“PENYAKIT GONORHOE”
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pengampu:
YULI TRISNAWATI,SSiT.M.Kes
A. Latar Belakang
Gonore merupakan suatu infeksi pada mukosa yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang dapat ditularkan melalui hubungana seksual atau perinatal. Gonore
merupakan infeksi menular seksual tersering kedua di seluruh dunia yang berpengaruh
besar terhadap morbiditas dan pengeluaran biaya ekonomi. Menurut Irianto (2014) bahwa
setiap tahunnya penyakit gonore lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki. Kencing
nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh N. gonorrhoaea
yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih
mata (konjungtiva).
Data prevalensi gonore di Indonesia yang diambil dari beberapa Rumah Sakit
bervariasi, di Rumah Sakit Umum Mataram dilaporkan 52,8%, di Rumah Sakit Dr.
Pringadi Medan 16%, di Rumah Sakit Dr. Soetomo 25,22%, di Rumah Sakit Kariadi
Semarang sebesar 17,56%. Hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2015
diketahui bahwa prevalensi gonore pada populasi kunci berturut-turut adalah sebesar
21,12% pada Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL), pada Laki seks sesama Laki (LSL)
12,71%, pada waria 12,12% dan pada Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPSTL)
9.67%.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit gonore?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit gonore?
3. Bagaimana mekanisme penularan penyakit gonore?
4. Bagaimana upaya pencegahan penyakit gonore?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi penyakit gonore
2. Mengetahui epidemiologi penyakit gonore
3. Menjelaskan mekanisme penularan penyakit gonore
4. Menjelaskan upaya pencegahan penyakit gonore
BAB II
PEMBAHASAN
D. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit Neisseria gonorrhoeae dapat dilakukan sebagai upaya
untuk mencegah terjadinya penyakit ataupun terjangkitnya penyakit bagi individu yang
masih steril. Berdasarkan pembagian level pencegah oleh Leavel and Clark, N.
gonorrhoeae dapat dicegah dengan :
1. Promosi Kesehatan (Health promotion)
Promosi kesehatan merupakan upaya pencegahan penyakit tingkat pertama. Sasaran
dari tahapan ini yaitu orang yang sehat dengan usaha peningkatan derajat kesehatan.
Disebut juga sebagai pencegahan umum yaitu meningkatkan peranan kesehatan
perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab serta derajat
risiko serta meningkatkan secara optimal lingkungan yang sehat. Berkaitan dengan hal
ini, upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan penyakit tingkat pertama pada
penyakit gonore yaitu dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menghindari hubungan seksual berisiko (berganti-ganti pasangan).
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (General and
specific protection)
Tahap ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit
penyakit dengan penjamu dan juga lingkungan. Dilakukan juga sebagai rangkaian dari
promosi kesehatan. Tindakan ini dilakukan terhadap orang yang sehat tetapi memiliki
resiko terkena penyakit. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit
gonore yaitu dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early diagnosis
dan prompt treatment)
Pada tahap ini dilakukan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan
pengobatan segera dengan terapi yang tepat. Pada penyakit gonore, ketika seseorang
dicurigai telah terkena penyakit gonore karena telah timbulnya tanda-tanda gejala
seperti
keluarnya nanah dari penis dan sakit pada saat buang air kecil, maka dilakukan
pemeriksaan fisik sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini agar diberikan
pengobatan yang optimal. Pengobatan penyakit gonore dapat dilakukan dengan
pemberian antibiotik karena penyakit ini disebabkan infeksi bakteri. Pada tahap
pencegahan ini juga dilakukan upaya agar penyakit tidak menular dengan
cara tidak berhubungan seksual dengan penderita gonore.
4. Pembatasan kecacatan (Disability limitation)
Pembatasan kecacatan dilakukan untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat yang
pada akhirnya akan dapat menimbulkan kecacatan. Pada penyakit gonore dilakukan
upaya pembatasan agar tidak terjadi komplikasi penyakit serius lain seperti pankreatitis
saluran kemih (pada laki-laki) dan infeksi panggul dan servisitis (pada perempuan)
serta mencegah terjadinya kematian dengan memberikan pengobatan dan perawatan
khusus secara berkesinambungan atau teratur.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi dimaksudkan untuk mengembalikan penderita ke masyarakat agar mereka
dapat hidup dan bekerja secara wajar dan tidak menjadi beban orang lain. Pada
penyakit gonore, tahap rehabilitasi dapat dilakukan dengan rehabilitasi mental bagi
penderita agar tidak merasa minder dengan orang yang ada disekitarnya dan rehabilitasi
sosial bagi penderita agar tetap dapat melakukan kegiatan dilingkungan sekitar dengan
masyarakat lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gonore adalah suatu peradangan pada mukosa yang diakibatkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia ditemukan setiap tahunnya.
Insiden gonore lebih tinggi di negara berkembang daripada negara maju. Peningkatan
kasus gonore setiap tahunnya berkisar 3,9% yaitu dari 421,9 per 100.000 penduduk
menjadi 438,2 per
100.000 penduduk. Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang
paling utama adalah melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang disebabkan
oleh bakteri ini meningkat pada orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual,
misalnya PSK wanita atau lelaki konsumennya. Upaya pencegahan penyakit gonore dapat
dilakukan dengan promosi kesehatan, perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-
penyakit tertentu, penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat,
pembatasan kecacatan, dan rehabilitasi.
B. Saran
Penyakit ini menular melalui hubungan intim, termasuk seks oral atau anal. Oleh
karena itu, cara pencegahan penyakit ini adalah melakukan hubungan intim yang aman,
yaitu dengan menggunakan kondom, baik kondom pria maupun wanita, atau tidak
bergonta- ganti pasangan
DAFTAR PUSTAKA
Daili SF. Tinjauan Infeksi Menular Seksual (I.M.S). Dalam : Djuanda A. Hamzah M. Aisah S.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Badan Penerbit FKUI, Jakarta, 2010
: 363 – 5.
Pitasari, D., A., Martodiharjo, S., (2019). Studi Retrospektif: Profil Infeksi Gonore. Berkala
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 31 (1), 41-45.