Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMERIKSAAN PENUNJANG ATAU DIAGNOSTIK

Di susun oleh:

Kelompok 3

IMANUEL RATO NONO :2120001

YUSTINA MARIANA NGGUNU :2120005

ELVIANTI PASONDEK :2120015

FIRA SAPIRA AINUN :2120017

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
TAHUN 2021
KATAPENGATAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya  sehingga saya dapat menyelesaikan makala ini
yang berjudul : Pemeriksaan Penunjang Atau Diagnostik

Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas


Keperawatan Dasar 1. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu,
informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat bagi
pembaca.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak


dilakukan untuk menegakkan suatu diagnose penyakit klien atau pasien.

Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah


untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap
status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu
masalah, kemampuan klien untuk mengatasi masalah.

Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, Rontgen, PAP Smear,


Endoskopi, Kolonoskopi, CT. Scaning, Mammografi, EEG, EKG.

Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine, feses, sputum.

Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data,


kesalahan dalam interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam
pengelompokan data, kesalahan dalam pernyataan diagnostik.

1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis buat, yaitu :

· Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostic ?

· Apa saja jenis pemeriksaan diagnostic ?

2 Tujuan Penulisan

Umum

Setelah mempelajari mahasiswa memahami, mengerti tentang diagnostic


dan specimen .
BAB II

LANDASAN TEORI

Pemeriksaan Diagnostik

A. Pengertian
Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan
potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik keperawatan dan
kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam
nursalam, 2004;59 )

Persiapan Pemeriksaan Diagnostik

Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu


diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa,
karena itu perlu diketahui factor ysng mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium (Ambarwati,2010) Terdapat 3 faktor utama yang dapat
mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

B. . Pra instrumentas
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :

 Pemahaman instruksi dan pengisian formulir


Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk
tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil
terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan
jangka panjang.
C. Persiapan Penderita
 Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori
akan mengakibatkan peningkatan volume plasma.
 Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan hematology misalnya : asam folat, vit B12
dll.
 Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
terutama pada pasien rawat inap.
 Posisi Pengambilan Posis berbaring kemudian berdiri
dapat mengurangi volume plasma 10%.
D. Interpretasi Data
 Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan,
perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki
aspek positif tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan atau membantu memecahkan masalah
klien yang dihadapi.
 Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien
tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek
kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
 Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh
klien tidak mampu untuk melawan infeksi tersebut.
 Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah
yang ditemukan. Tidak ditemukan masalah kesehatan
tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan
 Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih
mengidentifikasi masalah- masalah yang akan muncul.
 Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain
professional yang kompeten dan berkalaborasi untuk
penyelesaian masalah tersebut.
E. Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan
dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi
dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang
reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi
data. (Iyer, taptid dan Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ;
66) Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori
(Caipe, 2000 dalam nurasalam, 2004 ; 69) :
a) Aktual
Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan
harus sesuai dengan data- data klinik yang diperoleh.
Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah
kekurangan volume cairan ubuh berhubungan denag
kehilangan cairan secara abnormal( Taylor, lilis dan Lemore,
1988 ; 283 dalam nursalam 2004; 69).
b) Risiko
Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka
tidak dilakukan intervensi keperawatan ( Keliat, 1990 dalam
nursalam 2004 ; 69 )
c) Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah
keperawatan yang potensial. Perawat dituntut untuk
berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang
menunjang gangguan konsep diri.
d) Sejahtera
Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga,
atau masyarakat dalam transisi dan tingkat sejahtera
tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e) Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan
actual dan risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul
karena suatu kejadian.

Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen


a. Darah
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang
menggunakan bahan atau specimen darah. Antara lain
b. Darah Rutin :
 Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
 Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
 Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
c. Darah Kimia :
 SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya
kerusakan hepatoseluler.
Cara : - ambil darah + 5- 10 ml dari vena
 masukan pada tabung
 hindari hemolisis
 berikan label dan tanggal
d. Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi
kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, yang
bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar
seperti luka bakar , gangguan ginjal.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
 masukan pada tabung
 berikan label dan tanggal
e. Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena
 masukan pada tabung
 berikan label dan tanggal
f. Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar
bilirubin. Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi
adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis.
Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya
anemia, malaria.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
 masukan pada tabung
 hindari hemolisisberikan label dan tanggal

 Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk
mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause
dan pasca menopause.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
 masukan pada tabung
 Gas Darah Arteri
Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk
mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa
yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/
gangguan metabolic.
Cara : - ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan
spuit dan jarum berisikan hepain.
 berikan label dan tangga
 Gula Darah Puasa
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
adanaya diabetes.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
 masukan ke dalam tabung
 puaskan makan dan minum 12 jam sebelum
pemeriksaan
 ula Darah Postprandial
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah
makan Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena 2
jam setelah makan pagi/siang.
 masukan ke dalam tabung
 Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
 masukan ke dalam tabung
 berikan label dan tanggal
g. Urine
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang
menggunakan bahan atau specimen urine. Antara lain :
h. Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai
kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah
hitam dan leukemia.
Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam
botol/tabung
 berikan label dan tanggal pengambilan
i. Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit
obstruktif saluran empedu, penyakit hepar dan kanker
hepar.
Cara : - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk
pemeriksaan bilirubiuria.
 tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan
asbestos- cellulose.
 masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
 hasil positif jika warna biru/ ungu
 hasil negative jika warna merah

j. Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
kehamilan
Cara : - anjurkan puasa 8-12 jam cairan
 ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan
selama 14 jam.
 berikan label dan tanggal

Jenis urine
1. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila
diperlukan pemeriksaan
2. Urine pagi
3. Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien
bangun tidur
4. Urine pasca prandia
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah
pasien makan
5. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama
24 jam
Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen
urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen
untuk menentukan kadar kerusakan hepar,
penyakit hemolisis dan infeksi berat.
Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk
menentukan berat jenis kadar glukosa dan
pemeriksaan lainnya.
6. Feses
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan
untuk mendeteksi adanya kuman seperti,
salmonella, shigella, escherichiacoli,
staphylococcus dll.

Persiapan dan Pelaksanaan :


 Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
 Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
 Feses jangan dicampur dengan urine
 Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
 berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan
pemeriksaan
k. Sputum
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum
dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
 Siapkan wadah dalam keadaan steril
 Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
 Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan
sputum
 Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
 Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan
Asam ) ikut instruksi yang ada pada botol
penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum
yang dilakukan selama 3 hari berturut turut.

Persiapan Pemeriksaan Diagnostik


1. Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang
dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga tubuh
menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan
tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen,
otak, jantung dan ginjal.

Persiapan dan Pelaksanaan :


 Lakukan informed consent
 Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum
8-12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta abdomen,
kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas.
 Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang
akan dilakukan USG
 Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke
depan dan ke belakang diatas permukaan kulit.
 Lakukan antara 10-30 menit
 Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien
dalam keadaan gelisah
 Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan
untuk mencegah masuknya udara.
 Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama &
kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga, pemeriksaan
dilakukan pada saat kandung kemih kosong
 Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk
bernafas secara perlahan- lahan
 Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua
perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.
2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan
pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x
untuk melakukan skrining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ diantaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung
kemih, tenggorokan dan rangka.

Persiapan dan Pelaksanaan :


 Lakukan informed consent
 Tidak ada pembatasan makanan / cairan
 Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi
PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat
juga dilakukan.
 Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan
menahan nafas pada wakru pengambilan
foto sinar x.
 Pada jantung, foto PA dan lateral kiri
dapat diindikasikan untuk mengevaluasi
ukuran dan bentuk jantung.
 Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan
gunakan baju kain, pasien tidur
terlentang dengan tangan menjauh dari
tubuh serta testis harus dilindungi.
 Pada tengkorak, penjepit rambut,
kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan
sebelum pelaksanaan foto.
 Pada rangka, bila dicurigai terdapat
fraktur maka anjurkan puasa dan
immobilisasi pada daerah fraktur.
3. PAP SMEAR ( Papanicolaou Smear )
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi
yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji
efek pemberian hormon seks serta mengkaji
respons terhadap kemoterapi dan radiasi.

Persiapan dan pelaksanaan :


 Lakukan informed consent
 Tidak ada pembatasan makanan dan
cairan
 Anjurkan pasien untuk tidak melakukan
irigasi vagina ( pembersihan vagina
dengan zat lain ) memasukan obat melalui
vagina atau melakukan hubungan seks
sekurang- kurangnya 24 jam
 Spekulum yang sudah dilumasi dengan
air dengan air megalir dimasukan ke
vagina .
 Pap stick digunakan untuk mengusap
serviks kemudian pindahkan ke kaca
mikroskop dan dibenamkan ke dalam
cairan fiksasi.
 Berikan label nama dan tanggal
pemeriksaan
4. Mammografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan
sinar x yang dilakukan pada bagian payudara
untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan
menilai payudara secara periodik.

Persiapan dan Pelaksanaan :


 Lakukan informed consent
 Tidak ada pembatasan cairan dan
makanan
 Baju dilepas sampai pinggang dan
perhiasan pada leher
 Gunakan pakaian kertas / gaun bagian
depan terbuka
 Anjurkan pasien untuk duduk dan
letakan payudara satu per satu diatas
meja kaset sinar x.
 Lalu lakukan pemeriksaan

5. Endoskopi
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran
cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran cerna. Contoh : varises, esophagus,
neoplasma, peptic ulcer
6. Kolonoskopi
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon
dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan
pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll
7. CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat
organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ
dalam abdomen
8. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran
listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel.
Otak )
Indikasi : epilepsy, trauma capitis
Dengan memasangkan elektroda pada bagian
kepal klien. Bu
9. EKG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat
system hantaran/konduksi dari jantung indikasi
: MCI, Angna fektoris, gagal jantun
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat


mengambil kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah
kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar
praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di
Indonesia

3.2 Saran

Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional


dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang
idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat merasakan
kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan


Praktik.Jakarta : Salemba Medika

http : // eny ratna ambarwati.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan


diagnostic : html

http: // Riswanto. Blogspot. Com/2010/02/pengumpulan specimen-


darah-urine-sputum-feses.html

Anda mungkin juga menyukai