Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UTS

Analisis Finansial Usaha Keripik Cabe Mai Satun


Dumai

Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester


Mata Kuliah : Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu : Dr. Jahrijal, S.E., M.T.

OLEH

ANNISA REZKI SUSANTI (2010247504)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
BAB V

PEMBAHASAN

Hasil Analisis Kelayakan Finansial

Hasil Analisis (30%Modal Pinjaman)

Perhitungan modal pinjaman 30% dari investasi sebesar Rp. 742.715.000,00

adalah sebesar Rp.222.814.500,00 biaya bunga sebesar Rp.35.650.320,00 (bunga

bank dikalikan dengan pinjaman 30%). Angsuran pokoknya sebesar 20% yaitu

Rp.44.562.900,00 per tahun selama 5 tahun, adapun hasil analisisnya terdapat

pada Tabel

Hasil Analisis Kelayakan Finansial (Modal Pinjaman 30%)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan


1 Net Present Value (NPV) Rp.641.202.052 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 24,90% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak


4 Payback Period (PP) 1 Thn 9 Bln 4 Hari
Hasil analisis kelayakan investasi pada Tabel diatas dapat diketahui bahwa usaha

ini memiliki nilai NPV sebesar Rp.641.202.052,00 yang berarti usaha ini akan

menerima keuntungan sebesar Rp.641.202,00 juta selama 5 tahun menurut nilai

waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 24,90% yang berarti lebih besar

dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak

dilaksanakan dibandingkan apabila dananya disimpan di Bank, karena

mempunyai tingkat return yang lebih tinggi. Nilai Net B/C Ratio adalah sebesar

1,18 yang berarti setiap pengeluaran Rp.1,00 akan memberikan keuntungan

sebesar Rp.0,18
Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel dimana NPV bernilai positif, Net B/C Ratio

lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (16%),

maka secara kelayakan investasi usaha pada pinjaman 30% layak untuk diusahakan.

Hasil analisis payback period-nya menjelaskan bahwa usaha ini akan

mengembalikan investasi dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari.

kata lain keadaan dimana usaha ini tidak mendapatkan laba dan juga tidak menderita kerugian.

Perhitungan BEP pada usaha ini ditinjau berdasarkan harga jual dan volume produksi. Hasil

perhitungan analisis Break Event Point (BEP)

Tabel Break Event Point (BEP) Usaha Kerupuk SKS

No Keterangan Jumlah
1 Total Biaya Produksi (Rp)/Tahun 742.715.000
2 Total Produksi/Tahun 3.528.000
3 BEP Harga Jual (Rp) 210
4 Harga Jual Produk (Rp) 300
5 BEP Volume Produksi/ Tahun 2.475.717

Berdasarkan hasil analisis BEP pada Tabel dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengalami pulang pokok pada saat volume produksi atau penjualan mencapai

2.475.717 keping atau penerimaan sebesar total biaya produksi yaitu Rp.742.715.000,00

per tahun dan dengan BEP harga jual sebesar Rp.210,00 per keping.

Hasil Analisis (100% Modal Sendiri)

Perhitungan kelayakan finansial usaha ini diperoleh dari data hasil

pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran kas biaya. Manfaat bersih setelah

pajak ditambah penyusutan kemudian didiskontokan dengan tingkat suku bunga

investasi sebesar 16% yang merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit

investasi Bank Umum. Adapun hasil perhitungan kelayakan finansial adalah


sebagai berikut:

Hasil perhitungan dari kelayakan investasi yang meliputi NPV, IRR, dan

Net B/C Ratio, diperoleh dari hasil pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran

kas biaya. Manfaat bersih setelah pajak kemudian didiskontokan dengan tingkat

suku bunga investasi sebesar 16% sedangkan untuk perhitungan Payback Period

didasarkan pada data cashflow sehingga Payback Period tidak dijadikan sebagai

hasil untuk menentukan layak atau tidaknya usaha, akan tetapi hanya digunakan

sebagai waktu pengembalian investasi, hasil analisisnya terdapat pada Tabel.

Tabel Hasil Analisis Kelayakan Finansial (100% Modal Sendiri)


No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value (NPV) Rp.791.515.216 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 25,78% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,25 Layak
4 Payback Period (PP) 1 thn 7 bln 2 hari

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial pada Tabel, menyatakan

bahwa usaha ini memiliki NPV sebesar Rp.791.515.216 yang berarti bahwa usaha

ini akan memberikan keuntungan sebesar Rp.791.515.216 selama 5 tahun menurut

nilai waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 25,78% yang berarti lebih besar

dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak

dilaksanakan dibandingkan apabila dananya disimpan di Bank, karena mempunyai

kemampuan memperoleh tingkat return yang lebih tinggi. Nilai B/C Ratio sebesar

1,25 yang berarti bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan, akan memberikan

keuntungan sebesar Rp.0,25.

Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel dimana NPV bernilai positif,

Net B/C Ratio lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga

yang berlaku (16%), maka secara kelayakan investasi usaha ini layak untuk
diusahakan.

Hasil dari analisis payback period (PP) menunjukan bahwa untuk

mengembalikan nilai investasi sebesar Rp.742.715.000,00 memerlukan waktu 1

tahun 7 bulan 2 hari.

Analisis Sensitivitas

Berdirinya Usaha ini dimaksudkan agar masyarakat selaku konsumen

dapat membeli dan mengkonsumsi kerupuk secara aman. Hal ini sebagai suatu

strategi yang dilakukan melihat banyaknya tingkat persaingan, dalam dunia bisnis

persaingan selalu ada dengan kekuatan bersaing didominasi oleh adanya kekuatan

daya beli, pemasok, dan produk substitusi. Tidak menutup kemungkinan usaha

Kerupuk SKS tidak ada pesaing, pesaing usaha ini cukup kuat diantaranya

persaingan pasar dengan jenis produk kerupuk yang lain. Akibat adanya

persaingan pasar, maka terjadi penurunan harga jual yang akan berpengaruh

terhadap panurunan penerimaan. Dalam analisis sensitivitas, penulis

mengasumsikan penurunan penerimaan sebesar 10% yang dipertimbangkan

dengan banyaknya pesaing dan biaya diasumsikan tetap.

Pengaruh dari faktor inflasi dalam analisis usaha sangat penting dan

berdampak langsung terhadap biaya khususnya biaya operasional. Untuk

melakukan analisis sensitivitas, penulis mengasumsikan bahwa yang berpengaruh

terhadap pada usaha ini adalah penurunan penerimaan 10% adanya faktor

persaingan dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng,

minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20% karena belum stabilnya

ekonomi di Indonesia.
Analisis Sensitivitas (30% Modal Pinjaman)

Pada analisis sensitivitas, variabel yang digunakan pada penelitian ini

meliputi penurunan penerimaan sebesar 10%, dan kenaikan biaya operasional

pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu

sebesar 20%. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan kondisi 30%

modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya, hasil tersebut

dikombinasikan. untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis sensitivitas 30%

modal pinjaman terdapat pada Tabel.

Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10% (30% Modal
Pinjaman)
No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value (NPV) Rp.335.050.407 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 22,59% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,06 Layak
4 Payback Period (PP) 2 thn 3 bln 4 hr
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa

usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari

satu. Dengan demikian, penerimaan penurunan sebesar 10% tidak berpengaruh

terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil payback period dapat

diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 2

tahun 3 bulan 4 minggu. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis

Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman.

Usaha ini masih layak apabila penurunan penerimaannya sampai pada

batasan 15,8% artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 15,8%

maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis

sensitivitas batas penerimaan turun 30% modal pinjaman.


No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value (NPV) Rp.474.588.912 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 23,49% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,11 Layak
4 Payback Period 2 thn 1 bln 4 hari
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa

usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari

satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar

20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil

payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai

investasinya dalam waktu 2 tahun 1 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan payback

period Analisis Sensitivitas kenaikan biaya operasional pada tepung terigu 30%

modal pinjaman.

Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada
Minyak Goreng (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan


1 Net Present Value (NPV) Rp.636.203.657 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 24,86% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak
4 Payback Period 1 thn 9 bln 7 hari
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa

usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari

satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng sebesar

20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil

payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai

investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 7 hari. Untuk hasil perhitungan payback
period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman.

Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada
Minyak Tanah (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan


1 Net Present Value (NPV) Rp.639.813.609 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 24,89% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak
4 Payback Period 1 thn 9 bln 4 hari

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa usaha ini

layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan

demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah sebesar 20% tidak

berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil payback

period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya

dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan payback period

Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman.

Hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal

pinjaman.

Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada
Tepung Terigu (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan


1 Net Present Value (NPV) Rp.627.317.623 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 24,80% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak
4 Payback Period 1 thn 9 bln 11 hari

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa

usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari

satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar

20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil

payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai

investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 11 hari. Untuk hasil perhitungan

payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman.

Dari kelima variabel tersebut dinyatakan layak dengan kondisi 30%

modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut

dikombinasikan antara variabel penurunan pendapatan sebesar 10% dengan

kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah

dan tepung terigu sebesar 20%. Untuk lebih jelasnya hasil kombinasi perhitungan

analisis sensitivitas 30% modal pinjaman terdapat pada Tabel berikut.

Komponen Hasil Analisis Sensitivitas 30% Modal Pinjaman


Net Layak/
NPV (Rp) IRR B/C Tidak Payback Period
Ratio Layak
A. 30% Modal Pinjaman 641,202,052 24.90 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr
a. Pendapatan -10% 335,050,407 22.59 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr
b. Tepung Tapioka +20% 474,588,912 23.49 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr
c. Minyak Goreng +20% 636,203,657 24.86 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr
d. Minyak Tanah +20% 639,813,609 24.89 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr
e. Tepung Terigu +20% 627,317,623 24.80 1.18 Layk 1Thn, 9 Bln 11 Hr
B. Kombinasi
a+b 168,437,267 21.06 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 1 Hr
a+c 330,052,013 22.52 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 7 Hr
a+d 333,661,964 22.57 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr
a+e 321,165,979 22.40 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 14 Hr
b+c 469,590,518 23.44 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr
b+d 473,200,469 23.48 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr
b+e 460,704,483 23.35 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 7 Hr
c+d 634,815,215 24.85 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr
c+e 622,319,229 24.76 1.17 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr
d+e 625,929,180 24.79 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr
a+b+c 163,438,873 20.94 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 8Hr
a+b+d 167,048,825 21.03 1.00 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr
a+b+e 154,552,839 20.72 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 16 Hr
a+c+d 328,663,570 22.50 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 7 Hr
a+c+e 316,167,585 22.33 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 18 Hr
b+c+d 468,202,075 23.43 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr
b+c+e 455,706,089 23.31 1.10 Layak 2Thn, 1 Bln 11 Hr
c+d+e 620,930,786 24.75 1.17 Layak 1Thn, 9 Bln 14 Hr
a+b+c+d 162,050,430 20.91 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 8 Hr
a+b+c+e 149,554,445 20.59 0.99 Tidak 2Thn, 8 Bln 23 Hr
Layak
b+c+d+e 454,317,646 23.29 1.10 Layak 2Thn, 1 Bln 11 Hr
a+b+c+d+e 148,166,002 0.99 0.99 Tidak 2Thn, 8 Bln 23 Hr
Layak
Berdasarkan hasil kombinasi analisis sensitivitas 30% Modal Pinjaman

pada Tabel 19, dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan bila dilihat

dari nilai bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Usaha

ini tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi penurunan pendapatan sebesar

10% dibarengi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tiga dan

empat variabel meliputi tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung

terigu. Dengan demikian, hasil kombinasi antara penurunan pendapatan dan

kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah

dan tepung terigu sebesar 20% berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada

usaha ini.
BAB VI

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Hasil analisis kelayakan finansial pada usaha Keripik Mai Satun dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Hasil analisis kelayakan finansial dengan 30% modal pinjaman dinyatakan

layak, terbukti dengan nilai NPV yang positif, IRR lebih dari tingkat suku

bunga yang berlaku (16%), dan nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu.

Payback period menunjukkan bahwa usaha ini akan mengembalikan

investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari.

2. Hasil analisis sensitivitasnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

Hasil analisis sensitivitas 30% modal pinjaman tidak layak apabila terjadi

penurunan penerimaan sebesar 10% disertai dengan kenaikan biaya

operasional sebesar 20% pada semua varibel meliputi tepung tapioka,

minyak goreng, minyak tanah, dan tepung terigu dan penurunan

penerimaan sebesar 10% disertai dengan kenaikan biaya operasional

sebesar 20% pada pada tiga variabel yaitu tepung tapioka, minyak goreng

dan tepung terigu.


1

Anda mungkin juga menyukai