Anda di halaman 1dari 17

PROFESI PEMBERI BANTUAN HUKUM (ADVOKAT)

diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pratikum Penyuluhan


Hukum

Dosen pengampu: Novi Fitriani, S.H

Disusun Oleh :

1. Siti Fitria ( 2008201108 )


2. Shobikha ( 2008202092 )
3. Anna Nurul Khotimah ( 2008201110 )
4. Zaidan Ainul Muchlasin ( 2008201094 )
5. M. Fauroni ( 2008201103 )
6. Nurkhonif ( 2008201101 )

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2021
KATA PENGANTAR

Tak ada kata yang indah saya ucapkan selain “Alhamdulillah”.


puji serta syukur terpanjatkan selalu kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat yang tak terhitung, Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Penulis bersyukur kepada Allah
SWT atas waktu, kesempatan dan kekuatan yang di berikan-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik. segala pujian hanyalah bagi Allah
SWT.

Sholawat beriring salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada


utusan Allah, baginda kita, Nabi agung Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang
benderang, dari zaman kebodohan hingga kepada zaman yang serba
canggih seperti sekarang ini.

Saya ucapkan terima kasih kepada anggota kelompok dan semua


yang telah berkenan untuk membimbing saya dalam pembuatan makalah
ini . Dan dalam program sebagai tugas mata kuliah Pratikum Penyuluhan
Hukum ini yaitu pembuatan makalah yang mana bertujuan untuk
pengenalan bagi kami sebagai mahasiswa, Kami yakin dengan tugas ini
dapat bermanfaaat bagi kami dan sebagai pelajaran di masa yang akan
datang.

Cirebon, 28 Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................3

1.1 Latar Belakang................................................................................3


1.2 Ruang lingkup permasalahan..........................................................4
1.3 Maksud Dan Tujuan.......................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................5

2.1 Dasar Hukum Advokat...................................................................5


2.2 Langkah Menuju Profesi Advokat..................................................7
2.3 Peran Dan Fungsi Advokat.............................................................9
2.4 Upaya Pemberi Bantuan Hukum....................................................11

BAB III. PENUTUPAN......................................................................15

3.1 Kesimpulan .............................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................16


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Advokat merupakan profesi yang memberikan jasa hukum, yang saat


menjalankan tugas dan fungsinya dapat berperan sebagai pendamping, pemberi
advice hukum, atau menjadi kuasa hukum untuk dan atas nama kliennya. Dalam
memberikan jasa hukum, ia dapat melakukan secara prodeo atau pun atas dasar
mendapatkan honorarium/fee dari klien.

Sejak profesi ini dikenal secara universal, ia sudah dijuluki sebagai


officiumnobile (profesi mulia). Profesi advokat itu mulia, karena ia mengabdikan
dirinya kepada kepentingan masyarakat dan bukan pada dirinya sendiri, serta
berkewajiban untuk menegakan hak-hak asasi manusia. Di samping itu, ia pun
bebas dalam membela, tidak terikat pada perintah order klien dan tidak pilih bulu
siapa lawan kliennya, apakah golongan kuat, penguasa, dan sebagainya.

Implikasinya, Advokat harus berfungsi untuk melindungi hak-hak


konstitusional setiap warga negara dan juga wajib memberikan bantuan hukum
bagi orang yang kurang atau tidak mampu dalam beracara di pengadilan baik itu
diluar maupun didalam pengadilan. Dengan kata lain, advokat berfungsi untuk
melindungi hak-hak warga negara yang tertera pada Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Dasar Hukum Advokat ?


2. Apa Langkah Menuju Profesi Advokat ?
3. Apa Peran Dan Fungsi Advokat ?
4. Apa Upaya Pemberi Bantuan Hukum ?

1.3 Maksud Dan Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Dasar Hukum Advokat


2. Untuk Mengetahui Apa Langkah Menuju Profesi Advokat
3. Untuk Mengetahui Apa Peran Dan Fungsi Advokat
4. Untuk Mengetahui Apa Upaya Pemberi Bantuan Hukum
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum Advokat

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat. Advokat memberikan
Jasa Hukum yaitu jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi
hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela,
dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien. Klien
menurut UU Advokat adalah orang, badan hukum, atau lembaga lain yang
menerima jasa hukum dari Advokat.

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat mengatur secara


komprehensif berbagai ketentuan penting yang melingkupi profesi Advokat,
dengan tetap mempertahankan prinsip kebebasan dan kemandirian Advokat,
seperti dalam pengangkatan, pengawasan, dan penindakan serta ketentuan bagi
pengembangan organisasi Advokat yang kuat di masa mendatang. Di samping itu
diatur pula berbagai prinsip dalam penyelenggaraan tugas profesi Advokat
khususnya dalam peranannya dalam menegakkan keadilan serta terwujudnya
prinsip-prinsip negara hukum pada umumnya.

Advokat adalah penyeimbang kekuasaan Kehakiman. Kekuasaan


kehakiman yang bebas dari segala campur tangan dan pengaruh dari luar,
memerlukan profesi Advokat yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab, untuk
terselenggaranya suatu peradilan yang jujur, adil, dan memiliki kepastian hukum
bagi semua pencari keadilan dalam menegakkan hukum, kebenaran, keadilan, dan
hak asasi manusia. Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri, dan bertanggung
jawab dalam menegakkan hukum, perlu dijamin dan dilindungi oleh undang-
undang demi terselenggaranya upaya penegakan supremasi hukum.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat sah pada tanggal 5 April
2003. Agar setiap orang mengetahuinya Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003
tentang Advokat ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 49, dan. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003
tentang Advokat ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4288.

Pertimbangan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang


Advokat adalah:

 bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum berdasarkan


Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
bertujuan mewujudkan tata kehidupan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram,
tertib, dan berkeadilan.
 bahwa kekuasaan kehakiman yang bebas dari segala campur tangan dan
pengaruh dari luar, memerlukan profesi Advokat yang bebas, mandiri, dan
bertanggung jawab, untuk terselenggaranya suatu peradilan yang jujur, adil,
dan memiliki kepastian hukum bagi semua pencari keadilan dalam
menegakkan hukum, kebenaran, keadilan, dan hak asasi manusia.
 bahwa Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab
dalam menegakkan hukum, perlu dijamin dan dilindungi oleh undang-undang
demi terselenggaranya upaya penegakan supremasi hukum.
 bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Advokat yang
berlaku saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum masyarakat.
 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Advokat.1

2.2 Langkah Menuju Profesi Advokat


1
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-2003-advokat
Profesi advokat sering menjadi salah satu incaran bagi para lulusan
fakultas hukum. Profesi advokat sebagai ahli hukum yang dapat memberi nasihat
maupun belaan terhadap perkara di pengadilan. Advokat dapat memberi bantuan
maupun jasa hukum pada hukum pidana dan perdata. 

Untuk menjadi seorang advokat, terdapat berbagai langkah atau tahapan


yang harus dilalui :

1. Paham Peran, Fungsi, dan Perkembangan Organisasi & Berpendidikan


Hukum

Tahap ini merupakan langkah dasar yang wajib dimiliki oleh para calon advokat.
Sebab, pengetahuan ini krusial dan fundamental. Calon advokat harus mengetahui
untuk memberi pelayanan hukum seperti mendampingi klien pada tingkat
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan. Dan seorang advokat
haruslah Sarjana Hukum, perlu diketahui bahwa terdapat beberapa sub jurusan di
fakultas hukum misalkan Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara,
dan lain-lain. 

2. Mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)

Tahap selanjutnya setelah mengetahui tentang ilmu dasar advokat, calon advokat
harus berijazah pendidikan tinggi dan lulus dari PKPA. Kewajiban untuk
mengikuti PKPA karena untuk memberi gambaran kepada calon advokat
mengenai dunia advokasi dan profesi advokat. Selain itu, juga memberikan
pengetahuan dan wawasan mengenai materi yang lebih dalam tentang hukum. 

3. Mengikuti Ujian Profesi Advokat (UPA)

Calon advokat yang telah mengikuti pendidikan profesi advokat harus mengambil
ujian untuk mengukur kemampuan calon advokat. Ujian ini diselenggarakan oleh
organisasi advokat seperti Persatuan Advokat Indonesia (Peradi). Pada ujian yang
diadakan oleh Peradi, calon advokat yang dapat mengikuti ujian adalah peserta
yang telah mengikuti PKPA pada lembaga atau perguruan tinggi yang berada
dalam daftar Peradi. 

4. Mengikuti Magang Selama 2 Tahun

Setelah dinyatakan lulus, calon advokat harus mengikuti magang selama minimal
2 tahun. Magang ini tidak harus dilakukan pada satu kantor secara 2 tahun
lamanya, namun dapat berpindah kantor dengan catatan dilakukan secara
berkelanjutan selama minimal 2 tahun. Bagi calon advokat yang telah
melaksanakan magang selama 2 tahun atau lebih, akan mendapat izin praktek
sementara setelah lembaga menerima laporan penerimaan.

5. Pengangkatan dan Sumpah

Calon advokat akan diangkat dan disumpah menjadi advokat setelah melalui tahap
dan persyaratan yang ada. Bagi calon advokat yang telah disumpah, maka mereka
sah menjadi advokat. 2

2.3 Peran Dan Fungsi Advokat


2
https://www.kai.or.id/berita/19575/mau-jadi-advokat-ini-5-tahapan-yang-harus-kamu-
lalui.html
https://www.buktihukum.com/2020/03/tahapan-untuk-menjadi-seorang-advokat.html?
m=1
Peran dan fungsi advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri dan
bertanggungjawab adalah merupakan hal yang sangat penting, di samping
lembaga peradilan dan instansi penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Advokat, melalui jasa hukum
yang diberikan, Advokat menjalankan tugas profesinya demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk
usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka
di depan hukum. Advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan merupakan
salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia.

Selain dalam proses peradilan, peran Advokat juga terlihat di jalur profesi
di luar peradilan. Kebutuhan jasa hukum Advokat di luar proses peradilan pada
masa saat sekarang semakin meningkat, sejalan dengan berkembangnya
kebutuhan hukum masyarakat terutama dalam memasuki kahidupan yang semakin
terbuka dalam pergaulan antar bangsa di seluruh dunia. Melalui pemberian jasa
konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang, profesi
Advokat ikut memberikan sumbangan berarti bagi pemberdayaan masyarakat
serta pembaruan hukum nasional khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan,
termasuk dalam penyelesaian di luar pengadilan.

Sebagai landasan kokoh pelaksanaan tugas pengabdian Advokat dalam


kehidupan masyarakat itu dibentuklah Undang-undang Advokat sebagaimana
diamanatkan pula dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana diubah dengan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999.

Undang-undang No.18 tahun 2003 tentang Advokat, mengatur secara


komprehensif berbagai ketentuan penting yang melingkupi profesi Advokat
[fungsinya]: seperti dalam pengangkatan, pengawasan, dan penindakan serta
ketentuan bagi pengembangan organisasi Advokat yang kuat di masa mendatang.
Di samping itu juga diatur berbagai prinsip dalam penyelenggaraan tugas profesi
Advokat khususnya dalam peranannya dalam menegakkan keadilan serta
terwujudnya prinsip-prinsip negara hukum pada umumnya.
Menurut pendapat Ahli, tidak dapat kita pungkiri, bahwa saat ini profesi
Advokat yang bebas dan mandiri serta bertanggung jawab itu sangat diperlukan
untuk menjaga kekuasaan kehakiman yang bebas dari segala campur tangan dan
pengaruh dari luar. Karena kekuasaan kehakiman yang independen itu semata-
mata demi terselengaranya peradilan yang jujur, adil dan bersih demi kepastian
hukum bagai semua pihak agar keadilan,kebenaran dan hak asasi manusia itu
terwujud dengan kokoh dan tegak sebagaimana yang semestinya bagi kehidupan
manusia.

Advokat selain berperan memberi jasa hukum (baik di dalam maupun di


luar pengadilan), juga wajib memberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada
masyarakat yang tidak mampu. Dengan demikian menurut Ahli, Advokat itu tidak
boleh melakukan diskriminasi, tidak boleh mata duitan, tidak boleh memegang
jabatan lain. yang bertentangan dengan tugas dan martabat profesinya maupun
jabatan yang meminta pengabdian yang merugikan profesi Advokat atau
mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.3

2.4 Upaya Pemberi Bantuan Hukum

3
DR.(Yuris) DR.(Mp). H.TEGUH SAMUDERA,SH.MH.
Negara Indonesia adalah Negara Hukum, hal ini disebut secara tegas
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun
prinsip negara hukum adalah antara lain menuntut adanya jaminan kesederajatan
bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law), tidak terkecuali
bagi orang atau kelompok miskin yang selama ini belum terjangkau oleh keadilan.

Permasalahan hukum yang banyak menjerat orang atau kelompok miskin


saat ini semakin kompleks sehingga menuntut Pemerintah untuk segera
memperhatikan dan mengaturnya secara. terencanaterencana, sistematik,
berkesinambungan dan mengelolanya secara profesional. Oleh karena itu, adanya
Peraturan Pemerintah mengenai Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum
dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum ini, sebagai amanat dari Pasal 15 ayat (5)
dan Pasal 18 undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum,
yang merupakan bagian dari penyelenggaraan Bantuan Hukum. diarahkan dapat
menjadi dasar hukum bagi penyusunan peraturan penyelenggaraan Bantuan
Hukum di daerah serta mencegah terjadinya penyelenggaraan Bantuan Hukum
sebagai praktek industri yang berorientasi pada keuntungan semata dan
mengabaikan kepentingan-kepentingan para hukum sendiri.

Dalam Peraturan Pemerintah ini pemberian Bantuan Hukum meliputi


ranah pidana, perdata, dan tata usaha negara, baik secara Litigasi maupun
Nonlitigasi yang sepenuhnya dilakukan oleh para Pemberi Bantuan Hukum yang
terdiri dari organisasi-organisasi Bantuan Hukum. Bahwa aturan mengenai para
Pemberi Bantuan Hukum atau organisasi Bantuan Hukum harus berbadan hukum,
tidak dimaksudkan untuk membatasi hak konstitusional dan kemandirian
masyarakat dalam berorganisasi, akan tetapi hal ini harus dipahami sebagai suatu
strategi nasional dalam manajemen. organisasi yang profesional, efektif, dan
berdaya saing serta untuk memudahkan dalam melakukan kerja sama dan
koordinasi yang efektif, baik dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah maupun
antar sesama Pemberi Bantuan Hukum atau organisasi Bantuan. Hukum.

Dengan kejelasan dan ketegasan pengaturan mengenai syarat pemberian


Bantuan Hukum, tata cara pemberian Bantuan Hukum, pengajuan anggaran,
pencairan dana & pertanggungjawaban serta dengan berdasarkan prinsip
ketersediaan, keterjangkauan, keberlanjutan, kepercayaan, pertanggungjawaban,
diharapkan Peraturan Pemerintah ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan Bantuan Hukum itu sendiri. Namun ada kebijakan untuk
memberikan bantuan hukum kepada masyarakat miskin agar menciptakan
keadilan dan akses hukum yang sama untuk seluruh masyarakat.

Syarat-Syarat Penerima Bantuan Hukum

Ketentuan mengenai bantuan hukum diatur dalam Undang-Undang Nomor


16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum dan Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan
Penyaluran Dana Bantuan Hukum.

Penerima bantuan hukum adalah setiap orang atau kelompok orang miskin
yang tidak dapat memenuhi hak dasar layak dan mandiri. Hak dasar yang
dimaksud seperti hak pangan, sandang, layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan
dan berusa, dan/atau perumahan. Penerima-Penerima bantuan hukum dapat
mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemberi bantuan hukum
dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. ajukan secara tertulis yang berisi paling sedikit tentang pertanyaan tentang
bantuan hukum dan penjelasan singkat tentang masalah yang dimohonkan
bantuan hukum.
b. dokumen yang berkenaan dengan perkara, dan
c. surat keterangan miskin dari Lurah, Kepala Desa, atau pejabat yang setingkat
di tempat tinggal pemohon bantuan hukum.

Jika penerima bantuan tidak dapat mengajukan permohonan secara tertulis, maka
permintaan dapat diajukan secara lisan. Selanjutnya pemberian bantuan hukum
menuangkan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani atau dicap jempol oleh
pemohon bantuan hukum.

Proses Pemberian Bantuan Hukum


Pemberian bantuan hukum dilakukan oleh pemberi bantuan hukum yang
dapat berupa lembaga atau organisasi kemasyarakatan yang memberi layanan
bantuan hukum berdasarkan Undang-Undang. Pemberian bantuan hukum dapat
dilakukan dalam lingkup litigasi maupun non litigasi. Dalam lingkup litigasi,
pemberi bantuan hukum dapat mencakup kegiatan :

a. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa yang dimulai dari tingkat


penyidikan, dan penilaianan;
b. pendampingan dan/atau menjalankan tugas dalam proses pemeriksaan di
persidangan; atau
c. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa terhadap penerima bantuan hukum
di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Pemberian bantuan hukum secara litigasi dilakukan oleh advokat yang berstatus
sebagai pemberi bantuan hukum dan/atau advokat yang direkrut oleh pemberi
bantuan hukum.

Jika jumlah advokat yang terhimpun dalam wadah pemberi bantuan


hukum tidak mencukupi dengan jumlah penerima bantuan hukum, pemberi
bantuan hukum dapat merekrut paralegal, dosen dan mahasiswa undang-
undang. Sementara itu, dalam pemberian bantuan hukum secara non litigasi
dapat mencakup kegiatan:

 penyuluhan hukum.
 konsultasi hukum.
 investigasi perkara, baik secara elektronik maupun nonelektronik.
 penelitian hukum.
 Mediasi.
 Negosiasi.
 pemberdayaan masyarakat.
 pendampingan di luar pengadilan, dan
 pembuatan dokumen hukum.
Pemberian bantuan secara non litigasi dapat dilakukan oleh advokat,
paralegal, dosen, dan mahasiswa fakultas hukum dalam pemberian bantuan
hukum yang telah lulus sertifikasi dan akreditasi. Baik pemberian bantuan hukum
secara litigasi maupun non litigasi, proses tersebut dilakukan hingga masalah
hukumnya selesai dan/atau perkaranya memiliki kekuatan hukum tetap, selama
penerima bantuan hukum tersebut tidak memiliki surat kuasa khusus.4

4
https://heylawedu.id/blog/begini-syarat-dan-tata-cara-pemberian-bantuan-hukum-untuk-
masyarakat-miskin
PP_42_tahun_2013. “PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2013
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Advokat merupakan profesi yang memberikan jasa hukum, yang saat


menjalankan tugas dan fungsinya dapat berperan sebagai pendamping, pemberi
advice hukum, atau menjadi kuasa hukum untuk dan atas nama kliennya. Dalam
memberikan jasa hukum, ia dapat melakukan secara prodeo atau pun atas dasar
mendapatkan honorarium/fee dari klien.

Sejak profesi ini dikenal secara universal, ia sudah dijuluki sebagai


officiumnobile (profesi mulia). Profesi advokat itu mulia, karena ia mengabdikan
dirinya kepada kepentingan masyarakat dan bukan pada dirinya sendiri, serta
berkewajiban untuk menegakan hak-hak asasi manusia. Di samping itu, ia pun
bebas dalam membela, tidak terikat pada perintah order klien dan tidak pilih bulu
siapa lawan kliennya, apakah golongan kuat, penguasa, dan sebagainya.

Implikasinya, Advokat harus berfungsi untuk melindungi hak-hak


konstitusional setiap warga negara dan juga wajib memberikan bantuan hukum
bagi orang yang kurang atau tidak mampu dalam beracara di pengadilan baik itu
diluar maupun didalam pengadilan. Dengan kata lain, advokat berfungsi untuk
melindungi hak-hak warga negara yang tertera pada Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945.

Advokat selain berperan memberi jasa hukum (baik di dalam maupun di


luar pengadilan), juga wajib memberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada
masyarakat yang tidak mampu. Dengan demikian menurut Ahli, Advokat itu tidak
boleh melakukan diskriminasi, tidak boleh mata duitan, tidak boleh memegang
jabatan lain. yang bertentangan dengan tugas dan martabat profesinya maupun
jabatan yang meminta pengabdian yang merugikan profesi Advokat atau
mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-2003-advokat

https://www.kai.or.id/berita/19575/mau-jadi-advokat-ini-5-tahapan-yang-harus-
kamu-lalui.html

https://www.buktihukum.com/2020/03/tahapan-untuk-menjadi-seorang-
advokat.html?m=1

DR.(Yuris) DR.(Mp). H.TEGUH SAMUDERA,SH.MH.

https://heylawedu.id/blog/begini-syarat-dan-tata-cara-pemberian-bantuan-hukum-
untuk-masyarakat-miskin

PP_42_tahun_2013. “PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 42 TAHUN 2013

Anda mungkin juga menyukai