Anda di halaman 1dari 6

Kode Soal : BI1601

SBMPTN 2016 Kode 249 – Biologi

SBMPTN/2016/SAINTEK/249/58

1. Terjadinya fatigue pada otot disebabkan oleh ...


(1) aktivitas tubuh yang berlebihan
(2) kebutuhan oksigen seluler yang tidak terpenuhi
(3) penimbunan asam laktat
(4) pengangkutan asam laktat
Opsi jawaban :
a. (1), (2), dan (3) benar
b. (1) dan (3) benar
c. (2) dan (4) benar
d. (4) benar
e. Semua benar

Pembahasan :

Step 1
Fatigue (kelelahan) pada otot merupakan kondisi melemahnya kinerja pada otot akibat aktivitas
fisik yang terlalu berat.

Step 2
Pernyataan 1 dan 2 benar. Aktivitas tubuh yang berat dan berlebihan dapat menyebabkan
kelelahan pada otot, karena banyaknya energi (ATP) yang habis digunakan tidak sebanding
dengan suplai oksigen ke otot. Akibatnya, kebutuhan oksigen yang seharusnya digunakan untuk
produksi ATP yang baru lewat respirasi seluler tidak terpenuhi.

Step 3
Pernyataan 3 benar. Saat kebutuhan oksigen ke sel-sel otot tidak terpenuhi, maka sel-sel otot
akan beralih dari respirasi aerob (respirasi seluler) ke fermentasi asam laktat. Proses fermentasi
asam laktat juga dapat menghasilkan ATP, namun terdapat produk sampingannya berupa asam
laktat.

Produksi dari asam laktat tersebut akan meningkatkan kontraksi pada otot. Namun, apabila
terjadi akumulasi asam laktat dalam jumlah yang tinggi akan berdampak pada kelelahan otot. Hal
tersebut dikarenakan habisnya ATP dan lenyapnya gradien ion yang dibutuhkan untuk
persinyalan listrik dalam proses kontraksi.

Step 4
Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

SBMPTN/2016/SAINTEK/249/59

2. Reaksi rantai polimerase (PCR) merupakan reaksi yang terjadi pada skala in vitro. Reaksi
tersebut meniru reaksi yang terjadi di dalam sel, yaitu ...
(1) penerjemahan segmen nukleotida
(2) percetakan segmen molekul DNA
(3) perbaikan segmen molekul DNA
(4) penggandaan segmen molekul DNA
Opsi jawaban :
a. (1), (2), dan (3) benar
b. (1) dan (3) benar
c. (2) dan (4) benar
d. (4) benar
e. Semua benar

Pembahasan :

Step 1
PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan suatu teknik menyalin atau memperbanyak suatu
segmen (potongan) DNA yang spesifik secara in vitro.

Step 2
Proses penyalinan DNA ini sebenarnya terjadi secara alami di dalam inti sel pada organisme
eukariot (in vivo). Prosesnya disebut replikasi DNA.

Replikasi DNA terdiri atas tiga tahapan (inisiasi, elongasi, dan terminasi), yang pada setiap
tahapannya membutuhkan serangkaian enzim dan protein tertentu agar proses replikasi DNA
berlangsung dengan baik.

Hal tersebut juga berlaku saat melakukan PCR. Dengan demikian, PCR memiliki prinsip kerja
yang hampir sama dengan proses replikasi DNA di dalam tubuh organisme.

Step 3
Pada tahapan akhir dari proses PCR, terdapat enzim Taq DNA polimerase yang berfungsi untuk
membuat salinan rantai DNA yang baru dengan menggunakan rantai DNA cetakan (template).
(Pernyataan 2 benar).

Setelah satu siklus PCR telah selesai, maka akan terbentuk salinan DNA yang diinginkan
tersebut (Pernyataan 4 benar).

Siklus dari replikasi DNA akan terus berulang dan membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam hingga
selesai, bergantung pada panjang molekul DNA yang akan disalin.

(Pernyataan 1 salah). Penerjemahan molekul nukleotida merupakan bagian dari tahap translasi
proses sintesis protein.
(Pernyataan 3 salah). Proses perbaikan segmen molekul DNA dalam proses replikasi disebut
dengan nucleotide excision repair.

Step 4
Dengan demikian, pernyataan yang benar adalah (2) dan (4).

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

SBMPTN/2016/SAINTEK/249/58

3. Perbedaan antara animal cloning dan fertilisasi secara in vitro adalah sebagai berikut.
(1) Animal cloning menggunakan klon nukleus somatik, sedangkan fertilisasi secara in
vitro menggunakan nukleus sel telur.
(2) Animal cloning termasuk ke dalam terapi gen secara in vitro, sedangkan fertilisasi
secara in vitro tidak.
(3) Individu baru hasil animal cloning identik, sedangkan pada fertilisasi in vitro
berbeda.
(4) Fertilisasi in vitro memerlukan rahim resipien, sedangkan animal cloning tidak
memerlukan rahim resipien.
Opsi jawaban :
a. (1), (2), dan (3) benar
b. (1) dan (3) benar
c. (2) dan (4) benar
d. (4) benar
e. Semua benar

Pembahasan :
Step 1
Animal cloning dan fertilisasi in vitro merupakan aplikasi dari bioteknologi modern.

Animal cloning merupakan teknik untuk menghasilkan individu baru yang identik atau memiliki
sifat yang sama dengan induknya tanpa melalui perkawinan.

Adapun fertilisasi in vitro merupakan proses fertilisasi yang dilakukan di luar tubuh induk betina
(pada media tertentu, misalnya pada tabung pembuahan). Fertilisasi in vitro dapat diterapkan
pada manusia dan umumnya disebut sebagai program bayi tabung.

Step 2
Pernyataan (1) benar: Salah satu bentuk animal cloning adalah transplantasi inti. Prosesnya
diawali dengan pengambilan sel somatik hewan donor (misalnya sel kelenjar susu pada domba
dorset), lalu diambil inti selnya. Inti sel (nukleus) yang sudah diambil akan difusikan
(digabungkan) dengan sel telur tanpa inti dari domba donor lainnya (domba blackface).

Setelah itu, kombinasi antara inti sel somatik dan badan sel telur tersebut akan ditransplantasikan
ke rahim domba betina resipien untuk proses perkembangan embrio.

Sementara itu, proses fertilisasi in vitro melibatkan nukleus sel telur yang difusikan dengan sel
sperma di dalam sebuah media tertentu. Setelah keduanya berhasil difusikan, kombinasi tersebut
akan ditransplantasikan kembali ke rahim wanita untuk proses perkembangan embrio.

Pernyataan (2) salah : Terapi gen merupakan aplikasi bioteknologi modern dalam bidang
kesehatan, yang dilakukan dengan cara menyisipkan gen yang diinginkan, ke dalam kromosom
DNA sel target. Terapi gen biasanya digunakan untuk mengganti gen penyebab penyakit tertentu
menjadi gen yang menghasilkan sel sehat. Teknik animal cloning (khususnya transplantasi inti)
memiliki prinsip yang berbeda dengan terapi gen, namun dapat diterapkan untuk proses terapi
tersebut, dengan cara merangsang produksi sel-sel tertentu. Contoh penerapan terapi gen
misalnya pada pengobatan imunodefisiensi.
Step 3
Pernyataan (3) benar : animal cloning akan menghasilkan keturunan yang bersifat identik
dengan pendonor inti selnya. Misalnya, domba Dolly (1997) memiliki sifat identik dengan donor
inti selnya (domba dorset) baik dari segi umur dan sifatnya.
Hal tersebut dikarenakan materi genetik domba Dolly, berasal dari materi genetik yang ada pada
inti sel pendonor.

Sementara itu, proses fertilisasi in vitro akan menghasilkan individu yang memiliki sifat yang
bervariasi, karena materi genetik anakan didapat dari gabungan materi genetik pada donor
sperma dan sel telur.

Pernyataan (4) salah : Pada proses dari animal cloning dan fertilisasi in vitro, keduanya sama-
sama membutuhkan rahim resipien yang akan digunakan sebagai proses perkembangan embrio
menjadi suatu individu baru.

Step 4
Dengan demikian, pernyataan yang benar adalah (1), (2), dan (3)

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

Anda mungkin juga menyukai