Oleh:
Vira Yana
P07124119097
6) Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh.Sebelum dibuang
lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum.
b. Fungsi Sistem Pencernaan
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
1) Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2) Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh
gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum
ditelan(menelan).
3) Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4) Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5) Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen
saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat
digunakan oleh tubuh.
6) Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna,
juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan
2. Sistem Pernafasan
b.Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah masuknya zat toxic (racun) dari bahan yang
kita makan ke dalam tubuh karena ikut tertelan bersama makanan
Ciri-ciri makanan beracun yaitu sebagai berikut:
1. Warna lebih terang disebabkan penggunaan pewarna
2. Lihat dan sentuh makanan tersebut, jika terlalu lembut dan gurih bisa
saja menggunakan penyedap rasa yang berlebihan
3. Saat membeli ikan atau daging coba cek apakah menggunakan formalin
atau tidak. Jangan terkecoh, jika ikan tidak dikerungi lalat maka
kemungkinan besar ikan menggunakan formalin
1. Keracunan Jengkol
a). Stabilisasi pasien melalui penatalaksanaan jalan nafas, fungsi pernafasan dan
sirkulasi.
b). Bila makanan diperkirakan masih ada dilambung (kurang dari 4 jam setelah
makan singkong), dilakukan pencucian lambung atau membuat penderita
muntah.
c). Natrium thiosulfat 30% (antidotum) sebanyak 10-30 ml secara intravena perlahan.
e. Pencegahan keracunan
a. Kenali jenis singkong dengan cara jika pada singkong terdapat bercak biru
sebaiknya tidak dikonsumsi, kemungkinan kandungan HCNnya tinggi dan tidak
banyak berkurang walaupun sudah dicuci dan dimasak.
3. Seafood
1. Udang
Karena seringkali ditemukan dalam perairan yang penuh polutan, udang memiliki
racun dan bakteri yang tinggi, misalnya bakteri V. Cholerae. Udang yang sudah
terkontaminasi dengan bakteri, parasit, racun, atau virus bisa menyebabkan
keracunan dan peradangan pada sistem pencernaan.
2. Kerang
3. Kepiting
1. Seafood yang dikonsumsi tidak disimpan dalam kulkas dengan suhu yang tepat sebelumnya.
2. Seafood tidak dimasak sampai benar-benar matang.
3. Seafood yang sudah dimasak sudah melewati masa kedaluwarsa karena dibiarkan berhari-hari
tanpa disimpan di dalam kulkas.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala-gejala yang
terjadi. Misalnya, antibiotik untuk mengatasi infeksi yang disebabkan racun dari dalam seafood,
obat pereda mual, dan obat penurun demam. Oralit juga sebaiknya diminum minimal 200 cc
setiap kali buang air besar berhenti.
Namun, pada kasus keracunan seafood yang lebih parah, pengidap mungkin harus dirawat
di rumah sakit dan mendapatkan cairan dari infus untuk mengatasi dehidrasi yang terjadi.
4. Tempe Bongkrek
Gejala awal keracunan atau intoksikasi antara lain, badan lemah, kepala pusing,
terasa mau muntah, sesak nafas, susah menelan bahkan sulit bicara dan akhirnya nyawa
tidak dapat diselamatkan.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan bila seseorang keracunan tentu saja
pergi ke puskesmas terdekat, kedokter bahakan ke rumah sakit.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan,
saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis
B. Saran
Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan penanganan racun
berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan yang cepat dan benar.
Daftar Pustaka
Gallo, Hudak. 2010. Keperawatan Kritis pendekatan Holistik Volume 2. Jakarta: EGC