OLEH
PEMBAHASAN
bank dikalikan dengan pinjaman 30%). Angsuran pokoknya sebesar 20% yaitu
pada Tabel
ini memiliki nilai NPV sebesar Rp.641.202.052,00 yang berarti usaha ini akan
waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 24,90% yang berarti lebih besar
dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak
mempunyai tingkat return yang lebih tinggi. Nilai Net B/C Ratio adalah sebesar
sebesar Rp.0,18
Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel dimana NPV bernilai positif, Net B/C Ratio
lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (16%),
maka secara kelayakan investasi usaha pada pinjaman 30% layak untuk diusahakan.
kata lain keadaan dimana usaha ini tidak mendapatkan laba dan juga tidak menderita kerugian.
Perhitungan BEP pada usaha ini ditinjau berdasarkan harga jual dan volume produksi. Hasil
No Keterangan Jumlah
1 Total Biaya Produksi (Rp)/Tahun 742.715.000
2 Total Produksi/Tahun 3.528.000
3 BEP Harga Jual (Rp) 210
4 Harga Jual Produk (Rp) 300
5 BEP Volume Produksi/ Tahun 2.475.717
Berdasarkan hasil analisis BEP pada Tabel dapat diketahui bahwa usaha ini akan
mengalami pulang pokok pada saat volume produksi atau penjualan mencapai
2.475.717 keping atau penerimaan sebesar total biaya produksi yaitu Rp.742.715.000,00
per tahun dan dengan BEP harga jual sebesar Rp.210,00 per keping.
pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran kas biaya. Manfaat bersih setelah
investasi sebesar 16% yang merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit
Hasil perhitungan dari kelayakan investasi yang meliputi NPV, IRR, dan
Net B/C Ratio, diperoleh dari hasil pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran
kas biaya. Manfaat bersih setelah pajak kemudian didiskontokan dengan tingkat
suku bunga investasi sebesar 16% sedangkan untuk perhitungan Payback Period
didasarkan pada data cashflow sehingga Payback Period tidak dijadikan sebagai
hasil untuk menentukan layak atau tidaknya usaha, akan tetapi hanya digunakan
bahwa usaha ini memiliki NPV sebesar Rp.791.515.216 yang berarti bahwa usaha
nilai waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 25,78% yang berarti lebih besar
dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak
kemampuan memperoleh tingkat return yang lebih tinggi. Nilai B/C Ratio sebesar
1,25 yang berarti bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan, akan memberikan
Net B/C Ratio lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku (16%), maka secara kelayakan investasi usaha ini layak untuk
diusahakan.
Analisis Sensitivitas
dapat membeli dan mengkonsumsi kerupuk secara aman. Hal ini sebagai suatu
strategi yang dilakukan melihat banyaknya tingkat persaingan, dalam dunia bisnis
persaingan selalu ada dengan kekuatan bersaing didominasi oleh adanya kekuatan
daya beli, pemasok, dan produk substitusi. Tidak menutup kemungkinan usaha
Kerupuk SKS tidak ada pesaing, pesaing usaha ini cukup kuat diantaranya
persaingan pasar dengan jenis produk kerupuk yang lain. Akibat adanya
persaingan pasar, maka terjadi penurunan harga jual yang akan berpengaruh
Pengaruh dari faktor inflasi dalam analisis usaha sangat penting dan
terhadap pada usaha ini adalah penurunan penerimaan 10% adanya faktor
persaingan dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng,
minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20% karena belum stabilnya
ekonomi di Indonesia.
Analisis Sensitivitas (30% Modal Pinjaman)
pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu
sebesar 20%. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan kondisi 30%
modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya, hasil tersebut
Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10% (30% Modal
Pinjaman)
No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value (NPV) Rp.335.050.407 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 22,59% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,06 Layak
4 Payback Period (PP) 2 thn 3 bln 4 hr
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa
usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari
terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil payback period dapat
diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 2
batasan 15,8% artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 15,8%
maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis
usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari
satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar
20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil
payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai
investasinya dalam waktu 2 tahun 1 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan payback
period Analisis Sensitivitas kenaikan biaya operasional pada tepung terigu 30%
modal pinjaman.
Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada
Minyak Goreng (30% Modal Pinjaman)
usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari
satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng sebesar
20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil
payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai
investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 7 hari. Untuk hasil perhitungan payback
period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman.
Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada
Minyak Tanah (30% Modal Pinjaman)
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel, dapat diketahui bahwa usaha ini
layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan
demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah sebesar 20% tidak
berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil payback
period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya
dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan payback period
pinjaman.
Tabel. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada
Tepung Terigu (30% Modal Pinjaman)
usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari
satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar
20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini. Dari hasil
payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai
modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut
kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah
dan tepung terigu sebesar 20%. Untuk lebih jelasnya hasil kombinasi perhitungan
pada Tabel 19, dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan bila dilihat
dari nilai bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Usaha
ini tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi penurunan pendapatan sebesar
10% dibarengi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tiga dan
empat variabel meliputi tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung
kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah
dan tepung terigu sebesar 20% berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada
usaha ini.
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Hasil analisis kelayakan finansial pada usaha Keripik Mai Satun dapat
layak, terbukti dengan nilai NPV yang positif, IRR lebih dari tingkat suku
bunga yang berlaku (16%), dan nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu.
Hasil analisis sensitivitas 30% modal pinjaman tidak layak apabila terjadi
sebesar 20% pada pada tiga variabel yaitu tepung tapioka, minyak goreng