PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut disampaikan oleh UNESCO
atau bentuk lain yang sederajat, Sedangkan pendidikan menengah meliputi antara lain
SMA/MA, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Dasar merupakan
salah satu jenjang pendidikan yang berlangsung selama 6 tahun dan merupakan jenjang
pendidikan formal level rendah yang sangat menentukan pembentukan karakter siswa
kedepannya. Di level inilah awal mula anak mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga
rendah. Salah satu faktornya adalah kualitas pengajar yang masih kurang karena
lemahnya para pendidik dalam menggali potensi murid. Para pendidik masih
kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswanya. Yang kedua
sistem pendidikan yang kurang baik dalam waktu pembelajaran. Jam belajar di sekolah
Indonesia kelamaan, sehingga siswa sulit mengembangkan minat dan bakat yang
pembelajaran terlalu lama, maka siswa akan kelelahan dan membuat siswa mudah
stress sehingga siswa menganggap bahwa belajar di sekolah adalah kegiatan yang
1
membebani hidup mereka, Padahal sekolah merupakan sarana pembelajaran untuk
sekolah pun masih terjadi. Ikhtisar Eksekutif Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan
Terhadap Anak 2016-2020 dari Kemen-PPPA menyebut 84% siswa pernah mengalami
sekolah.
Kota Depok adalah sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Barat, Indonesia,
yang terletak di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor. Dalam perancangan
proyek ini, Kota Depok merupakan tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi
berdirinya sekolah dasar, hal ini dikarenakan Kota Depok merupakan salah satu kota
besar di Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke tiga dari Kota Bogor,
Tasikmalaya, Cimahi, Sukabumi, Cirebon, dan Banjar, yaitu sebesar 2.406.830 jiwa
(jabarprov.go.id). Selain itu menurut Rohman (2020), penyebab belum merata nya
pendidikan di Depok yaitu sarana dan prasarana yang terbatas berlaku pada jenjang
sekolah dasar. Maka dari itu dalam perencanaan dan perancangan ini dapat membantu
berpenciri khusus yaitu Sekolah Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak adalah satuan
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan
dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta
pengawasan, dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak
di pendidikan.
2
Dalam penerapan Sekolah Dasar Ramah Anak (SDRA) dilakukan dengan dua
cara yang berbeda, yaitu aspek pendidikan (kurikulum dan metode pembelajaran) dan
aspek pada fisik (bangunan). Pada aspek arsitektur menitik beratkan pada lokasi,
desain, konstruksi, aksesbilitas, dan pemeliharaan. Selain itu pemanfaatan sumber daya
alternative (termasuk matahari, angin, dan sumber alternative lainnya) juga menjadi
bagian dari aspek Sekolah Ramah Anak. Maka dari itu ide perancangan ini adalah
perancangan Sekolah Dasar Ramah Anak yang memiliki kelerasan manusia dan alam.
Pendekatan Ekologis Arsitektur dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam merancang
Sekolah Dasar Ramah Anak di Kota Depok. Yang dimaksud eko arsitektur adalah
keselarasan antara bangunan dan lingkungan yang ramah lingkungan dan hemat energi
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis akan membatasi:
3
2. Kriteria Sekolah Ramah Anak oleh UNICEF yang berkaitan dengan pemilihan
4. Aspek yang dikaji yaitu asek pada fisik (bangunan) dengan memperhatikan
D. Rumusan Masalah
kegiatan belajar mengajar yang nyaman sesuai dengan kriteria Sekolah Ramah
Anak?
E. Tujuan Perancangan
F. Kegunaan/Manfaat Rancangan
4
1. Menerapkan konsep Eko-Arsitektur pada sekolah dasar yang diharapkan mampu
kriteria Sekolah Ramah Anak yang dapat memenuhi, menjamin dan melindungi
hak anak; serta dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan para siswa.