Anda di halaman 1dari 5

Ni Nyoman Sri Manis, S.

Pd
Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) di Masa Pandemi

Kondisi pandemi di seluruh dunia mengakibatkan


perubahan di segala sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan.
Berdasarkan instruksi Kementerian Pendidikan Kebudayaan selama
pandemi ini, siswa tidak lagi datang ke sekolah untuk belajar seperti
biasa. Guru menjalankan kelas dalam jaringan (daring) dengan
memanfaatkan media yang ada untuk tetap bisa berinteraksi dengan
siswa, walaupun berbatas jarak dan tidak bertatap muka langsung.
Pembelajaran daring berlangsung dengan menyesuaikan kondisi
guru dan siswa, baik itu waktu, sarana, dan media.
Pembelajaran daring dapat dilaksanakan dengan berbagai
media yang tersedia. Guru berupaya menyesuaikan media yang
dipergunakan. Beberapa media pembelajaran daring yang dapat
diakses diantaranya adalah Google Classroom, Google
Meet, Google Form,  Google Drive, Zoom Meeting, Moodle dan lain
– lain. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh 
diperlukan suatu sistem untuk mengelola kegiatan belajar mengajar.
Learning Management System (LMS) merupakan sistem
pengelolaan pembelajaran terintegrasi melalui aplikasi. Aktivitas
pembelajaran dalam LMS antara lain penyampaian materi,
penugasan dan penilaian harian. Guru dapat membuat kelas maya
melalui LMS dan mendistribusikan materi serta penugasan melalui
kelas tersebut.  Contoh LMS yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung proses pembelajaran antara lain Google Classroom,
dan Rumah Belajar.
Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan masing–masing. Kelebihan dari setiap media harus bisa
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaran. Sedangkan kekurangnnya harus dapat diantisipasi
agar kekurangan tersebut tidak menyebabkan terhambatnya proses
pembelajaran. Begitu juga dengan yang diterapkan di SMK Negeri 1
Manggis selama pandemi ini sudah menerapkan beberapa media
daring seperti Whatsapp grup, Google Classroom, dan Zoom
Meeting.
Dipilihnya media Whatsapp grup sebagai media adalah
untuk memudahkan siswa untuk berkoordinasi dalam kegiatan
pembelajaran. Whatsapp juga merupakan aplikasi yang sudah
dikenal oleh siswa sehingga lebih mudah digunakan. Google
Classroom sebagaim media untuk melaksanakan pembelajaran
karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, antara lain:
mengikuti perkembangan teknologi (Pekerjaan guru dalam
mengevaluasi proses belajar peserta didik menjadi lebih cepat berkat
teknologi digital. Begitu pun peserta didik, mereka akan
mendapatkan rekaman pelajaran langsung dari email mereka);
Praktis dan akses yang mudah (Selama jaringan internet tersedia dan
gadget cukup memadai, Google Classroom bisa diakses kapan pun
dan di mana pun. Platform ini mudah digunakan bahkan oleh anak –
anak yang masih TK atau pun para pengajar yang sudah lanjut usia;
Tentunya dengan sedikit pelatihan dan adaptasi dengan platform
digital); Pembelajaran yang lebih efesien (Google Classroom
membuat sistem dan proses pembelajaran jadi lebih efisien,
menghemat waktu dan tenaga, serta lebih ekonomis.); Melatih
kemandirian bagi siswa (Sistem pengawasan berkurang dalam
proses kegiatan belajar berbasis jaringan internet. Akibatnya murid
harus mampu terlibat aktif dan lebih mandiri. Penggunaan fitur
seperti ini jika dimaksimalkan dengan baik akan mengembangkan
kemampuan belajar anak. Pada akhirnya anak mampu beradaptasi
dengan pengetahuan lebih cepat.); Bisa sekaligus andalkan fitur
lainnya (Karena memiliki basis dari Google yang menjadi situs
pencarian terbesar, Classroom memiliki kelebihan dalam hal fitur
pelengkap. Tools tersebut bisa Anda gunakan saat menjalankan
Classroom. Seperti menyimpan dokumen melalui Google Drive
yang praktis dan aman);Bisa belajar dari jarak yang sangat jauh
(Selain menggambarkan sistem belajar modern, Google Classroom
menjadi bentuk praktis yang cocok diterapkan pada era digital
seperti sekarang ini. Komputerisasi sudah menjadi gaya hidup);
wadah yang pratis untuk bertukar pikiran (Tentu tidak hanya tepat
digunakan sebagai media pembelajaran yang interaksinya hanya
antara guru dan murid. Atmosfer kolaborasi peer-to-peer yang ada
di kelas konvensional tetap bisa dihadirkan melalui Google
Classroom).
Dalam kesempatan lainnya, guru perlu menyampaikan
materi tatap muka secara daring. Aplikasi yang dipilih dalam hal ini
adalah menggunakan Zoom Meeting. Alasan dipilinya aplikasi ini
adalah aplikasi ini menghasilkan latency yang rendah sehingga
relative tak terganggu dengan jeda pembicaraan, serta bisa
mempertahankan kualitas video dan audio meski koneksi internet
tidak stabil. Zoom bisa digunakan dengan gratis dengan durasi video
conferencing 40 menit dan jumlah partisipan di setiap sesinya
adalah 40 orang. Selain itu salah satu fitur popular dari Zoom adalah
kemapuan mengunggah gambar atau video untuk dijadikan latar
belakang ketika melakukan conferencing.
Selain menggunakan media daring seperti Whatsapp
grup, Google Classroom, dan Zoom Meeting. Guru juga
memantapkan diri dalam melakukan pembelajaran dengan membuat
video pembelajaran. Video pembelajaran dibuat oleh guru untuk
memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Siswa
merasa lebih mantap dalam belajar jika guru yang mengajar di
sekolah yang langsung menjadi aktor dalam video. Walaupun
banyak video-video yang tersedia di aplikasi Youtube.
Adapun kelebihan dan manfaat menggunakan media video
pembelajaran adalah sebagai berikut, 1) Siswa merasa diajari oleh
gurunya secara langsung di kelas, sehingga siswa lebih mudah
paham dan mengerti, 2) dapat melatih siswa untuk mengembangkan
daya imajinasi yang abstrak, 3) dapat merangsang partisipasi aktif
para siswa, 4) menyajikan pesan dan informasi secara serempak bagi
seluruh siswa, 5) membangkitkan motivasi belajar, 6) mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, 7) dapat menyajikan laporan-laporan
yang aktual dan orisinil yang sulit dengan menggunakan media lain,
dan 8) mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
Namun pembelajaran daring tidak selalu berjalan dengan
nyaman dan aman. Terkadang ada beberapa hambatan yang dialami
saat proses pembelajran berlangsung. Salah satunya adalah letak
geografis timpat tinggal siswa yang menyebar dan kebanyakan
tinggal dipegunungan, membuat siswa terkendala dalam mencari
jaringan internet. Sehingga pembelajaran tidak sesuai berjalan
dengan yang diharapkan. Namun kendala tersebut dapat disiasati
dengan pemberian waktu tambahan kepada siswa, dalam
melengkapi tugasnya disaat jaringan internet stabil. Aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran tidak begitu aktif, sehingga guru
berusaha berkomunikasi dengan siswa secara aktif via Whatsapp,
untuk menanyakan kendala siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Harapannya kedepan sebgai guru, dapat lebih berinovasi
dalam melakukan pembelajaran baik secara tatap muka ataupun
secara daring. Sehingga siswa benar-benar merasa senang dan
Bahagia dalam mengikuti pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai