Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN 5

REAKSI UJI PROTEIN

I. PRINSIP PERCOBAAN

Prinsip percobaan reaksi uji protein berdasarkan pemahaman konsep


senyawa karbon dan gugus fungsi, pengenalan jenis-jenis dan sifat asam amino,
serta identifikasi reaksi yang terjadi pada asam amino yang diteliti di
laboratorium.

II. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mempelajari dan memahami reaksi
kimia spesifik pada (asam amino).

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
III. TINJAUAN PUSTAKA

Sebuah protein pertama-tama dipakai pada tahun 1838, berasal dari kata
Yunani, proteions yang berarti “pertama“. Protein dalam kehidupan mempunyai
fungsi yang sangat penting. Protein bersama-sama dengan lipida dan tulang
membentuk kerangka tubuh. Ia juga membentuk otot, anti bodi dan berbagai
hormon. Asam amino merupakan senyawa monomer dari protein. Asam amino
dapat dikelompokkan sebagai turunan asam karboksilat dengan adanya yang
terikat pada C alfa (α), yaitu atom C setelah gugus COOH. Jadi struktur asam
amino mempunyai 2 buah fungsi, yaitu gugus karboksilat (─COOH) dan gugus
amina (─NH2) (Fessenden & Fessenden, 1986).
Protein merupakan gabungan asamasam amino dengan cara ikatan peptida,
yaitu ikatan antara gugus amino. Proses metabolism protein didahului dengan
proses katabolisme (penguraian) protein menjadi asam amino, tahap tersebut
meliputi proses pembukaan (inisiasi), perpanjangan (elongasi), dan perakhiran
(terminasi). Proses sintesis protein melibatkan asam amino. Bila sel memerlukan
protein, maka akan terjadi rangkaian aktifitas. Dari rangkaian tersebut selanjutnya
akan menyebabkan asam-asam amino saling berkaitan membentuk peptida
(Rosmawati, 2013).
Protein mempunyai komponen penyusun yaitu asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptide. Kualitas suatu protein dapat dinilai dari
perbandingan asam-asam amino yang menyusun protein tersebut. asam amino
akan mengalami kerusakan apabila dipanaskan lebih dari 1000C, akan tetapi bila
dipanaskan dalam larutan alkali, maka kestabilan asam amino dapat dinaikkan
sampai suhu 2000C. Asam amino yang paling berperan dalam pembentukan reaksi
Maillard adalah lisin dan asam glutamat,dikarenakan asam amino ini merupakan
asam amino yang paling reaktif dan merupakan gugus amino bebas. Protein
tersusun atas asam-asam amino yang membentuk polimer panjang dan sering
disebut sebagai residu asam amino. Residu asam amino selalu terikat secara
kovalen oleh ikatan-ikatan peptida. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
residu, maka akan terbentuk kerangka umum bagi molekul peptida (Astiana, et al.,
2015).

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Kertas saring
5. Corong
6. Labu erlenmeyer
7. Penangas air

B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Aquades
2. NaOH
3. Reagen biuret
4. HNO3 pekat
5. Ubi kayu
6. Albumin
7. Reagen millon
8. Formaldehida 0,5 %
9. H2SO3 pekat
10. HgSO4
11. Pb asetat

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
V. CARA KERJA

1. Reaksi Biuret

1 mL sampel

 diisi ke dalam tabung reaksi

Reagen Biuret

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi


 dikocok dan diamati perubahannya

Hasil

2. Reaksi Xanthoprotein

1 mL sampel

 diisi ke dalam tabung reaksi

1 mL HNO3 pekat

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi


 diamati endapan yang terbentuk
 dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi
 didinginkan dan dibagi menjadi dua bagian

NaOH

 ditambahkan ke dalam tabung 1, sedangkan tabung 2


tanpa NaOH
 diamati perubahan yang terjadi pada tabung 1 dan
dibandingkan dengan tabung 2 yang tidak ditambahkan
amoniak

Hasil

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
3. Reaksi Millon Nasse (untuk tirosin)

2 mL sampel

 diisi ke dalam tabung reaksi

1 mL reagen Millon

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi


 dipanaskan dan diamati perubahannya
 didinginkan di bawah air leding

Larutan NaNO3 1 %

 diteteskan ke dalam tabung reaksi


 dipanaskan lagi dan diamati perubahannya

Hasil

4. Reaksi Hopkins Cole (untuk triptopan)

1 mL sampel

 diisi ke dalam tabung reaksi

1 mL formaldehid 0,5 %

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi

1 mL H2SO4 pekat

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi


 ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung
yang dimiringkan sehingga terbentuk dua lapisan yang
dibatasi lingkaran ungu, jika digoyang seluruh larutan
akan berwarna ungu

Hasil

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
5. Uji Belerang

1 mL sampel

 diisi ke dalam tabung reaksi

1 mL NaOH 40 %

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi


 dipanaskan tabung reaksi selama 1 menit untuk
mengubah S organik menjadi S an-organik (Natrium
sulfida)

1 tetes Pb asetat

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi


 diamati perubahannya

Hasil

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Reaksi Biuret
No. Percobaan Pengamatan
1. 2 mL pati + 5 tetes reagen Warna awal: putih susu
Biuret Warna akhir: putih susu +
cincin ungu
2. 1 mL telur puyuh + 5 tetes Warna awal: bening
reagen Biuret Warna akhir: bening + cincin
ungu + beku
3. 1 mL telur bebek + 5 tetes Warna awal: bening
reagen Biuret Warna akhir: bening + cincin
ungu

2. Reaksi Xanthoprotein
No Percobaan Pengamatan
.
1. Telur puyuh + 1 mL Warna awal: bening
HNO3 pekat Warna akhir: kuning muda
Setelah dipanaskan: kuning
2. Telur puyuh + 1 mL Warna awal: bening
HNO3 pekat + NaOH Warna akhir: kuning muda
Setelah dipanaskan: kuning
Ditambah NaOH: kuning
3. Telur ayam + 1 mL Warna awal: bening
HNO3 pekat Warna akhir: kuning muda
Setelah dipanaskan: kuning
4. Telur ayam + 1 mL Warna awal: bening
HNO3 pekat + NaOH Warna akhir: kuning muda
Setelah dipanaskan: kuning

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Ditambah NaOH: kuning

3. Reaksi Millon Nasse


No Percobaan Pengamatan
.
1. Maizena + 1 mL reagen Warna awal: putih
Millon + 5 tetes larutan Warna akhir: endapan putih
NaNO3 Setelah dipanaskan: endapan putih
2. Putih telur bebek + 1 mL Warna awal: bening
reagen Millon Warna akhir: endapan putih
Setelah dipanaskan: endapan
merah

4. Reaksi Hopkins-Cole
No Percobaan Pengamatan
1 Pati kedelai + Warna awal: bening
formaldehida + H2SO4 Setelah ditambahkan
formaldehida: terdapat endapan
Setelah ditambahkan H2SO4: 2
lapisan keruh dan endapan
2 Telur bebek + Warna awal: bening
formaldehida + H2SO4 Setelah ditambahkan
formaldehida: terdapat 2 lapisan
Setelah ditambahkan H2SO4: putih
susu, terdapat padatan putih coklat,
berbusa, dan bagian atas berwarna
jingga.
3 Telur puyuh + Warna awal: bening
formaldehida + H2SO4 Setelah ditambahkan
formaldehida: terdapat 2 lapisan

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Setelah ditambahkan H2SO4:
jingga dan ada gumpalan

5. Reaksi Belerang
No Percobaan Pengamatan
1 Telur ayam + 1 mL Warna awal: bening
NaOH + Pb asetat Warna akhir: hitam
2 Pati ubi jalar + 1 mL Warna awal: bening
NaOH + Pb asetat Warna akhir: tidak berwarna hitam
3 Telur bebek + 1 mL Warna awal: bening
NaOH + Pb asetat Warna akhir: hitam

B. Pembahasan
1. Reaksi Biuret
Reaksi biuret adalah reaksi warna untuk senyawa peptida dan
protein. Prinsip percobaan reaksi ini adalah membuktikan ada atau
tidaknya ikatan peptida pada suatu protein. Peptida yang memiliki dua
ikatan peptida atau lebih akan bereaksi dengan Cu 2+ dalam suasana
basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna biru
ungu. Prosedur yang dilakukan pada percobaan ini yaitu 2 ml pati, 1
ml putih telur puyuh dan 1 ml putih telur bebek dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda, kemudian ketiga tabung reaksi
ditambahkan 5 tetes reagen Biuret dan dikocok hingga larutan
homogen. Hasil yang didapat yaitu ketiga larutan tersebut membentuk
cincin ungu ketika diteteskan reagen Biuret dan juga larutan membeku
pada putih telur puyuh. Hal ini disebabkan karena protein yang ada
pada ketiga sampel tersebut bereaksi dengan reagen biuret (larutan
NaOH pekat dan larutan CuSO4 5%) dan membentuk larutan berwarna
ungu muda dan membentuk cincin dan ketiga sampel ini memberikan
hasil positif pada uji ini. Warna larutan yang berubah menjadi ungu
terjadi karena adanya kompleks ikatan peptida dengan tembaga.

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Semakin banyak ikatan peptida yang tedapat di dalam protein tersebut,
maka semakin pekat warna ungu yang terbentuk. Ikatan peptida adalah
ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu
molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amino molekul
lain. Hal ini sesuai dengan teori dimana protein bereaksi dengan NaOH
dan CuSO4 yang ditandai dengan terbentuknya warna biru lembayung
sampai ungu. Uji ini memberikan hasil positif dengan terbentuknya
larutan berwarna biru lembayung sampai ungu (Bakhtra, et al., 2016).
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :

2. Reaksi Xanthoprotein
Uji xanthoprotein merupakan pengujian protein yang lebih
ditunjukkan untuk mengidentifikasi adanya inti benzena pada suatu
protein, seperti jenis sasam amino fenilalanin, tirosin, dan triptofon.
Pereaksi xanthoprotein merupakan larutan asam nitrat pekat. Warna
kuning yang terbentuk pada uji ini dikarenakan adanya inti benzena
yang ternitrasi oleh asam nitrat pekat membentuk nitro benzena
(Nurlely, et al., 2014)
Prosedur yang dilakukan pada percobaan ini yaitu putih telur
ayam dan telur puyuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 1 ml HNO3 pekat, diamati endapan yang dibentuk,
diamati perubahan yang terjadi, dipanaskan dan didingankan serta
dibagi menjadi dua bagian. Tabung I ditambahkan NaOH sedangkan

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
tabung II tidak. Diamati perubahan yang terjadi dan dibandingkan
kedua tabung reaksi tersebut. Hasil yang didapat yaitu larutan yang
berwarna kuning muda pada sampel yang hanya ditambah HNO 3 tanpa
NaOH, dan larutan berwarna kuning pada sampel yang ditambah
HNO3 dan NaOH. Fungsi dari penambahan NaOH adalah memperjelas
atau memperkuat dari reaksi yang terjadi antara putih telur ayam dan
puyuh dengan HNO3 sehingga menghasilkan warna yang lebih kuning
dibandingkan tanpa penambahan NaOH. Penambahan asam nitrat
(HNO3) berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus benzena.
Larutan dapat ditambahkan NaOH setelah dipanaskan, hal tersebut
berguna untuk memperkuat warna kuning pada sampel menjadi warna
jingga. Hasil dari percobaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa
sampel putih telur ayam, putih telur itik, dan putih telur puyuh
memberikan hasil positif setelah reaksi, yaitu warna larutan sampel
yang berubah menjadi kuning setelah dipanaskan. Hal tersebut
menujukan bahwa sampel putih telur dari telur ayam, itik, dan puyuh
mengandung gugus benzena yang memiliki asam amino aromatik. Uji
ini menghasilkan hasil positif karena inti benzen yang terdapat dalam
molekul tirosin, fenilalanin, dan triptofan akan ternitrasi dengan
penambahan HNO3 dan senyawa nitro yang terbentuk akan berwarna
kuning (Anom, et al., 2018). Hasil yang didapat juga sesuai dengan
teori karena putih telur puyuh dan ayam memiliki protein berjenis
tirosin di dalamnya. Reaksi yang terjadi adalah :

3. Reaksi Millon
Pada percobaan reaksi Millon Nasse ini bertujuan nuntuk
mendeteksi pada sampel adanya asam amino yang mempunyai gusus
fenol seperti tirosin yang ditandai dengan terbentuknya kompleks

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
berwarna merah pada sampel protein. Prosedur yang dilakukan pada
percobaan ini yaitu maizena dan telur bebek dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml reagen Millon yang kemudian
dipanaskan di penangas air. Setelah didinginkan, ditambahkan 5 tetes
larutan NaNO3 1% dan dipanaskan kembali dan diamati perubahan
yang terjadi. . Hasil yang didapat yaitu sampel maizena yang memiliki
endapan putih dan telur bebek yang memiliki endapan merah. Hal ini
menandakan maizen menghasilkan reaksi negatif sedangkan telur
bebek menghasilkan reaksi positif. Reaksi negatif dari maizena
menandakan maizena tidak mengandung tirosin. Reaksi positif dari
telur bebek menandakan telur bebek memiliki tirosin dalam
proteinnya, walaupun di dalam telur bebek juga terdapat fenol yang
juga dapat bereaksi positif dengan reagen Millon. Hasil ini sesuai
dengan teori dimana maizena memang tidak memiliki tirosin di dalam
proteinnya ataupun gugus fenol, sedangkan telur bebek memiliki
keduanya. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna. Fungsi larutan millon adalah sebagai pereaksi yang bereaksi
dengan sampel yang mengandung gugus aromatik membentuk
endapan putih, dan ketika dipanaskan akan membentuk senyawa
kompleks merah. Fungsi pemanasan pada reaksi kali ini adalah untuk
membuat protein mengalami denaturasi atau kerusakan, sehingga
diharapkan molekul protein yang terdiri dari banyak polipeptoda dapat
terputus menjadi molekul-molekul penyusunnya yang lebih kecil
dengan tujuan untuk mempercepat reaksi. Pereaksi millon
mengandung merkuri dan ion merkuri dalam asam nitrit dan asam
nitrat. Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam
merkuri dengan pereaksi millon yang akan membentuk kompleks
berwarna merah (Poedjiadi, 2007). Reaksi yang terjadi adalah :

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
4. Reaksi Hopkins-Cole
Reaksi Hopkins-Cole merupakan suatu metode untuk
mengetahui kandungan asam amino triptofan pada suatu sampel.
Prosedur yang dilakukan pada percobaan ini yaitu pati kedelai, telur
bebek, dan telur puyuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 1 ml formaldehida + 1 ml H 2SO4 pekat. Kemudian
diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil yang didapat yaitu pada
larutan pati kedelai yang awalnya berwarna putih setelah ditambah
formaldehida terdapat endapan, dan terdapat 2 lapisan yaitu keruh dan
endapan pada saat penambahan H2SO4. Telur bebek yang awalnya
berwarna bening setelah ditambah formaldehida terdapat 2 lapisan
yaitu keruh dan endapan dan pada saat penambahan H 2SO4 warna
berubah menjadi putih susu, ada padatan coklat, berbusa dan bagian
atas berwarna jingga. Telur puyuh mengalami perubahan yang sama
seperti telur bebek tetapi hasil ketika ditambahkan H2SO4 berbeda
yaitu berwarna jingga dan ada gumpalan. Pada percobaan ini
menunjukkan reaksi negatif karena ketiga sampel tidak menghasilkan
cincin ungu dan tidak sesuai dengan teori yang ada. Putih telur dan pati
kedelai mengandung triptofan di dalamnya sehingga seharusnya ketiga
sampel tersebut menghasilkan warna ungu (Rudini &
Ayustaningwarno, 2013). Reaksi yang terjadi adalah :

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
5. Reaksi Belerang
Uji belerang ini diterapkan untuk mengetahui adanya unsur
belerang (sulfur) seperti sistin dan metionin dalam asam amino.
Prosedur yang dilakukan pada percobaan ini yaitu pati ubi jalar, telur
ayam dan telur bebek dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 1 ml NaOH yang kemudian dipanaskan selama 1 menit.
Selanjutnya ditambahkan 1 tetes Pb asetat dan diamati perubahan yang
terjadi. Hasil yang didapat yaitu perubahan warna dari bening menjadi
hitam pada sampel telur ayam dan telur bebek, sedangkan pada sampel
pati ubi jalar perubahan warna yang terjadi tidak berwarna hitam.
Telur ayam dan telur bebek menghasilkan reaksi positif, sedangkan
pati ubi jalar menghasilkan reaksi negatif. Penambahan NaOH untuk
mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom
S dapat terputus oleh Pb asetat membentuk PbS, sedangkan fungsi Pb
asetat adalah sebagai pendonor Pb+ dan membentuk garam berwarna
hitam. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat pembentukan garam.
Garam yang dihasilkan yaitu garam PbS yang berwarna hitam. Garam
ini terbentuk dalam suasana basa dan berasal dari belerang pada
molekul sistein yang bereaksi dengan Pb asetat. Reaksi yang terjadi
adalah :

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
VII. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :


1. Protein dengan ikatan peptida akan berekasi pada uji Biuret membentuk
larutan berwarna ungu disebabkan reaksi antara peptida dan Cu 2+ dalam
keadaan basa ditunjukkan semua sampel berwarna biru keunguan.
2. Protein dengan inti benzena akan bereaksi pada uji Xenthoprotein berupa
asam nitrat membentuk warna kuning akibat inti benzena yang ternitrasi oleh
asam nitrat pekat membentuk nitro benzena ditunjukkan semua albumin dan
pati aren memiliki warna kekuningan
3. Protein dengan gugus fenol akan bereaksi melalui uji Millon Nasse
membentuk warna merah dan merah muda akibta terbentuknya senyawa
kompleks setelah pemanasan ditunjukkan semua sampel kecuali pati singkong
berwarna merah dan merah muda
4. Reaksi Hopkins-Cole merupakan suatu metode untuk mengetahui kandungan
asam amino triptofan pada suatu sampel. Semua sampel (pati kedelai, telur
bebek, telur puyuh) menghasilkan reaksi negatif pada uji ini, padahal
seharusnya yang terjadi adalah semua sampel menghasilkan reaksi positif
yang ditandai dengan adanya cincin ungu karena ketiganya mengandung
triptofan di dalam asam aminonya.
5. Reaksi belerang digunakan untuk mengetahui adanya unsur belerang (sulfur)
seperti sistin dan metionin dalam asam amino. Sampel telur ayam dan telur
bebek menghasilkan reaksi positif berupa larutan berwarna hitam karena
mengandung unsur belerang dalam asam aminonya, sedangkan sampel pati
ubi jalar menghasilkan reaksi negatif karena di dalam asam aminonya tidak
terdapat unsur belerang.

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
DAFTAR PUSTAKA

Anom, K., Sukaryawan, M. & Haryani, M. E., 2018. Pengembangan Modul


Pembelajaran Kimia Terintegrasi Kewirausahaan Pendekatan STEM dan
PBL. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian
Pendidikan Kimia, 5(1): 56-64.

Astiana, I., Suwandi, R., Suryani, A. A. & Hidayat, T., 2015. Pengaruh
Penggorengan Belut Sawah (Monopetrus albus) Terhadap Komposisi
Asam Amino, Asam Lemak, Kolesterol, dan Mineral. Jurnal Ilmu-Ilmu
Perairan, Pesisir, dan Perikanan, 4(1): 49-57.

Bakhtra, D. D. A., Rusdi & Mardiah, A., 2016. Penetapan Kadar Protein dalam
Telur Unggas Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Kjeldahl.
Jurnal Farmasi Higea, 8(2): 143-150.

Fessenden, R. J. & Fessenden, J. S., 1986. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Nurlely, Muslimah & Triyasmono, L., 2014. Pengujian Daya Cerna Protein Ikan
Haruan Asal Kota Banjarmasin. Jurnal Pharmascience, 1(2): 76-80.

Poedjiadi, 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Rosmawati, R., 2013. Lama Perebusan Terhadap Kandungan Protein pada Kerang
Darah (Anadara granosa). Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 2(2):
103-109.

Rudini, B. & Ayustaningwarno, F., 2013. Kadar Protein, Serat, Triptofan, dan
Mutu Organoleptik Kudapan Ekstrusi Jagung dengan Substitusi Kedelai.
Journal of Nutrition College, 2(3): 373-381.

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
LAMPIRAN

1. Reaksi Biuret

Reaksi Biuret pada putih telur puyuh

Reaksi Biuret pada pati

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Reaksi Biuret pada putih telur bebek

2. Reaksi Xanthoprotein

Reaksi Xanthoprotein pada putih telur puyuh (tanpa NaOH)

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Reaksi Xanthoprotein pada putih telur puyuh (dengan NaOH)

Reaksi Xanthoprotein pada putih telur bebek (tanpa NaOH)

Reaksi Xanthoprotein pada putih telur bebek (dengan NaOH)

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
3. Reaksi Millon

Reaksi Millon pada maizena

Reaksi Millon pada telur bebek

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
4. Reaksi Hopkins-Cole

Reaksi Hopkins-Cole pada pati kedelai

Reaksi Hopkins-Cole pada telur bebek

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Reaksi Hopkins-Cole pada telur puyuh

5. Reaksi Belerang

Reaksi belerang pada telur ayam

Reaksi belerang pada telur bebek

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)
Reaksi belerang pada pati ubi jalar

NAMA : RISNA WIDAYANTI


NIM : 2111013320005
KELOMPOK : 1 (SATU)

Anda mungkin juga menyukai