Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.........................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PEMBAHASAN
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat. Advokat memberikan
Jasa Hukum yaitu jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi
hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela,
dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien. Klien
menurut UU Advokat adalah orang, badan hukum, atau lembaga lain yang
menerima jasa hukum dari Advokat.
Tahap ini merupakan langkah dasar yang wajib dimiliki oleh para calon advokat.
Sebab, pengetahuan ini krusial dan fundamental. Calon advokat harus mengetahui
untuk memberi pelayanan hukum seperti mendampingi klien pada tingkat
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan. Dan seorang advokat
haruslah Sarjana Hukum, perlu diketahui bahwa terdapat beberapa sub jurusan di
fakultas hukum misalkan Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara,
dan lain-lain.
Tahap selanjutnya setelah mengetahui tentang ilmu dasar advokat, calon advokat
harus berijazah pendidikan tinggi dan lulus dari PKPA. Kewajiban untuk
mengikuti PKPA karena untuk memberi gambaran kepada calon advokat
mengenai dunia advokasi dan profesi advokat. Selain itu, juga memberikan
pengetahuan dan wawasan mengenai materi yang lebih dalam tentang hukum.
Calon advokat yang telah mengikuti pendidikan profesi advokat harus mengambil
ujian untuk mengukur kemampuan calon advokat. Ujian ini diselenggarakan oleh
organisasi advokat seperti Persatuan Advokat Indonesia (Peradi). Pada ujian yang
diadakan oleh Peradi, calon advokat yang dapat mengikuti ujian adalah peserta
yang telah mengikuti PKPA pada lembaga atau perguruan tinggi yang berada
dalam daftar Peradi.
4. Mengikuti Magang Selama 2 Tahun
Setelah dinyatakan lulus, calon advokat harus mengikuti magang selama minimal
2 tahun. Magang ini tidak harus dilakukan pada satu kantor secara 2 tahun
lamanya, namun dapat berpindah kantor dengan catatan dilakukan secara
berkelanjutan selama minimal 2 tahun. Bagi calon advokat yang telah
melaksanakan magang selama 2 tahun atau lebih, akan mendapat izin praktek
sementara setelah lembaga menerima laporan penerimaan.
Calon advokat akan diangkat dan disumpah menjadi advokat setelah melalui tahap
dan persyaratan yang ada. Bagi calon advokat yang telah disumpah, maka mereka
sah menjadi advokat. 2
Selain dalam proses peradilan, peran Advokat juga terlihat di jalur profesi
di luar peradilan. Kebutuhan jasa hukum Advokat di luar proses peradilan pada
masa saat sekarang semakin meningkat, sejalan dengan berkembangnya
kebutuhan hukum masyarakat terutama dalam memasuki kahidupan yang semakin
terbuka dalam pergaulan antar bangsa di seluruh dunia. Melalui pemberian jasa
konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang, profesi
Advokat ikut memberikan sumbangan berarti bagi pemberdayaan masyarakat
serta pembaruan hukum nasional khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan,
termasuk dalam penyelesaian di luar pengadilan.
3
DR.(Yuris) DR.(Mp). H.TEGUH SAMUDERA,SH.MH.
Negara Indonesia adalah Negara Hukum, hal ini disebut secara tegas
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun
prinsip negara hukum adalah antara lain menuntut adanya jaminan kesederajatan
bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law), tidak terkecuali
bagi orang atau kelompok miskin yang selama ini belum terjangkau oleh keadilan.
Penerima bantuan hukum adalah setiap orang atau kelompok orang miskin
yang tidak dapat memenuhi hak dasar layak dan mandiri. Hak dasar yang
dimaksud seperti hak pangan, sandang, layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan
dan berusa, dan/atau perumahan. Penerima-Penerima bantuan hukum dapat
mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemberi bantuan hukum
dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. ajukan secara tertulis yang berisi paling sedikit tentang pertanyaan tentang
bantuan hukum dan penjelasan singkat tentang masalah yang dimohonkan
bantuan hukum.
b. dokumen yang berkenaan dengan perkara, dan
c. surat keterangan miskin dari Lurah, Kepala Desa, atau pejabat yang setingkat
di tempat tinggal pemohon bantuan hukum.
Jika penerima bantuan tidak dapat mengajukan permohonan secara tertulis, maka
permintaan dapat diajukan secara lisan. Selanjutnya pemberian bantuan hukum
menuangkan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani atau dicap jempol oleh
pemohon bantuan hukum.
Pemberian bantuan hukum secara litigasi dilakukan oleh advokat yang berstatus
sebagai pemberi bantuan hukum dan/atau advokat yang direkrut oleh pemberi
bantuan hukum.
penyuluhan hukum.
konsultasi hukum.
investigasi perkara, baik secara elektronik maupun nonelektronik.
penelitian hukum.
Mediasi.
Negosiasi.
pemberdayaan masyarakat.
pendampingan di luar pengadilan, dan
pembuatan dokumen hukum.
Pemberian bantuan secara non litigasi dapat dilakukan oleh advokat,
paralegal, dosen, dan mahasiswa fakultas hukum dalam pemberian bantuan
hukum yang telah lulus sertifikasi dan akreditasi. Baik pemberian bantuan hukum
secara litigasi maupun non litigasi, proses tersebut dilakukan hingga masalah
hukumnya selesai dan/atau perkaranya memiliki kekuatan hukum tetap, selama
penerima bantuan hukum tersebut tidak memiliki surat kuasa khusus.4
4
https://heylawedu.id/blog/begini-syarat-dan-tata-cara-pemberian-bantuan-hukum-untuk-
masyarakat-miskin
PP_42_tahun_2013. “PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2013
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.kai.or.id/berita/19575/mau-jadi-advokat-ini-5-tahapan-yang-harus-
kamu-lalui.html
https://www.buktihukum.com/2020/03/tahapan-untuk-menjadi-seorang-
advokat.html?m=1
https://heylawedu.id/blog/begini-syarat-dan-tata-cara-pemberian-bantuan-hukum-
untuk-masyarakat-miskin