Anda di halaman 1dari 14

Latihan Soal Pra KSN K Geografi Catalyst Institute

Topik: Manajemen Bencana

1. Wilayah rawan bencana dapat dikenali dari ciri-ciri wilayah sebagai berikut:

a. relief datar, berbatuan aluvium tebal, ada sesar aktif

b. relief berbukit, ada sesar aktif, berbatuan breksi

c. relief bergunung, banyak kelurusan, berbatuan intrusi

d. relief bergelombang, terpotong sesar, berbatuan gamping

e. relief gunung api, batuan lepas-lepas, banyak kelurusan

2. Banjir dan genangan adalah dua hal yang berbeda dalam hal:

a. faktor penyebab

b. lokasi geografis

c. kecepatan aliran

d. akibat yang ditimbulkan

e. durasi kejadian

3. Kegiatan tanggap darurat bencana terutama ditujukan untuk:

a. evakuasi dan penempatan kembali

b. operasi kemanusian khususnya kesehatan

c. penyediaan tempat darurat dan dapur umum

d. evakuasi dan penyelamatan korban

e. evakuasi, pendataan, evaluasi, dan perencanaan

4. Sistem peringatan dini bencana dibuat berdasarkan:

a. pemantauan dan identifikasi sumber bencana

b. pemantauan dan evaluasi sumber bencana

c. pemantauan dan pemahaman proses terjadinya bencana

d. monitoring dan evaluasi wilayah potensial terkena bencana


e. monitoring sumber bencana dan daerah potensial terkena bencana

5. Pengurangan resiko bencana bukan berarti penghilangan ancaman bencana yang ada pada
suatu wilayah, karena:

a. ancaman bencana selalu ada pada suatu wilayah

b. pengurangan resiko pada hakekatnya adalah perilaku yang sesuai

c. ancaman bencana hanya dapat diminimalisasi

d. konstruksi bangunan mitigasi selalu kurang memadai

e. resiko bencana hanya dapat ditekan hingga batas toleransi

6. Terminologi apakah yang dipakai untuk suatu titik di permukaan bumi yang terdapat tepat di
atas titik fokus gempa bumi?

a. epicentre

b. fault line

c. tsunami

d. sesar

e. seismic focus

7. Pada bulan Februari 2014 terjadi letusan Gunung Kelud yang abu letusannya mencapai
beberapa daerah di sepanjang Pulau Jawa. Terletak di antara Kabupaten manakah Gunung
Kelud tersebut berada?

a. Solo - Boyolali

b. Yogyakarta - Magelang

c. Kediri - Blitar

d. Malang – Surabaya

e. Ponorogo – Kediri

8. Kerentanan bencana pada hakekatnya mendiskusikan hal berikut:

a. obyek berisiko

b. wilayah fisikal
c. kerugian bencana

d. korban bencana

e. proses kejadian

9. Kerawanan bencana pada hakekatnya mendiskusikan hal berikut:

a. obyek berisiko

b. proses kejadian

c. kerugian bencana

d. korban bencana

e. wilayah fisikal

10. Kejadian satu tipe bencana alam tertentu hampir selalu diikuti oleh kejadian bencana alam
yang lain, contohnya adalah sebagai berikut:

a. Longsor-banjir

b. Kekeringan-kelaparan

c. Tsunami-genangan

d. Erupsi gunungapi-banjir

e. Amblesan-kekeringan

11. Kebakaran lahan dapat menjadi sangat intensif jika ada hal-hal sebagai berikut:

a. Ketersediaan biomasa

b. Kekeringan lahan

c. Bahan bakar

d. Sumber api

e. Halilintar dan petir

12. Salah satu aplikasi ilmu geografi yang paling mendasar dalam rangkaian proses pengelolaan
bencana adalah:

a. Tata ruang wilayah rawan bencana

b. Perilaku masyarakat yang sesuai dengan ancaman bencana


c. Berkurangnya kerugian akibat bencana

d. Tidak adanya korban jiwa

e. Pengurangan tingkat ancaman bencana

13. Muara dari aplikasi ilmu geografi dalam rangkaian proses pengelolaan bencana adalah:

a. Alokasi ruang yang sesuai untuk aktivitas pembangunan

b. Perilaku masyarakat yang sesuai dengan ancaman bencana

c. Berkurangnya kerusakan infrastruktur akibat bencana

d. Rendahnya jumlah korban jiwa

e. Pengendalian ancaman bencana

14. Salah satu tipe bencana menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
adalah:

a. geologis

b. hidrometeorologis

c. alam

d. konflik

e. kegagalan teknologi

15. Salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam longsor adalah:

a. erosi tanah

b. pemotongan lereng

c. beban biomasa

d. pembuatan kolam air

e. intensitas hujan

16. Faktor utama penyebab bencana banjir kota adalah:

a. drainase kota buruk

b. tingginya pasokan hujan


c. pengaruh air pasang

d. kiriman dari hulu

e. air tanah dangkal

17. Wabah malaria banyak terjadi di daerah pegunungan, pada awal dan akhir musim hujan,
karena:

a. kondisi berhutan lebat

b. banyak genangan air jernih

c. kurangnya usaha pemberantasan

d. budaya hidup masyarakat

e. kondisi iklim sesuai

18. Mitigasi adalah tahapan pengelolaan bencana pada saat:

a. tanggap darurat

b. pemulihan

c. sebelum bencana

d. pembangunan kembali

e. sesudah bencana

19. Hal-hal pokok yang dilakukan pada saat tanggap darurat bencana adalah:

a. menghitung kerugian

b. merencanakan pembangunan

c. memberikan bantuan

d. menyelamatkan korban

e. mendirikan rumah sakit darurat

20. Kondisi wilayah yang memungkinkannya terkena proses alam yang potensial menimbulkan
bencana disebut:

a. kerawanan

b. kerentanan
c. bahaya

d. risiko

e. kapasitas

21. Titik awal dari sebuah kegiatan pengelolaan bencana dimulai dari analisis:

a. risiko

b. wilayah

c. kerentanan

d. bahaya

22. Permasalahan yang dihadapi dalam melakukan aksi tanggap darurat bencana pada umumnya

berupa:

a. tidak tersedia data geospasial wilayah yang memadai

b. kurangnya sarana dan prasarana operasi tanggap darurat

c. jumlah dan lokasi korban tidak menentu

d. personel yang kurang terlatih untuk terjun langsung

23. Asuransi adalah salah satu metode yang dapat diterapkan di dalam usaha pengurangan risiko

bencana, karena:

a. tidak perlu melakukan investasi infrastruktur fisik

b. menghindarkan berpikir tentang hal buruk di hari esok

c. sebagian risiko telah ditanggung oleh pihak lain

d. praktis tinggal bayar kepada perusahaan

24. Ancaman bencana kegunungapian tinggi terdapat di hampir seluruh bagian wilayah NKRI,
kecuali Pulau:

a. Halmahera

b. Ternate

c. Flores
d. Sumba

25. Ancaman bencana kekeringan di Indonesia yang beriklim relatif basah, banyak berkaitan
dengan kondisi wilayah berikut:

a. kawasan padat penduduk

b. budaya kurang hemat air

c. wilayah berbatuan vulkanik

d. daerah kars

26. Kawasan rawan longsor amat mudah dikenali berdasarkan karakteristik wilayah sebagai
berikut:

a. perbukitan bertanah tebal

b. kawasan bepenutup lahan jelek

c. lahan pertanian di kawasan perbukitan

d. permukiman di zona sesar aktif

27. Dampak gempa bumi menjadi lebih masif di daerah dataran aluvial dibandingkan dengan zona
perbukitan sesar berbatuan keras dan kompak, karena:

a. adanya efek amplifikasi getaran

b. selalu bercampur dengan kejadian amblesan

c. kawasan padat penduduk agraris

d. kawasan bertanah tebal dan lunak

28. Pengurangan risiko korban jiwa akibat dari bencana tsunami dapat diwujudkan dalam bentuk
pembangunan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

a. stadion bola untuk pengungsian sementara

b. menara pandang untuk pengamatan

c. bukit-bukit buatan dekat permukiman

d. rumah bertingkat sejajar garis pantai


29. Pengelolaan sumberdaya tanah secara lestari di daerah pegunungan biasanya tidak hanya
memperhatikan praktik perlindungan tanah terhadap erosi karena adanya ancaman
kerusakan:

a. erupsi gunungapi

b. amblesan tanah

c. longsor lahan

d. kebakaran lahan

30. Bencana longsor dan banjir merupakan tipe bencana yang paling mengancam kehidupan
masyarakat di Indonesia, karena:

a. ketidakpedulian terhadap bencana yang bersifat rutin

b. belum adanya teknologi pengelolaan yang sesuai

c. frekuensi kejadian yang tinggi

d. magnitudo kejadian yang selalu berubah-ubah

31. Lahan gambut yang berhutan lebat di Indonesia pada umumnya terdapat di dataran rendah
berawa namun rawan terjadi kebakaran, karena:

a. banyak kejadian alam yang memicu seperti petir dan halilintar

b. budaya masyarakat berpindah ladang untuk mendapatkan tanah subur

c. pembakaran merupakan cara mudah dan murah untuk pembersihan lahan

d. ada bahan batu bara di bawah gambut yang mudah terbakar

32. Erosi tanah yang berlangsung secara perlahan namun kontinyu jika tidak dikelola dengan baik
dapat mengundang bahaya yang lebih besar, yaitu:

a. longsor

b. sedimentasi

c. banjir bandang

d. kekeringan

e. rayapan tanah
33. Pengelolaan bencana lebih ditekankan pada usaha-usaha yang dilakukan pada saat pra-
kejadian dengan alasan:

a. sesuai budaya masyarakat

b. ketersediaan dana melimpah

c. ancaman dapat dihilangkan

d. masyarakat mudah disadarkan

e. perencanaannya lebih matang

34. Kegiatan pengurangan risiko lebih ditekankan pada pembentukan perilaku masyarakat yang
adaptif terhadap ancaman/bahaya yang ada, karena:

a. membutuhkan waktu singkat

b. biaya yang lebih murah

c. bahaya tidak dapat dihilangkan

d. lebih mudah dilaksanakan

e. masyarakat tidak mau pindah

35. Kegiatan tanggap darurat bencana gempa bumi yang mencakup daerah cukup luas seringkali
menimbulkan permasalahan akibat tidak meratanya bantuan, karena:

a. aksesibilitas wilayah terpencil

b. perbedaan kebutuhan hidup

c. perbedaan intensitas kejadian

d. relawan kurang terkoordinasi

e. bentuk bantuan beragam

36. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca kejadian bencana longsor seringkali tidak efisien
dilakukan di daerah bekas landaan, karena:

a. tanahnya menjadi gembur

b. masyarakat mengalami trauma

c. keterbatasan sumberdaya lokal

d. ancaman longsor masih ada


e. tidak sesuai dengan kearifan lokal

37. Relokasi kawasan permukiman yang terlanda erupsi gunungapi tidak dapat dilakukan terlalu
jauh dari kawasan asal, karena:

a. perbedaan kondisi lingkungan

b. keterikatan emosi perlu dijaga

c. potensi konflik masyarakat adat

d. susah dalam beradaptasi

e. adanya ancaman bencana baru

38. Alokasi ruang pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana adalah tahapan pertama
dalam pengelolaan bencana yang berbasis pemahaman geografis, karena:

a. kesepakatan berdasarkan kepentingan

b. berlandaskan prinsip keterwakilan daerah

c. mempertimbangankan factor fisik dan sosial

d. memilih lokasi dengan ancaman rendah

e. sesuai dengan amanat undang-undang

39. Sistem peringatan dini Tsunami dengan berbasis pada pengamatan pelampung di lepas pantai
menjadi tidak efektif di Indonesia, karena:

a. sosialisasi yang kurang

b. lokasinya terlalu jauh

c. kejadiannya jarang

d. ketergantungan teknologi

e. tidak berbasis masyarakat

40. Kawasan rawan banjir dapat dikenali dengan mudah melalui interpretasi citra penginderaan
jauh maupun peta rupa bumi, melalui …

a. elevasi dan asosiasi dengan sungai

b. tutupan lahan dan elevasi


c. morfologi bentuklahan

d. genesis wilayah dataran

e. asosiasi dengan rawan pasang surut

41. Masyarakat di kawasan pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap ancaman Rob, dalam
bentuk …

a. jejaring jalan kota

b. struktur rumah

c. moda transportasi

d. aktivitas ekonomi

e. organisasi masyarakat

42. Pengurangan risiko kekeringan berbasis masyarakat dapat dilakukan dengan menerapkan
konsep berikut …

a. Pembangunan kolam retensi

b. Pemanenan air hujan

c. Sistem sumur resapan

d. Pembuatan sengkedan/terasering

e. Penghutanan kembali

43. Mitigasi nonstruktural dasar yang banyak diterapkan pada setiap kawasan rawan bencana
adalah

a. Penyusunan tata ruang wilayah

b. Pembuatan bangunan mitigasi

c. Masyarakat tangguh bencana

d. Sistem peringatan dini masal

e. Sosialisasi program pembangunan

44. Risiko bencana kebakaran lahan di kawasan gambut yang telah dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan pembangunan dapat dilakukan dengan cara …
a. membuat bendung

b. sistem kanal air

c. reboisasi hutan

d. sistem tanggul

e. adaptasi kegiatan

45. Rencana tata ruang didasarkan atas konsep pengurangan risiko bencana dapat dilihat dalam
hal berikut …

a. Pemberdayaan masyarakat

b. Menghindari kawasan rawan

c. Banyak usaha mitigasi struktural

d. Penyesuaian kegiatan pembangunan

e. Penerapan standar bangunan rumah

46. Gempa bumi merupakan ancaman bencana yang bersifat regional di Indonesia, karena …

a. Banyak gunungapi aktif

b. Wilayah struktur graben

c. Sistem sesar saling memotong

d. Merupakan kepulauan

e. Dikelilingi zona subduksi

47. Pengelolaan bencana yang bermuara pada pengurangan risiko semestinya difokuskan pada
tahapan:

a. tanggap darurat

b. rehabilitasi

c. rekonstruksi

d. kesiapsiagaan

e. evakuasi dan penyelamatan


48. Pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat saat ini banyak disosialisasikan oleh
pemerintah, karena:

a. efektif dan efisien

b. murah dan hemat

c. cepat dan tepat

d. rencana terstruktur

e. jiwa gotong-royong

49. Pembuatan peta rencana tata ruang berbasis analisis pengurangan risiko bencana merupakan
salah satu wujud mitigasi:

a. keruangan

b. kewilayahan

c. struktural

d. kelingkungan

e. nonstruktural

50. Tsunami merupakan bencana sekunder dari kejadian primer yang berupa:

a. erupsi gunungapi

b. longsor besar

c. gempa bawah laut

d. badai tengah laut

e. gelombang pasang

51. Pembentukan dan penyusunan struktur organisasi relawan tanggap darurat bencana

merupakan salah satu bentuk mitigasi:

a. struktural

b. keorganisasian

c. kegotongroyongan

d. kemasyarakatan

e. nonstruktural
52. Ancaman bencana lahar panas hanya terdapat pada gunungapi yang mempunyai ciri berikut:

a. intrusi magmatik

b. maar yang tererosi

c. strato berkaldera luas

d. maar terkena patahan

e. strato berdanau kawah

53. Jenis bencana hidrometeorologis yang mempunyai luas wilayah ancaman paling luas adalah:

a. kekeringan

b. longsor

c. banjir bandang

d. banjir rob

e. kebakaran

54. Kebakaran lahan merupakan bencana lingkungan yang melanda kawasan gambut yang
disebabkan oleh:

a. Kekeringan akibat El Nino

b. Sifat gambut mudah terbakar

c. Pembakaran lahan tak terkontrol

d. Adanya lapisan batubara

e. Terbentuknya gas metana

55. Pengelolaan lahan rawan longsor berbasis masyarakat yang paling efektif dan efisien adalah:

a. Pembuatan teras untuk bidang olah

b. Ditanami pohon bernilai ekonomi

c. Dibuatkan saluran pembuang air

d. Tanah dikeruk agar menjadi stabil

e. Pembuatan struktur penguat tebing

Anda mungkin juga menyukai