Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
HURUL AIN
208011000034
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
Teriring ucapan do’a penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M. Ag., selaku dosen pembimbing yang telah
mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga dengan ikhlas untuk memberikan
motivasi serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Kedua orang tua, mertua serta suami tercinta yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materil selama menuntut ilmu dari awal hingga
akhir. Terimakasih atas semua pengorbanan, cinta, kasih sayang dan doa’nya.
ii
6. Adik-Adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a
7. Semua Pihak yang telah banyak memberikan dukungan yang tidak dapat
disebut satu persatu. Semoga Allah swt membalas kebaikan kalian dengan
sebaik-baik balasan. Amin
Mudah-mudahan bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan
pahala dan keridhoan Allah swt, serta tercatat sebagai amal yang sholeh hanya
do’a yang bias peulis panjatkan kepada Allah swt.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi penulis. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan
semata karena kekurangan yang penulis miliki saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Hurul Ain
iii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ................................................................ 7
iv
H. Instrumen-Instrumen Penelitian ............................................... 30
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31
J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan ........................................ 32
K. Analisi Data dan Interprestasi Hasil Analisis .......................... 33
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 34
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 59
B. Saran-Saran .............................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana. Artinya proses pendidikan di sekolah merupakan proses yang
terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru
dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pendidikan
yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif
serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, dalam pendidikan
antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar
dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya, sehingga pendidikan itu harus berorientasi pada siswa (student active
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bidang DIKBUD KBRI Tokyo. h.1
1
2
learning) dan peserta didik harus dipandang sebagai seorang yang sedang
berkembang dan memiliki potensi.
Sedangkan tugas pendidik adalah mengembangkan potensi yang dimiliki
anak. Dalam pelaksanaan undang-undang ini dijabarkan ke dalam sejumlah
peraturan antara lain Peratutran Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.2 Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan yaitu
standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Berdasarkan peraturan pemerintah di atas maka standar proses pendidikan
berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu
di manapun lembaga pendidikan itu berada termasuk SDN Kramatjati 18 Pagi.
Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran,
yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan
standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi
kelulusan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang meliputi berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan lingkungannya,
beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, Relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan
berkesinambungan, belajar sepanjang hayat dan seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah. Melalui standar proses pendidikan setiap guru
dapat mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang
ditentukan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen bab 1 pasal 1 point (a) guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003 . . . . . . h. 3.
3
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.3
Artinya, proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan ketrampilan anak
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Guru merupakan pendorong belajar
siswa yang mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat para murid
untuk belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik maka
siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan mengembangkan ilmu
pengetahuannya.4
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dituntut untuk menguasai
berbagai pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang beragam. Dalam
menentukan model yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu diketahui
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran antara lain:
1. Kondisi karakteristik peserta didik yang dihadapi. Dalam penelitian ini
peneliti meneliti siswa kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi, karena
karakteristik peserta didik kelas VI merupakan siswa yang sudah mampu
berfikir secara kritis dibanding dengan adik kelasnya. Dengan tujuan
mewujudkan peserta didik yang aktif kreatif dan kritis pada pelajaran PAI.
Karena masih banyak masalah-masalah dalam proses pembelajaran, antara
lain peserta didik kurang mampu untuk memberikan contoh kasus, siswa
kurang bergairah dalam pelajaran, malu bertanya dan mengungkapkan
pendapat serta bersifat individu satu sama lain dan kurangnya minat siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Apabila diadakan diskusi,
siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa
cenderung terpaku pada satu bahasan yang ada di kelompoknya sendiri
dan kelompok lain tidak memahami apa yang disampaikan serta ramai
sendiri.
3
Undang-Undang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2003. http//:www.depdiknas.go.id.
4
Muhammad Abdullah ad- Duweisy. Menjadi Guru Yang Sukses dan Berpengaruh,
terj.,Izzudin Karimi (Surabaya: Pustaka Elba) h.20
4
5
Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, ( Semarang, PT Tanjung Mas Inti,
2005) h. 368.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian
dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya :
1. Kurangnya kreatifitas guru dalam menentukan model pembelajaran khusus
dalam bidang study Pendidikan Agama Islam sub Tarikh dan Akhlak
tentang Kisah Kaum Muhajirin dan Anshar serta perilaku apa saja yang
dapat diambil dari kisah tersebut.
2. Guru kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar disebabkan
model yang digunakan masih menggunakan model konvensional.
3. Untuk efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam sub ini
memerlukan model yang tepat.
4. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam.
5. Guru kurang menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
6. Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan
model problem based learning jarang dipraktekkan oleh guru.
C. Pemtasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pembahasan, maka pembahasan
dibatasi pada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran
PAI kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. Oleh karena dalam mata pelajaran PAI
kelas VI mencakup banyak Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
harus dikuasai oleh siswa, maka dalam penelitian ini hanya akan dikaji Standar
Kompetensi 8 dan 9.
Menceritakan peruangan kaum Muhajirin 8.1.menceritakan perjuangan
kaum Anshar 8.2. meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin
dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan peserta didik 9.1. Meneladani perilaku
tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta
didik 9.2.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana aktifitas siswa selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masala pada pelajaran PAI?
1
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based
learning). Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. h.98.
2
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran Melalui Metode PBL dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/
item/7/. diakses tanggal 10 Maret 2013
8
9
3
Standar Penilaian dan Buku Pelajaran Sosial SD, SMP, dari
www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/doc. diakses pada tanggal 10 Maret 2013
4
Latifah, Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 6 SD Negeri
Loktabat I Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah, wordpress, dari http
://latifah04.wordpress.com, diakses pada tanggal 11 Maret 2013
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya. h. 123
6
Nurhayati Abbas, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU, dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan Jakarta, November 2004 Tahun ke-10, No.051, h. 834
7
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah...... Diakses pada tanggal
10 Maret 2013
10
memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian
tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan
keterampilan menggunakan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola berpikir kritis.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan salah
satu model yang dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan berpikir, pengetahuan, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual (belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka
dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi pembelajar yang otonom atau
mandiri) serta bertanggung jawab. Model pengajaran ini sangat efektif untuk
mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di
sekelilingnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
8
Achmad Saifudin, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Jakarta; UIN Syarif
Hidayatullah. h.14.
11
Selain itu menurut I wayan Dasna dan Sutrisno, Problem Based learning
(PBL) memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Belajar dimulai dengan suatu masalah
b. Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan
dunia nyata siswa.
c. Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah,
d. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar
mereka sendiri
e. Menggunakan Kelompok kecil.
f. Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka
pelajari dalam bentuk suatu kinerja.9
9
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah...... Diakses pada tanggal
20 Agustus 2013
12
B. Aktivitas Belajar
1. Hakikat Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Sebelum membahas tentang aktivitas belajar, akan diuraikan terlebih
dahulu maksud dari belajar itu sendiri. Menurut Sadirman belajar memiliki
maksud antara lain untuk :
10
Nurhayati Abbas, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah....., h. 833
11
Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan "Cycle Learning" Dalam
Pembelajaran Fisika”. dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1
Th.XXXX Januari 2007. Diakses pada tanggal 14 Maret 2011. h. 6-7
12
Anwar Holil, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dari
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran -berdasarkan-masalah.html. diakses
pada tanggal 10 Maret 2013
13
13
Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.2008). h. 3
14
Ibid., h. 95
15
Ibid., h. 17
16
Aktivitas dan Prestasi Belajar. Dalam http:ipotes.wordpress.com. diakses pada tanggal
14 Maret 2013
14
2. Prinsip Aktivitas
Menurut Pieget “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan
anak tak berpikir. Agar anak berpikir sendiri, ia harus diberi kesempatan untuk
berbuat sendiri”.18 Menurut Pieget ada 4 prinsip belajar aktif yaitu :
a. Siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, sehingga
bermakna.
b. Cara belajar yang paling baik adalah jika mereka aktif dan
berinteraksi dengan objek yang konkrit.
c. Belajar harus berpusat pada siswa yang bersifat pribadi
d. Interaksi sosial dari kerja sama harus diberi peranan penting
dalam kelas.19
17
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT. Bhineka Cipta,2004). h. 6-9
18
S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara,2000). Cet.II. h. 89.
19
http://hemow.wordpress.com. Implementasi Improving Learning dengan Teknik
Inquiry sebagai Usaha untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika.
Diakses pada tanggal 14 Maret 2013.
15
20
Aktivitas dan Prestasi Belajar dalam http//ipotes.wordpress.com. diakses pada tanggal
14 Maret 2013
21
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 10
16
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap
pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
22
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2008).Cet. ke-8. h.
175
17
Dalam hubungan itu Pendidikan Agama Islam pada satu sisi diharapkan
agar dalam perkembangannya dikembangkan dalam kerangka pembentukan
kepribadian sebagai muslim yang taat menjalankan agamanya, sehingga program
Pendidikan Agama Islam adalah dalam rangka program kurikuler yang diwajibkan
bagi setiap peserta didik di setiap sekolah. Pada sisi lain diharapkan pilihan untuk
menjadikan Pendidikan Agama Islam sebagai lembaga pendidikan yang akan
menjadikan ahli agama dan spesialisasi di bidang agama, yaitu lembaga
Pendidikan Agama Islam yang memperdalam ilmu-ilmu keIslaman sebagai
program pokoknya.
23
Abdul Rachman Sheh, Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi dan Aksi, (PT.
Gemawindu Pancaperkasa), h. 2.
18
Dan aku menjadikan jin dan manusia itu hanyalah agar mereka
menyembah kepada-Ku. (Q.S. al-Dzariyat; 56).
24
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an,
(TT,TP), h. 134
20
) )سورة ال عمران
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
Keadaan beragama Islam. (Q.S. Ali Imron; 3; 102).
Maksudnya yaitu mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah SWT
sebagai muslim yang merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup
jelas berisi kegiatan pendidikan.
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola taqwa
sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa
25
Abdul Majid, S.Ag., Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke-3, h. 135.
21
ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Sedangkan tujuan oprasional
ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan
tertentu. Kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan
sebagian kemampuan dan keterampilan Insan Kamil dalam ukuran anak, yang
menuju kepada bentuk Insan Kamil yang semakin sempurna (meningkat). Anak
harus sudah terampil melakukan ibadat, meskipun ia belum memahami dan
menghayati ibadah itu.26
Ditetapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kramatjati
18 bertujuan untuk:
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT,
b. Mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia yaitu manusia yang
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta
menjaga harmoni secara personal dan social serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah,
c. Menetapkan tata cara membaca al-Qur‟an menurut tajwid,
d. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun
iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar serta
Asmaul Husna,
e. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qana‟ah dan
tasammuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela,
f. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamak
baik salat wajib maupun sunat,
g. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di
Nusantara.
26
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
cet., ke-3, h. 29-33.
22
Selama ini telah banyak pemikiran dan kebijakan yang diambil dalam
rangka peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam yang diharapkan mampu
memberikan nuansa baru bagi pengembangan system pendidikan di Indonesia.
Namun demikian, dalam beberapa hal adanya pemikiran konseptual
pengembangan PAI dan beberapa kebijakan yang diambil kadang-kadang
berkesan menggebu-gebu, idealis, romantic, atau bahkan kurang realistis,
sehingga para pelaksana di lapangan kadang-kadang mengalami hambatan dan
kesulitan untuk merealisasikannya atu bahkan intensitas pelaksanaannya dan
efektifitasnya masih dipertanyakan.
Penulis juga kurang sependapat bila ada orang yang menyatakan bila
timbulnya krisis akhlak dan moral disebabkan karena kegagalan PAI dengan
bertolak dari suatu pandangan bahwa kegiatan pendidikan merupakan suatu proses
27
Muhaimin, M.A., Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah Madrasah, dan Perguruan
Tingggi, (Jakarta, Rajawali Pers 2010), Cet.4, h. 15-17.
23
penanaman dan pengembangan seperangkat nilai dan moral yang implicit dalam
setiap bidang study sekaligus gurunya, maka tugas mendidik akhlak yang mulia
sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab guru PAI saja. Apalagi iman
dan taqwa terhadap Tuhan YME merupakan persyaratan utama bagi setiap guru
untuk mengimplisitkan nilai akhlak yang mulia dalam setiap bidang study yang
dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik. Dengan demikian disimpulkan
bahwa setiap ilmu atau mata pelajaran yang diajarkan oleh guru atau pendidik
harus memperjuangkan terciptanya akhlak yang mulia.
Dan huruf yang ke dua adalah U yakni Usaha. Setia manusia pasti
memiliki cita-cita dan sebaiknya manusia adalh yang berguna untuk sesame, agar
menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan diri sendiri
khususnya pasti dengan do‟a karena usaha tanpa doa itu sombong dan do‟a tanpa
usaha itu sia-sia. Huruf yang ke tiga adalah Iman. Iman dan taqwa adalah dua kata
yang selalu bergandengan dan dua kata ini yang harus kita jaga dimana dan kapan
saja karena dengan keimanan dan taqwa kita kepada Allah maka kita akan
menjadi manusia yang paling mulia disisi-NYA sesuai dengan firman-NYA Q.S.
Al-Hujurat:13.
24
Artinya :
Dipilihnya metode based learning pada bidang study PAI sub Tarikh
dengan materi kisah Muhajirin dan Anshar yaitu untuk menambah pemahan
siswa-siswi dalam sebab terjadinya Nabi dan para sahabatnya melaksanakan
hijrah serta menjadikan siswa lebih aktif kreatif juga inovatifdalam memecahkan
masalah pada pembelajaran tersebut. Karena dengan demikian, siswa akan lebih
tertantang untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan konsep tersebut.
28
Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, h. 756.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014 (Semester Genap)
yang beralokasi di SDN Kramatjati 18 Pagi, yang beralamat di Jl. Langgar No. 31
RT:008/011 Kramatjati Jakarta Timur 13510, yang telah terakreditasi dengan
peringkat B.
1
Suharsimi Arikunto (ed), Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008), cet,.
ke- 7, hal. 2
23
24
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.2
2
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet.
Ke-2, hal. 24
25
Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
tindakan I tindakan I
Siklus I
Refleksi I Pengamatan/peng
umpulan data I
Permasalahan baru
Siklus II Perencanaan Pelaksanaan tindakan II
hasil refleksi
tindakan II
Siklus II
Refleksi II Pengamatan/pengumpula
n data II
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini
peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) . Partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas VI SDN Kramatjati
18. Guru bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai obsever sedangkan
siswa kelas VI SDN Kramatjati 18 sebagai objek dari penelitian ini.
1. Penelitian Pendahuluan
a. Wawancara antara peneliti dan guru serta peneliti dan siswa tentang
tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa, Respon siswa terhadap mata
pelajaran PAI.
b. Observasi proses pembelajaran
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran PAI di kelas VI SDN Kramatjati 18. Peneliti mengamati
segala aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran PAI di
kelas tersebut.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1). Peneliti dan guru bidang studi PAI bekerjasama membuat acuan
program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL).
2). Guru bidang studi PAI menentukan materi yang akan diajarkan
oleh peneliti untuk setiap pertemuan.
28
5). Guru memberikan tugas kepada siswa pada materi yang akan
dibahas selanjutnya
c. Tahap observasi
1). Observer (guru bidang studi) mencatat secara detail aktivitas guru
dan siswa di kelas pada format observasi.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi PAI melakukan refleksi.
Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat
dilakukan pengamatan atau observasi tindakan. Kemudian hasil refleksi
digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II.
29
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1). Guru membuat acuan program pembelajaran rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
2). Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi
guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Agama
Islam, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa
(LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini.
G. Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data Kualitatif : hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi
guru pada KBM, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, catatan
lapangan, serta hasil dokumentasi.
2. Data Kuantitatif : hasil lembar kerja siswa dan nilai tes siswa pada setiap
akhir siklus.
H. Instrumen-instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Lembar wawancara
Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan pada saat peneliti
melakukan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan pada saat akhir
siklus. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
pandangan guru dan siswa, peran dan permasalahan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran PAI serta penerapan model pembelajaran “Problem
Based Learning (PBL)”
2. Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa
Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa digunakan untuk mengetahui
persentase aktivitas belajar PAI siswa dengan diterapkan model
31
1. Observasi guru pada KBM, data diperoleh dari lembar observasi guru pada
KBM yang diisi oleh guru bidang studi PAI yang bertindak sebagai
observer dengan cara mengamati peneliti yang bertindak sebagai guru
yang mengajar di kelas dengan mencheklist setiap aspek yang dinilai pada
setiap pertemuan.
2. Observasi aktivitas siswa belajar PAI siswa, data diperoleh dari lembar
observasi aktivitas belajar PAI siswa yang diisi oleh guru bidang studi
yang bertindak sebagai observer dengan mencheklist skor untuk setiap
aktivitas yang diukur pada setiap pertemuan.
3. Wawancara, data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi PAI
dan beberapa siswa kelas VI pada observasi pendahuluan dan pada setiap
akhir siklus.
4. Dokumentasi, dokumentasi diperoleh dengan cara mengambil gambar
segala bentuk aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
32
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan instrumen tes hasil belajar.
Menurut suharsimi arikunto “sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur”.3 Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada
siswa maka peneliti terlebih dahulu mengukur validitasnya yaitu menggunakan
validitas tes secara rasional. Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh
berdasarkan hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara
logis. Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah
memiliki validitas rasional, apabila setelah dilakukan penganalisisan secara
rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memang (secara rasional) dengan
tepat telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.4
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas
rasional ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari segi isinya (content).
Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes itu sendiri sebagai alat
pengukur hasil belajar yaitu: sejauhmana tes hasil belajar sebagai alat pengukur
hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT . Bumi Aksara,
2006, edisi revisi, cet., ke- 6. hal. 65
4
Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
1996), hal. 164.
33
X 100%
5
Yanti, “Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan Bernuansa
Nilai”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UIN Jakarta, 2008, hal.
41
34
35
36
a. Beberapa siswa menyukai pelajaran PAI, tetapi sebagian siswa ada yang
kurang senang dengan PAI disebabkan PAI materinya banyak sehingga
membuat siswa bosan (ngantuk).
b. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi terkadang masih
ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tergantung kondisi
guru
c. Metode pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah metode
ceramah
d. Guru masih mendominasi jalannya pembelajaran di kelas, sehingga
mengakibatkan siswa pasif
e. Beberapa siswa masih takut jika di minta oleh guru untuk mengerjakan
soal di depan kelas, karena khawatir jawabannya akan salah.
f. Beberapa siswa masih takut untuk bertanya atau menjawab kepada
gurunya.1
Hasil wawancara dan observasi pembelajaran PAI di kelas tersebut
digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan siklus I selanjutnya.
1
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Pra Penelitian Tanggal 8 – 10 April
2014 di Kelas VI pukul 08.00 WIB.
37
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan (6x35 menit) dengan
menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning” (PBL). Pada
pertemuan pertama siswa tidak hadir 2 orang siswa sedangkan pada pertemuan
kedua siswa yang tidak hadir 4 orang siswa. Pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian
yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan.
Materi yang dibahas adalah pengertian muhajirin & ansor, faktor-faktor yang
mempengaruhi hijrahnya Nabi dan para sahabatnya. Pelaksanaan penerapan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di
kelas VI sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tindakan Siklus I
No. Tahapan Tindakan Siswa
1. Orientasi siswa a. Guru menjelaskan a. Siswa
pada masalah tujuan pembelajaran mendengarkan,
dan kegiatan-kegiatan menyimak dan
yang akan dilakukan mencatat
siswa siswa dalam penjelasan
38
Tabel 4.2
Rekapitulasi PersentaseAktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
Skor Skor
Klasifikasi Rata-
No. Aspek yang diteliti Pertemuan Pertemuan
Aktivitas rata
1 2
1. Visual Aktivitas siswa
activities memperhatikan 2 3 49,5%
penjelasan guru
Rata-rata visual activities 47% 52% 49,5%
2. Oral Aktivitas keberanian
activities Siswa (mengajukan
pertanyaan dan 1 2 23,5%
menjawab/menanggapi
pertanyaan)
Aktivitas siswa di
dalam berdiskusi antar 2 3 54%
teman
Rata-rata Oral activities 28% 49,5% 38,7%
3. Emotional Aktivitas semangat
activities siswa dalam 3 3 61,5%
mengerjakan tugas
Rata-rata Emotional activities 57% 66% 61,5%
4. Mental Aktivitas siswa dalam
activities memecahkan masalah 3 3 71%
pada LKS
Rata-rata Mental activities 71% 71% 71%
Rata-rata activities siklus 55,2%
41
kelompok dipantau dan jika dijumpai ada pasangan yang tidak bekerjasama, maka
siswa diminta untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Hal ini dapat dikatakan
belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II.
4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas
Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas
sebesar 61,5%. Pada dua pertemuan berturut-turut, masih terdapat siswa yang
malas untuk mengerjakan tugasnya, karena merasa tidak akan dihukum apabila
tidak mengerjakan tugas tersebut. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga
perlu adanya perbaikan pada siklus II.
5). Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS
Rata-rata persentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sebesar
71%. Pada dua pertemuan siswa dalam memecahkan masalah baik, karena siswa
merasa cukup semangat dalam memecahkan masalah pada LKS.Meskipun ada
beberapa siswa yang masih merasa bingung dalam menjawab atau memecahkan
masalah pada LKS.
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini, guru PAI kelas VI yang bertindak sebagai observer
mengobservasi aktivitas belajar PAI siswa sekaligus mengamati proses
pembelajaran di kelas dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
Hasil belajar siswa selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I
pada pertemuan kedua. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Nilai Tes Hasil Belajar Siklus 1
No Nama Pre-test Pos-test N-gain
1 S1 30 40 0,14
2 S2 40 0 -0,67
3 S3 45 70 0,45
4 S4 45 60 0,27
5 S5 35 40 0,08
43
6 S6 55 50 -0,11
7 S7 50 55 0,10
8 S8 25 45 0,27
9 S9 20 60 0,50
10 S10 55 35 -0,44
11 S11 30 65 0,50
12 S12 25 65 0,53
13 S13 50 0 -1,00
14 S14 20 55 0,44
15 S15 0 0 0,00
16 S16 40 55 0,25
17 S17 25 70 0,60
18 S18 55 75 0,44
19 S19 0 0 0,00
20 S20 60 80 0,50
21 S21 50 65 0,30
JUMLAH 755 985 3,16
RATA-RATA 35,95238 46,90476 0,29
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diperoleh informasi bahwa hasil belajar
siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 46,91 dan rata-rata N-gain sebesar 0,29.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ini masih rendah, dan
masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (65). Penyebabnya
karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Problem Based
Lerning (PBL) ini.
Hasil observasi terhadap guru pada KBM cukup baik, hanya saja peneliti
harus lebih memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab/menanggapi
pertanyaan guru atau siswa.
d. Refleksi
Tahap ini oleh peneliti dan guru bidang studi setelah melakukan analisis
pada siklus I. Berdasarkan analisispada observasi, wawancara dan tes ditemukan
beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil tersebut dijelaskan pada tabel
4.4 berikut:
44
Tabel 4.4
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No Kekurangan-kekurangan Perencanaan perbaikan pada siklus II
1. Pada awal pembelajaran, masih Memberikan pengurangan skor pada
ada siswa yang n gobrol dengan siswa yang berbuat kesalahan
temannya dalam proses diskusi
2. Kemampuan bertanya dan Peneliti mengarahkan siswa lebih
menjawab siswa masih rendah banyak membaca buku pelajaran dan
dilihat dari jumlah siswa yang lebih aktif dalam kegiatan
aktif pembelajaran dengan memberikan
point plus dalam pembelajaran
3. Siswa masih malu untuk Memberikan hadiah pada siswa yang
mengangkat tangannya ketika berani mengangkat tangannya untuk
akan menjawab pertanyaan yang menjawab pertanyaan yang diajukan
diajukan oleh peneliti. Siswa oleh peneliti.
sering menjawabpertanyaan secara
bersamaan
4. Beberapa siswa masih malu untuk Mengarahkan siswa untuk bertanya
bertanya jika ada pembahasan pada pembahasan yang belum
materi yang belum dimengerti dimengerti.
siswa.
5. Siswa masih merasa takut untuk Memilih satu siswa dari pasangan yang
mengerjakan hasil kerjanya di mendapat giliran mengerjakan hasil
depan kelas, sehingga siswa hanya kerjanya dalam kelompokya.
mengandalkan kelompoknya saja
6. Siswa mulai merasa bosan dengan Diadakan sebuah permainan antar
diskusi kelompok yang kelompok dan adanya pemberian
dilakukannya reward (hadiah) pada kelompok yang
menang.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai
nilai rata-rata 46,91 dan masih banyak siswa yang mendapat nilai masih dibawah
45
KKM. Hal ini menujukkan bahwa tes hasil belajar pada siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan penelitian.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada pada siklus I
diperoleh informasi bahwa aktivitas dan nilai tes akhir siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan, sehingga perlu perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya
dengan hasil refleksi siklus I di gunakan sebagai perbaikan.
dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan
pembahasan. Materi yang dibahas adalah perilaku terpuji yang dapat diambil dari
kisah Kaum Muhajirin dan Ansar serta dapat dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam tahapan pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan
sebagai berikut:
Tabel. 4.5
Tindakan siklus II
No Tahapan Tindakan Siswa
1. Orientasi siswa a. Guru menjelaskan a. Siswa
pada masalah tujuan pembelajaran mendengarkan,
dan kegiatan-kegiatan menyimak dan
yang akan dilakukan
mencatat
siswa siswa dalam
penjelasan
diskusi kelompok.
guru.
b. Guru memotivasi
b. Siswa
siswa untuk aktif
dalam pembelajaran. termotivasi
c. Guru menjelaskan untuk aktif
materi pelajaran dan dalam
memberikan masalah pembelajaran.
berupa LKS yang
telah dibuat guru.
2. Mengorganisasi a. Guru mengarahkan Siswa bekerja sama
siswa untuk siswa untuk kumpul dalam kelompok untuk
belajar dalam kelompoknya. menyelesaikan LKS
b. Guru
yang diberikan.
menginformasikan
untuk mempersiapkan
diri untuk melakukan
presentasi di depan
kelas.
3. Membimbing a. Guru memberikan a. Siswa
47
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwahasil belajar siswa pada siklus
II ini mencapai rata-rata 71,05 dan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,31. Hal ini
51
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini baik, dan sudah tidak
ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti bersama guru kolaborator, setelah
melakukan analisis pada siklus II. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini,
siswa terlihat bersemangat, siswa sudah tidak malu untuk bertanya jika ada
pembahasan yang belum dimengerti, dan berani mengungkapkan pendapatnya
jika ada jawaban yang berbeda dengan jawaban kelompok lain.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 85,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini
mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini,
dimana rata-rata persentase aktivitas siswa belajar siswa harus mencapai 70%.
Berdasarkan tes hasil berlajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai rata-
rata 71,05 dengan nilai terendah 67. Hal ini juga menunjukkan bahwa tes hasil
belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini,
dumana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan sudah tidak ada lagi
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi
bahwa siswa sangat antusias terhadap pembelajaran PAI menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dan guru bidang studi mengatakan
bahwa penerapan model pembelajaran initelah dilaksanakan dengan baik,
sehingga benar-benar meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.2
Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai
dengan siklus II.
2
Hasil Wawancara Guru dan Siswa pada Tanggal 20 Mei 2014
52
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang
diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar hasil observasi
aktivitas belajar PAI siswa, yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas
belajar PAI siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan
merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus.
Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
53
Tabel 4.8
Hasil observasi aktivitas belajar siswa
Rata-rata Persentase
No Komponen Aktivitas
Siklus I Siklus II
1. Visual activities 49,5% 73%
2. Oral activities 38,7% 77,25%
3. Emotional activities 61,5% 90,5%
4. Mental activities 71% 88%
Rata-rata 55,2% 82%
Dari skor pada lembar observasi aktivitas belajar siswa, jumlah rata-rata
untuk siklus I terlihat masih rendah yaitu 55,2%. Akan tetapi, pada siklus II
jumlah rata-rata aktivitas belajar PAI siswa meningkat menjadi 82%. Hal ini
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.
Peningkatan ini rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 26,8%. Perbandingan
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam
diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar PAI Siswa
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Siklus I
40.00%
Siklus II
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Visual activities Oral activities Emotional Mental activities
activities
54
nilai tertinggi adalah 80. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I
tergolong rendah. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar
71,04 dan rata-rata N-gain 0,31.
Selanjutnya pada siklus II ini nilai terendahnya adalah 67 dan nilai tertingginya
adalah 90 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Sedangkan hasil lembar observasi dari aktivitas belajar siswa dan hasil
belajar siswa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Rekapitulasi rata-rata aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa
No. Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II
1. Rata-rata aktivitas belajar siswa 55,2% 82%
2. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa 46,9 71,05
3
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Pra Penelitian pada Tanggal 8 – 10
April 2014 di Kelas VI pukul 08.00 WIB.
4
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Siklus I tanggal 15 April 2014 di Kelas
VI di Kelas VI pukul 11.00 WIB.
5
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada siklus II tanggal 6 Mei 2014 di Kelas VI
pukul 11.00 WIB.
57
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah
diuraikan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Berbasis Masalah dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam
mengatasi proses pembelajaran. Mereka aktif dalam memaknai konsep
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengkaitkannya kepada persoalan
konstekstual. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami konsep tetapi juga
berusaha memecahkan dan mengatasi permasalahan perosalan konstektual yang
terjadi.
Kesimpulan di atas di sukung oleh data kuantitatif sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas
belajar PAI siswa yang meningkat sebesar 26,8%. Berdasarkan data rata-
rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus I sebesar 55,2%,
sedangkan pada rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus
II sebesar 82%, hal ini dilihat dari siswa yang awalnya pasif menjadi aktif.
59
60
B. Saran
1. Sekolah hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) karena model pembelajaran ini dapat
meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa dan hasil belajar siswa.
2. Guru bidang studi hendaknya menunjuk satu siswa secara acak dari
salah satu kelompoknya dalam mengerjakan hasil kerjanya di depan
kelas, sehingga lama-kelamaan siswa akan terbiasa mengerjakan hasil
kerjanya di depan kelas.
3. Siswa hendanya lebih aktif lagi ketika sharing dengan kelompoknya
dalam memecahkan masalah.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi
untuk melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama membuat ksimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan dan dikoreksi oleh guru
Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya
terbaik
Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
Alat/Sumber belajar:
1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3) Alquran (juz Amma)
4) Spidol & whiteboard
5) Laptop & infokus
Penilaian:
1. Tes untuk kerja ( Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah ).
2. Tes Tulisan
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Kaum
Anshar
2. Siswa dapat mendeskripsikan kisah perjungan
kaum Ansar
3. Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum
Ansar
Alat/Sumber belajar:
1. LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3. Alquran (juz Amma)
4. Spidol & whiteboard
5. Laptop & infokus
Penilaian:
1. Tes untuk kerja (Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah).
2. Tes Tulisan
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Alat/Sumber belajar:
1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3) Alquran (juz Amma)
4) Spidol & whiteboard
5) Laptop & infokus
Penilaian:
1. Tes untuk kerja ( Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah ).
2. Tes Tulisan
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Alat/Sumber belajar:
1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3) Alquran (juz Amma)
4) Spidol & whiteboard
5) Laptop & infokus
Penilaian:
1) Tes untuk kerja (Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah).
2) Tes Tulisan
Jakarta, 20 Mei 2014
Guru Pend. Agama Islam
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
Lampiran 2
Kaum Muhajirin
Sebagian besar dari kamu pasti pernah berpindah (hijrah) dari satu tempat
ke tempat yang lain. Demi menjadi yang terbaik dan nyaman dari sebelumnya.
Berpindah (hijrah) itu tentu saja tidak menjamin disebabkan dengan satu faktor
yang sama antara satu sama lain. Kondisi ini pula yang berpengaruh pada dakwah
Rasulullah sehingga beliau dan para sahabatnya memutuskan untuk berhijrah.
Dari pernyataan di atas menurut kalian apa yang dimaksud dengan Kaum
Muhajirin dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Rasulullah berhijrah?
Kaum Anshar
Anshar berasal dari kata nashara yang berarti menolong. Setiap manusia
harus saling tolong menolong jika melihat saudaranya sedang kesusahan dan
kesulitan. Kita dianjurkan tolong menolong dalam perbuatan baik dan takwa dan
kita dilarang tolong meolong dalam keadaan dosa atau kejahatan.
Dari pernyataan di atas menurut kalian apa yang dimaksud dengan Kaum
Anshar dan apa saja usaha Kaum Anshar dalam menolong Kaum Muhajirin serta
apa usaha Kaum Anshar demi melancarkan dakwah Rasulullah saw. ?
Kegigihan
Setiap manusia harus berusaha segigih mungkin demi mewujudkan segala
apa yang dicita-citakan dengan tidak lupa diiringi doa dan ibadah yang tulus.
Meskipun segala keputusan ada di Kekuasaan Allah namun, Allah tidak akan
merubah suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri.
Dari pernyataan di atas menurut kalian kegigihan apa yang dilakukan
Kaum Muhajirin dalam mempertahankan agama Islam, dan sebutkan contoh
kegigihan dalam beribadah dan sebagai pelajar dalam kehidupan sehari-hari, dan
apa manfaat jika kita memiliki sifat gigih serta tunjukkan dalil yang senada
dengan anjuran sifat gigih!
Tolong-Menolong
Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak akan dapat hidup sendiri tanpa
bantuan/pertolongan dari orang lain. Sebagai contoh banyak para dermawan dan
relawan yang menolong saudaranya tatkala ditimpa bencana seperti banjir, tanah
longsor maupun gunung meletus. Hal ini sama seperti yang dilakukan Kaum
Anshar terhadap kaum Muhajirin. Karena kita dianjurkan tolong menolong dalam
perbuatan baik dan takwa dan kita dilarang tolong meolong dalam keadaan dosa
atau kejahatan.
Dari pernyataan di atas menurut kalian apa saja yang dilakukan Kaum
Anshar dalam menolong Kaum Muahajirin dan apa saja contoh tolong menolong
dalam kehidupan sehari-hari, dan apa manfaat jika kita saling tolong-menolong
serta apa dalil yang menunjukkan tentang tolong menolong ?
c. Manfaat tolong-menolong.
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Skor Pertemuan ke -
Klasifikasi
NO Aspek yang diteliti Siklus I Siklus II
Aktivitas
1 2 3 4
Aktivitas siswa
memperhatikan penjelasan 10 11 15 16
Visual
1. guru
activities
Persentase skor visual
47% 52% 71% 76%
activities
Aktivitas keberanian siswa
(mengajukan pertanyaan dan
3 7 13 15
menjawab/menanggapi
Oral pertanyaan)
2.
activities Persentase skor oral activities 14% 33% 62% 71%
Aktivitas siswa di dalam
9 14 17 20
berdiskusi antar temas
Persentase skor oral activities 42% 66% 81% 95%
Aktivitas semangat siswa
12 14 18 20
Emotional dalam mengerjakan tugas
3.
activities Persentase skor emotional
42% 66% 86% 95%
activities
Aktivitas siswa dalam
memecahkan masalah pada 15 15 17 20
Mental
4. LKS
activities
Persentase skor mental
71% 71% 81% 95%
activities
Keterangan : Pada pertemuan pertama siswa yang tidak hadir 1 orang siswa
sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang tidak hadir 4 orang
siswa.
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.3.
Skor Skor
Klasifikasi
No. Aspek yang diteliti Pertemuan Pertemuan Rata-rata
Aktivitas
3 4
Aktivitas siswa
Visual
1. memperhatikan 3 4 73%
activities
penjelasan guru
Rata-rata visual activities 71% 76% 73%
Aktivitas keberanian
siswa (mengajukan
pertanyaan dan 3 3 66,5%
Oral
2. menjawab/menanggapi
activities
pertanyaan)
Aktivitas siswa di dalam
4 4 88%
berdiskusi antar teman
Rata-rata oral acivities 71,5% 83% 77,25%
Aktivitas semangat siswa
Emotional
3. dalam mengerjakan 4 4 90,5%
activities
tugas
Rata-rata emotional activities 86% 95% 90,5%
Aktivitas siswa dalam
Mental
4. memecahkan masalah 4 4 88%
activities
pada LKS
Rata-rata mental activities 81% 95% 88%
Rata-rata activities siklus 82%
Keterangan : Pada pertemuan ketiga siswa yang tidak hadir 3 orang siswa dan
pada pertemuan keempat siswa yang tidak hadir 1 orang siswa.
Lampiran 6
Lembar Observasi Guru pada KBM
Nama Guru : Semester/Kelas :
Mata Pelajaran : Materi :
Pertemuan ke- : Siklus :
Hari/Tanggal :
Tujuan : Sebagai Evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran
PAI dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Petunjuk : Beri tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai menurut anda!
Penilaian
No Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
2. Memilih metode yang tepat
3. Memilih media yang tepat
4. Menyusun alat evaluasi/penilaian
5. Membuka pelajaran
6. Memotivasi siswa
7. Menjelaskan materi
8. Penguasaan materi
9. Menuntun siswa dalam
mengerjakan LKS
10. Penguasaan kelas
11. Penggunaan metode Pembelajaran
Problem Based Learning
a. Membuat masalah pada LKS
b. Membentuk siswa kedalam
kelompok
c. Mengarahkan siswa dalam
diskusi kelompok
d. Mengarahkan siswa agar dapat
memecahkan masalah pada
LKS
12. Menutup pengajaran
Jumlah
Skor Total
Saran-saran : ..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Keterangan skala penilaian :
1 = kurang Pengamat
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik Guru Kolabolator
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Observasi Guru pada KBM
Penilaian
Rata-
No Aspek yang dinilai Pertemuan Pertemuan Jumlah
rata
1 2 3 4
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran 2 3 3 4 12 3
2. Memilih metode yang tepat 2 3 3 3 11 2,75
3. Memilih media yang tepat 3 3 3 3 12 3
4. Menyusun alat evaluasi/penilaian 2 3 3 4 12 3
5. Membuka pelajaran 2 3 3 4 12 3
6. Memotivasi siswa 2 3 3 3 10 2,25
7. Menjelaskan materi 2 3 3 4 12 3
8. Penguasaan materi 2 3 3 4 12 3
9. Menuntun siswa dalam
2 3 2 3 10 2,25
mengerjakan LKS
10. Penguasaan kelas 2 3 3 4 12 3
11. Penggunaan metode Pembelajaran
Problem Based Learning
a. Membuat masalah pada LKS
b. Membentuk siswa kedalam 2 3 3 4 12 3
kelompok 2 3 3 4 12 3
c. Mengarahkan siswa dalam
diskusi kelompok 2 3 4 4 13 3,25
d. Mengarahkan siswa agar
dapat memecahkan masalah 2 3 3 4 12 3
pada LKS
12. Menutup pengajaran 2 3 3 4 12 3
Jumlah 31 45 45 56 174 45
Skor Total 2,07 3 3 3,7 11,6 3
Jadi rata-rata observasi guru pada KBM sebesar 3, maka guru pada proses KBM
baik dalam pelaksanaannya.
Keterangan skala penilaian :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Lampiran 8
INTRUMEN TES
SIKLUS I
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
1. Orang berhijrah bersama NAbi Muhammad saw. dari Mekkah ke Madinah
disebut kaum . . .
a. Muhajirin c. Anshar
b. Muslimin d. Mukminin
2. Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin hijrah kemadinah berdasarkan
....
a. Wahyu dan permohonan orang Madinah
b. Permintaan kafir quraisy
c. Perintah pembesar Madinah
d. Usul Abu Bakar As-Shidiq
3. Salah satu hikmah dari hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah adalah
setiap kebenaran akan mendatangkan . . .
a. Kesukaan c. Keonaran
b. Kemenangan d. Kesenangan
4. Menghindari gangguna dari orang-orang kafir quraisy dan membangun
kekuatan Islam adalah tujuan Rasulullah hijrah ke . . .
a. Quba c. Taif
b. Habsy d. Madinah
5. Ketika mengetahui bahwa Rasulullah mengajak dirinya untuk berhijrah,
Abu Bakar bersikap . . .
a. Menyetujuinya c. Menggerutu
b. Kesal dan sedih d. Menolak dengan tegas
6. Sebelum sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. dan kaum Muhajirin
singgah dulu di Desa . . . dan mendirikan masjid di sana.
a. Aqabah c. Quba
b. Yastrib d. Madinah
7. Kaum Muhajirin adalah kaum muslimin Mekkah yang hijrah ke Madinah.
Kata Muhajirin mengandung arti orang-orang yang . . .
a. Baik hati c. Tertindas
b. Terancam d. Pindah
8. Orang-orang Madinah yang menyambut kehadiran orang-orang Islam
Mekkah yang berhijrah adalah kaum . . .
a. Quraisy c. Muhajirin
b. Bani Israil d. Anshar
9. Kaum Anshar adalah penduduk asli Kota . . .
a. Madinah c. Mekkah
b. Mesir d. Taif
10. Masjid di Kota Madinah yang digunakan untuk pusat ibadah, sosial dan
pendidikan pada awal perkembangan Islam disebut . . .
a. Masjidil Haram c. Masjid Quba
b. Masjidil Aqsa d. Masjid Nabawi
11. Kaum uhajirin berpindah ke Madinah karena membela . . .
a. Islam dan iman c. Kekayaan
b. Harta benda d. Istri dan anak
12. Tempat persembunyian Nabi Muhammad saw. ketika hijrah ke Madinah
adalah . . .
a. Masjid Nabawi c. Habsy
b. Gua Tsur d. Gua Hira
13. Kaum Muhajirin sebelum hijrah tinggal di Kota . . .
a. Yamamah c. Mekkah
b. Madinah d. Habsy
14. Orang-orang Madinah baik laiki-laki maupun prempuan menyambut
kedatangan Rasulullah saw. dan kaum muslimin dengan penuh . . .
a. Duka cita
b. Kesedihan
c. Suka cita
d. Kegundahan
15. Kemenangan dan kemuliaan akan diperoleh kaum muslimin jika kecintaan
mereka kepada Allah SWT. Dan Rasul-Nya lebih . . . dari pada kecintaan
mereka terhadap harta bendanya.
a. Kecil
b. Besar
c. Sedang
d. Biasa
INTRUMEN TES
SIKLUS II
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
1. Perilaku terpuji orang-orang terdahulu perlu kita . . .
a. Tinggalkan c. Hindari
b. Jauhi d. Tinggalkan
2. Dibawah ini merupakan prilaku kaum Muhajirin, kecuali . . .
a. Ikhlas beramal c. Sederhana dan sabar
b. Gigih dalam berjuang d. Penakut dan khianat
3. Sikap kaum Muhajirin yang patut diteladani, antara lain . . .
a. Senang berkelahi c. Pekerja keras
b. Pendusta d. Pasrah pada keadaan
4. Salah satu tujuan hijrah ke Madinah adalah . . .
a. Melarikan diri
b. Menyebarkan Islam ke daerah lain
c. Mencari kekayaan
d. Untuk bertamasya
5. Menurut Al-Qur’an tiap-tiap diri sendiri bertanggung jawab atas perbuatan
...
a. Orang tuanya c. Sendirinya
b. Orang lainnya d. Anak keturunannya
6. Rela menerima rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita disebut
...
a. Penyesuain diri c. Tanggung jawab
b. Qanaah d. Pengendalian diri
7. Sikap menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah berusaha disebut . . .
a. Ikhtiar c. Iktikaf
b. Takarub d. Tawakal
8. Persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar didasari oleh persamaan . . .
a. Keinginan c. Kekayaan
b. Kedudukan d. Akidah/kepercayaan
9. Melakukan perbuatan dengan sepenuh hati, apa pun resiko dari perbuatan
yang dilakukan siap menerima dengan ikhlas disebut . . .
a. Tanggung jawab
b. Memenuhi janji
c. Berkhianat
d. Berbakti
10. Berikut ini yang bukan manfaat tolong-menolong adalah . . .
a. Mempererat silaturrahmi
b. Saling menghormati
c. Merasa sama-sama makhluk Allah
d. Menumbuhkan sifat iri
11. Sikap yang patut diteladani dari kaum Anshar adalah . . .
a. Menolong dengan ikhlas
b. Menolong dengan setengah hati
c. Menolong dengan imbalan
d. Tak peduli dengan penderitaan orang lain
12. Kita harus gigih dalam beribadah dengan cara . . .
a. Membiasakan shalat lima waktu
b. Bersedekah jika perlu
c. Melalaikan shalat wajib
d. Setiap hari bermain di rumah teman
13. Sebagai seorang pelajar harus meneladani dan memperaktikkan kegigihan
kaum Muajirin dengan cara . . .
a. Banyak jajan dan bermain
b. Rajin belajar tanpa diperintah
c. Menyontek pekerjaan teman
d. Mengejek teman sekelas
14. Kaum Anshar mempunyai perilaku mulia yakni . . .
a. Merusak persaudaraan c. Membantu kaum Muahjirin
b. Mencari keuntungan duniawi d. Menolong dengan pamrih
15. Allah menganjurkan tolong-menolong dalam kebaikan dan melarang
tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan jahat. Hal ini terdapat dalam
Surah Al-Maidah ayat . . .
a. Dua c. Empat
b. Tiga d. Lima
Lampiran 10
Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi PAI
Tahap : Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Selasa, 8 April 2014
Responden : Bapak. Fuad Ma’ruf Nur, S.S
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa, dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pelajaran PAI sebelumnya.
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak persiapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran?
Jawab : Saya membuat RPP terlebih dahulu sesuai materi yang akan saya
bahas
2. Bagaimana keaktifan belajar PAI siswa di kelas VI yang bapak ajar?
Jawab : Keaktifan siswa kelas VI ini kurang baik dibanding kelas yang
lainnya, mungkin karena jam pelajarannnya tergolong terakhir.
3. Apakah anak-anak bersemangat dalam pembelajaran PAI?
Jawab : Lumayan, tapi terkadang anak-anak pada malas dikarenakan dapat
waktunya jam terakhir itu.
4. Metode apa saja yang bapak terapkan dalam pembelajaran PAI?
Jawab : Metode yang saya pakai biasanya ceramah dan pemberian tugas
saja.
5. Apakah metode Problem Based Learning (PBL) pernah bapak terapkan
pada pembelajaran PAI?
Jawab : Belum
6. Apakah Bapak pernah menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan bapak
di depan kelas?
Jawab : Pernah.
7. Apakah siswa selalu menjawab pertanyaan bapak di depan kelas?
Jawab : Tidak terlalu sering, mereka maju ke depan kelas hanya jika disuruh
sama saya saja. Mereka belum berani.
8. Apakah siswa memperhatikan penjelasan bapak, ketika bapak sedang
menjelaskan pembahasan materi?
Jawab : Memeperhatikan, tetapi ada juga siswa yang asik dengan
kegiatannya sendiri. Seperti, ngobrol dengan temannya.
9. Apabila siswa tidak memeperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan
bapak lakukan?
Jawab : Saya akan memberikan teguran, seperti : siswa harus mengulang
kembali materi yang baru saja saya jelaskan.
Lampiran 11
Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa
Tapap : Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Selasa, 9 April 2014
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa,
dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pelajaran PAI sebelumnya.
Daftar pertanyaan :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran PAI?
a. Iya b. Tidak c. Biasa saja
Jawab :
S3 : Iya
S14 : Biasa saja
S20 : Iya
2. Dari jawaban no.1 (satu) berikan alasan!
Jawab :
S3 : karena saya suka dengan sejarah-sejarah Nabi.
S14 : bikin ngantuk saya bu.
S20 : suka saja
3. Apakah kamu bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru jika
masih kurang jelas atau belum paham?
Jawab :
S3 : jarang
S14 : tidak pernah
S20 : iya, saya sering bertanya jika ada materi yang belum saya mengerti.
4. Apabila guru member pertanyaan, apakah kamu berusaha ingin
menjawabnya?
Jawab :
S3 : kadang-kadang kalau bisa saya jawab saja.
S14 : tidak, karena takut salah.
S20 : iya.
5. Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan gurumu?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
Jika menjawab b dan c, beri alasan kenapa pada saat itu kamu tidak
mengerjakan tugas.
Jawab :
S3 : kadang-kadang, karena ikut-ikutan teman yang tidak mengerjakan juga.
S14 : kadang-kadang, karena suka lupa dan sedikit malas.
S20 : selalu.
6. Apabila kamu diminta mengerjakan soal ke depan kelas, apakah yang kamu
rasakan?
a. Senang b. Takut c. Malu
Jawab :
S3 : Takut salah.
S14 : Takut salah, nanti diketawain teman-teman kalau salah.
S20 : Senang, tetapi takut salah juga kalau lagi mengerjakan di depan kelas.
Lampiran 12
Lembar Hasil Wawancara dengan Guru
Daftar pertanyaan :
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran PAI menggunakan model
pembelajaran Problem Bases Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : iya.
S14: biasa saja.
S20 : iya.
2. Metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : dua-duanya, yang biasa dengan PBL.
S14 : lebih suka PBL.
S20 : PBL.
3. Metode manakah yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : semua saya sukai ko bu.
S14 : saya suka karena belajarnay bersama-sama, tapi ga sukanya disuruh
majunya dan banyak ngerjain tugasnya.
S20 : tidak ada yang saya tidak sukai karena metode PBL bikin saya aktif.
4. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PAI menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : lebih aktif.
S14 : biasa saja.
S20 : saya lebih sering bertanya kalo ada materi yang saya tidak tahu.
5. Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : tidak.
S14 : agak sulit.
S20 : tidak sulit ko.
6. Apakah kamu aktif dalam bertanya?
Jawab :
S3 : kadang-kadang.
S14 : belum aktif saya.
S20: aktif dong bu.
7. Apakah kamu mengerjakan tugas dengan tepat waktu? Berikan alasannya!
Jawab :
S3 : iya, karena saya takut terkena hukuman kalo mengerjakan tugasnya.
S14 : kadang-kadang.
S20 : iya, karena itu kewajiban saya bu.
8. Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : tidak terlalu aktif, karena sudah dijawab sama teman saya yang satu
kelompok dengan saya.
S20 : iya bu.
9. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini
memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PAI?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : iya, karena nanti ditanya sama gurunya tentang materi yang akan
dibahas.
S20 : iya.
10. Menurut kamu apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model
PBL ini?
Jawab :
S3 : waktu dalam mengerjakan LKS terlalu cepat, kelebihannya dapat
belajar bersama-sama.
S14 : tidak tahu bu.
S20 : kelebihannya saya bisa belajar sendiri bersama teman-teman tentang
materi yang diajarkan.
Lampiran 14
Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II
Daftar pertanyaan :
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran PAI menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : iya.
S20 : iya.
2. Metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : PBL dan ceramah.
S14 : PBL.
S20 : PBL.
3. Hal manakah yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : yang saya sukai saat mengerjakan dan memecahkan masalah di LKS.
S14 : dapat hadiahnya kalau bisa menjawab dan bertanya.
S20 : semuanya saya suka ko bu.
4. Kelebihan apa yang kamu rasakan setelah belajar PAI menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : asik dalam belajarnya.
S14 : lebih rajin ngerjain tugasnya.
S20 : lebih aktif dalam belajar.
5. Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : tidak.
S14 : tidak.
S20 : tidak.
6. Apakah kamu aktif dalam bertanya?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : kadang-kadang.
S20 : iya.
7. Apakah kamu mengerjakan tugas dengan tepat waktu?
Jawab :
S3 : iya
S14 : iya
S20 : iya.
8. Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : iya.
S20 : iya.
9. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini
memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PAI?
Jawab :
S3 : iya
S14 : iya.
S20 : iya.
10. Menurut kamu apakah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar kamu?
Jawab:
S3 : iya.
S14 : iya.
S20 : iya
Lampiran : 16
Foto Kegiatan Siklus I & II