BAB l PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bila dilihat dari segi pendapatan pengolah gula merah, memproduksi gula merah
sebenarnya sangat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan mereka namun hal tersebut belum
dilakukan secara optimal karena adanya berbagai masalah internal baik dalam proses produksi,
pengolahan, pemasaran maupun kelembagaan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dari
pemerintah daerah untuk mengembangkan produk gula merah sebagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan para petani gula merah yang merupakan bagian dari industri kecil rumah tangga
untuk dapat mengembangkan produk gula merah sebagai salah satu produk unggulan
Pengambilan pohon kelapa sawit yang disadap yaitu 50 - 100 pohon dengan volume air
nira 5 - 7 liter per pohon kelapa sawit. Bahan baku tidak hanya didapatkan pada musim replanting
saja, tetapi dari non replanting yaitu pohon kelapa sawit masyarakat yang sudah tidak berproduksi
lagi, terserang ganoderma maupun ahli fungsi lahan. Dengan ketersediaan bahan baku pelaku
usaha gula merah dapat memproduksi gula merah untuk memenuhi permintaan konsumen.
Karena ketersediaan air nira kelapa sawit ini sangat mempengaruhi keberlangsungan industri gula
merah. Selain itu yang menjadi daya tarik konsumen terhadap gula merah nira kelapa sawit
adalah harganya yang terjangkau yaitu Rp. 14.000/kg, sehingga masyarakat mulai dari kalangan
bawah sampai kalangan atas mampu membelinya. Dengan adanya pengolahan ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pendapatan, keuntungan bagi pelaku usaha gula merah nira kelapa
sawit serta mengetahui usaha gula merah layak untuk dikembangkan.
Ada dua cara penyadapan nira kelapa sawit yaitu pertama mengiris tangkai
bunga yang seludangnya belum membuka. Nira yang dihasilkan dari irisan seludang
dilakukan dengan cara memangkas pelepah daun disekitar tempat penyadapan lalu
melubangi tangkai bunga sedalam satu inchi. Nira yang dihasilkan dari cara penyadapan
ini memiliki aroma dan rasa yang khas, namun jumlah yang dihasilkan sedikit. Cara
kedua penyadapan nira dapat dilakukan setelah pohon ditumbang selama 3 - 7 hari.
Untuk menghindari tumbuhnya spora titik tumbuh batang yang telah dibersihkan dari
pelepah dibakar lalu dibuat lubang empat persegi panjang sedalam 7,5 - 10 cm. Pohon
kelapa sawit yang tumbang menghasilkan rata-rata 3,4 - 146,7 liter dengan kadar gula 8
- 19,1 %. Banyaknya nira yang dihasilkan bergantung pada besarnya pohon yang
disadap.
Umbut kelapa sawit adalah empulur bagian ujung kelapa sawit bertekstur lunak yang
akan tumbuh menjadi pelepah dan daun kelapa sawit. Umbut kelapa sawit merupakan
pangkal dari bakal pelepah sawit yang masih muda berada sekitar 30 cm dari tandan
buah segar kelapa sawit. Pada kelapa sawit yang berumur berkisar 25 tahun umbut
kelapa sawit diperoleh sekitar 20 kg per pohon kelapa sawit. Di Indonesia umbut kelapa
sawit sudah diproduksi oleh para petani dari kelapa sawit yang ditumbang. Kelapa sawit
yang ditumbang dapat menghasilkan umbut yang dapat diolah menjadi sayur dan pati.
Dengan demikian setiap satu hektar areal perkebunan kelapa sawit menghasilkan 2.860
kg umbut sawit dalam keadaan basah atau 286 kg keadaan kering.
Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam ini adalah bagaimana cara
proses pembuatan gula merah dari nira sawit.
Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui proses pengelolahaan gula merah dari nira sawit.
Manfaat