Tugas Psikologi
Tugas Psikologi
02MyCampaignJournal|1
TUGAS
PRATIKUM PSIKOLOGI
DISUSUN OLEH
Mutiara Rahmah
191012114201020
PRODI S1 KEPERAWATAN
ANALISA DATA
Data objektif
Tampak cemas dan tidak tenang Kadang Tn. H tampak murung Tn.
R tampak gelisah, tampak pasif dalam menerima perawatan, ny R
menunduk saat bercerita.
Data subjektif
Pasien mengatakan ia merasa takut dan cemas
KESIMPULAN
Dari jurnal yg di dapatkan kesimpulanya Gambaran perubahan psikososial
pasien stroke didapatkan adanya perubahan yang dirasakan pasien selama
menjalani pengobatan yang terdiri dari:
1. perubahan fisik meliputi kelemahan fisik, gangguan sirkulasi dan
gangguan kulit,perubahan psikologis meliputi respon psikologis awal
terkena penyakit stroke dan gangguan emosional,perubahan pola
interaksi sosial meliputi perubahan aktivitas sosial.
2. Persepsi pasien stroke tentang cara mengatasi perubahan
psikososialnya dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pandangan
hidup yang positif, meningkatkan kualitas spiritual, prilaku
mengurangi keluhan akibat penyakit stroke dan mancari sumber
informasi dalam mengatasi masalah.
Vol.02No.02MyCampaignJournal|3
Diana Nurdianti
diananurdianti22@gmail.com
Abstrak
Pasien Stroke akan mengalami perubahan psikososial yang dapat menimbulkan
dampak pada semua aspek kehidupan seseorang. Dampak yang sering muncul,
kekacauan emosional,kesakitan dan masalah psikososial seperti penurunan kualitas
hidup, cemas dan stress mengahadapi situasi lamanya rawat inap, isolasi sosial
karena tidak berdaya, putus asa menjalani pengobatan dan rehabilitasi sering putus
asa Tujuan penelitian ini untuk menggali pengalaman pasien stroke tentang
perubahan psikososial dan bagaimana caranya pasien mengatasi perubahan tersebut
di RSU Kuningan Medical Centre . Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel dipilih dengan tekhnik purposive
sampling. Data wawancara dianalisa dengan metode Collaizi. Hasil didapatkan dengan
wawancara mendalam terhadap 6 partisipan yang terdiri dari 4 perempuan dan 2
laki-laki, usia 52 – 72 tahu dengan lama menjalani pengobatan stroke 1 – 2 tahun.
Hasil penelitian didapatkan 4 tema yaitu: 1) perubahan yang dirasakan pasien stroke ;
2) cara mengatasi perubahan psikososial pasien stroke ; 3) faktor pendukung dan
penghambat dalam mengatasi perubahan psikososial pasien stroke; 4) faktor
pendukung dan penghambat dalam psikososial. Saran sebaiknya dalam pemberian
asuhan keperawatan, yang diberikan bukan hanya dari aspek fisik, namun secara
holistik dengan mempertimbangkan aspek psikososial dan spiritual.
Abstract
Stroke patients will experience psychosocial changes that can have an impact on all
aspects of a person's life. The impact that often appears, emotional turmoil, pain and
psychosocial problems such as decreased quality of life, anxiety and stress in dealing
Vol.02No.02MyCampaignJournal|5
psychosocial. Suggestions in providing nursing care, which are given not only from
the physical aspect, but holistically by considering the psychosocial and spiritual
aspects.
PENDAHULUAN
Stroke merupakan salah satu sebanyak 5 juta orang dan 5 juta
penyakit yang paling menakutkan orang lainnya mengalami
karena dapat berakibat fatal baik kecacatan permanen.
kematian atau disabilitas jangka Data2 menyatakan, bahwa
panjang. Berdasarkan data World di Amerika serikat sekitar 795.000
Health Association 1
Stroke orang mengalami stroke setiap
menduduki urutan kedua penyebab tahunnya, dimana
kematian setelah penyakit jantung 610.000 orang mendapat serangan
iskemik. Terdapat sekitar 15 juta stroke untuk pertama kalinya dan
orang menderita stroke setiap 185.000 orang dengan serangan
tahun. Diantaranya stroke berulang. Diantaranya lebih
diketemukannya jumlah kematian dari 140.000 orang meninggal
pertahun. Data tersebut
menunujukan bahwa setiap 4
menit
Vol.02No.02MyCampaignJournal|2
didapati satu orang meninggal akibat untuk menggali lebih dalam tentang
stoke. pengalaman pasien stroke dalam mengatasi
Di Indonesia stroke merupakan perubahan psikososial. Hal ini sesuai
pembunuh nomor tiga dengan angka dengan teori Calista Roy, yaitu mengkaji
mortalitas sebesar 138.268 (9,7 % ) 3 kemampuan adaptasi pasien dan perawat
Yayasan Stroke Indonesia menyatakan sehingga membantu pasien untuk
masalah stroke semakin penting dan beradaptasi terhadap perubahan termasuk
mendesak karena jumlah penderita stoke di perubahan psikososial yang terjadi pada
Indonesia terbanyak dan menduduki urutan diri pasien pada pasien. Penelitian tentang
pertama di Asia . Berdasarkan diagnosis psikososial pada pasien stroke di Indonesia
tenaga kesehatan atau gejala prevelensi pada umumnya dilakukan dengan metode
stroke di Indonesia sebesar 12,1 % per mil. kuantitatif, berdasarkan alasan tersebut
Angka kejadian akan bertambah seiring peneliti justru tertarik untuk melakukan
dengan bertambahnya umur dimana kasus penelitian kualitatif dengan menggunakan
tertinggi berada pada umur lebih atau sama tekhnik fenomenologi. Pendekatan
dari 75 tahun 4 fenomenologi diperoleh agar dapat
Penyakit telah menjadi masalah memperoleh informasi yang mendalam,
kesehatan yang merupakan penyebab terperinci, dan alamiah dari partisipan
utama kecacatan pada usia dewasa yang tentang persepsi, pendapat dan perasaan
disertai dengan konseksuensi yang terdapat yang tersirat ( insight ) dari realitas,
bagi individu dan keluarga. Perawatan pengalaman mengatasi perubahan
stroke sangat sering membutuhkan waktu psikososial pada pasien stroke.
yang lama dan sangat membebankan
secara ekonomi, kehidupan sosial, dan
emosional 5 Sekitar 50% pasien pasca METODOLOGI PENELITIAN
stroke mengalami kehilangan fungsi alat Penelitian ini menggunakan metode
gerak apartial maupun komplit, 30 % tidak kualitatif dengan pendekatan
mampu berjalan tanpa bantuan, 46% fenomenologi yang bertujuan untuk
mengalami gangguan kognitif, 26% mendapatkan gambaran tentang
mengalami ketergantungan dalam pengalaman hidup yang dilihat dari sudut
melakukan aktifitas sehari-hari, 35% pandang orang yang diteliti serta untuk
mengalami depresi, dan 19% afasia 6 menggali dan memahami pengalaman
Perubahan-perubahan psikososial hidup yang dijalani 7 Menurut8 peneliti
pada pasien pasca stroke yang tidak kualitatif berupaya untuk mengeksplorasi
teratasi dengan baik akan berpengaruh atau menggali, menggambar atau
terhadap kualitas hidup, lama rehabilitasi mengembangkan pengetahuan sesuai
stroke, biaya perawatan yang semakin kenyataan yang dialami seseorang. Dalam
tinggi dan kematian. Selain itu perubahan penelitian ini pendekatan kualitatif
psikososial juga dapat berhubungan digunakan untuk mengeksplorasi
dengan morbiditas, mortalitas, umur yang pengalaman mengatasi perubahan
pendek bahkan upaya bunuh diri. psikososial pasien stroke dalam mengatasi
Melihat adanya faktor resiko dari perubahan psikososial di RSU Kuningan
dampak akibat perubahan psikososial Medical Center. Pendekatan ini memberi
berdasarkan hasil lietratur secara kuantitafi peluang bagi pasien untuk berbagi
pada pasien stroke, perlu mendapat pengalamannya selama menjalani
perhatian perawat karena berpengaruh pengobatan dan rehabilitasi pasca stroke
pada kualitas hidup pasien. Sehingga perlu berdasarkan perspektif individual. Oleh
dilakukan wawancara mendalam terkait karena itu pendekatan fenomenologis
pengalaman masing –masing pasien untuk deskriptif merupakan pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup. Tujuannya paling sesuai untuk penelitian ini.
Vol.02No.02MyCampaignJournal|3
Untuk melakukan interaksi yang lebih jauh pasti akan sembuh ( P2,P3)
menjadi terbatas , namun menurut
beberapa pengakuan partisipan mereka “ Saya yakin dibalik ujian penyakit ini
dapat bersosialisasi dengan lingkungan
akan akan hikmah besar yang Allah
baru, seperti melakukan interaksi sosial
dengan tetangganya lebih intensif dari kasih...saya tidak mau menyerah apalagi
sebelumnya karena selama sehat selalu
sibuk bekerja jarang berinteraksi dengan down (P1,P2, P5 )
tetangga sekitar. Partisipan juga
menceritakan dengan rutin berobat Subtema selanjutnya yang dilakukan
penyakit stroke ke rumah sakit memiliki oleh partisipan adalah meningkatkan
interaksi sosial yang baru yaitu dengan kualitas spiritual. Perilaku tersebut terbagi
sesama penderita stroke, keluarga pasien menjadi 4 kategori yaitu berdoa, bedzikir,
stroke, para medis dan karyawa rumah sholat dan ibadah lainnya, mengikuti
sakit non medis lainnya. kajian islami
Gangguan mobilitas /berpergian Subtema selanjutnya yang dilakukan
didapatkan pada penelitian ini . Semua oleh partisipan dalam mengatasi perubahan
partisipan dalam penelitian ini menjalani psikososial adalah mencari sumber
pengobatan stroke seminggu sekali apalagi informasi. Terdapat 5 kategori yang
yang harus menjalani rehabilitasi pasca diperoleh dari pernyataan partisispan ,
stroke bisa seminggu 2 kali , sehingga diantaranya adalah: sumber informasi dari
partisipan tidak dapat berpergian lebih dari perawat, keluarga, teman, dokter dan
3-4 hari. media sosial. Kategori pertama adalah dari
dokter. Seperti yang diungkapkan oleh
Tema 2 : Cara mengatasi perubahan partisipan berikut ini:
psikososial pasien Stroke “ Setiap saya berobat pasti saya
Cara mengatasi perubahan
psikososial yang dilakukan partisipan manfaatkan untuk bertanya pada dokte
selama menjalani pengobatan dan tentang kpenyakit saya denga keluhan-
rehabilitasi pasca stroke didapatkan 4
subtema yang terdiri dari pandangan hidup keluhannya..biasanya dokter akan
yang positif, meningkatkan perilaku menjelaskan juga cara menjalani pola
beribadah, mengurangi keluhan akibat
stroke dan selalu mencari informasi dalam hiup sehat yang mendukung
mengatasi masalah. Pandangan hidup yang
positif diperoleh dari 5 katagori yaitu penyembuhan penyakit stroke “ (P1,P2,
semangat, berpikir positif, sabar, ikhlas P3, P6 )
dan pasrah.
Terdapat 3 partisipan yang
“ Kebetulan cucu saya seorang dokter
menyatakan cara mengatasi perubahan
dalam dirinya dengan selalu memilki juga jadi pada saat main ke rumah saya
pandanag yang positif dengan memotivasi
diri sendiri melalui pikiran yang positif banyak mendapat informasi tentang
dan tetap optimis pasti akan sembuh penyakit stroke dan meyarankan
dengan tetap selalu berdoa. Seperti yang
diungkapkan oleh partisipan beberapa gerakan ringan untuk
mengaktifkan otot dan syaraf yang
melatih gerak kita ( P4, )
Vol.02No.02MyCampaignJournal|7
Pada saat wawancara partisipan
mengatakan selalu menjalan ibadah
karena dengan rajin menjalan ibadah
seperti sholat,berdzikir batinnya menjadi
sangat tenang, keimanannya meningkat
seiring dengan perasaan yang sangat
tentram dan pasrah menjalani kehidupan.
Partisipan lainnya mengatakan denga
lebih tekun beribadah dan mendekatkan
diri Allah dia merasa Allah sangat
menyayanginya dan selalu melindungi
dari segala kegelisahan dari sakitnya.
Vol.02No.02MyCampaignJournal|8
PEMBAHASAN
Tema 1 : Perubahan yang dirasakan
pasien stroke
menjalani semua pengobatan karena yakin sosial berupa dukungan keluarga dan
ada Allah yang selalu memberi dukungan lingkungan tempat tinggal.
kesembuhan. Partisipan lain mengatakan Menyatakan 15 bahwa keluarga adalah
dengan keikhlasan dan ketawakalan pada sekumpulan orang dengan ikatan
sang pencipta membuat dirinya lebih perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
tenang dan sabar menhadapi penyakitnya. bertujuan untuk menciptakan,
Partisipan lainnya mengatakan dengan mempertahankan, budaya, dan
selalu berpikir positif diri mearasa meningkatkan perkembangan fisik, mental
mendapat energi yang luar biasa sehingga emosional, serta sosial dari tiap anggota
sangat semangat untuk sembuh. keluarga.
Cara mengatasi perubahan psikososial Dukungan dalam keluarga dapat diartikan
pada pasien stroke selanjutnya yaitu sebagai yang diberikan oleh anggota lain
dengan meningkatkan kualitas spiritual . kepada yang lain sehingga menimbulkan
Hasil penelitian ini menemukan makna kenyamanan fisik dan psikologis pada
baru yang diarasakan partisipan saat orang yang diharapkan pada saat stress 16
terkena penyakit stroke sampai saat ini. Dukungan yang dapat diberikan berupa
mengatakan spiritual adalah segala sesuatu empati dan perhatian terhadap seseorang
yang menyinggung tentang hubungan sehingga merasa membuatnya lebih baik,
manusia dengan sumber kekuatan hidup memperoleh kembali keyakinan, merasa
atau yang maha memiliki kekuatan; dimiliki dan dicintai di saat stress. Pada
Spiritual adalah suatu proses yang pada pasien stroke yang harus terapi yang
melewati batas tubuh atau fisik dan terus menerus dilakukan seumur hidup,
pengalaman energi universal, dimana kondisi ini dapat mempengaruhi seseorang
agama bisa menjadi bagian dari dalam mengendalikan emosi.
spiritualitas.14 Studi lain yang dilakukan oleh17
Partisipan lain mengatakan hikmah lain berdasarkan persepsi partisipan, klien yang
dari sakit stroke ini saya jadi makin sering mendapatkan dukungan akan dapat
berdzikir dan mengaji untuk mengingat meningkatkan kemampuan dalam
dosa-dosa saya bermuhasabah dan selalu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
ingin bertobat sebelum ajal menjemput. sehingga pasien stroke tersebut dapat
Seseorang akan memperoleh manfaat yang optimal. Hal ini sejalan dengan pentingnya
besar ketika seseorang menggunakan peran anggota keluarga seperti pasangan
kepercayaannya sebagai kekuatan yang akan meningkatkan harga diri klien
dapat memberikan dukungan pada dibandingkan dengan klien yang tidak
kesehatannya15. Hal ini sesuai dengan apa memiliki dukungan primer dari orang
yang diungkapkan oleh salah satu terdekat yang akan menimbulkan perasaan
partisipan, dimana partisipan mengatakan tidak berharga dan putus asa17.
bahwa dengan lebih mendekatkan diri Hasil penelitian ini juga menunjukkan
pada Allah, yaitu dengan rajin sholat,selalu adanya dukungan yang didapatkan oleh
berdzikir dan menjalankan ibadah sunah pasien stroke adalah dukungan dari
lannya. pelayanan keperawatan. Sikap yang
ditunjukkan oleh perawat dalam penelitian
Tema 3 ; Faktor pendukung dan ini merujuk pada sikap dalam memberikan
penghambat dalam mengatasi pelayanan keperawatan yang berkualitas.
perubahan psikososial pasien Stroke Dimana partisipan mengatakan bahwa
Penelitian ini menunjukan dukungan pelayanan sudah baik, perawat bekerja
yang didapat pasien stroke adalah sudah maksimal, perawat tanggap,
dukungan dari anggota keluarga, dukungan membantu partisipan, perawat ramah, dan
dan supoort terhadap program perawat memberikan informasi dan
pengobatann yang dilakukan. Dukungan memberikan motivasi yang diperlukan.
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 14
Dukungan dari pemerintah yang berupa penelitian ini berupa tersedianya sarana-
dukungan financial dalam bentuk gratis saran pengobatan kesehatan bagi penderita
pengobatan dan jaminan kesehatan yang stroke di pelosok-pelosok desa karena
merupakan hal yang sangat penting bagi selama ini pasien yang berasal dari desa
pasien stroke yang dilakukan seumur mengalami kesulita dengan jarak tempuh
hidup tentu saja membutuhkan biaya yang yang cukup jauh dan itu membuat mereka
tidak sedikit. Dukungan ini bersifat nyata, yang dalam kondisi sedang sakit semakin
dimana dukungan berupa bantuan melelahkan. Perlu juga menyediakan
langsung. Dengan gratis pengobatan sarana alat transportasi untuk menjemput
diharapkan pasien stroke dapat terus pasien yang berada di tempat yang jauh
melakukan terapi ini. Dari hasil penelitian dan belum banyak kendaraan mobil umum
ini partisipan semuanya menggunakan untuk mengangkut sampai ke rumah sakit
BPJS untuk biaya pengobatan di kota.
Waktu pendaftaran dan pelayanan yang
lama sampai harus antri berjam-jam, SIMPULAN
kendaraan transportasi untuk menuju Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rumah sakit yang sulit di cari , Waktu yang dilakukan pada 6 partisipan di Wilayah
lama untuk mengambil obat, jarak rumah Kerja RSU Kuningan Medical Center ,
sakit yang jauh. Semua kesulitan – maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
kesulitan diatas menajdikan pasien stroke berikut:
yang semakinlelah damn melemahkan 1. Gambaran perubahan psikososial
jasmani mereka. Secara psikologis mereka pasien stroke didapatkan adanya
menjadi malas dan tidak antuas untuk
perubahan yang dirasakan pasien
melanjutkan pengobatan. Hal ini akan
selama menjalani pengobatan yang
membuat pasien stroke mengalami stres
karena kondisi tersebut. terdiri dari: 1) perubahan fisik meliputi
kelemahan fisik, gangguan sirkulasi dan
Tema 4 : Harapan pasien stroke dalam gangguan kulit; 2) perubahan psikologis
mengatasi perubahan psikososial meliputi respon psikologis awal terkena
Menurut17 bahwa dukungan emosional penyakit stroke dan gangguan
adalah bentuk dukungan yang dapat emosional; 3) perubahan pola interaksi
membuat individu memiliki rasa nyaman , sosial meliputi perubahan aktivitas
yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sosial.
keluarga/orang lain sehingga individu 2. Persepsi pasien stroke tentang cara
dapat menghadapi masalah dengan baik . mengatasi perubahan psikososialnya
Dukungan ini sangat penting dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghadapi keadaan yang dianggap tidak cara pandangan hidup yang positif,
dapat dikontrol. meningkatkan kualitas spiritual, prilaku
Dukungan informasi juga mengurangi keluhan akibat penyakit
merupakan kebutuhan dari partisipan yang
stroke dan mancari sumber informasi
diharapkan dalam penelitian ini untuk
dalam mengatasi masalah.
mendapatkan informasi terkait
kesehatannya. Partisipan merasakan 3. Dari hasil penelitian ditemukan adanya
mendapatka informasi dari perawat hal yang mendukung dan menghambat
maupun petugas kesehatan lainnya namun cara mengatasi perubahan psikososial
belum secara jelas, akurat dan mudah pasien stroke . hal yang mendukung
dipahami. meliputi dukungan sosial, dukungan
Dukungan fasilitas kesehatan yang pelayanan keperawatan dan dukungan
optimal juga merupakan kebutuhan dari pemerintah. Sedangkan hal yang
partisipan yang di harapkan dalam menghambat dalam penelitian ini adala
rumah sakit yang jauh dari tempat
pasien sehingga pasien merasa lelah
saat harus berobat.
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 15
Diana Nurdianti
diananurdianti22@gmail.com
Abstrak
Pasien Stroke akan mengalami perubahan psikososial yang dapat menimbulkan
dampak pada semua aspek kehidupan seseorang. Dampak yang sering muncul,
kekacauan emosional,kesakitan dan masalah psikososial seperti penurunan kualitas
hidup, cemas dan stress mengahadapi situasi lamanya rawat inap, isolasi sosial
karena tidak berdaya, putus asa menjalani pengobatan dan rehabilitasi sering putus
asa Tujuan penelitian ini untuk menggali pengalaman pasien stroke tentang
perubahan psikososial dan bagaimana caranya pasien mengatasi perubahan tersebut
di RSU Kuningan Medical Centre . Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel dipilih dengan tekhnik purposive
sampling. Data wawancara dianalisa dengan metode Collaizi. Hasil didapatkan dengan
wawancara mendalam terhadap 6 partisipan yang terdiri dari 4 perempuan dan 2
laki-laki, usia 52 – 72 tahu dengan lama menjalani pengobatan stroke 1 – 2 tahun.
Hasil penelitian didapatkan 4 tema yaitu: 1) perubahan yang dirasakan pasien stroke ;
2) cara mengatasi perubahan psikososial pasien stroke ; 3) faktor pendukung dan
penghambat dalam mengatasi perubahan psikososial pasien stroke; 4) faktor
pendukung dan penghambat dalam psikososial. Saran sebaiknya dalam pemberian
asuhan keperawatan, yang diberikan bukan hanya dari aspek fisik, namun secara
holistik dengan mempertimbangkan aspek psikososial dan spiritual.
Abstract
Stroke patients will experience psychosocial changes that can have an impact on all
aspects of a person's life. The impact that often appears, emotional turmoil, pain and
psychosocial problems such as decreased quality of life, anxiety and stress in dealing
with situations of lengthy hospitalization, social isolation due to helplessness,
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 20
psychosocial. Suggestions in providing nursing care, which are given not only from
the physical aspect, but holistically by considering the psychosocial and spiritual
aspects.
PENDAHULUAN
Stroke merupakan salah satu sebanyak 5 juta orang dan 5 juta
penyakit yang paling menakutkan orang lainnya mengalami
karena dapat berakibat fatal baik kecacatan permanen.
kematian atau disabilitas jangka Data2 menyatakan, bahwa
panjang. Berdasarkan data World di Amerika serikat sekitar 795.000
Health Association 1
Stroke orang mengalami stroke setiap
menduduki urutan kedua penyebab tahunnya, dimana
kematian setelah penyakit jantung 610.000 orang mendapat serangan
iskemik. Terdapat sekitar 15 juta stroke untuk pertama kalinya dan
orang menderita stroke setiap 185.000 orang dengan serangan
tahun. Diantaranya stroke berulang. Diantaranya lebih
diketemukannya jumlah kematian dari 140.000 orang meninggal
pertahun. Data tersebut
menunujukan bahwa setiap 4
menit
Vol.02No.02MyCampaignJournal|2
didapati satu orang meninggal akibat untuk menggali lebih dalam tentang
stoke. pengalaman pasien stroke dalam mengatasi
Di Indonesia stroke merupakan perubahan psikososial. Hal ini sesuai
pembunuh nomor tiga dengan angka dengan teori Calista Roy, yaitu mengkaji
mortalitas sebesar 138.268 (9,7 % ) 3 kemampuan adaptasi pasien dan perawat
Yayasan Stroke Indonesia menyatakan sehingga membantu pasien untuk
masalah stroke semakin penting dan beradaptasi terhadap perubahan termasuk
mendesak karena jumlah penderita stoke di perubahan psikososial yang terjadi pada
Indonesia terbanyak dan menduduki urutan diri pasien pada pasien. Penelitian tentang
pertama di Asia . Berdasarkan diagnosis psikososial pada pasien stroke di Indonesia
tenaga kesehatan atau gejala prevelensi pada umumnya dilakukan dengan metode
stroke di Indonesia sebesar 12,1 % per mil. kuantitatif, berdasarkan alasan tersebut
Angka kejadian akan bertambah seiring peneliti justru tertarik untuk melakukan
dengan bertambahnya umur dimana kasus penelitian kualitatif dengan menggunakan
tertinggi berada pada umur lebih atau sama tekhnik fenomenologi. Pendekatan
dari 75 tahun 4 fenomenologi diperoleh agar dapat
Penyakit telah menjadi masalah memperoleh informasi yang mendalam,
kesehatan yang merupakan penyebab terperinci, dan alamiah dari partisipan
utama kecacatan pada usia dewasa yang tentang persepsi, pendapat dan perasaan
disertai dengan konseksuensi yang terdapat yang tersirat ( insight ) dari realitas,
bagi individu dan keluarga. Perawatan pengalaman mengatasi perubahan
stroke sangat sering membutuhkan waktu psikososial pada pasien stroke.
yang lama dan sangat membebankan
secara ekonomi, kehidupan sosial, dan
emosional 5 Sekitar 50% pasien pasca METODOLOGI PENELITIAN
stroke mengalami kehilangan fungsi alat Penelitian ini menggunakan metode
gerak apartial maupun komplit, 30 % tidak kualitatif dengan pendekatan
mampu berjalan tanpa bantuan, 46% fenomenologi yang bertujuan untuk
mengalami gangguan kognitif, 26% mendapatkan gambaran tentang
mengalami ketergantungan dalam pengalaman hidup yang dilihat dari sudut
melakukan aktifitas sehari-hari, 35% pandang orang yang diteliti serta untuk
mengalami depresi, dan 19% afasia 6 menggali dan memahami pengalaman
Perubahan-perubahan psikososial hidup yang dijalani 7 Menurut8 peneliti
pada pasien pasca stroke yang tidak kualitatif berupaya untuk mengeksplorasi
teratasi dengan baik akan berpengaruh atau menggali, menggambar atau
terhadap kualitas hidup, lama rehabilitasi mengembangkan pengetahuan sesuai
stroke, biaya perawatan yang semakin kenyataan yang dialami seseorang. Dalam
tinggi dan kematian. Selain itu perubahan penelitian ini pendekatan kualitatif
psikososial juga dapat berhubungan digunakan untuk mengeksplorasi
dengan morbiditas, mortalitas, umur yang pengalaman mengatasi perubahan
pendek bahkan upaya bunuh diri. psikososial pasien stroke dalam mengatasi
Melihat adanya faktor resiko dari perubahan psikososial di RSU Kuningan
dampak akibat perubahan psikososial Medical Center. Pendekatan ini memberi
berdasarkan hasil lietratur secara kuantitafi peluang bagi pasien untuk berbagi
pada pasien stroke, perlu mendapat pengalamannya selama menjalani
perhatian perawat karena berpengaruh pengobatan dan rehabilitasi pasca stroke
pada kualitas hidup pasien. Sehingga perlu berdasarkan perspektif individual. Oleh
dilakukan wawancara mendalam terkait karena itu pendekatan fenomenologis
pengalaman masing –masing pasien untuk deskriptif merupakan pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup. Tujuannya paling sesuai untuk penelitian ini.
Vol.02No.02MyCampaignJournal|3
Untuk melakukan interaksi yang lebih jauh pasti akan sembuh ( P2,P3)
menjadi terbatas , namun menurut
beberapa pengakuan partisipan mereka “ Saya yakin dibalik ujian penyakit ini
dapat bersosialisasi dengan lingkungan
akan akan hikmah besar yang Allah
baru, seperti melakukan interaksi sosial
dengan tetangganya lebih intensif dari kasih...saya tidak mau menyerah apalagi
sebelumnya karena selama sehat selalu
sibuk bekerja jarang berinteraksi dengan down (P1,P2, P5 )
tetangga sekitar. Partisipan juga
menceritakan dengan rutin berobat Subtema selanjutnya yang dilakukan
penyakit stroke ke rumah sakit memiliki oleh partisipan adalah meningkatkan
interaksi sosial yang baru yaitu dengan kualitas spiritual. Perilaku tersebut terbagi
sesama penderita stroke, keluarga pasien menjadi 4 kategori yaitu berdoa, bedzikir,
stroke, para medis dan karyawa rumah sholat dan ibadah lainnya, mengikuti
sakit non medis lainnya. kajian islami
Gangguan mobilitas /berpergian Subtema selanjutnya yang dilakukan
didapatkan pada penelitian ini . Semua oleh partisipan dalam mengatasi perubahan
partisipan dalam penelitian ini menjalani psikososial adalah mencari sumber
pengobatan stroke seminggu sekali apalagi informasi. Terdapat 5 kategori yang
yang harus menjalani rehabilitasi pasca diperoleh dari pernyataan partisispan ,
stroke bisa seminggu 2 kali , sehingga diantaranya adalah: sumber informasi dari
partisipan tidak dapat berpergian lebih dari perawat, keluarga, teman, dokter dan
3-4 hari. media sosial. Kategori pertama adalah dari
dokter. Seperti yang diungkapkan oleh
Tema 2 : Cara mengatasi perubahan partisipan berikut ini:
psikososial pasien Stroke “ Setiap saya berobat pasti saya
Cara mengatasi perubahan
psikososial yang dilakukan partisipan manfaatkan untuk bertanya pada dokte
selama menjalani pengobatan dan tentang kpenyakit saya denga keluhan-
rehabilitasi pasca stroke didapatkan 4
subtema yang terdiri dari pandangan hidup keluhannya..biasanya dokter akan
yang positif, meningkatkan perilaku menjelaskan juga cara menjalani pola
beribadah, mengurangi keluhan akibat
stroke dan selalu mencari informasi dalam hiup sehat yang mendukung
mengatasi masalah. Pandangan hidup yang
positif diperoleh dari 5 katagori yaitu penyembuhan penyakit stroke “ (P1,P2,
semangat, berpikir positif, sabar, ikhlas P3, P6 )
dan pasrah.
Terdapat 3 partisipan yang
“ Kebetulan cucu saya seorang dokter
menyatakan cara mengatasi perubahan
dalam dirinya dengan selalu memilki juga jadi pada saat main ke rumah saya
pandanag yang positif dengan memotivasi
diri sendiri melalui pikiran yang positif banyak mendapat informasi tentang
dan tetap optimis pasti akan sembuh penyakit stroke dan meyarankan
dengan tetap selalu berdoa. Seperti yang
diungkapkan oleh partisipan beberapa gerakan ringan untuk
mengaktifkan otot dan syaraf yang
melatih gerak kita ( P4, )
Vol.02No.02MyCampaignJournal|7
Pada saat wawancara partisipan
mengatakan selalu menjalan ibadah
karena dengan rajin menjalan ibadah
seperti sholat,berdzikir batinnya menjadi
sangat tenang, keimanannya meningkat
seiring dengan perasaan yang sangat
tentram dan pasrah menjalani kehidupan.
Partisipan lainnya mengatakan denga
lebih tekun beribadah dan mendekatkan
diri Allah dia merasa Allah sangat
menyayanginya dan selalu melindungi
dari segala kegelisahan dari sakitnya.
Vol.02No.02MyCampaignJournal|8
PEMBAHASAN
Tema 1 : Perubahan yang dirasakan
pasien stroke
menjalani semua pengobatan karena yakin sosial berupa dukungan keluarga dan
ada Allah yang selalu memberi dukungan lingkungan tempat tinggal.
kesembuhan. Partisipan lain mengatakan Menyatakan 15 bahwa keluarga adalah
dengan keikhlasan dan ketawakalan pada sekumpulan orang dengan ikatan
sang pencipta membuat dirinya lebih perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
tenang dan sabar menhadapi penyakitnya. bertujuan untuk menciptakan,
Partisipan lainnya mengatakan dengan mempertahankan, budaya, dan
selalu berpikir positif diri mearasa meningkatkan perkembangan fisik, mental
mendapat energi yang luar biasa sehingga emosional, serta sosial dari tiap anggota
sangat semangat untuk sembuh. keluarga.
Cara mengatasi perubahan psikososial Dukungan dalam keluarga dapat diartikan
pada pasien stroke selanjutnya yaitu sebagai yang diberikan oleh anggota lain
dengan meningkatkan kualitas spiritual . kepada yang lain sehingga menimbulkan
Hasil penelitian ini menemukan makna kenyamanan fisik dan psikologis pada
baru yang diarasakan partisipan saat orang yang diharapkan pada saat stress 16
terkena penyakit stroke sampai saat ini. Dukungan yang dapat diberikan berupa
mengatakan spiritual adalah segala sesuatu empati dan perhatian terhadap seseorang
yang menyinggung tentang hubungan sehingga merasa membuatnya lebih baik,
manusia dengan sumber kekuatan hidup memperoleh kembali keyakinan, merasa
atau yang maha memiliki kekuatan; dimiliki dan dicintai di saat stress. Pada
Spiritual adalah suatu proses yang pada pasien stroke yang harus terapi yang
melewati batas tubuh atau fisik dan terus menerus dilakukan seumur hidup,
pengalaman energi universal, dimana kondisi ini dapat mempengaruhi seseorang
agama bisa menjadi bagian dari dalam mengendalikan emosi.
spiritualitas.14 Studi lain yang dilakukan oleh17
Partisipan lain mengatakan hikmah lain berdasarkan persepsi partisipan, klien yang
dari sakit stroke ini saya jadi makin sering mendapatkan dukungan akan dapat
berdzikir dan mengaji untuk mengingat meningkatkan kemampuan dalam
dosa-dosa saya bermuhasabah dan selalu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
ingin bertobat sebelum ajal menjemput. sehingga pasien stroke tersebut dapat
Seseorang akan memperoleh manfaat yang optimal. Hal ini sejalan dengan pentingnya
besar ketika seseorang menggunakan peran anggota keluarga seperti pasangan
kepercayaannya sebagai kekuatan yang akan meningkatkan harga diri klien
dapat memberikan dukungan pada dibandingkan dengan klien yang tidak
kesehatannya15. Hal ini sesuai dengan apa memiliki dukungan primer dari orang
yang diungkapkan oleh salah satu terdekat yang akan menimbulkan perasaan
partisipan, dimana partisipan mengatakan tidak berharga dan putus asa17.
bahwa dengan lebih mendekatkan diri Hasil penelitian ini juga menunjukkan
pada Allah, yaitu dengan rajin sholat,selalu adanya dukungan yang didapatkan oleh
berdzikir dan menjalankan ibadah sunah pasien stroke adalah dukungan dari
lannya. pelayanan keperawatan. Sikap yang
ditunjukkan oleh perawat dalam penelitian
Tema 3 ; Faktor pendukung dan ini merujuk pada sikap dalam memberikan
penghambat dalam mengatasi pelayanan keperawatan yang berkualitas.
perubahan psikososial pasien Stroke Dimana partisipan mengatakan bahwa
Penelitian ini menunjukan dukungan pelayanan sudah baik, perawat bekerja
yang didapat pasien stroke adalah sudah maksimal, perawat tanggap,
dukungan dari anggota keluarga, dukungan membantu partisipan, perawat ramah, dan
dan supoort terhadap program perawat memberikan informasi dan
pengobatann yang dilakukan. Dukungan memberikan motivasi yang diperlukan.
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 14
Dukungan dari pemerintah yang berupa penelitian ini berupa tersedianya sarana-
dukungan financial dalam bentuk gratis saran pengobatan kesehatan bagi penderita
pengobatan dan jaminan kesehatan yang stroke di pelosok-pelosok desa karena
merupakan hal yang sangat penting bagi selama ini pasien yang berasal dari desa
pasien stroke yang dilakukan seumur mengalami kesulita dengan jarak tempuh
hidup tentu saja membutuhkan biaya yang yang cukup jauh dan itu membuat mereka
tidak sedikit. Dukungan ini bersifat nyata, yang dalam kondisi sedang sakit semakin
dimana dukungan berupa bantuan melelahkan. Perlu juga menyediakan
langsung. Dengan gratis pengobatan sarana alat transportasi untuk menjemput
diharapkan pasien stroke dapat terus pasien yang berada di tempat yang jauh
melakukan terapi ini. Dari hasil penelitian dan belum banyak kendaraan mobil umum
ini partisipan semuanya menggunakan untuk mengangkut sampai ke rumah sakit
BPJS untuk biaya pengobatan di kota.
Waktu pendaftaran dan pelayanan yang
lama sampai harus antri berjam-jam, SIMPULAN
kendaraan transportasi untuk menuju Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rumah sakit yang sulit di cari , Waktu yang dilakukan pada 6 partisipan di Wilayah
lama untuk mengambil obat, jarak rumah Kerja RSU Kuningan Medical Center ,
sakit yang jauh. Semua kesulitan – maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
kesulitan diatas menajdikan pasien stroke berikut:
yang semakinlelah damn melemahkan 1. Gambaran perubahan psikososial
jasmani mereka. Secara psikologis mereka pasien stroke didapatkan adanya
menjadi malas dan tidak antuas untuk
perubahan yang dirasakan pasien
melanjutkan pengobatan. Hal ini akan
selama menjalani pengobatan yang
membuat pasien stroke mengalami stres
karena kondisi tersebut. terdiri dari: 1) perubahan fisik meliputi
kelemahan fisik, gangguan sirkulasi dan
Tema 4 : Harapan pasien stroke dalam gangguan kulit; 2) perubahan psikologis
mengatasi perubahan psikososial meliputi respon psikologis awal terkena
Menurut17 bahwa dukungan emosional penyakit stroke dan gangguan
adalah bentuk dukungan yang dapat emosional; 3) perubahan pola interaksi
membuat individu memiliki rasa nyaman , sosial meliputi perubahan aktivitas
yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sosial.
keluarga/orang lain sehingga individu 2. Persepsi pasien stroke tentang cara
dapat menghadapi masalah dengan baik . mengatasi perubahan psikososialnya
Dukungan ini sangat penting dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghadapi keadaan yang dianggap tidak cara pandangan hidup yang positif,
dapat dikontrol. meningkatkan kualitas spiritual, prilaku
Dukungan informasi juga mengurangi keluhan akibat penyakit
merupakan kebutuhan dari partisipan yang
stroke dan mancari sumber informasi
diharapkan dalam penelitian ini untuk
dalam mengatasi masalah.
mendapatkan informasi terkait
kesehatannya. Partisipan merasakan 3. Dari hasil penelitian ditemukan adanya
mendapatka informasi dari perawat hal yang mendukung dan menghambat
maupun petugas kesehatan lainnya namun cara mengatasi perubahan psikososial
belum secara jelas, akurat dan mudah pasien stroke . hal yang mendukung
dipahami. meliputi dukungan sosial, dukungan
Dukungan fasilitas kesehatan yang pelayanan keperawatan dan dukungan
optimal juga merupakan kebutuhan dari pemerintah. Sedangkan hal yang
partisipan yang di harapkan dalam menghambat dalam penelitian ini adala
rumah sakit yang jauh dari tempat
pasien sehingga pasien merasa lelah
saat harus berobat.
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 15
ANALISA DATA
Data objektif
Klien tampak kurang rapi dalam berpakaian,gelisah,berbicara
sendiri,bingung, Klien tampak murung, Klien tampak banyak
diam, Klien jelas dalam berbicara dan terkadang tidak nyambung
saat ditanyak, kontak mata kurang, klien tampak tidak percaya diri
saat wawancara
Data subjektif
Klien mengatakan merasa malu karena tidak memiliki pekerjaan,
klien mengatakan susah tidur, Klien mengatakan tidak percaya
dengan kemampuan diri sendiri, Klien merasa tidak berguna
karena tidak dapat membantu keluarga. Klien merasa minder
karena keadaannya yang sekarang
KESIMPULAN
Dari jurnal yg di dapatkan kesimpulanya Berdasarkan literature review yang
kami cari, terdapat hubungan antara penampilan fisik dengan terjadinya harga
diri rendah situasional pada remaja, diantaranya hubungan jerawat
hiperpigmentasi dengan harga diri rendah yang berhubungan dengan wajah
atau area lain yang tidak tertutup oleh pakaian berpengaruh langsung terhadap
tingkat keparahan jerawat dan hubungan kelebihan berat badan dengan harga
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 21
diri rendah yang berpengaruh terhadap perlakuan yang mereka terima dari
teman sebayanya seperti komentar negatif, viktimisasi dan perundungan. Dan
masalah pekerjaan.
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 22
JURNAL PSIKOLOGI
Lis Binti
Muawanah1
Fakultas
Psikologi
Universitas
17 Agustus
1945
Herlan Pratikto2
Fakultas
Psikologi
Universitas
17 Agustus
1945
Abstract
1
Korespondesi mengenai artikel ini
dapat dilakukan dengan menghubungi:
pascauntag@yahoo.com
2
Korespondesi mengenai artikel ini
dapat dilakukan dengan menghubungi:
pascauntag@yahoo.com
490
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 24
MUAWANAH & PRATIKTO
Kondisi remaja di Indonesia saat ini masyarakat, dan akhirnya terlibat dalam
dapat digambarkan menikah usia remaja, kenakalan remaja. (Coopersmith dalam
seks pranikah dan kehamilan tidak Partosuwido, 1992).
dinginkan, aborsi 2,4 juta: 700-800 ribu Dinamika perubahan psikologis yang
adalah remaja, 17.000/tahun, l4l7/bulan, tidak terkontrol akan memungkinkan remaja
17/hari perempuan meninggal karena terlibat kenakalan yang lebih beresiko.
komplikasi kehamilan dan persalinan, Kematangan emosi dan konsep diri
HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan sebagai
52.000 terinfeksi (fenomena gunung es)
(70% remaja), minuman kelas dan narkoba
(Kusumaredi, 2011).
Kasus kenakalan remaja yang
terdata di Badan Pemasyarakatan Anak
(Bapas) kelas II Kediri selalu terjadi
peningkatan setiap tahun. Selama 2008
total ada 345 perkara, 2009 ada 312
perkara, dan 2010 ada 309 perkara
(http://koranmontera.com/
newsAiputan.php?
subaction:showfull&id:130 3 827055
&archive=& start_from=&ucat=1&.
Unduh 26/10/2011 Pukul 21.00).
Remaja menjadi nakal karena belum
mampu melakukan kontrol emosi secara
lebih tepat dan mengekspresikan emosi
dengan cara-cara yang diterima
masyarakat (Lugo dalam Haryono, 1996).
Remaja yang memiliki konsep diri akan
melakukan perbuatan positif yang
diharapkan masyarakat. Konsep diri
negatif akan membuat remaja cerderung
melanggar peraturan dan norma-norma
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 25
konstrukk psikologi positif yang pada orang iain, dan perilaku
berkembang dengan baik akan menimbulkan korban fisik pada orang lain.
menurunkan potensi remaja terlibat Perilaku melanggar status merupakan
kenakalan. Misalnya, perkelahian remaja perilaku dimana remaja suka melawan
secara psikologis disebabkan konflik orang tua, membolos sekolah, pergi dari
batin, mudah frustrasi, memiliki emosi rumah tanpa pamit. Perilaku
yang labil, tidak peka terhadap perasaan membahayakan diri sendiri, antara lain
orang lain, dan perasaan rendah diri mengendarai kendaraan bermotor dengan
(Tambunan, 2001). kecepatan tinggi, menggunakan narkotika,
Kemampuan mengatur emosi yang menggunakan senjata, keluyuran malam,
rendah dan perilaku menjalin interaksi dan pelacuran. Perilaku menimbulkan
dengan orang lain menyebabkan gangguan korban materi, yaitu perilaku yang
perilaku, memilih tindakan agresif sebagai mengakibatkan keraguan pada orang lain,
stategi keluar dari masalah (coping) misalnya: mencuri dan mencopet,
(Yanti, 2005). merampas. Perilaku menimbulkan korban
fisik pada orang lain adalah perkelahian,
Kenakalan remaja menempeleng, menampar,
Kenakalan remaja adalah perilaku melempar benda keras, mendorong
remaja melanggar status, membahayakan sampai jatuh, menyepak, dan
diri sendiri, menimbulkan korban materi
Konsep diri
Konsep diri adalah penilaian remaja
tentang diri sendiri yang bersifat fisik,
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 27
1996).
Keberadaan emosi di satu sisi dapat acuan untuk menilai diri sendiri (Shavelson
menjadikan orang pasif dan tidak berdaya, & Roger, 1982). Remaja dengan konsep diri
tidak mampu mempertanggungjawabkan positif akan mampu mengatasi dirinya,
apa yang dilakukan. Emosi di sisi lain memperhatikan dunia luar dan mempunyai
dapat menjadi sumber energi yang kemampuan untuk berinteraksi sosial.
membuat seseorang sanggup melakukan Remaja
apa saja secara tepat tanpa terpikirkan
sebelumnya. Seseorang perlu mengontrol
emosinya. Kontrol emosi bukan berarti
eliminasi atau penekanan emosi moral,
tetapi belajar mengekspresikan emosi
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima
atau disetujui oleh kelompok sosia dan
pada saat yang sama tetap dapat
memberikan kepuasan yang maksimum
dan mengurangi
gangguan ketidakseimbangan.
Kenakalan remaja sebagian disebabkan
oleh pencapaian emosi yang kurang
matang. Remaja menjadi nakal karena
belum mampu melakukan kontrol secara
lebih tepat dan mengekspresikan emosi
dengan cara-cara yang diterima oleh
masyarakat (Lugo dalam Haryono, 1996).
Konsep diri terbentuk dan
berkembang berdasarkan pengalaman dan
interpretasi dari lingkungan, penilaian
orang lain, atribut, dan perilaku diri.
Pengembangan konsep diri berpengaruh
terhadap perilaku yang ditampilkan,
sehingga bagaimana orang lain
memperlakukan dan apa yang dikatakan
orang lain tentang individu akan dijadikan
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 29
dengan konsep diri negatif akan mempengaruhi kontrol diri. Individu
sulit mengangap suatu dengan kontrol diri rendah memiliki
keberhasilan diperoleh dari diri sendiri, kekuatan ego rendah, kurang mampu
tetapi karena bantuan orang lain, menunda kepuasan (kurang sabar), kurang
kebetulan, dan nasib semata dan toleran pada frustrasi dan lebih impulsif.
biasanya mengalami kecemasan yang Perilaku sosial yang tidak tepat akan
tinggi (Beane & Lipka dalam Maria, nampak ketika derajad kontrol sosial tidak
2007). Remaja dengan konsep diri positif cukup kuat menolak godaan yang ingin
berciri spontan, kreatif dan orisinil, langsung dipuaskan (Hay, 2000).
menghargai diri sendiri dan orang lain, Perilaku nakal remaja dapat diatasi
bebas dan dapat mengantisipasi hal dengan mempertinggi konsep diri.
negatit serta memandang diri secara Perspektif teori peningkatan diri (sel-
utuh, disukai, diinginkan dan diterima enhancement) menyatakan individu
oleh orang lain. (Combs Snygg dalam memiliki kecenderungan untuk menambah
Shiffer dkk, 1997). positif konsep dirinya. Individu berusaha
Para teoris kontrol sosial mencapai kepuasan pribadi dan perasaan
menyatakan bahwa yang menampakkan efektif dengan cara mencari aktivitas dan
perilaku antisosial adalah remaja yang umpan balik yang dapat manpertinggi
memiliki konsep diri rendah. Perspektif konsep dirinya.
kontrol sosial menyatakan konsep diri
Metod
e
Subjek
Alat ukur
perasaan konsekuen, dan penerimaan diri emosi, pemarah, sedih, atau riang-gembira,
(Albin, 1996) adalah ko-linier dengan pendendam, dan pemaaf secara teoritis
aspek- aspek konsep diri dari Hurlock merupakan aspek pengendalian diri di
(1996), yaitu konsep diri fisik, psikis, dalam kematangan emosi.
sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi.
Informasi perbandingan rerata teoritik dan
empirik menunjukkan kematangat emosi,
konsep diri, dan kenakalan remaja yang
menjadi subjek penelitian tergolong tinggi.
Informasi hasil uji asumsi normalitas
sebaran menunjukan data kenakalan
remaja tidak sesuai dengan ciri-ciri kurve
normal. Remaja yang terpilih sebagai
subjek penelitian kebetulan sebagian besar
kenakalannya tergolong tinggi.
Perkembangan emosi yang sangat
matang dan konsep diri yang
berkembangan sangat baik berhubungan
dengan kenakalan remaja, hanya berlaku
pada sampel remaja dengan tingkat
kenakalan tinggi. Prediksi peningkatan
komposisi kematangan emosi dan konsep
diri akan diikuti peningkatan kenakalan
remaja,hanya berlaku pada remaja dengan
tingkat kenakalan yang tinggi. Kematangan
emosi dan konsep diri kemungkinan karena
kedua variabel merupakan variabel
interval dan bersifat positif. Aspek
kematangan emosi yang secara teoritis ada
di dalam konsep diri adalah aspek
pengendalian diri, yaitu pada aspek konsep
diri emosional. Gambaran remaja tentang
emosi diri, seperti kemampuan menahan
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 35
Kematangan emosi ko-linier Kenakalan remaja yang terdiri dari aspek-
dengan konsep diri dan berhubungan aspek perilaku melanggar status, perilaku
dengan kenakalan remaja sulit ditemukan membahayakan diri sendiri, perilaku
penjelasan teoritis maupun praktis. menimbulkan korban materi dan korban
Dinamika psikologis dapat diidentifikasi fisik pada orang lain merupakan
pada hubungan parsial. Hubungan manifestasi frustrasi berbentuk agresi.
kematangan emosi dengan kenakalan Remaja yang emosinya matang akan
remaja adalah berlawanan arah, linier, dan mampu mengatasi frustrasi yang
signifikan. Semakin matang emosi, mendorong apresi, dan mampu
semakin kecil kemungkinan remaja mengendalikan impuls-impuls emosi yang
berperilaku nakal. Hipotesis frustasi-agresi mendorong perilaku nakal.
menjelaskan keadaan frustrasi akan Remaja dengan emosi matang
menimbulkan agresi. Frustasi adalah mampu mempertahankan dorongan emosi,
situasi individu terhambat atau gagal memahami emosi diri untuk diarahkan
dalam usaha mencapai tujuan tertentu kepada tindakan- tindakan positif. Tidak
yang diinginkan. Pengalaman perilaku menggantungkan diri kepada orang lain,
tindak agresi dan taraf halangan yang sadar dan bertanggung jawab menjalankan
berlebihan yang tidak diharapkan akan keputusan, menerima kelemahan maupun
menimbulkan perilaku agresi (Wringhtan kelebihan dan menerima
& Deaux dalam Sears dkk., 2004).
terlalu tinggi atau terlalu rendah dari membangun, bukan sebagai kritik yang
konsep diri yang terbentuk dapat negatif harga diri adalah komponen penting dan
selanjutnya adalah muncul rasa mampu Harga diri berperan sebagai penilai bagian-
yang tidak realistis, sehingga standar atau bagian diri yang menghasilkan rasa suka,
patokan keberhasilan (prestasi) menjadi tidak suka, puas, tidak puas, dan lain-lain.
tidak realistis pula (White dalam Purwanti, Keterbukaan diri dan keyakinan diri
Fitts (dalam Purwanti, 1996) yang tepat dan membuat pemahaman diri
mendapatkan persepsi yang tepat tentang diri akan menumbuhkan perasaan berhasil
dirinya, ada empat aspek konsep diri yang dan perasaan mampu yang berperan
Aspek integrasi diri, menunjuk pada keluaran perilaku negatif, yaitu kenakalan
kemampuan individu dalam membuat remaja yang tinggi. Hubungan simultan
kesesuaian antara penilaian dan kenyataan yang searah dan signifikan antara
yang ada. Individu akan memiliki kematangan emosi dan konsep diri
integrasi diri yang baik jika dapat dengan kenakalan remaja
memenuhi kesesuaian penilaian dan
kenyataan, karena mencoba realistis dalam
membuat penilaian diri; 4) Aspek
keyakinan diri, menggambarkan
sejauhmana keyakinan individu dalam
menilai diri sendiri. Individu yang tidak
yakin akan dirinya, siapa, dan bagaimana
keadaannya, akan mempunyai gambaran
diri yang tidak tepat. Penilaian yang tepat
dan sesuai dengan kenyataan
membutuhkan keyakinan diri yang kuat.
Keyakinan yang kuat bahwa penilaian
sudah dilengkapi dengan keterbukaan akan
kelemahan diri, agar gambaran diri (konsep
diri) yang terbentuk menjadi tepat
(realsitis).
Penelitian menyimpulkan
kematangan emosi dan konsep diri adalah
suatu komposisi. Kematangan emosi ada di
dalam konsep diri dan konsep diri ada di
dalam kematangan emosi. Aspek
pengendalian diri di dalam konsruk-
kematangan emosi identik dengan aspek
konsep diri emosional di dalam konstruk
konsep diri.
Komposisi kematangan emosi tinggi
dan konsep diri tinggi merupakan variabel
psikologi positif yang memprediksi
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 41
kemungkinan karena keterlibatan konsep berperilaku nakal. Semakin matang emosi,
diri yang tinggi. semakin kecil kemungkinan remaja
Konsep diri secara parsial tidak berperilaku nakal. Semakin tidak matang
berhubungan dengan kenakalan remaja. emosi, semakin besar potensi remaja
Konsep diri remaja yang membumbung berperilaku nakal.
tinggi kemungkinan akan berkonflik
Kepustakaan
dengan kematangan emosi. Konsep diri
yang tinggi dan tidak terkontrol akan
Albin, R S. (1996). Emosi Bagaimana
menjadi tidak rasional. Kemantangan Mengenal, Menerima
emosi yang tidak mampu berperan dan
Mengarahkannya. Yogyakarta:
mengendalikan konsep diri yang Kanisius.
berkembang secara tidak rasional akan
membelokkan arah hubungan kematangan Haryono. (1996). Kematangan Emosi,
Pemikiran Moral, dan Kenakalan
emosi dengan kenakalan remaja. Remaja. Semarang: FIP-IKIP Semarang.
Kematangan emosi secara parsial
berhubugnan linier, berlawanan arah, dan Hay, I. (2000). Gender-Self-concept Profiles of
Adolescents Suspended from High
signifikan. Kematangan emosi akan School. Journal of Child Psychology and
menjauhkan remaja dari kemungkinan Psychiatry, 41, 3, 345-352.
Maria, U. (2007). Peran Persepsi Shavelson, B.J. & Roger, B (1982). Self-
Keharmonisan Keluarga dan Konsep Concept: The Interplay of Theory
Diri terhadap Kecenderungan Methods, Journal of Educational
Kenakalan Remaja. Tesis. Psychology, 72, 1, 3-17.
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada.
Shiffer, N. Layhch-Sanner, J., &
Partosuwido, S.R. (1992). Penyesuaian Nadelman, L (1997). Relationship
Diri Mahasiswa Dalam Kaitannya Between Self- Concept ad Classroom
dengan Konsep Diri, Pusat Kendali Behavior in Two Informal
dan Status Perguruan Laporan Elementary Classroom. Journal of
Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Educational Psychology, 72, 1, 349-
Psikologi Universitas Gadjah Mada. 359.
Studi Komparasi Gaya Kepemimpinan Antara Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah
Literature Review
Pengaruh Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada Peningkatan Harga Diri Remaja :
Literature Review
(Lia Juniarni, Wini Hadiyani, Nina Marlin a, Sandra R. Nurrandi, Tri Desi Anggita)
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 44
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada
Remaja
(Efri Widianti, Lia Ramadanti, Karwati, Chandra Kirana K., Anjani Mumtazhas, Aprilia
Aulia Ardianti,
Pengaruh Life Review Therapy terhadap Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
dengan Hemodialisis
(Suci Noor Hayati, Gina Nurdina, Tri Antika Rizki Kusuma Putri)
ISSN
JURNAL KEPERAWATAN Hal. 1-89 Bandung 2354-84
KOMPREH ENSIF VOL. 7 NO. 1 Januari
2021 e—IS
259&87
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 45
DAFTAR ISI
Studi Komparasi Gaya Kepemimpinan Antara Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah
(Diwa Agus Sudrajat, Rahmi Rahmawati) ............................................................................ 1-6
Efektivitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap Kualitas Tidur
pada Pasien Post Operasi: Literature Review
Pengaruh Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada Peningkatan Harga Diri Remaja :
Literature Review
(Lia Juniarni, Wini Hadiyani, Nina Marlina, Sandra R. Nurrandi, Tri Desi Anggita).......32-38
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja
(Efri Widianti, Lia Ramadanti, Karwati, Chandra Kirana K., Anjani Mumtazhas, Aprilia
Aulia Ardianti, Nimas Safitri Ati, Nurhalimah Tri Handayani,
Hanifah Hasanah)..................................................................................................................39-47
Pengaruh Life Review Therapy terhadap Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan
Hemodialisis
Survei Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti pada Penampungan Air dalam Rumah dan
Implikasinya terhadap Keperawatan Komunitas
(Khotafiatun, Sugiharto, Wiwiek Natalya)...............................................................................74-79
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 46
Efri Widianti1, Lia Ramadanti2, Karwati3, Chandra Kirana K.3, Anjani Mumtazhas4, Aprilia Aulia
Ardianti5, Nimas Safitri Ati6, Nurhalimah Tri Handayani7, Hanifah Hasanah8 1,2,3,4,5,6,7,8Fakultas
Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, Indonesia
Email: efri.widianti@unpad.ac.id
Abstrak
Harga diri rendah yang terjadi pada remaja dikarenakan secara psikologis konsep diri remaja belum matang dalam
berinteraksi dan bergaul. Harga diri rendah dapat mempengaruhi kemampuan remaja untuk bersosialisasi dengan
teman yang lain. Dari total kasus harga diri rendah yang terjadi 3 tahun terakhir (2016 - 2018) adalah 57 dengan
persentase 99,98%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara penampilan fisik
dengan terjadinya harga diri rendah situasional pada remaja. Metode yang digunakan adalah pendekatan narrative
review. Database utama yang digunakan untuk pencarian literatur adalah PubMed menggunakan kata kunci dengan
teknik bolean dalam bahasa Inggris yang disusun menjadi satu kalimat pencarian yaitu “Teenager” OR “Adolescent”
AND “Effect” OR “Impact” OR “Influence” AND “body image” AND “low self esteem” OR “low situasional self esteem”.
Terdapat 5 artikel yang digunakan, 2 artikel membahas terkait dampak atau hubungan peningkatan berat badan
dengan low self esteem, 2 artikel membahas terkait dampak dari perubahan warna kulit terhadap low self esteem baik
itu dari jerawat maupun acanthosis nigricans dan 1 artikel membahas terkait hubungan ketidakpuasan tubuh dan
harga diri pada remaja. Dari 5 jurnal penelitian yang telah kami pilih, penelitian-penelitian tersebut dilakukan di
Spanyol, Turki, America, Nigeria, dan US. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara penampilan fisik dengan terjadinya
harga diri rendah situasional pada remaja, diantaranya hubungan jerawat hiperpigmentasi dengan harga diri rendah
yang berhubungan dengan wajah atau area lain yang tidak tertutup oleh pakaian berpengaruh langsung terhadap
tingkat keparahan jerawat dan hubungan kelebihan berat badan dengan harga diri rendah yang berpengaruh terhadap
perlakuan yang mereka terima dari teman sebayanya seperti komentar negatif, viktimisasi dan perundungan.
Kata Kunci : Adolescent, effect, body image, low self esteem, low situasional self esteem
Abstract
Low self-esteem that occurs in adolescents is due to psychologically immature adolescents' self-concept in interacting
and socializing. Low self-esteem can affect a teenager's ability to socialize with other friends. Of the total cases of low
self-esteem that occurred in the last 3 years (2016 - 2018) it was 57 with a percentage of 99.98%. The purpose of this
study was to determine the relationship between physical appearance and the occurrence of situational low self-
esteem in adolescents. The method used was a narrative review approach. The main database used for literary search
was PubMed using keywords with the Bolean technique in English which arranged into one search sentence, namely
39
V o l . 0 2 N o . 0 2 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 40
"Teenager" OR "Adolescent" AND "Effect" OR "Impact" OR "Influence" AND "body image" AND "Low self esteem" OR
"low situational self esteem". There were 5 articles used, 2 articles discussed the impact or relationship of weight gain
with low self-esteem, 2 articles discussed the impact of skin discoloration on low self-esteem both from acne and
acanthosis nigricans and 1 article discussed the relationship of dissatisfaction. body and self-esteem in adolescents. Of
the 5 research journals we have selected, the studies were conducted in Spain, Turkey, America, Nigeria, and the US.
Conclusion: There is a relationship between physical appearance and the occurrence of situational low self-esteem in
adolescents, including the relationship of hyperpigmented acne with low self-esteem associated with the face or other
areas not covered by clothing, a direct effect on the severity of acne and the relationship between being overweight
and self-esteem. low which affects the treatment they receive from their peers such as negative comments,
victimization and bullying.
Keywords : Adolescent, effect, body image, low self esteem, low situasional self esteem
40
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
41
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
pesimis tentang masa depan, mengingat masa Skrining tahap I dengan mengeliminasi
lalu mereka lebih negatif dan berkubang berdasarkan kriteria inklusi yaitu publikasi
dalam suasana hati negatif mereka dan lebih tahun 2010-2020. (3) Skrining tahap II
rentan terhadap depresi ketika mereka dengan mengeliminasi berdasarkan judul dan
menghadapi stress. Selain itu, semakin rendah abstrak (4). Membaca artikel hasil skrining
harga diri seseorang akan lebih berisiko tahap III secara keseluruhan sehingga
terkena gangguan kepribadian. Pada beberapa didapatkan artikel yang relevan (5). Membuat
penelitian mengaitkan rendahnya harga diri tabel evidence based practice menggunakan
dengan adanya kecemasan sosial. Orang yang artikel yang telah dianalisis.
memiliki harga diri yang rendah akan
memiliki perasaan takut gagal ketika terlibat Pencarian database elektronik dilakukan
dalam hubungan sosial. Individu dengan untuk mengidentifikasi studi yang relevan.
harga diri rendah sering mengalami depresi Database utama yang digunakan untuk
dan tidak bahagia. Selain itu tingkat pencarian lteratur adalah PubMed
kecemasan individu tersebut cenderung menggunakan kata kunci dengan teknik
tinggi, menunjukan implus-implus agresivitas bolean dalam Bahasa Inggris yang disusun
yang lebih besar, mudah marah dan menjadi satu kalimat pencarian yaitu
mendendam, serta selalu menderita karena “Teenager” OR “Adolescent” AND “Effect”
ketidakpuasan akan kehidupan sehari-hari OR “Impact” OR “Influence” AND “body
(Gracia, & Akbar, 2019). image” AND “low self esteem” OR “low
Maka dari itu, berdasarkan beberapa situasional self esteem”.
penelitian sebelumnya yang menyatakan
Artikel dipertimbangkan untuk ditinjau jika
bahwa harga diri rendah situasional pada
tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
remaja yang disebabkan karena penampilan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
fisik akan menghasilkan dampak yang lebih
pada remaja. Selain itu, artikel yang
besar, menjadikan alasan untuk dilakukannya
dimasukkan untuk ditinjau jika memenuhi
penelitian lebih lanjut, dengan tujuan untuk
kriteria berikut : (1) diterbitkan dalam Bahasa
mengetahui hubungan antara penampilan fisik
Inggris, (2) diterbitkan antara tahun 2010
dengan terjadinya harga diri rendah
hingga 2020. Kriteria ekslusi adalah artikel
situasional pada remaja.
yang tidak menggambarkan faktor-faktor
METODE PENELITIAN yang mempengaruhi harga diri pada remaja.
Metode yang digunakan adalah pendekatan
Hasil pencarian dengan menggunakan kata
narrative review dengan mengikuti pedoman
kunci dan kriteria inklusi menghasilkan 396
Preferred Reporting items for Systemati
artikel yang kemudian dilakukan skrining
Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) yang
tahun publikasi dan didapatkan 241 artikel,
diawali dengan pemilihan topik, kemudian
selanjutnya skrining judul dan didapatkan 7
menentukan pertanyaan penelitian
artikel yang memiliki potensi dalam
berdasarkan PICO, lalu merumuskan kata
memberikan informasi terkait hubungan
kunci dengan menggunakan teknik Boleaan.
penampilan fisik terhadap harga diri rendah
Dalam menentukan artikel yang dipilih
situasional pada remaja. Selanjutnya, 5 artikel
dilakukan (1) Melakukan seleksi file duplikat
dipilih dan 2 artikel tidak dimasukan karena
dengan cara membaca judul artikel. (2)
tidak relevan dengan tujuan pencarian.
41
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
Artikel yang
dimasukkan dalam
sintesis kualitatif (n = 5)
PubMed = 5
42
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
Tabel 1.
Ringkasan artikel jurnal yang menginformasikan Faktor-faktor yang
mempengaruhi Harga Diri Rendah pada Remaja
Pirgon Ö, et Turki (English) Original Untuk menilai dampak Sebanyak 59 remaja Kelompok AN (Acanthosis Nigricans)
al. acanthosis nigricans perempuan obesitas (usia obesitas dengan kadar testosteron total
Research
(AN) terhadap depresi rata-rata: 13,19±1,3 tahun, yang lebih tinggi (> 50 ng / dL) memiliki skor
usia rentang: 12-17 tahun, SES yang lebih tinggi (2,55 ± 1,8 vs 1,42 ±
gejala, kualitas hidup
rata-rata indeks massa 1,2; p = 0,03) dibandingkan kelompok AN
terkait dan skor harga
tubuh:29.89±3.30). obesitas dengan kadar testosteron total
diri pada remaja
Remaja perempuan rendah. Harga diri diukur dengan
perempuan yang
obesitas dibagi menjadi menggunakan Rosenberg Self- Esteem Scale
mengalami obesitas
dua kelompok (SES). Dalam penelitian didapatkan bahwa
berdasarkan kehadiran skor SES yang lebih tinggi (status harga diri
atau ketiadaan AN rendah) ditentukan dalam remaja obesitas
(Acanthosis Nigricans). dengan acanthosis dan terkait dengan
Remaja sehat non-obesitas hiperandrogenisme. Penelitian ini juga
merupakan menunjukkan bahwa tingkat testosteron
Murphy, C. American Original Untuk menyelidiki Sampel 1.023 siswa dengan Remaja yang mengalami kelebihan berat
M, et al. (English) Research hubungan serentak dan 52% perempuan, 24% non- badan atau obesitas lebih cenderung
Article prospektif antara Kulit Putih (5% Hitam, 3% merasa negatif tentang penampilan dan
kelebihan berat badan, Asia, 2% Indian Amerika, tubuhnya, selain itu hasil penelitian
SEPA (self-esteem for 8% ras campuran, dan 6% menunjukkan bahwa memiliki harga diri
physical appearance), lainnya), dan 12% Hispanik yang lebih rendah terkait dengan
dan mulai merokok. dan terdiri dari jumlah yang penampilan fisik seseorang dikaitkan
kira-kira sama dari Siswa dengan kemungkinan yang lebih besar 43
kelas 6, 7, dan 8 (masing- untuk mulai merokok di tahun-tahun
masing 33%, 32%, dan berikutnya dan menunjukkan bahwa self-
35%). Usia rata-rata adalah esteem for physical appearance (SEPA)
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
Akinboro,
Nigerian Original Untuk mendokumentasi Populasi dan sampel dalam Perasaan psikologis subjektif semua
et al.
(English) Researc kan implikasi psikososial penelitian ini sebanyak 200 partisipan dengan jerawat, terdapat 49
h Article dan harga diri dari mahasiswa yang baru (24,5%) kesal secara emosional, 39
jerawat dan wajah diterima. Karakteristik
(19,2%) cemas, 29 (14,5%) depresi, 25
hiperpigmentasi pada demografi dan klinis
(12,5%) merasa dinilai oleh orang lain,
mahasiswa yang baru diperoleh dan jerawat
dan 17 (8,5%) merasa tidak diterima oleh
diterima. dinilai menggunakan US
lingkungan sosial, 15 (7,5%) merasa
Food and Drug
Administration (US-FDA) 5
terstigmatisasi, dan 12 (6,0%) dengan
harga diri rendah. Dari hasil tersebut
- kategori sistem global
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
klasifikasi jerawat. Para
yang signifikan antara jerawat
peserta menyelesaikan
hiperpigmentasi dengan harga diri
Indeks Cacat Jerawat
rendah. Hal ini terjadi karena prevalensi
Cardiff (CADI) dan skala
tertinggi yang diteliti adalah remaja yang
harga diri Rosenberg
mengalami masalah mild acne dan clear
(RSES), dan data dianalisis
acne. Selain itu, interpretasi budaya yang
menggunakan SPSS 20.
menganggap bahwa jerawat adalah hal
biasa yang terjadi di masa remaja
berpengaruh pada hasil penelitian ini.
Terjadinya penurunan harga diri
berpengaruh langsung terhadap tingkat
keparahan jerawat dan partisipan
dengan jerawat.
Álvarez- Spanyol Original Untuk menguji (1) sendiri sebagai kelebihan 3145 remaja di Asturias (Spanyol). Sampelnya hampir
García, D, (English) Research apakah remaja yang berat badan pada efek merata
et al menganggap dirinya tersebut.
Van den USA (Englisha) Original Untuk mengetahui Terdiri dari 4.745 remaja Hubungan keseluruhan
Berg, et al hubungan antara sampai kelas 12. antara ketidakpuasan
Research
ketidakpuasan tubuh tubuh dan harga diri disesuaikan dengan
Article Sebanyak 35% partisipan
dan harga diri rendah status berat badan, ras/etnis, SES, dan
berasal dari sekolah
menurut jenis kelamin, kelompok usia. Hubungan antara
menengah berusia lebih
usia, status berat badan, ketidakpuasan tubuh dan harga diri pada
muda. Usia rata-rata
ras / etnis, dan SES remaja laki-laki tidak berbeda secara
mereka adalah 12,8
(Gender, race/ethnicity, signifikan. Sedangkan pada remaja
tahun (SD = 0,8).
and socioeconomic perempuan, hubungan ketidakpuasan
status). tubuh dan harga diri berpengaruh
Sekitar 65% dari peserta
secara signifikan
berasal dari di sekolah
berdasarkan status berat badan,
menengah dengan usia
ras/etnis, dan SES. Pada remaja
yang lebih tua, usia
perempuan yang memiliki berat badan
rata- rata mereka
kurang tidak mempengaruhi harga diri
adalah 15,9 tahun (SD =
mereka. Sedangkan remaja perempuan
0,9
dengan berat badan rata-rata, berat
badan berlebih, dan obesitas akan
mempengaruhi harga diri pada remaja
putri.
45
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
46
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
DAFTAR PUSTAKA
49
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
50
Studi Literatur : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Harga Diri Rendah pada Remaja (Efri Widianti)
Van den Berg, P. A., Mond, J., Eisenberg, M., Ackard, D., &
Neumark-Sztainer, D. (2010). The link between body
dissatisfaction and self-esteem in adolescents: similarities
across gender, age, weight status, race/ethnicity, and
socioeconomic status. The Journal of adolescent health :
official publication of the Society for Adolescent Medicine,
47(3), 290–296. https://doi.
org/10.1016/j.jadohealth.2010.02.004
51