Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1

OBSERVASI LINGKUNGAN

1.1 Latar Belakang

Kota Batam adalah salah satu kota industri. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
banyak bangunan industri yang besar. Kegiatan industri ini tentunya merupakan salah
satu mata pencarian terbesar yang menjadi kunci perekonomian Kota Batam. Namun,
dibalik hal positif yang ada, juga terdapat hal negatif yang cukup mengganggu kegiatan
masyarakat sekitar.

Salah satu contoh permasalahan yang dibahas adalah, terdapat bangunan industri yang
berdekatan dengan area persekolahan. Kegiatan industri tersebut menghasilkan limbah
suara yang sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Hal tersebut haruslah diatasi, memang benar bahwa kegiatan yang ada di dalam
bangunan industri memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian Kota Batam,
tetapi dampak negatifnya juga harus dipikirkan solusinya. Oleh sebab itu, penulis
memiliki gagasan untuk merencanakan suatu produk yang dapat menjawab permasalahan
tersebut. Produk tersebut adalah produk peredam suara, produk ini berbahan dasar serbuk
kayu sisa pemotongan kayu, serbuk kayu ini apabila dicampurkan dengan fosfor akan
memancarkan cahaya di kegelapan, sehingga dapat mengurangi kebisingan serta dapat
digunakan sebagai interior ruangan yang merupakan salah satu unsur yang sangat
esensial dalam sebuah hunian selain untuk kepentingan estetika. Interior tertentu
menyuguhkan suasana homey dan super nyaman, membuat penghuni dan tamu betah
berlama-lama tinggal di dalamnya.
TUGAS II

DESAIN PRODUK INOVASI

2.1 Visualisasi Produk

Gambar 1 Tampak Depan

Gambar 2 Detail Gambar

Gambar 3 Desain Produk


2.2 Nama Produk

Produk peredam suara ini memanfaatkan serbuk kayu sisa kegiatan industri. Oleh

sebab itu produk ini dinamakan “Wood dust silencer”.

2.3 Fungsi Produk

Wood dust silencer adalah suatu produk peredam yang memanfaatkan limbah

industri berupa serbuk kayu. Serbuk kayu ini dicampurkan dengan fosfor sehingga dapat

memancarkan cahaya di kegelapan. Oleh sebab itu, peredam ini sangat baik digunakan

karena multimanfaat yang ditawarkan yaitu untuk meredam suara dan juga sebagai

interior untuk memperindah suatu ruangan.

2.4 Jenis Produk

Wood dust silencer menawarkan berbagai jenis produk dengan berbagai fungsi

yang dapat digunakan di studio, tempat konser musik, ruang meeting, ruang kelas, dan

juga perusahaan industri yang diperlukan untuk mengurangi kebisingan.

2.5 Ukuran Produk

Kami menawarkan produk dengan ukuran 20 x 10 x 3 cm. Jika konsumen ingin

membeli dengan ukuran yang berbeda, kami dapat membuat desain baru sesuai dengan

ukuran yang dipesan oleh pembeli.

2.6 Keunggulan Produk

Produk ini merupakan salah satu produk yang ramah lingkungan, hal ini

dikarenakan terbuat dari bahan dasar serbuk kayu yang sudah tidak terpakai. Selain itu,
produk ini memiliki keunggulan dapat memancarkan cahaya, sehingga dapat

memperindah suatu ruangan.


TUGAS 3

GAMBAR KERJA

3.1 Gambar Kerja

Gambar 5 Desain Produk Gambar 4 Spesifikasi Produk

3.2 Proses Produksi

Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Serbuk kayu

2. Tepung kanji

3. Bubuk fosfor

4. Lem kayu

Peralatan yang digunakan:

1. Cetakan paving

2. Mesin press manual


Prosedur pekerjaan :

Pembuatan produk ini menggunakan metode dengan cara pengepresan. Proses diawali

dengan memasukan serbuk kayu ke dalam oven dengan suhu 1150 𝐶 selama 30 menit

agar serbuk kayu kering. Selanjutnya, membuat perekat dengan komposisi campuran 250

gram tepung kanji, 100 gram bubuk fosfor, dan 500 ml air mendidih. Kemudian

mencampur 200 gram perekat dengan 250 gram serbuk kayu dengan cara menumbuk

sehingga keduanya tercampur. Kemudian campuran tersebut diletakan ke dalam cetakan,

sehingga sesuai dengan model yang diinginkan. Lalu campuran yang sudah terbentuk

sesuai model dimasukan ke dalam alat pengepres berdiameter 20 cm x 10 cm dengan

tebal 5 cm untuk dipadatkan. Setelah proses pemadatan selesai dilakukan, diamkan

campuran selama 25 menit agar campuran benar-benar padat. Kemudian, keringkan

campuran tanpa terkena sinar matahari secara langsung, proses ini dilakukan selama 3

hari agar kandungan air yang ada di dalam campuran hilang.


TUGAS 4

ANALISIS EKONOMI

4.1 Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan suatu

usaha secara keseluruhan.

4.1.1 Biaya Investasi

Biaya yang digunakan untuk membeli barang-barang investasi atau biaya

pertama kali saat akan membuka usaha diantaranya sebagai berikut:

Harga (/meter persegi) Total Biaya


No Jenis Investasi Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Tanah 150 m2 12.200.000 1.830.000.000
2 Bangunan 1 25.000.000 25.000.000
Total 1.855.000.000

Tabel 2 Investasi Tanah dan Bangunan

No Uraian Vol Satuan Harga/sat (Rp) Jumlah (Rp)


1 Meja & kursi kantor 1 Bh 2.500.000 2.500.000
2 Lemari 1 Bh 350.000 350
3 Rak bekas 1 Bh 200.000 200
4 Telepon 1 Bh 153.500 153.5
5 Komputer 1 Set 5.000.000 5.000.000
Total 8.203.500
Tabel 1 Investasi Peralatan Kantor

No Uraian Vol Satuan Harga/sat (Rp) Jumlah (Rp)


1 Mesin press manual 1 Bh 3.100.000 3.100.000
2 Cetakan paving 1 Bh 760.000 760.000
Total 3.860.000

Tabel 3 Investasi Mesin Produk


4.1.2 Biaya Bahan Baku

Anggaran bahan baku merupakan anggaran yang dikeluarkan untuk

pengadaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan

baku adalah semua biaya yang harus dibayarkan untuk membeli komponen-

komponen bahan baku yang digunakan pada satu unit produk.

Tabel 4 Biaya Bahan Baku

Tabel 5 Biaya Bahan Baku Untuk 1 Unit Produk


4.1.3 Biaya Alat Produksi

Tabel 6 Biaya Alat Produksi

4.1.4 Anggaran Tenaga Kerja

Tabel 7 Biaya Tenaga Kerja

Tabel 8 Biaya Operasional

4.1.5 Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk

memproduksi suatu produk.

HPP = Biaya Operasional/hari

= Rp. 11.100

Biaya operasional per hari x jumlah produk yang dikerjakan (per hari)

= Rp.11.000 x 300

= Rp. 4.500.000

Rencana keuntungan pada produksi ini diambil sebesar 5% dari harga pokok

keuntungan = 5% x Rp.3.300.000 = Rp.166.500


4.1.6 Analisis Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan

dimana perusahaan didalam pengopereasiannya tidak memperoleh

keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu

keuntungan atau kerugian sama dengan nol.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝


BEP = (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙−𝐻𝑃𝑃)

𝑅𝑝.3.811.000
= (𝑅𝑝.15.000−𝑅𝑝.11.100) = 977 Buah

4.1.7 Titik Impas Pendapatan

Keterangan perhitungan titik impas pendapatan :

Jup = Jumlah unit produksi yang harus dijual

BT = Biaya tetap yang dikeluarkan dalam satu waktu

Bup = Biaya per unit produk/Biaya pokok produksi

Hp = Harga penjualan

Jp = Jumlah rupiah penjualan

Wp = Waktu pengembalian (hari)

Kp = Kapasitas produksi pers-Hari

Menghitung titik impas :

1) Menghitung titik impas (BEP) jumlah unit penjualan

𝐵𝑇
Jup =
𝐻𝑃−𝐵𝑢𝑝

BT = Biaya operasional + gaji pegawai

= Rp200,000.00 + Rp3,600,000.00

= Rp3,800,000.00
Hp = Rp15,000.00

Bup = Rp11,100.00

𝐵𝑇
Jup = 𝐻𝑃−𝐵𝑢𝑝

𝑅𝑝3,800,000.00
= (𝑅𝑝15,000.00−𝑅𝑝11,100.00)

= 974,35 buah = 975 buah (Pembulatan)

2) Menghitung titik impas (BEP) jumlah pendapatan

𝐵𝑇
JP = 𝐵𝑇 + (𝐻𝑝−𝐵𝑢𝑝) 𝑥 𝐵𝑢𝑝

𝑅𝑝3,800,000.00
= Rp3,800,000.00 + (𝑅𝑝15,000.00−𝑅𝑝11,100.00) 𝑥 𝑅𝑝11,100.00

= Rp14,615,384.62

3) Menghitung titik impas waktu pengembalian

𝐽𝑢𝑝 975
Wp = = 300 = 3,25 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐾𝑝
4.1.8 Rencana Penjualan

Tabel 9 Rencana Penjualan

4.1.9 Rencana Laba Rugi

Uraian Jumlah Total


Hasil Penjualan
1. Penjualan Tunai Rp 20.000.000
2. Penjualan Kredit
Jumlah Penjualan Rp 20.000.000
Biaya Pokok Produksi
1. Bahan Baku
A. Persediaan Awal
B. Pembelian Bahan Baku Rp 44.980.000
C. Persediaan Akhir
2. Tenaga Kerja
A. Biaya Tenaga Kerja Rp 2,600,000
B. Biaya Umum Proyek
Jumlah Biaya Produksi Rp 47.580.000
Laba Kotor (A-B) Rp 10.000.000
Biaya Operasi
1. Gaji Pimpinan/Pemilik
2. Gaji Karyawan Rp2.600.000
3. Biaya Administrasi
4. Beban Lain-lain Rp 200.000
5. Penyusutan
Jumlah Biaya Operasi Rp 2.800.000
Laba Operasi (C-D) Rp12.400.000
1. Bunga Pinjaman
Laba Sebelum Pajak
1. Pajak-Pajak Rp12.400.000
Laba Bersih Rp 12.400.000
Tabel 10 Laba Rugi

4.1.10 Neraca

Harta ( Aktiva ) Lancar Utang (pasiva ) Lancar

1 Kas 20.500.000 1 Utang Dagang


2 Bank 2 Utang Modal Kerja
3 Piutang 3
4 Persediaan 4
5 Gajidibayardimuka 5
JML HARTA LANCAR 20.500.000 JML UTANG LANCAR

UTANG JANGKA
HARGA TETAP PANJANG
1 Tanah 1 Kredit Investasi
2 Bangunan 2 Utang Lain-lain 41.090.000
3 Mesin&Peralatan 44.890.000 3
4 Inventaris Kantor 4
JML UTANG JANGKA
5 Kendaraan PANJANG 41.090.000
JUMLAH
6 Akumulasi Penyusutan JUMLAH UTANG 41.090.000
JumlahHartaTetap 44.890.000
HARTA TAK
BERWUJUD MODAL
1 Sewa Dibayar Dimuka 1 Modal Awal 24.390.000
2 Perijinan 2 Akumulasi laba/rugi
3 Amortasi (paten, Lisensi) 3 Laba disetor
JumlahHargaTakBerwujud Jumlah Modal 24.390.000
Total Harta (aktiva) Rp 65.480.000 Total Utang (Pasiva) Rp 65.480.000

Tabel 11 Laporan Neraca

Anda mungkin juga menyukai