Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain

kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut disampaikan oleh UNESCO

yang merupakan sebuah Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pendidikan dasar mencakup SD/MI, SMP/MTs.

atau bentuk lain yang sederajat, Sedangkan pendidikan menengah meliputi antara lain

SMA/MA, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Dasar merupakan

salah satu jenjang pendidikan yang berlangsung selama 6 tahun dan merupakan jenjang

pendidikan formal level rendah yang sangat menentukan pembentukan karakter siswa

kedepannya. Di level inilah awal mula anak mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga

penanaman nilai-nilai yang nantinya akan berguna dalam kehidupanya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia masih

rendah. Salah satu faktornya adalah kualitas pengajar yang masih kurang karena

lemahnya para pendidik dalam menggali potensi murid. Para pendidik masih

memaksakan kehendak murid untuk mempelajari semua hal tanpa memperhatikan

kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswanya. Yang kedua

sistem pendidikan yang kurang baik dalam waktu pembelajaran. Jam belajar di sekolah

Indonesia kelamaan, sehingga siswa sulit mengembangkan minat dan bakat yang

mereka miliki melalui kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi. Apabila waktu

pembelajaran terlalu lama, maka siswa akan kelelahan dan membuat siswa mudah

stress sehingga siswa menganggap bahwa belajar di sekolah adalah kegiatan yang

1
membebani hidup mereka, Padahal sekolah merupakan sarana pembelajaran untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Selain itu kekerasan di

sekolah pun masih terjadi. Ikhtisar Eksekutif Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan

Terhadap Anak 2016-2020 dari Kemen-PPPA menyebut 84% siswa pernah mengalami

kekerasan di sekolah dan 50% anak pernah mengalami perundungan (bullying) di

sekolah.

Kota Depok adalah sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Barat, Indonesia,

yang terletak di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor. Dalam perancangan

proyek ini, Kota Depok merupakan tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi

berdirinya sekolah dasar, hal ini dikarenakan Kota Depok merupakan salah satu kota

besar di Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke tiga dari Kota Bogor,

Tasikmalaya, Cimahi, Sukabumi, Cirebon, dan Banjar, yaitu sebesar 2.406.830 jiwa

(jabarprov.go.id). Selain itu menurut Rohman (2020), penyebab belum merata nya

pendidikan di Depok yaitu sarana dan prasarana yang terbatas berlaku pada jenjang

sekolah dasar. Maka dari itu dalam perencanaan dan perancangan ini dapat membantu

program Dinas Pendidikan Kota Depok dalam memberikan fasilitas pendidikan di

setiap kecamatan yang berada di Kota Depok.

Berdasarkan isu permasalahan yang ada, maka perlu diterapkan sekolah

berpenciri khusus yaitu Sekolah Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak adalah satuan

pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan

berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak

dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta

mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran,

pengawasan, dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak

di pendidikan.

2
Dalam penerapan Sekolah Dasar Ramah Anak (SDRA) dilakukan dengan dua

cara yang berbeda, yaitu aspek pendidikan (kurikulum dan metode pembelajaran) dan

aspek pada fisik (bangunan). Pada aspek arsitektur menitik beratkan pada lokasi,

desain, konstruksi, aksesbilitas, dan pemeliharaan. Selain itu pemanfaatan sumber daya

alternative (termasuk matahari, angin, dan sumber alternative lainnya) juga menjadi

bagian dari aspek Sekolah Ramah Anak. Maka dari itu ide perancangan ini adalah

perancangan Sekolah Dasar Ramah Anak yang memiliki kelerasan manusia dan alam.

Pendekatan Ekologis Arsitektur dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam merancang

Sekolah Dasar Ramah Anak di Kota Depok. Yang dimaksud eko arsitektur adalah

proses dalam membangun sebuah bangunan dengan memanfaatkan pengalaman

manusia yang memperhatikan kondisi lingkungan alam sekitar sehingga terwujudlah

keselarasan antara bangunan dan lingkungan yang ramah lingkungan dan hemat energi

sehingga menjadikan bangunan tersebut sebagai bangunan berkelanjutan.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya minat dan bakat para siswa.

2. Masih terjadinya kasus kekerasan di sekolah.

3. Kurangnya sarana dan prasarana pada jenjang sekolah dasar.

4. Belum merata nya pendidikan di Kota Depok.

C. Batasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis akan membatasi:

1. Perancangan sekolah dasar ini dilakukan di Kota Depok.

3
2. Kriteria Sekolah Ramah Anak oleh UNICEF yang berkaitan dengan pemilihan

lahan dan bangunan sekolah.

3. Sekolah yang akan dirancang adalah jenjang tingkat SD.

4. Aspek yang dikaji yaitu asek pada fisik (bangunan) dengan memperhatikan

pendekatan eko arsitektur pada proses perancangan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas,

maka penulis akan merumuskan masalah yang timbul, yaitu:

1. Bagaimana merancang sekolah dasar di Depok yang dapat menjadi tempat

kegiatan belajar mengajar yang nyaman sesuai dengan kriteria Sekolah Ramah

Anak?

2. Bagaimana menerapkan prinsip Eko-Arsitektur sebagai acuan perencanaan dan

perancangan sekolah dasar?

E. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka

perancangan ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan sekolah dasar di Kota Depok

yang sesuai dengan kriteria Ramah Anak

2. Menerapkan prinsip Eko-Arsitektur pada perancangan yang dapat mewadahi

kegiatan pembelajaran berwawasan lingkungan.

F. Kegunaan/Manfaat Rancangan

Manfaat dalam perancangan ini dijabarkan sebagai berikut:

4
1. Menerapkan konsep Eko-Arsitektur pada sekolah dasar yang diharapkan mampu

memberikan solusi secara arsitektural yang dapat menyelesaikan permasalahan

kebutuhan sarana dan prasarana pada sekolah.

2. Menjadikan tempat kegiatan belajar mengajar yang nyaman sesuai dengan

kriteria Sekolah Ramah Anak yang dapat memenuhi, menjamin dan melindungi

hak anak; serta dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan para siswa.

Anda mungkin juga menyukai