.
L.09068
Harga Diri Perasaan positif terhadap diri sendiri atau Meningkat
kemampuan sebagai respon terhadap
L.09069
situasi saat ini.
Identitas Diri Kemampuan mempertahankan keutuhan Membaik
persepsi terhadap diri.
L. 09070
Identitas Seksual Pengenalan dan penerimaaan diri terhadap Membaik
L.07056 aspek seksual.
Integritas Kulit dan Keutuhan kulit (dermis dan/atau Meningkat
Jaringan epidermis) atau jaringan (membran
mukosa, kornea, fasin, otot, tendon,
L. 14125
tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau
ligamen).
Interaksi Sosial Kuantitas dan/atau kualitas hubungann Meningkat
sosial yang cukup.
L. 13115
Kapasitas Adaptif Kestabilan mekanisme dinamika Meningkat
Interaknial intraknialdlam melakukan kompensasi
terhadap stimulus yang dapat digunakan
L. 06049
kapasitas intrakranial.
Keamanan Pengaturan ruang dan perabotan untuk Meningkat
Lingkungan Rumah mencegah terjadinya cedera fisik di rumah.
L.14126
Keberdayaan Persepsi bahwa tindakan seseorang Meningkat
mampu mempengaruhi hasil secara
L.09071
signifikan.
Kesadaran Diri Kemampuan menilai kekuatan, Meningkat
kelemahan, pikiran, sikap kepercayaan,
L. 09072
emosi, motivasi seseorang berkaitan
dengan diri, lingkungan dan orang lain.
Keseimbangan Kemampuan mempertahankan ekuilibrium Meningkat
tubuh.
L. 05039
Keseimbangan Asam Ekuilibrium antara ion hidrogen di ruang Meningkat
Basa intraselular dan ekstraseluler tubuh.
L. 02009
Keseimbangan Cairan Ekulibrium antara volume cairan di Meningkat
runagintraselular dan ekstaselular tubuh.
L.03020
Keseimbangan Kadar serum elektrolit dalam batas Meningkat
Elektrolit normal.
L. 03021
Kestabilan Kadar Kadar glukosa darah berada padah rentang Meningkat
Glukosa Darah normal.
L. 03022
Ketahanan Personal Kapasitas untuk beradaptasi dan berfungsi Meningkat
secara positif setalah mengalami kesulitan
L. 09073
atau krisis.
Ketahanan Keluarga Kapasitas keluarga untuk beradaptasi da Meningkat
berfungsi secara positif setalah mengalami
L. 09074
kesulitan atau krisis.
Ketahanan Komunitas Kapasitas komunitas untuk beradaptasi Meningkat
dan berfungsi secara positif setelah
L.08075
mengalami kesulitan atau krisis.
Keterlibatan Sosial Kemampuan untuk membina hubungan Meningkat
yang erat, hangat, terbuka dan Independen
L. 13166
dengan orang lain.
Kinerja Pengasuhan Pola pemberian lingkungan bagi anakatau Meningkat
anggota keluarga untuk mendukung dan
L. 13117
membangun aspek, emosi dan sosial.
Komunikasi Verbal Kemampuan menerima, memproses, Meningkat
mengrim, dan/atau menggunakan sistem
L. 13118
simbol.
Konsep Diri Polapersepsi yang Membaik
cukupuntukmerasasejahtera.
L. 09076
Konversi Energi Kemampuan menggunakan energi secara Meningkat
efektif dan efisien.
L. 05040
KontinensiaFekal Pola normal kebiasaan buang air besar. Membaik
L. 04035
Konttenensia Urine Pola kebiasaan buang air kecil Membaik
L. 04036
KontrolDiri Kemampuan untuk mengendalikan atau Meningkat
mengatur emosi, pikiran, dan perilaku
L. 09076
dalam menghadapi masalah.
Kontrol Gejala Kemampuan untuk mengendalikan atau Meningkat
mengurangi perubahan fungsi fisik dan
L. 14127
emosi yang dirasakan akibat munculnya
masalah kesehatan.
Manajemen Kesehatan Kemampuan mengatur dan Meningkat
mengintegrasikan penanganan masalah
L. 12104
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
untuk mencapai status kesehatan optimal.
Manajemen Kesehatan Kemampuan menangani masalah Meningkat
Keluarga kesehatan keluarga secara optimal untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota
L.12105
keluarga.
Memori Kemampuan mengingat beberapa Meningkat
informasi atau perilaku.
L. 09079
Mobilitas Fisik Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu Meningkat
atau lebih ekstremitas secara mandiri.
L. 05042
Motilitas Aktivitas peristaltik gastrointestinal Membaik
Gastrointestinal
L. 03023
Motivasi Keinginan internal individu untuk Meningkat
melakukan tindakan/ perilaku positif.
L. 09080
Nafsu Makan Keinginan untuk makan. Membaik
L. 03024
Neurovaskuler Perifer Sirkulasi dan sensasi pergerakan Meningkat
ekstremitas adekuat.
L. 06051
Organisasi Perilaku Kemampuan integrasi respon fisiologis Meningkat
Bayi dan neurobehaviour bayi terhadap
lingkungan.
L. 05043
Orientasi Kognitif Kemampuan mengidentifikasi orang, Meningkat
tempat, dan waktu secara akurat.
L. 09081
Pemeliharaan Kemampuan mengidentifikasi, mengelola, Meningkat
Kesehatan dan menentukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
L. 12106
Pemulihan Pascabedah Proses penyembuhan setelah menjalani Meningkat
pembedahan untuk memulai dan
L. 14129
melakukan aktivitas sehari-hari.
Pola Napas Inspirasi dan ekspirasi yang memberikan Membaik
ventilasi adekuat.
L. 01004
Pola Tidur Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur. Membaik
L. 05045
Proses Informasi Kemampuan untuk mencari, Membaik
mengorganisasi dan menggunakan
L. 10100
informasi.
Psikospiritual Kenyamanan, psikososial terkait konsep Membaik
diri, kesejahteraan emosional, sumber
L. 09084
inspirasi, serta makna dan tujuan hidup
seseorang.
Resolusi Berduka Respons psikososial yang ditunjukkan Membaik
akibat kehilangan.
L. 09085
Sirkulasi Spontan Kemampuan untuk mempertahankan Meningkat
sirkulasi yang adekuat untuk menunjang
L. 02015
kehidupan.
Status Antepartum Kondisi pada periode kehamilan yang Membaik
dihitung sejak hari pertama haid terakhir
L. 07059
hingga dimulainya persalinan.
Termoregulasi Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada Membaik
pada rentang normal.
L. 14134
Tingkat Pengetahuan Kecukupan informasi kognitif yang Meningkat
berkaitan dengan topik tertentu.
L. 12111
Tingkat Pendarahan Kehilangan darah baik internal maupun Menurun
eksternal.
L. 02017
Tingkat Sayok Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan Menurun
tubuh, yang dapat mengakibatkan
L. 03032
disfungsi seluler yang mengancam jiwa.
Toleransi Aktivitas Respon Fisiologis terhadap aktivitas yang Meningkat
membutuhkan tenaga.
L. 005047
Ventilasi Spontan Keadekuatan cadangan energi untuk Meningkat
mendukung individu mampu bernapas
L. 01007
secara adekuat.

Bab V
Tautan SDKI – SLKI

Tautan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Dan Standar Luaran Keperawatan


Indonesia
Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara dua elemeen atau konsep, yakni SDKI
dan SLKI.

A. Karakteristik Tautan

Tautan ini memberikan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan luaran


keperawatan yang dapat dipilih untuk menilai keberhasilan dalam mengatasi diagnosis
keperawatan dan menilai efektifitas intervensi keperawatan, dengan karakteristik sebagai
berikut:
a) Bersifat komprehansef, satu diagnosis keperawatan bertaut dengan beberapa luaran
keperawatan.
b) Tidak bersifat preskriptif, namun lebih bersifat rekomendasi
c) Memiliki tingkatan yang berbeda dalam menilai keberhasilan mengatasi suatu
diagnosis keperawatan.
d) Dapat dilakukan perubahan berupa penambahan (addition). Penguranagan
(deletation). dan/atau (modification) berdasarkan kondisi pasien. Namun perubahan
yang dilakukan harus dipastikan tetap sejalan dengan lebel dan defenisi luaran
keperawatan tersebut.

B. Tingkatan Luaran Keperawatan

a) Luaran Utama
Luaran ini merupakan luaran prioritas yang bersifat resolutif karena luaran ini
memiliki kesesuaian terbaik dengan diagnosis atau etiologi diagnosis keperawatan.
b) Luaran Tambahan
Luaran ini bukan merupakan luaran prioritas, karena tidak bersifat resolusif namun
dapat menunjang resolusi diagnosis keperawatan.

C. Tautan SDKI dan SLKI

Tautan-tautan yang termuat dalam standar ini diuraikan berdasarkan diagnosis


keperawatan dengan umum alfabetis untuk memudahkan penelusuran luaran keperawatan
yang akan dijadikan acuan untuk menilai keberhasilan dalam mengatasi diagnosis
keperawatan dan menilai efektifitas intervensi keperawatan.

Tautan SDKI Luaran Utama Luaran Tambahan


dan SLKI

Ansietas Tingkat Ansietas Dukungan sosial


Harga Diri
Kesadaran Diri
Kontrol Diri
Proses Informasi
Status Kognitif
Tingkat Agitasi
Tingkat Pengetahuan

Berat Badan Berat Badan Perilaku menerima Berat Badan


Lebih Status Nutrisi
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan

Berduka Tingkat Berduka Dukungan Sosial


Harapan
Ketahanan Personal
Resolusi berduka
Status Koping
Status Spiritual
Tingkat Depresi

Bersihan Jalan Bersihan Jalan Kontrol Gejala


Napas Tidak Napas
Efektif Pertukaran Gas
Respons Alergi Lokal
Respons Alergi Sistemik
Respons Ventilasi Mekanik
Tingkat Infeksi
Defisit Kesehatan Status Kesehatan Ketahanan Komunitas
Komunitas Komunitas
Status Koping Komunitas
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Berat Badan
Eliminasi Fekal
Fungsi Gastrointestinal
Nafsu Makan
Perilaku Meningkatkan Berat
Badan
Status Menelan
Tingkat Depresi
Tingkat Nyeri
Defisit Tingkat Pengetahuan Memori
Pengetahuan
Motivasi
Proses Informasi
Tingkat Agitasi
Tingkat Kepatuhan
Defisit Perawatan Perawatan Diri Fungsi Sensori
Diri
Koordinasi Pergerakan
Mobilitas Fisik
Motivasi
Status Kognitif
Status Neurologi
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tingkat Keletihan
Tingkat Kenyamanan
Tingkat Nyeri
Diare Eliminasi Fekal Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Pemulihan Pascabedah
Tingkat Infeksi
Tingkat Kenyamanan
Tingkat Mual/ Muntah
Tingkat Nyeri
Disfungsi Motilitas Eliminasi Fekal
Motilitas Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Gastrointestinal
Keseimbangan Elektrolit
Pemulihan Pascabedah
Tingkat Infeksi
Tingkat Kenyamanan
Tingkat Mual/ Muntah
Tingkat Nyeri

Disfungsi Fungsi Seksual Harapan


Seksual Harga Diri
Identitas Seksual
Penampilan Peran
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan

Disorganisasi Organisasi Perilaku Adaptasi Neonatus


Perilaku Bayi Bayi
Fungsi Sensori
Kinerja Pengasuhan
Koordinasi Pergerakan
Nafsu Makan
Pola Tidur
Status Neurologis
Status Nutrisi Bayi
Tingkat Kenyamanan

Disrefleksia Status Neurologis Eliminasi Fekal


Otonom Eliminasi Urine
Fungsi Sensori
Integritas Kulit dan Jaringan
Kinerja Pengasuhan
Status Sirkulasi
Tingkat Nyeri

Distres Spiritual Status Spiritual Harapan


Kesadaran Diri
Psikospiritual
Resolusi Berduka
Status Kenyamanan
Status Koping
Tingkat Depresi

Gangguan Citra Citra Tubuh Berat Badan


Tubuh
Harga Diri
Identitas Diri
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Status Koping
Tingkat Agitasi
Gangguan Eleminasi Urine Kontinensia Urine
Eliminasi Urine Kontrol Gejala
Status Neurologis
Tingkat Infeksi

Gangguan Identitas Diri Citra Tubuh


Identitas Diri
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Status Koping

Gangguan Integritas Kulit dan Pemulihan Pascabedah


Integritas Kulit/ Jaringan
Penyembuhan Luka
Jaringan
Perfusi Perifer
Respons Alergi Lokal
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Termoregulasi

Gangguan Interaksi Sosial Dukungan Sosial


Interaksi Sosial Ketahanan Keluarga
Ketahanan personal
Keterlibatan Sosial

Gangguan Memori Orientasi Kognitif


Memori Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurotologis
Status Kognitif

Gangguan Status Menelan Bersihan Jalan Napas


Menelan Adaptasi Neonatus
Fungsi Gastrointestinal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Neurologis
Status Nutrisi

Gangguan Mobilitas Fisik Berat Badan


Mobilitas Fisik Fungsi Sensori
Keseimbangan
Konsevasi Energi
Koordinasi Pergerakan
Motivasi
Pergerakan Sendi
Status Neurologis
Status Nutrisi
Toleransi Aktivitas

Gangguan Penyapihan Konservasi Energi


Penyapihan Ventilator
Motivasi
Ventilator
Pertukaran Gas
Perfusi Paru
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Agitasi

Gangguan Persepsi Sensori Fungsi Sensori


Persepsi Sensori Orientasi Kognitif
Proses Informasi
Status Neurologis
Status Orientasi

Gangguan Pertukaran Gas Keseimbangan Asam-Basa


Pertukaran Gas Konvervasi Energi
Perfusi Paru
Respons Ventilasi Mekanik
Tingkat Delirium

Gangguan Pola Pola Tidur Penampilan Peran


Tidur Status Kenyamanan
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Gangguan Proses Proses Keluarga Dukungan Keluarga
Keluarga Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Koping Keluarga
Penampilan Peran
Resolusi Berduka
Status Koping
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi

Gangguan Rasa Status Kenyamanan Pola Tidur


Nyaman Tingkat Agitasi
Tingkat Ansietas
Tingkat Nyeri
Tingkat Keletihan

Gangguan Sirkulasi Spontan Keseimbangan Asam-Basa


Sirkulasi Perfusi Gastrointestinal
Spontan
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Perfusi Renal
Perfusi Serebral
Status Sirkulasi

Gangguan Status Berat Badan


Tumbuh Perkembangan
Kinerja Pengasuhan
Kembang
Perawatan Diri
Perlekatan
Status Pertumbuhan

Gangguan Ventilasi Spontan Keseimbangan Asam-Basa


Ventilasi Konservasi Energi
Spontan
Pemulihan Pascabedah
Pertukaran Gas
Respons Ventilasi Mekanik
Status Kenyamanan
Tingkat Ansietas
Tingkat Keletihan

Harga Diri Harga Diri Adaptasi Disabilitas


Rendah Kronis Fungsi Keluarga
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Tingkat Depresi

Harga Diri Harga Diri Citra Tubuh


Rendah Identitas Seksual
Situasional
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Mekanisme Koping
Penampilan Peran
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas

Hipertermia Termoregulasi Perfusi Perifer


Status Cairan
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Termoregulasi Neonatus

Hipervolemia Keseimbangan Curah Jantung


Cairan
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Elektrolit
Manajemen Kesehatan
Perfusi Renal
Status Cairan
Tingkat Kepatuhan

Hipotermia Termoregulasi Kontrol Risiko


Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cedera

Hipovolemia Status Cairan Integritas Kulit dan Jaringan


Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Penyembuhan Luka
Perfusi Perifer
Termoregulasi
Tingkat Pendarahan

Ikterik Neonatus Integritas Kulit dan Adaptasi Neonatus


Jaringan
Berat Badan
Eliminasi Fekal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Nutrisi Bayi

Inkontinensia Kontinensia Fekal Eliminasi Fekal


Fekal Fungsi Gastrointestinal
Perawatan Diri
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Delirium
Tingkat Infeksi

Inkontinensia Kontinensia Urine Eleminasi Urine


Urine Berlanjut Perawatan Diri
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan

Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan Keseimbangan Asam-Basa


Sirkulasi Keseimbangan Cairan
Spontan
Keseimbangan Elektrolit
Perfusi Gastrointestinal
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Perfusi Renal

Risiko Harga Harga Diri Citra Tubuh


Diri Rendah Identitas Seksual
Situasional
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Mekanisme Koping
Penampilan Peran
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas

Risiko Konfusi Tingkat Konfusi Kestabilan Kadar Glukosa Darah


Akut Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan

Risiko Eliminasi Fekal Fungsi Gastrointestinal


Konstipasi Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Status Cairan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri

Risiko Luka Integritas Kulit dan Fungsi Sensori


Tekan Jaringan
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi

Risiko Curah Jantung PerfusiMiokard


Penurunan Curah Perfusi Perifer
Jantung
Status Cairan
Status Neurologis
Status Sirkulasi
Tingkat Keletihan

Risiko Perfusi Perfusi Curah Jantung


Gastrointestinal Gastrointestinal
Kontrol Risiko
Tidak Efektif
Fungsi Gastrointestinal
Status Sirkulasi
Tingkat Perdarahan

Risiko Perfusi Perfusi Miokard Berat Badan


Miokard Tidak Curah Jantung
Efektif
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Risiko
Manajemen Kesehatan
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Kepatuhan

Risiko Perfusi Perfusi Perifer Fungsi Sensori


Perifer Tidak Mobilitas Fisik
Efektif
Penyembuhan Luka
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi
Tingkat Pendarahan

Risiko Perfusi Perfusi Renal Keseimbangan Asam- Basa


Renal Tidak Kontrol Risiko
Efektif
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi
Tingkat Pendarahan

Risiko Perfusi Perfusi Serebral Komunikasi Verbal


Serebral Tidak Kontrol Risiko
Efektif
Memori
Mobilitas Fisik
Status Neurologis

Risiko Perilaku Kontrol Diri Harga Diri


Kekerasan Orientasi Kognitif
Status Orientasi

Risiko Pemulihan Mobilitas Fisik


Perlambatan Pascabedah
Penyembuhan Luka
Pemulihan Pasca
Bedah Tingkat Infeksi

Risiko Proses Proses Pengasuhan Dukungan Keluarga


Pengasuhan Kinerja Pengasuhan
Tidak Efektif
Peran Menjadi Orang Tua
Tingkat Pengetahuan

Risiko Syok Tingkat Syok Keseimbangan Asam-Basa


Perfusi Perifer
Respons Alergi Sistemik
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi

Risiko Termoregulasi Adaptasi Neonatus


Termoregulasi Perfusi Perifer
Tidak Efektif
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cedera

Sindrom Pasca Ketahanan Personal Harapan


Trauma Harga Diri
Identitas Diri
Ketahanan Keluarga
Pola Tidur
Resolusi Berduka
Status Kenyamanan
Status Koping
Status Spiritual
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi

Termoregulasi Termoregulasi Adaptasi Neonatus


Tidak Efektif Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cedera

Waham Status Orientasi Kontrol Pikir


Orientasi Kognitif
Psikospiritual
Status Spiritual
Tingkat Agitasi
Tingkat Berduka
Tingkat Depresi

Anda mungkin juga menyukai