Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No.

01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

PENAGGULANGAN MASALAH KETENAGAKERJAAN


DI DUSUN REJOSARI DENGAN MEMANFAATKAN
POTENSI YANG ADA
Deviana Mutiara Clarita 1, Joko Tri Nugraha2
1,2
Universitas Tidar; Jl. Kapten Suparman No. 39 Potrobangsan Magelang 56116, (0293) 364113
3
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIPOL UNTIDAR, Magelang
e-mail: *1devianamutiara21@gmail.com, 2 jokotri.nugraha@gmail.com

ABSTRACT
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi setiap negara. Istilah pengangguran
di Indonesia sudah akrab terdengar dimana-mana,tidak terkecuali di dusun-dusun. Masyarakat Dusun Rejosari
memiliki inisiatif untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan menciptakan home industri yang dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kondisi
masyarakat yang bersangkutan dengan ketenagakerjaan terutama di Dusun Rejosari. Dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara pengambilan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Metode penelitian kebijakan merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan terhadap masalah-
masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat kebijakan untuk
bertindak praktis dalam menyelesaikan masalah. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa masyarakat
dewasa ini telah cukup menyadari bahwa dengan adanya home industri dapat mengentaskan kemiskinan,
megurangi pengangguran, dan meningkatkanperekonomian masyarakat.

Katakunci: Ketenagakerjaan, Lapangan Kerja, Pengangguran

1. PENDAHULUAN kerja yang siap bekerja. Seperti yang kita


Latar Belakang Masalah ketahui, bahwa pengangguran di Indonesia
Pengangguran merupakan salah satu
semakin lama semakin banyak, begitu juga di
masalah utama yang selalu dihadapi setiap
Kabupaten Magelang . Magelang merupakan
negara. Dengan tingginya tingkat
salah satu kabupaten yang berada di Provinsi
pengangguran dapat dilihat ketimpangan
Jawa Tengah, dengan banyaknya jumlah
pendapatan yang diterima suatu masyarakat.
penduduk yang ada, tidak sebanding dengan
Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat
lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal itu
dari tingginya tingkat perubahan angkatan
menyebabkan banyak pengangguran
kerja yang tidak diimbangi dengan adanya
sehingga menurunnya angka kesejahteraan di
lapangan pekerjaan yang cukup luas, serta
Kabupaten Magelang. Pemerintah Kabupaten
penyerapan tenaga kerja yang cenderung
Magelang terus melakukan perbaikan pada
kecil persentasenya. Hal ini disebabkan
program-program dan kebijakan yang
rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan
berkaitan dengan ketenagakerjaan.
lapangan kerja untuk menampung tenaga

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 77


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Salah satunya berada di Dusun negara atau daerah. Contoh, hasil Susenas
Rejosari. Dusun tersebut merupakan dusun 1976 diperoleh data empiris tingkat
yang memiliki banyak jumlah penduduk. Di pengangguran terbuka di Indonesia 2,3%.
Dusun tersebut terdapat beberapa home Akan tetapi setelah dilihat lebih jauh yang
industry yang dapat mengurangi angka tergolong bekerja penuh hanya 54,7%.
pengangguran dan adanya industri tersebut Setelah dilihat lebih jauh yang bekerja penuh
membuat masyarakat setempat mampu hanya 4,3%.
memperbaiki kehidupan yang lebih baik.
Adanya kesenjangan antara laju
Tujuannya adanya home industry ialah untuk
pertumbuhan angkatan kerja dengan
menciptakan lapangan kerja sementara yang
kesempatan kerja harus segera diatasi, karena
dijadikan masyarakat setempat untuk
sesuai amanat pasal 27 ayat (2) Undang-
mencari tambahan penghasilan, utamanya
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
adalah ibu rumah tangga dan keluarga-
tahun 1945 bahwa “Tiap-tiap warga negara
keluarga yang kurang mampu yang ingin
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
meningkatkan perekonomian keluarganya.
layak bagi kemanusiaan”. Hal ini hal ini
Konsep menganggur dan bekerja itu
berimplikasi pada kewajiban negara untuk
tidak memberikan pengertian mengenai
memfasilitasi warga negaranya agar dapat
pendapat dan produktifitas seseorang.
memperoleh pekerjaan yang layak. Hal
Padahal ini merupakan indikator ekonomi
tersebut ditindaklanjuti dengan menetapkan
yang sangat penting. Sebagaimana dikatakan
kewenangan yang besar di bidang
Bakir Chris Manning dalam Sumardingsih
ketenagakerjaan pemerintah pusat, provinsi,
(2004) bahwa untuk menggambarkan masalah
dan kabupaten/kota yang meliputi
tenaga kerja yang sebenarnya di negara
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
berkembang angkatan kerja tidak cukup
(pasal 13 Undang-Undang No. 32 tahun 2004
dikelompokkan bekerja, menganggur dan
tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan
setengah menganggur. Kemudian kelompok
Pemerintah Nomor 38 tahun 2007. Undang-
yang termasuk setengah menganggur
Undang No. 13 tahun 2003 tentang
selanjutnya dapat diklasifikasikan lagi
ketenagakerjaan salah satunya mengatur
menjadi setengah menganggur yang kentara
tentang perluasan tenaga kerja. Pasal 39
(visible unemployment) dan setengah
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
menganggur tak kentara (disguised
mengatur tentang Perluasan Kesempatan
unemployment). Angka pengangguran
Kerja yang berbunyi :
terbuka lebih kecil belum tentu menunjukkan
kecilnya masalah ketenagakerjaan di suatu

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 78


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

1. Pemerintah bertanggung jawab pertumbuhan ekonomi. Cara ini dilaksanakan


mengupayakan perluasan kesempatan dengan syarat-syarat tertentu karena
kerja baik di dalam maupun di luar pertumbuhan ekonomi tidak secara langsung
hubungan kerja mempengaruhi peningkatan kesempatan
2. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama kerja. Oleh karena itu, peran pemerintah
mengupayakan perluasan kesempatan menjadi strategis dan krusial untuk
kerja baik di dalam maupun diluar merancang strategi pertumbuhan ekonomi
hubungan kerja yang tinggi, tetapi juga “ramah” terhadap
3. Semua kebijakan pemerintah baik pusat ketenagakerjaan (employment friendly-
maupun daerah di setiap sektor diarahkan growth) dalam Wahyu (2014).
untuk mewujudkan perluasan kesempatan 2. METODE PENELITIAN
kerja baik didalam maupun di luar Dalam penelitian ini menggunakan
hubungan kerja metode penelitian kualitatif dengan cara
4. Lembaga keuangan baik perbankan, pengambilan data melalui wawancara,
maupun nonperbankan, dan dunia usaha observasi dan dokumentasi. Penelitian
perlu membantu dan memberikan menggunakan metode kualitatif deskriptif
kemudahan bagi setiap kegiatan dalam menganalisis data yang diperoleh.
masyarakat yang dapat menciptakan atau Data yang diperoleh dengan cara melalui
mengembangkan perluasan kesempatan wawancara yang dilakukan seorang peneliti
kerja. untuk mengetahui hasil wawancara dari
Pasal 39 tersebut menjamin warga informan. Dari hasil wawancara, maka dalam
negara untuk memiliki kesempatan bekerja, melakukan penelitian mampu menjawab dan
dengan memperluas kesempatan kerja bagi menjabarkan apa yang menjadi permasalahan
masyarakat. dari penelitian. Perolehan hasil wawancara
Secara Teoritis, ada tiga cara pokok dari informan tersebut kemudian akan
untuk menciptakan kesempatan kerja atau ditinjau ulang data-data oleh seorang peneliti
berusaha dalam jangka panjang. Cara dalam melakukan penelitian dan selanjutkan
pertama adalah dengan memperlambat laju akan dijabarkan dalam penulisan penelitian.
pertumbuhan penduduk yang diharapkan Data yang diperoleh tersebut sangat
menekan laju pertumbuhan penawaran bermanfaat bagi seorang peneliti. Karena
tenaga kerja. Cara kedua adalah dengan mampu akan menjawab permasalahan yang
meningkatkan intensitas pekerja dalam ada.
menghasilkan output (labour intensity of
output). Cara ketiga adalah melalui

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 79


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Wawancara membantu mengerti perilaku manusia, dan


Wawancara merupakan alat re- untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
cheking atau pembuktian terhadap informasi terhadap aspek tertentu melakukan umpan
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. balik terhadap pengukuran tersebut.
Tehnik wawancara yang digunakan dalam Beberapa bentuk observasi yang dapat
penelitian kualitatif adalah wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu
mendalam. Wawancara mendalam (in–depth observasi partisipasi, observasi tidak
interview) adalah proses memperoleh terstruktur, dan observasi kelompok tidak
keterangan untuk tujuan penelitian dengan terstruktur.
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang Dokumentasi
yang diwawancarai, dengan atau tanpa Sejumlah besar fakta dan data
menggunakan pedoman (guide) wawancara, tersimpan dalam bahan yang berbentuk
di mana pewawancara dan informan terlibat dokumentasi. Sebagian besar data yang
dalam kehidupan sosial yang relatif lama. tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto,
seorang peneliti saat mewawancarai dan sebagainya. Sifat utama data ini tak
responden adalah intonasi suara, kecepatan terbatas pada ruang dan waktu sehingga
berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak memberi peluang kepada peneliti untuk
mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
mencari informasi, peneliti melakukan dua waktu silam. Secara detail bahan dokumenter
jenis wawancara, terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang surat-surat pribadi, buku atau catatan harian,
dilakukan dengan subjek atau responden) memorial, klipping, dokumen pemerintah
dan aloanamnesa (wawancara dengan atau swasta, data di server dan flashdisk, data
keluarga responden). tersimpan di website, dan lain-lain.
Observasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa informasi yang diperoleh dari a. Keadaan Penduduk
hasil observasi adalah ruang (tempat), Rejosari merupakan salah satu dusun
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian yang terletak di Desa Candiretno Kecamatan
atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan Secang Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
peneliti melakukan observasi adalah untuk Dusun Rejosari merupakan dusun yang jauh
menyajikan gambaran realistik perilaku atau dari kantor pusat yaitu terletak di Dusun
kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 80


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Setan. Dengan jumlah penduduk yang adalah petani. Beberapa dari mereka
banyak yaitu 419 jiwa. memiliki tanah sendri, tetapi banyak yang
b. Keadaan Ketenagakerjaan hanya sebagai pengarap.
Dengan jumlah penduduk yang sangat c. Karakteristik angkatan kerja
banyak, kurangnya lapangan pekerjaan 1. Jenis Kelamin Angkatan Kerja
merupakan permasalahan yang utama di Jenis
Frekuensi Persen
Rejosari. Tetapi di Dusun Rejosari Kelamin
Laki-laki 180 53,4
masyarakatnya mempunyai solusi untuk Perempuan 157 46,6
mengurangi pengangguran tersrsebut, yaitu Total 337 100
dengan adanya industri rumahan. Jenis kelamin angkatan kerja di Dusun
Terdapat beberapa industri rumahan di Rejosari yaitu laki-laki dan perempuan. Di
Dusun Rejosari yaitu: Dusun Rejosari laki-laki mempunyai
a. Kerajinan Kayu pekerjaan utama sebagai petani sedangkan
Kerajinan yang biasanya terbuat dari kayu kebanyakan perempuan sebagai pengrajin.
sawo, alasan memilih kayu sawo karena Hal ini dikarenakan perempuan bertugas
lebih awet dan mudah dibentuk, banyak sebagai ibu rumah tangga, sehingga mereka
kerajinan yang dihasilkan dengan kayu memanfaatkan waktu luang sebagai
sawo seperti centong, solet, serit, dan pengrajin.
gantungan kunci.
b. Kerajinan Tanduk
Kerajinan yang berasal dari tanduk-tanduk
hewan yang dibuat oleh masyarakat
Rejosari yang diolah menjadi kerajinan
yang menarik. Tanduk yang digunakan
ialah tanduk sapi dan tanduk kerbau.
Tanduk tersebut diambil dari beberapa 2. Kelompok Umur Angkatan Kerja
wilayah Indonesia seperti: Bali dan Jawa.
Hasil dari kerajinan tanduk berupa:
dijadikan gelang, pipa rokok, suri, dan alat
pemijat. Harganya pun juga sangat mahal
dikarenakan sulitnya mencari tanduk-
tanduk hewan.
Hampir seluruh dusun bekerja menjadi
buruh kerajinan, tetapi profesi utama mereka

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 81


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Penduduk Dusun Rejosari mempunyai

Kelompok pekerjaan utama yaitu bertani. Hanya


Frekuensi Persen
Umur beberapa orang yang bekerja menjadi buruh,
15-19 39 11,6
pegawai bank, beternak, PNS, dan
20-24 38 11,3
25-29 51 15,1 berdagang.
30-34 41 12,2
Dari hasil penelitian dan observasi
35-39 34 10,1
40-44 41 12,2 diatas dapat kita ketahui bahwa masyarakat
45-49 31 9,2 tidak selamanya harus bergantung dengan
50-54 17 5
55-59 27 8 kebijakan pemerintah untuk menanggulangi
60-64 18 5,3 permasalahan ketenagakerjaan,
Total 337 100
masyarakatpun dapat membuat jalan keluar
Struktur umur penduduk yang bekerja dari permasalahan yang dihadapinya seperti
merupakan data penting untuk meneliti yang terjadi di Dusun Rejosari ini yang mana
perubahan dalam pola pekerjaan antar di dusun ini berinisiatif untuk mengurangi
generasi atau mobilitas pekerjaan bagi suatu angka pengangguran dengan mengadakan
kohor (Cohart) dari waktu ke waktu (Cris home industri. Hal ini dapat mengurangi
Manning dalam Karningsih (2013). Dilihat angka pengganguran yang ada di dusun
menurut umur dari tabel sebagian besar tersebut dan juga mengangkat perekonomian
angkaan kerja berumur muda. masyarakat.
4. SIMPULAN
3. Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja
Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat
Karena terhalang oleh keadaan
dari tingginya tingkat perubahan angkatan
ekonomi yang buruk, banyak remaja dusun
kerja yang tidak diimbangi dengan adanya
yang hanya lulusan SMP, yang meneruskan
lapangan pekerjaan yang cukup luas, serta
ke jenjang lebih tinggi hanya 10 %. Sebagian
penyerapan tenaga kerja yang cenderung
bukan karena keadaan ekonomi tetapi karena
kecil persentasenya. Hal ini disebabkan
minat pendidikan yang masih rendah.
rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan
4. Status Perkawinan Angkatan Kerja
lapangan kerja untuk menampung tenaga
Dilihat dari status perkawinannya, rata-
kerja yang siap bekerja. Adanya kesenjangan
rata angkatan kerja di Dusun Rejosari
antara laju pertumbuhan angkatan kerja
berstatus telah kawin. Hanya sedikit yang
dengan kesempatan kerja perlu diatasi,
berstatus janda, duda, maupun remaja.
karena sesuai amanat pasal 27 ayat (2)
5. Jenis Pekerjaan Utama
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 bahwa “Tiap-tiap

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 82


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

warga negara berhak atas pekerjaan dan


penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Di Kota Magelang tepatnya berada di Dusun
Rejosari merupakan dusun yang memiliki
banyak jumlah penduduk. Di dusun tersebut
terdapat beberapa home industri yang dapat
mengurangi angka pengangguran dan adanya
industri tersebut membuat masyarakat
setempat mampu memperbaiki kehidupan
yang lebih baik. Hampir seluruh dusun
bekerja menjadi buruh kerajinan, seperti
kerajinan kayu dan kerajinan tanduk, tetapi
profesi utama mereka adalah petani. Dengan
adanya Home Industri yang diciptakan oleh
masyarakat dapat menekan angka
pengangguran dan mengangkat
perekonomian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Karningsih. 2013 “Analisis Penciptaan Lapangan Kerja di
Kota Semarang”. Jurnal Ilmiah Untag Semarang.
[2] Sumardingsih, Sri. 2004 “Upaya Mengatasi Pengangguran di
Kabupaten Kulon Progo”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan
Vol 2 No. 1.
[3] Wahyu, Handayani Sri. 2014. “Perluasan Lapangan Kerja
Bagi Masyarakat Pesisir”. Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk
Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi
Berbasis Kesejahteraan Rakyat.

Clarita- Penanggulangan Masalah Ketenagakerjaan 83

Anda mungkin juga menyukai