PERPAJAKAN
Pajak penghasilan pasal 22 (pph pasal 22) dan pajak penghasilan pasal 23
(pph pasal 23)
Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
BAB l ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB ll ................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Definisi PPh 22 ............................................................................................ 3
B. Subjek PPh 22 ............................................................................................. 3
C. Objek PPh 22 .............................................................................................. 3
D. Tarif PPh 22 ................................................................................................ 4
E. Perhitungan PPh 22 .................................................................................... 4
F. Pengertian PPh Pasal 23 ............................................................................. 5
H. Tarif dan Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 23............................... 5
I. Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 23 ................................................... 7
BAB lll .................................................................................................................11
KESIMPULAN ...................................................................................................11
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
perpajakan.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang yang
sebesar- besarnya kepada pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan makalah perpajakan ini. Semoga dengan adanya
makalah perpajakan ini, dapat membantu dalam memahami materi nya.
Dalam pembuatan makalah ini, kami masih sadar masih banyak terdapat
kekurangan, terutama sekali dalam hal penyajian materi. Untuk itu kritik dan
saran pembaca saat penting bagi kami.
Akhir kata semoga Makalah perpajakan ini dapat berguna bagi diri saya
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
iii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber dana
alamnya. Pada saat ini, indonesia mengalami perkembangan
yangmendorong pemerintah untuk melakukan perubahan di segala sektor
demimeningkatkan pendapatan atau kas negara guna membiayain
pembangunan dana biaya-biaya negara dalam rangka menyelenggarakan
perubahan tersebut, pastilahmemerlukan dana yang tidak sedikit, dana
tersebut berasal dari APBN dan APBD, dimana sebagian besar bersumber
pada penerimaan pajak. dalam hal inimenjelaskan bahwa pajak memiliki
peranaan yang sangat penting dalamkehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan pajakmerupakan salah satu sumber
pendapatan negara yang ada untuk membiayai pengeluaran termasuk
pengeluaran untuk meningkatkan pembangunan.
1
Pajak penghasilan pasal 23 merupakan pajak yang dipotong Atas
pengasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21.
B. Rumusan Masalah
Pajak penghasilan pasal 22
C. Tujuan Penulisan
Menjelaskan tentang Pajak Penghasilan baik itu pasal 22 maupun pajak
penghasilan pasal 23
2
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Definisi PPh 22
Pph Pasal 22 Adalah Pemungutan Pajak Yang Di Lakukan Atas Pembelian
Barang, Impor Barang Dan Pembelian / Penjualan Barang Di Bidang Usaha
Tertenu. Oleh Karna Itu Yang Dilakukan Pemungukan Pph Pasal 22 Adalah
Pemasuk Barang Kepada Pemerintah , Impor Dan Pemasok/Beli Barang Dari
Badan-Badan Tertentu. Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 22 Adalah Pph Yang
Di Pungut Oleh :
B. Subjek PPh 22
Importir sehubungan dengan impor
C. Objek PPh 22
Importir sehubungan dengan impor
3
D. Tarif PPh 22
Atas impor :
yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API), 2,5% (dua setengah
persen) dari nilai impor;
yang tidak menggunakan API, 7,5% (tujuh setengah persen) dari nilai impor;
yang tidak dikuasai, 7,5% (tujuh setengah persen) dari harga jual lelang.
Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah,
BUMN/BUMD sebesar 1,5% (satu setengah persen) dari harga pembelian
tidak termasuk PPN dan tidak final.
Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak, yaitu:
Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final) d. Otomotif = 0.45% x DPP PPN
(Tidak Final) 4.
Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau
importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
Jenis Bahan Bakar
Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari
pedagang pengumpul ditetapkan sebesar 2,5 % dari harga pembelian tidak
termasuk PPN.
E. Perhitungan PPh 22
Cara menghitung pph pasal 22 atas kegiatan impor barang Besarnya pph atas
impor: Yang menggunakan angka pengenal importer (AIP) tarif pemungutan
sebesar 2,5% dari nilai impor.Pph pasal 22 = 2,5% x nilai importer yang tidak
menggunakan angka pengenal importer (AIP) tariff pemungutannya sebesar
7,5% dari nilai impor Pph pasal 22 = 7,5%x nilai importer. Yang tidak di kuasai
4
tarif pemungutannya sebesar 7,5% dari harga jual lelang pph pasal 22 = 7,5%x
harga jual lelang.
Catatan Yang di maksut dengan niali impor adalah nilai berupa uang yang di
gunakan sebagai dasar perhitungan bea masuk . niali impor di hitung sebesar cost
insurance freight ( CIF ) + bea masuk +pemungutan pabean lainnya.
F. Pengertian PPh Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan
kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan
atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya.
G. Pemotong PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal 23 terdiri atas :
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak badan dalam negreri
3. Penyelenggara dalam negeri
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan di luar negeri lainnya
6. Orang Pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh
kepala kantor pelayanan pajak sebagai pemotong PPh Pasal 23, yaitu:
a. Akuntan, arsitek, dokter, notaries, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), kecuali
camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan
atas pembayaran berupa sewa.
H. Tarif dan Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 23
5
a. Dividen
b. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang
c. Royalty
d. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh
yang dimaksut dalam Pasal 21 ayat 1
2. sebesar 2% dari jumlah bruto atas :
a. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan oenggunaan harta yang telah
dikenai PPh Pasal 4 ayat (2)
b. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa managemen, jasa konstruksi,
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh pasal 21
jasa penilai (appraisal)
jasa aktuaris
jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
jasa perancang
jasa pengeboran dibidang penambangan minyak dan migas, kecuali yang
dilakukan oleh BUT
jasa penunjang dibidang pembangunan migas dan panas bumi
jasa penambangan dan jasa penunjang dibidang penambangan selain migas
jasa penunjang dibidang penerbangan dan Bandar udara
jasa penebangan hutan
jasa ppengolaan limbah
jasa penyedia tenaga kerja
jasa perantara dan keagenan
jasa dibidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh
bursa efek, KSEI dan KPEI
6
jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
jasa pengisian suara/ sulih suara
jasa mixing film
jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,
pemelihraan dan perbaikan jasa instalasi/pemasangan mesin, pealatan, listrik,
telepon, air, gas, AC atau televisi kabel, selain yang dilakukan oleh wajib
pajak yang ruang lingkupnya dibidang konstruksi dan mempunyai izin atau
sertifikat sebagai pengusaha kontribusi
jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC atau televisi kabel, alat transportasi/kendaraan atau bangunan, selain
yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya dibidang konstruksi
dan mempunyai izin atau sertifikat sebagai pengusaha kontribusi
jasa maklon
jasa penyelidikan dan keamanan
jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
jasa pengepakan
jasa penyelidikan tempat dan waktu dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyimpanan informasi
jasa pembasmian hama
jasa kebersihan atau cleaning service
jasa catering atau tata boga
dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tersebut
tidak memiliki nomer NPWP besarnya tariff pemotongan adalah lebih tinggi
100% daripada tarif yang sebenarnya
I. Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 23
9
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret
2010 Saat Penyetoran : paling lambat 10 April 2010 Saat Pelaporan : paling
lambat 20 April 2010
Contoh Kasus-4 :
Doan Pasaribu mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas
undian tabungan yang diselenggarakan Bank Kecap ABC pada tanggal 20
Januari 2010 PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank Kecap ABC adalah : =>
15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,Saat terutang : akhir bulan
dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari2010 Saat Penyetoran :
paling lambat 10 Februari 2010 Saat Pelaporan : paling lambat 20 Februari
2010
Contoh Kasus-5 :
PT. Selalu Susah menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp
20.000.000,milik Budi
PPh pasal 23 yang harus dipungut PT. Selalu Susah => 2% x Rp. 20.000.000,-
= Rp 400.000,Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang
dipotong PT. Selalu susah adalah Rp 800.000,
6. Contoh Kasus-6 :
PT Kalkulus meminta jasa dari Pak Dodi untuk membuat sistem akuntansi
Perusahaan dengan imbalan sebesar Rp. 22.000.000,- (sudah termasuk PPN)
PPh pasal 23 yang dipotong PT kalkulus adalah 2% x Rp 20.000.0000,- = Rp
400.000,PT. Celalu cayang dy membayarkan jasa konsultan PT Jaya sebesar
Rp 2.200.000 ( termasuk PPN). PT jaya tidak mempunyai NPWP maka PPh
pasal 23 yang dipotong PT. Celalu cayang dy adalah: 200% x 2% x Rp
2.000.000 = Rp 80.000,-
10
BAB lll
KESIMPULAN
PPh Pasal 22 adalah pajak yang dikenakan pada bendahara atau badan-
badantertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan
perdagangan ekspor, impor dan re-impor. Sekarang dengan adanya
PeraturanMenteri Keuangan No. 90/PMK.03/2015, pemerintah melebarkan badan-
badanyang berhak memungut PPh Pasal 22 yaitu menjadi wajib pajak badan
yangmelakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Tarif PPh Pasal 22 bervariasi tergantung dari objek pajaknya, yaitu berkisarantara
0,25%-1,5%
PPh Pasal 23 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan
jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPhPasal 21.
Tarif PPh 23 ada dua yaitu 15% dan 2% tergantung pada objek pajaknya.
11