Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TERAPI ARKUPRESURE VERSUS REBUSAN

DAUN SALAM UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH


PADA PASIEN HIPERTENSI DI KOTA SINGARAJA

1. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menyebabkan banyak

perubahan, salah satunya kesehatan masyarakat pada lansia yang perlu

mendapatkan perhatian khusus dan juga sebuah solusi kesehatannya. Lansia

merupakan keadaan dimana seseorang telah berusia 60 atau lebih, yang

mengakibatkan rentan terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul.

Mempertahankan kesehatan sangatlah penting dilakukan oleh seorang lansia,

karena kondisi fisik yang mengalami penurunan dan fungsi tubuh yang mengalami

kelemahan dimana kondisi stress fisiologis sering menjadi pemicu penyakit

tekanan darah tinggi (Ramadhani, 2021).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi masalah kesehatan

yang sering dialami para lansia khususnya di Bali yang ditunjukan dengan angka

prevalensi dari jumlah penduduk berdasarkan pengukuran secara Nasional sebesar

30,97%, begitupun kasus hipertensi yang ada di Indonesia menunjukan angka

prevalensi 34,11% dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan saat

ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia

(Kemenkes RI, 2019).

Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik

yang lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah distolik lebih dari
atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi yang terjadi pada lansia disebabkan

karena adanya faktor internal yakni jenis kelamin, usia dan genetic sedangkan

faktor eksternal yakni pola hidup seperti olahraga, makan dan lingkungan, Saat ini

lansia cenderung mengalami hipertensi, hal ini dihubungkan dengan gaya hidup

yang dilakukan oleh lansia pada umumnya. Menurut data Sample Registration

System (SRS) Indonesia tahun 2014, Hipertensi dengan komplikasi (5,3%)

merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima) pada semua umur sedangkan

berdasarkan data International Health Metrics Monitoring and Evaluation (IHME)

tahun 2017 di Indonesia (Imelda et al., 2020).

Hipertensi pada lansia merupakan masalah yang serius apabila tidak

ditanggulangi dengan betul, pelayan kesehatan sangatlah diperlukan untuk dapat

menjamin kesehatan pada lansia. Pelayan kesehatan merupakan faktor eksternal

yang sangat diperlukan dan minimal harus dilakukan sebagai salah satu upaya

mengantisipasi terjadinya Hipertensi. Praktik atau Asuhan dalam kesehatan

sebagai upaya mengendalikan kesehatannya di layanan kesehatan seperti

puskesmas atau rumah sakit dengan pendukung berbagai pengobatan salah satunya

pengobatan alternatif herbal (Damayantie et al., 2018). Mencegah faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya Hipertensi pada lansia merupakan salah satu cita-

cita Indonesia untuk membuktikan kesejahteraan melalui kesehatan dilihat dengan

kasus penyakit yang. Hipertensi menjadi salah satu hal yang memerlukan

perhatian lebih untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada lansia

baik dari adanya faktor internal dan eksternal yang perlu dicarikan solusi secepat
mungkin seperti terapi yang dapat menurunkan hipertensi (Lailli & Restyana,

2018).

Kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kubutambahan diperoleh

informasi bahwa kelompok lansia begitu rentan mengalami hipertensi, penyebab

dan faktor pemicunya yakni lingkungan, gaya hidup sampai pendidikan. Berbagai

macam penyakit selain hipertensi dapat saja menjadi masalah kesehatan yang

serius apabila tidak ditemukannya solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Lansia

selain rentan terhadap masalah kesehatan juga memerlukan sebuah dukungan baik

secara internal maupun eksternal, dimana sebuah terapi nonfarmakologi yang

dikembangkan dan pengobatan alternatif herbal sangat diperlukan sebagai upaya

yang dapat merubah pola pikir untuk mencapai kesejahteraan pada kesehatan yang

optimal di masa lansia.

Terapi nonfarmakologi dapat menjadi solusi dalam mengendalikan tekanan

darah, salah satunya akupresur merupakan teknik pengobatan tradisional dari

tiongkok, yaitu dengan menekan titik-titik tertentu menggunakan ibu jari atau alat

khsusus yang terbuat dari kayu. Manfaat akupresur antara lain meningkatkan

imunitas tubuh, merangsang sistem saraf, membuat tubuh rileks dan meningkatkan

sirkulasi darah. Teknik ini menggunakan tenik penekanan, pemijatan, dan

pengurutan sepanjang meridian tubuh atau garis aliran energi (Aminuddin et al.,

2020).

Menurut penelitian Aminuddin et al., (2020) menyatakan bahwa terapi

akupresur yang diberikan kepada respoden dengan hipertensi menunjukan

penurunan tekanan darah tinggi yang baik, terapi akupresur berpengaruh juga
terhadap penurunan stress yang dimiliki responden juga menyebabkan peredaran

darah responden menjadi lancar.

Pengobatan herbal salah satunya adalah pemberian air rebusan daun salam,

yang merupakan pengobatan herbal yang sangat praktis dan mudah dijangkau serta

cara membuatnya sangat mudah dan harganya relatif murah. Daun salam banyak

dijumpai dipasaran dan sering digunakan sebagai bumbu dapur untuk menambah

rasa gurih pada makanan, dibalik fungsinya sebagai bumbu dapur, daun salam juga

mengandung banyak khasiat seperti berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah

jika dikonsumsi secara teratur. Air rebusan daun salam mampu menurunkan

tekanan darah karena mengandung beberapa senyawa seperti minyak atsiri,

flavonoid, dan tannin, fungsi flavonoid adalah mengendalikan tekanan darah

(Asih, 2018).

Menurut penelitian Asih, (2018) membuktikan bahwa kandungan rebusan

air daun salam flavonoid dapat mencegah terjadinya hipertensi dan menurunkan

tekanan darah sistolik secara baik, didukung dengan adanyan penurunan rerata

tekanan darah sistolik responden dari 154,44 mmHg menjadi 140 mmHg.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh terapi arkupresure dibandingkan air rebusan daun salam

untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi berusia 60-80 tahun di

kota Singaraja?

3. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi arkupresure

dibandingkan dengan air rebusan daun salam untuk menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi berusia 60-80 tahun di kota Singaraja

2) Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan pemberian terapi akupresure dan rebusan

daun salam sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok

intervensi.

b. Untuk mengetahui perbedaan pemberian terapi akupresure dan rebusan

daun salam sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok

kontrol.

c. Untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi akupresure sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol

d. Untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi rebusan daun salam

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol

e. Untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi akupresure dan rebusan

daun salam sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol.


4. Metode Penelitian

1) Desain Penelitian

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian adalah metode

deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain pre and post test with

control group design. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok, kelompok

pertama merupakan kelompok intervensi terapi arkupresure, kelompok kedua

merupakan kelompok intervensi air rebusan daun salam dan kelompok ketiga

merupakan kelompok kontrol yaitu sebagai pembanding dari kedua kelompok

intervensi

Tahap awal penelitian dengan desain ini kelompok intervensi maupun

kelompok kontrol akan dilakukan pretest pengukuran tekanan darah. Kedua

kelompok intervensi akan dilakukan program terapi 2x dalam satu minggu

selama 12 minggu dan kelompok kontrol akan mendapatkan program edukasi

terkait hipertensi 1x dalam 1 minggu selama 12 minggu. Kelompok intervensi

dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan akan dilakukan posttest

pengukuran tekanan darah. Hasil dari test akhir antara kelompok intervensi

dan kontrol akan dibandingkan, begitu juga hasil pretest dan posttest pada

masing-masing kelompok. Mengacu pada penjelasan diatas, berikut ini

merupakan skema dari Pretest and Posttest with Control Group Design.

Tabel 3.1: Desain Penelitian Pretest and Posttest with Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
I1 & 2 O1 X O2
K O3 - O4
Sumber: (Nursalam, 2015)

Keterangan:

I1&2 : Kelompok intervensi

K : Kelompok kontrol

O1 : Kelompok intervensi diberikan pretest

O2 : Kelompok intervensi diberikan posttest

O3 : Kelompok kontrol diberikan pretest

O4 : Kelompok kontrol diberikan posttest

X : Perlakuan (terapi arkupresure dan air rebusan daun salam)

2) Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua orang yang berkunjung ke

puskesmas di kota singaraja yang menderita hipertensi dengan rentang usia

60-80 tahun dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

1) Kriteria Inklusi

- Bersedia menjadi responden sampai penelitian selesai

- Mengalami hipertensi

- Mampu beraktifitas secara mandiri

- Usia 60-80 tahun

2) Kriteria Ekslusi

- Mengalami gangguan kognitif

- Penderita hipertensi kurang dari 3 bulan


b. Sampel

Besar jumlah sampel yang dapat digunakan dengan menggunakan rumus

slovin sebagai berikut :

n=

Adapun tehnik sampling yang digunakan adalah simple random sampling

yaitu tehnik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit

sampling. Sehingga setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang

terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel.

3) Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di 6 puskesmas di kota Singaraja yang

memiliki kejadian hipertensi tertinggi.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan Agustus – September

2022

4) Variabel Penelitian

Sebagaimana disebutkan oleh (Sugiyono, 2013) variabel adalah segala

sesuatu dalam suatu struktur yang ditentukan oleh peneliti untuk

berkonsentrasi dengan tujuan agar data diperoleh tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulan. Variabel juga dapat digolongkan menjadi

variabel bebas dan variabel terkait. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi dan variabel terkait adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel

dalam penelitian ini seperti variabel bebas (independent) yang meliputi terapi

arkupresure dan air rebusan daun salam, variabel terikat (dependent) adalah

tekanan darah dengan satuan pengukuran MmHg.

5) Definisi Oprasional

Tabel 3.2: Definisi Oeprasional


Hasil
No Variabel Definisi Oprasional Instrument
Ukur
1 Terapi Akupresure adalah cara Modul dan alat -
Akupresure pijat berdasarkan ilmu pijat
akupunktur (acupuncture)
atau bisa juga disebut
akupunktur tanpa jarum.
Program terapi ini akan
dilakukan oleh ahli terapi
akupresure. Terapi ini
diberikan sebanyak 2x
dalam 1 minggu selama
12 minggu.
2 Air Rebusan Air rebusan daun salam Air rebusan -
Daun Salam dipercaya dapat daun salam
menurunkan tekanan
darah pada penderita
hipertensi, program terapi
ini akan diberikan
langsung oleh peneliti
dengan mengemas air
rebusan daun salam pada
botol kecil (250 ml) yang
akan diberikan kepada
responden sebanyak 2x
dalam 1 minggu selama
12 minggu.
3 Tekanan darah Tekanan darah yaitu Spyghnomano MmHg
tekanan yang dialami meter
darah pada pembuluh
arteri ketika darah di
pompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah
diatas normal disebut
dengan hipertensi.
Tekanan darah pada
responden akan diukur
pada minggu pertama
sebelum intervensi dan ke
12 setelah intervensi

6) Instrument Penelitian

Instrumen yang telah dibuat diuji cobakan sebelum digunakan sebagai

pengumpul informasi. Uji coba dimaksudkan untuk melihat validitas dan

reliabilitas instrumen. Informasi yang akan diungkap dalam penelitian ini

adalah tekanan darah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Spyghnomanometer (OneMedTM).

7) Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah strategis dalam

melakukan penelitian. Pengumpulan dapat dilakukan dengan berbagai metode

tergantung dari jenis dan metode penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2019).

Pada penelitian ini ada tiga data yang akan dikumpulkan yaitu data kekuatan

otot punngung dan otot tungkai serta data tingkat keseimbangan dinamis

lansia melalui pretest dan posttest. Proses pengambilan data pre-test dan post-

test serta pemberian intervensi kepada responden dilakukan oleh peneliti yang

didampingi oleh ahli fisioterapis untuk mendapatkan akurasi hasil pengukuran

dan gerakan core stability exercise yang baik.

a. Tahap Persiapan
Tahap ini diawali dengan pengajuan informed consesnt kepada

sampel penelitian, setelah itu dilakukan pretest pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol untuk mendapatkan data awal sampel penelitian.

Pengambilan data pada pretest dilakukan pengukuran tekanan darah dengan

menggunakan alat Spyghnomanometer (OneMedTM)

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap sampel penelitian pada kelompok

intervensi akan diberikan terapi akupresure dan air rebusan daun salam

dengan frekuensi latihan 2 kali dalam 1 minggu selama 12 minggu.

Instrumen yang digunakan pada kelompok intervensi adalah modul dan alat

pijat, air rebusan daun salam. Kelompok kontrol pada tahap ini akan

diberikan program edukasi hipertensi 1x dalam satu minggu selama 12

minggu.

c. Tahap Akhir

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh data akhir yang akan

dibandingkan dengan data pretest untuk melihat keefektifan dari terapi

akupresure dan air rebusan daun salam. Semua sampel baik pada kelompok

intervensi maupun kelompok kontrol akan dilakukan posttest. Pengambilan

data posttest dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan

alat Spyghnomanometer (OneMedTM). Diagram alur penelitian disajikan

pada bagan berikut ini:


Populasi:
Lansia hipertensi yang berkunjung ke puskesmas di kota Singaraja

Simple Random Sampling

Lansia Hipertensi yang digunakan sebagai kelompok


kontrol dan intervensi

Pre-Test

Simple Random Sampling

Kelompok Intervensi (n: 56) Kelompok Kontrol (n: 28)

Kelompok terapi akupresure Kelompok terapi rebusan daun salam


(n: 28) Educational program
(n: 28)

Post-Test
Analisis Data

8) Rencana Analisis

Seluruh proses analisis data pada penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan program aplikasi analisis data SPSS v25 for Macbook. Rencana

analisis data pada setiap kelompok akan dijabarkan pada tabel berikut:

No. Hipotesis Uji

1 Mengetahui perbedaan pemberian terapi akupresure dan Paired T-test


rebusan daun salam sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pada kelompok intervensi.
2 Mengetahui perbedaan pemberian terapi akupresure dan Paired T-test
rebusan daun salam sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pada kelompok kontrol.
3 Menganalisis pengaruh pemberian terapi akupresure Independent T-test
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
4 Menganalisis pengaruh pemberian terapi rebusan daun Independent T-test
salam sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
5 Menganalisis pengaruh pemberian terapi akupresure dan Independent T-test
rebusan daun salam sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol

Jika data tidak terdistribusi normal maka akan dilakukan uji non-parametric

Mann withney dan jika terdapat peningkatan rerata yang signifikan pada

kelompok kontrol analisis data akan dilakukan dengan menganalisis nilai delta

(Δ) Nilai delta diperoleh dari selisih hasil pengukuran sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan. Nilai delta yang diperoleh kemudian dilakukan uji

normalitas jika data terdistribusi normal makan akan dilakukan uji parametric

sample T-test dan jika data tidak terdistribusi normal maka akan dilakukan uji

non-parametric Mann withney.


DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, A., Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan
Manarang, 6(1), 57. https://doi.org/10.33490/jkm.v6i1.119
Asih, S. W. (2018). Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wisma Seruni Upt Pslu Jember. The
Indonesian Journal of Health Science, (September), 169.
https://doi.org/10.32528/ijhs.v0i0.1543
Damayantie, N., Heryani, E., & Muazir, M. (2018). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Penatalaksanaan Hipertensi oleh Penderita di Wilayah
Kerja Pskesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018. Jurnal Ners
Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(3), 224–232.
https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.art.p224-232
Imelda, I., Sjaaf, F., & Puspita, T. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun.
Health & Medical Journal, 2(2), 68–77. https://doi.org/10.33854/heme.v2i2.532
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan RI,
1–5. Retrieved from
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf
Lailli, N. F., & Restyana, A. (2018). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya Hipertensi pada pasien Lansia di Kelurahan Semampir Kota Kediri
Tahun 2018. Java Health Journal, 5(1), 75383.
Ramadhani, M. (2021). Faktor - faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi
Pada Masyarakat di Kampung Bedagai Kota Pinang. Kedokteran, 4(1), 52.
Retrieved from https://jurnal.fk.uisu.ac.id/index.php/stm/article/view/132
Notoatmodjo, S., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 4. ed. Salemba
Medika, Jakarta.
Sugiyono, Prof.D., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, Prof.D., 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai