Anda di halaman 1dari 36

IV

KEMENTE RIAN
PEKERJAAN UMUM

PENYUSUNAN
DETAIL
ENGINEERING
DESIGN

Detail Engineering Design

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN IV.01


I.1 Latar Belakang IV.02
I.2 Maksud dan Tujuan IV.03
I.3 Lingkup Kegiatan IV.03
I.4 Keluaran IV.03

BAB II SYARAT DAN KETENTUAN IV.05


II.1 Syarat Penentuan Lokasi dan Perencanaan RTH IV.06
II.2 Ketentuan RTH IV.07
II.3 RTH TEMA KHUSUS IV.08

BAB III PROSES DAN TAHAPAN KEGIATAN IV.11


III.1 Pengumpulan Data IV.12
III.2 Analisis IV.13
III.3 Perencanaan IV.14
III.4 Penyusunan Dokumen Konstruksi dan Pelelangan IV.15
III.5 Komponen Rencana Anggaran Biaya IV.16
III.6 Jadwal Pekerjaan IV.17
BAB IV PELAKSANA KEGIATAN IV.19
IV.1 Tenaga Ahli IV.20
IV.2 Mekanisme Kerja IV.21

BAB V LAMPIRAN : CONTOH DED


(TAMAN KOTA SIPIROK - KABUPATEN TAPANULI SELATAN) IV.25
V.1 Daftar Gambar IV.26
V.2 Site Plan IV.27
V.3 Gambar Tampak Potongan IV.28
V.4 Gambar Detail Teknis IV.28
V.5 Gambar Detail Konstruksi IV.29
V.6 Gambar Detail Penanaman IV.30
V.7 Gambar Simulasi3D IV.31
BAB I
PENDAHULUAN

IV.01
I.1 LATAR BELAKANG
Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur
pemangku kepentingan kota. Pada tahun
2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum memprakarsai
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH.
P2KH diawali dengan penggalangan prakarsa
dan komitmen kabupaten kabupaten/kota
untuk mewujudkan Kota Hijau melalui
perumusan local action plan atau rencana
aksi kota hijau (RAKH).

Salah satu atribut yang menjadi fokus di dalam


RAKH adalah terkait “Green Open Space”
yakni berupa peningkatan kualitas dan
kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai
dengan karakteristik Kabupaten/kota. Hal ini
tentunya sejalan dengan tujuan dari P2KH
yaitu meningkatkan kualitas ruang kota
khususnya melalui perwujudan RTH 30%
sekaligus implementasi RTRW
Kota/Kabupaten.

Untuk menindaklanjuti rencana aksi yang


te l ah d i se p a ka ti o l e h pe me ri nta h
Kabupaten/Kota tersebut, maka di tahun 2012
ini pemerintah melaksanakan kegiatan
penyusunan DED (Detail Engineering Design)
RTH Perkotaan. Kegiatan ini merupakan
turunan dari masterplan RTH Perkotaan dan
ditujukan untuk memberikan panduan dalam
perencanaan RTH perkotaan.

IV.02 02
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN garis besar).
e.Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk
A. MAKSUD rancangan detail untuk dokumen pelelangan.
Kegiatan Penyusunan DED dimaksudkan sebagai salah 3) Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang :
satu upaya mendorong terwujudnya kota hijau melalui a. Petunjuk Pelelangan.
peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau b. Persyaratan teknis.
(RTH) yang sesuai dengan karakteristik Kota dalam c. Gambar rancangan detail arsitektur landscape.
rangka implementasi RTRW Kota/Kabupaten amanat UU d. Rencana Kerja dan Syarat.
No. 26/ 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat (2). e. Rincian Volume pekerjaan dan rencana anggaran
biaya pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate)
B. TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah menyusun Detail Engineering
Design (DED) RTH sebagai acuan bagi pelaksana I.4 KELUARAN
konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi
serta mengawal proses terkait penyelenggaraan 1. Dokumen DED yang meliputi :
konstruksi implementasi pengembangan RTH.
a.Laporan perencanaan arsitektur lansekap
lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang
I.3 RUANG LINGKUP bisa dipertanggungjawabkan.
b.Gambar-Gambar Rancangan Teknis, yang
terdiri dari : Rencana Lansekap (Site Plan),
1) Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan
a. Gambar pra-rancangan arsitektur lanskap yang
Rencana Tata Hijau (Planting Plan), Detail
meliputi : siteplan, tampak, potongan, jaringanM/E. Rancangan Lansekap Lainnya
b. Garis besar persyaratan teknis (outline specification) c.Gambar DED terutama untuk menjelaskan
c. Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost softscape dan hardscape (skala 1:200, 1:100,
estimate) 1:50)
d.Gambar rancang teknis softscape dan
2) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan. hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3 dan
a. Gambar Rancangan lansekap dan elemen A1
pendukungnya yang meliputi : siteplan, denah, 2. Dokumen Lelang :
tampak, potongan, gambar detail dan jaringan a. Rencana anggaran biaya (RAB/EE),
utilitas. b. Rician volume pekerjaan (BQ),
b. Gambar Rancangan M/E beserta konsep dan
c. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
perhitungannya.
3. Dokumen pengadaan jasa pemborongan
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap
dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan.
implementasi pengembangan RTH.

IV.03
IV.04
BAB II
SYARAT DAN
KETENTUAN

IV.05
II.1. SYARAT PENENTUAN
LOKASI DAN
PERENCANAAN RTH
Sebelum pelaksanaan perancangan konstruksi,
setiap Kota/Kabupaten harus menentukan lokasi
strategis dan signifikan dalam rangka peningkatan
kuantitas RTH kawasan perkotaan. Kawasan
Perkotaan yang termasuk dalam cakupan kegiatan
P2KH adalah ibukota kota/kabupaten sehingga
akan memberikan dampak optimal terhadap
perwujudan Kota Hijau secara keseluruhan.

Syarat Penentuan Lokasi Penambahan RTH :


- Status lahan milik PEMDA
- Kemudahan aksesibilitas
- Kedekatan dengan pusat kegiatan masyarakat
kota, serta bisa digunakan untuk publik

Syarat Perencanaan RTH :


- 1 (satu) lokasi dengan luasan minimal 5000m2
atau bisa pada (maksimal) 2 (dua) lokasi yang
dihubungkan dengan koridor penghubung 'hijau'
misalkan: 2 lokasi, dengan luas 2000m2/lokasi
dengan koridor penghubung 1000m2 berupa jalur
pejalan kaki, jalur sepeda, jalur vegetasi, atau
bentuk lain)
- Komposisi Ruang Hijau (Softcape) : Perkerasan
(Hardscape) = Softcape min. 70% : Hardcape
max.30% berupa material ramah lingkungan (bisa
dimungkinkan untuk menyerap air)

IV.06
II.2. KETENTUAN RTH
Penyusunan DED RTH Perkotaan diarahkan berbentuk Taman Ramah Lingkungan (Ecopark).

Atribut yang harus tercakup dalam perencanaan Taman Ramah Lingkungan :

1. Green Waste : Sistem Pengolahan dan Penggunaan Material Bekas (Sampah), dalam bentuk :
- pemilahan sampah dengan penggunaan tempat sampah organik-anorganik
- pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan komposter. Kompos digunakan untuk
pemeliharaan taman itu sendiri.
- penggunaan furniture hijau (terbuat dari bahan daur ulang) di dalam taman, seperti untuk bangku
taman, patung, dll.

2. Green Water : Sistem Pengolahan dan Penggunaan Ulang (Daur Ulang) Air, dalam bentuk :
- pembuatan sumur resapan air
- pembuatan kolam penampung air (jika memungkinkan)
- pengolahan atau penggunaan kembali air bekas, misalnya dari air dari toilet untuk penyiraman
tanaman.

3. Green Energy : Sistem Penyedia Sumber Listrik dari Matahari, dengan pemakaian :
- Lampu Surya
- Pohon Surya (penyedia instalasi stop kontak & wi-fi dengan solar panel)

4. Green Building : Naungan sederhana, sebagai sarana pendukung utama taman, dari material ramah
lingkungan dengan penghawaan alami
- Shelter atau Halte Bus
- Gazebo
- Pergola
- Toilet

5. Green Transportation : Sistem Kemudahan & Kenyamanan Aksesibiltas, dalam bentuk :


- Trotoar Tepi Jalan-Taman dan Jalur Pejalan Kaki dalam Taman
- Jalur & Parkir Sepeda
- Halte Bus

6. Green Open Space : Pemilihan Jenis Vegetasi dengan tinggi minimal 3 meter, diameter minimal 5cm,
berupa
- Vegetasi Lokal (Endemik)
- Vegetasi Peneduh (Penyerap Polutan atau Pereduksi Emisi Karbon)
- Vegetasi Pembentuk Iklim Mikro
- Vegetasi Produsen Oksigen
- Vegetasi Penarik Satwa Liar

7. Green Community : Sistem Penggunaan Taman, untuk kegiatan komunitas masyarakat setempat
sehingga taman berfungsi optimal sebagai wadah interaksi sosial

IV.07
II.3. RTH TEMA KHUSUS
Jenis RTH lain yang menjadi alternatif utama dalam penyusunan DED RTH adalahHutan Kota, atau ya ng
berfungsi sebagai arboretum (museum hidup untuk flora)

3.3.2 RTH dengan Tema Khusus

1.Tema Mitigasi Bencana


RTH yang termasuk dalam kategori ini antara lain Hutan Mangrove sebagai penahan abrasi pantai dan
gelombang, RTH penahan longsor, dan RTH penyaring polutan

2. Tema Perubahan Iklim


RTH yang difokuskan pada tanaman-tanaman penyerap emisi karbon sehingga dapat mengurangi
kandungan Co2 di atmosfir

3.Tema Konservasi
RTH yang difokuskan untuk mendukung ciri “natural heritage” dari Kota/Kabupaten misalnya melalui
penanaman flora yang menjadi identitas kota/kabupaten

4.Tema Keanekaragaman Hayati


Perencanaan RTH yang ditujukan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, Hutan
konservasi bekantan di Tarakan-Kaltim atau RTH yang menjadi persinggahan atau tujuan migrasi burung

IV.08
IV.09
04
IV.10
BAB III
PROSES DAN
TAHAPAN
KEGIATAN

IV.11
III.1. PENGUMPULAN DATA
A. Data Primer START

Data Visual

PLANNING
SURVEY DAN
Kegiatan ini berupa pendokumentasian/foto yang

ADVIS
PENGUMPULAN DATA

menunjukkan visualisasi lokasi perencanaan. Data


visual ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran ANALISIS DAN
KONSEPSI DESAIN
nyata kondisi eksisting di lapangan terutama
mengenai potensi dan masalah yang ada. TIDAK
Data Pengukuran ASISTENSI KE
OWNER
DISETUJUI

Pengukuran dilakukan pada lokasi perencanaan


untuk mendapatkan data ukur sebagai dasar SCHEMATIC DESIGN
penyusunan DED. TIDAK
DISETUJUI
ASISTENSI KE
OWNER
B. Data Sekunder
LAPORAN PENDAHULUAN

Pengumpulan data sekunder berupa:


BASIC DESIGN
a. Peraturan pemda setempat, yang meliputi:
1) Peraturan yang terkait dengan Penataan Ruang; TIDAK
ASISTENSI KE DISETUJUI
§ Peruntukan lahan. OWNER

§ KDB (Koefisien dasar bangunan).


§ KDH (Koefisien dasar hijau). BLOK PLAN
FINAL DESIGN
§ KLB (Koefisien lantai bangunan).
§ KB (Ketinggian bangunan).
ANTARA
TIDAK
§ Tipe bangunan. ASISTENSI KE
OWNER DISETUJUI LAP.
§ GSB (garis sepadan bangunan).
2) Peraturan mengenai persyaratan bangunan
TPAK, TPOB, dan TPKB

berupa persyaratan: DESIGN DEVELOPMENT


/ GAMBAR KERJA FINAL LAP.
§ Disain.
KONSEP

§ Struktur.
§ Instalasi mekanikal/ elektrikal. CONSTRUCTION
DOCUMENT / DOKUMEN
§ Kebakaran.
L AP.
AKHIR
KONSTRUKSI

§ Aksesibilitas bagi penyandang cacat.


3) Peraturan dan standar perencanaan lainnya yang
BIDDING PROCESS
secara langsung ataupun tidak langsung terkait
dengan kegiatan perencanaan bangunan tersebut. CONSTRUCTION
a. Gambar peta eksisiting dan LRK (Lembar
Rencana Kota).
b. Studi literatur
LAP.
PENGAWASAN
BERKALA
PENGAWASAN

SELESAI

IV.12
III.2. ANALISIS
Kegiatan analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk
4. Tata Hijau
mendapatkan bentuk-bentuk penanganan yang bisa
Pemilihan jenis tanaman yang sesuai
dilakukan berdasarkan potensi dan masalah yang telah
dengan fungsi dan zonasi tapak.
diidentifikasi sebelumnya, seperti tanah, slope, vegetasi,
5. Site Furniture
klimatologi, dan lainnya.
Perencanaan berbagai site furniture
yang dapat mendukung aktifitas sosial
Adapun elemen analisis perancangan lansekap ini
di RTH.
adalah:
6. Parkir
1. Zonasi tapak
Tata letak dan jumlah parkir yang
Pembagian zonasi tapak dari taman yang akan
dapat menampung kendaraan
direncanakan sebagai RTH publik.
pengguna RTH.
2. Sirkulasi kendaraan
7. Sosial Budaya
Perencanaan pola sirkulasi kendaraan yang berada
Identifikasi aspek non fisik sosial
didalam tapak dikontekskan dengan sirkulasi
budaya yang berada di lingkungan
sekitar.
sekitar RTH.
3. Sirkulasi pedestrian
Perencanaan pola sirkulasi pejalan kaki yang berada di
dalam tapak.

Ilustrasi : www.livingcolourlandscapes.com.au

IV.13
III.3. PERENCANAAN
Setelah dilakukan analisis dan berdasarkan hasil Adapun keluaran atau produk penyusunan DED
pengamatan di lapangan, selanjutnya disusun bentuk- adalah:
bentuk penanganan dalam kegiatan pembangunan atau
penataan RTH. 1. Gambar Rencana Teknis
(Gambar Rancangan, Detail Rancangan dan
Gambar Konstruksi)
Selanjutnya dilakukan pengembangan potensi dan 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
pemecahan masalah dengan cara merumuskan konsep (Spesifikasi Teknis)
pembamgunan atau penataan RTH yang dituangkan 3. Estimate Enginer (EE) atau Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
dalam bentuk perencanaan teknis.

Semua produk hasil perencanaan tersebut


selanjutnya dijadikan acuan pihak yang
berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan
fisik (Pemerintah Pusat /Ditjen Penataan Ruang,
Pemerintah kota dan Kabupaten, Kontraktor, dan
juga masyarakat secara umum).

Ilustrasi : www.livingcolourlandscapes.com.au

IV.14
III.4. PENYUSUNAN DOKUMEN KONSTRUKSI DAN
PELELANGAN
A. Dokumen Konstruksi b. Pembuatan spesifikasi khusus pekerjaan
Tahap ini meliputi pembuatan gambar-gambar detail, lansekap, struktur, dan M/E.
BQ, RKS dan RAB dan menyusun dokumen c. Pembuatan rencana kerja dan syarat (RKS)
perancangan berupa laporan perancanan Arsitektur pekerjaan lansekap, struktur, dan M/E.
Lansekap, lengkap dengan perhitungannya. d. Pembuatan rencana volume (BQ) pekerjaan
lansekap, struktur, dan M/E.
Adapun rincian kegiatan pada tahap ini adalah sebagai e. Pembuatan rencana anggaran dan biaya
berikut: pekerjaan lansekap, struktur, dan M/E.
1. Pembuatan gambar-gambar detil yang penting. f. P e m b u a t a n d o k u m e n p e r s y a r a t a n
2. Pembuatan gambar kerja. administrasi.
3. Pembuatan gambar-gambar: g. Pembuatan dokumen persyaratan umum.
a. Rencana tapak (Site plan).
b. Rencana Tata Hijau (Planting Plan). 2. Persiapan Pelelangan
c. Gambar Arsitektur. Meliputi : membantu pemberi tugas dalam
b. Gambar Struktur. menyusun dokumen untuk pelelangan, membantu
c. Gambar M/E. panitia pelelangan dalam menyusun program dan
f. Gambar Detail (skala 1:50, 1:20, 1:10, pelaksanaan pelelangan:
1:5, sesuai kebutuhan). a. Pembuatan jadwal dan program lelang
g. Pembuatan visualisasi 3D (tiga dimensi) b. P e m b u a t a n d o k u m e n p e r s y a r a t a n
bangunan paling tidak dari 2 (dua) sudut administrasi.
pandang. c. Pembuatan dokumen persyaratan umum.
Gambar-gambar dibuat mengikuti kaidah-kaidah d. Koordinasi dengan semua pihak yang terkait.
gambar kerja.
3. Pendampingan Pelelangan
B.Dokumen Pelelangan Meliputi : membantu panitia pelelangan pada waktu
Tahap ini adalah tahap persiapan pelelangan untuk penjelasan pekerjaan termasuk menyusun berita
pekerjaan pelaksanaan RTH acara penjelasan pekerjaannya, membantu panitaia
1. Pembuatan dokumen tender: pelelangan dalam melaksanakan evaluasi penawaran,
a. Pembuatan spesifikasi teknis pekerjaan menyusun kembali dokumen pelelangan dan
lansekap, struktur, dan M/E. melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi
lelang ulang, dan menyusun dokumen pelelangan.

IV.15
III.5. KOMPONEN RENCANA ANGGARAN

Dalam perhitungan biaya terdapat beberapa komponen biaya c. Pekerjaan Softscape


yang harus diperhatikan sebagai kebutuhan utama RTH. Penanaman:
adapun komponen tersebut antara lain: 1. Pohon
2. Perdu
a. Pekerjaan Persiapan Lahan 3. Rumput
1. Pembersihan lahan 4.Ground Cover
2. Persiapan direksi kit (bedeng kerja) d. Pekerjaan Mekanikal
3. Pengukuran lahan 1. Pemipaan
4. Grading lahan 2. Sprinkler air Bersih
5. Air tanah dan listrik proyek 3. Kran air bersih
6.Sumur resapan 4. Hydrant
b. Pekerjaan Hardscape e. Pekerjaan Elektrikal
1.Jalur Pedestrian & Jogging track 1. Lampu taman
2. Kanstien / pembatas 2. Lampu jalan
3. Sirkulasi kendaraan 3. Panel Listrik dan utilitas
4. Parkir f. Pekerjaan Bangunan / Site Furniture
5. Saluran Drainase 1. Gazebo
6. Bollard

IV.16
III.6 JADWAL PEKERJAAN

Bulan
No Tahapan Kagiatan
Mei Juni Juli

1 Pengumpulan data dan survey lapangan

Penyusunan gambar konsep pengembangan


2
rancangan arsitektur lansekap

3 Penyusunan gambar teknis

4 Penyusunan Dokumen Lelang (RKS, BQ, EE)

IV.17
IV.18
BAB IV
PELAKSANA
KEGIATAN

IV.19
IV.1 TENAGA AHLI
Dalam pelaksanaan kegiatan ini diperlukan Tenaga Ahli
sebanyak 3 (tiga) orang sesuai dengan bidang
keahliannya.

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai


berikut:

1. Ketua Tim (Arsitek Lanskap):


Disyaratkan memiliki spesialisasi dan bersertifikat
Tenaga Ahli Arsitektur Lanskap, denganpendidikan
s e k u r a n g - k u r a n g n y jae n j a n g S 1 b i d a n g
ArsitekturLansekap, yang dibuktikandengan ijasah S1,
dan memiliki pengalaman profesional di bidang Arsitektur
Lansekapsekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

2. Ahli Sipil:
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya
jenjang S1 bidang Teknik Sipil yangdibuktikan dengan
ijasah S1, dan memiliki pengalaman profesional di bidang
ManajemenKonstruksi sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun

Selain Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli tersebut,


dibutuhkan pula Tenaga Pendukung, yaitu:
1. Quantity Surveyor sejumlah 1 orang
2. Juru Gambar sejumlah 1 orang
3. Tenaga Administrasi sejumlah 1 orang

IV.20
IV.2 MEKANISME KERJA
4.2.1 Tanggung Jawab
A. Tanggung Jawab Tim Tenaga Ahli
Tim Tenaga Ahli harus melaksanakan fungsi teknis konstruksi, manajemen, pengaturan, dan administrasi yang
diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan RTH berdasarkan kebutuhan yang dijelaskan dalam Dokumen
Pengadaan. Tim Tenaga Ahli paling sedikit harus melaksanakan tugas-tugas berikut:
1. Memberikan hasil kerja menyeluruh dan cukup terperinci dengan telah memperhatikan baik fase-fase
Perancangan lansekap, konstruksi dan commisioning maupun operasi dan pemeliharaan pekerjaan.
2. Menggabungkan informasi atau masukan yang diterima dari Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten),
Masyarakat, dan informasi lainnya.
3. Menyerahkan hasil kerjanya ke Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten) sesuai Jadwal Pekerjaan.
4. Mengatur hubungan teknis antara Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan pelaksana konstruksi, sebagaimana
diperlukan untuk mendapatkan masukan atas Perancangan DED RTH.
5. Menyiapkan informasi teknis kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat sehingga dapat berhubungan
dengan kelompok pihak ketiga, namun tidak terbatas pada:
- Lembaga-lembaga Keuangan dan para penasehat teknis independen mereka.
- Instansi Pemerintah sektoral
- Dan sebagainya.

B. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten)


Pemerintah Daerah akan menyediakan Tim Teknis dan administrasi untuk memeriksa pekerjaan Konsultan dan
berpartisipasi dalam proses Pembangunan RTH, Tim Tenaga Ahli tersebut akan melakukan tugas-tugas sebagai
berikut:
1. Memberikan persetujuan untuk semua keputusan manajemen proyek dan teknis
2. Menyediakan staf teknis yang memiliki wewenang serta tenaga ahli untuk mengawasi dan menyetujui
pekerjaan Tenaga Ahli.
3. Mengatur hubungan komersil dengan semua pihak seperti Pelaksana Konstruksi, dan pemasok.
4. Memberitahukan Tenaga Ahli terhadap perubahan mengenai lingkup pekerjaan, persyaratan dan jadwal.
5. Mengatur hubungan antara Tenaga Ahli dan Mitra Strategis, jika ada, sesuai keperluan.
6. Menyediakan data yang diperlukan konsultan untuk kelancaran pekerjaan merujuk pada Dokumen
Pengadaan.

IV.21
IV.2.2 Koordinasi Kegiatan

A. Rapat Kemajuan Pekerjaan


Tim Tenaga Ahli harus melaksanakan rapat kemajuan perkerjaan penyusunan DED setiap Bulan
disyaratkan dan disetujui oleh Tim Teknis Pemerintah Daerah. Rapat tersebut merupakan waktu kerja
dengan Tim Teknis untuk meninjau kemajuan dan jadwal, permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan pekerjaan dan peluang penyelesaiannya, mengindentifikasi tindakan yang diperlukan dan
menindak lanjuti yang telah disetujui untuk dilaksanakan, serta mengatur pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Laporan kemajuan pekerjaan dan informasi tentang jadwal harus disiapkan untuk rapat tersebut.

Dari waktu ke waktu, Tim Teknis akan selalu meminta Konsultan untuk melaksanakan pertemuan untuk
melaporkan status Pekerjaan Penyusunan DED RTH dan kemajuan pekerjaan kepada Tim Teknis
Pemerintah Daerah, perwakilan masyarakat dan yang lainnya.

B. Laporan Bulanan

Setiap bulan, Konsultan harus menyajikan laporan singkat yang akurat dan tidak bias mengenai status
pekerjaan yang dilaksanakan dan dikelola. Laporan tersebut harus tersedia dalam kurun waktu 2 (dua) hari
kerja setelah tenggat waktu setiap bulannya. Tenggat waktu adalah tanggal 25 pada setiap bulan. Laporan
tersebut akan digunakan Tim Teknis Pemerintah Daerah sebagai dasar untuk melaporkan status proyek
kepada masyarakat. Konsultan harus mendapatkan persetujuan Tim Teknis untuk format pelaporan awal dan
revisi-revisi berikutnya sebelum persiapan pembuatan laporan. Laporan pada dasarnya akan termasuk
informasi yang berikut ini:

· Jadwal pencapaian
· Ringkasan Jadwal Pekerjaan
· Laporan Pencapaian Kualitas
· Daftar Kendali Perubahan

Laporan pendukung yang terperinci akan dikeluarkan secara terpisah sesuai permintaan Tim Teknis
Pemerintah Daerah untuk melengkapi penerbitan Laporan Kemajuan Kerja Bulanan

IV.22
IV.23
IV.24 04
BAB V LAMPIRAN
CONTOH DED
(TAMAN KOTA
SIPIROK KABUPATEN
TAPANULI SELATAN)

IV.25
V.1 DAFTAR GAMBAR TEKNIS DED

IV.26
V.2 SITE PLAN/LANDSPACE PLAN

Sumber :
Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.27
V.3 GAMBAR TAMPAK POTONGAN

V.4 GAMBAR DETAIL TEKNIS

Sumber: Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.28
V.5 GAMBAR DETAIL KONSTRUKSI

Sumber : Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.29
V.6 GAMBAR DETAIL PENANAMAN

Sumber : Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.30
V.7 GAMBAR 3D RTH

Sumber : Taman Kota Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

IV.31

Anda mungkin juga menyukai