Oleh
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
Berkat Rahmat dan Ridho-Nya bisa menyelesaikan Makalah Sistem
Kardiovaskuler Yang berjudul Patent Ductus Arteriosus(PDA) dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan serta saran dari dosen pembimbing mata kuliah dan semua pihak
yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
BAB I:
PENDAHULUAN............................................................................... 1
TINJAUAN TEORI............................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR I
DAFTAR PUSTAKA Ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................3
..................................................................................................................................4
A. Konsep Dasar Penyakit (Anatomi Fisiologi)................................................4
B. Pengertian VSD............................................................................................5
C. Klasifikasi VSD............................................................................................5
D. Manifestasi Klinik.........................................................................................6
E. Etiologi VSD.................................................................................................7
F. Patofisiologi..................................................................................................8
H. WOC VSD....................................................................................................9
I. Komplikasi VSD.........................................................................................10
J. Pemeriksaan Penunjang VSD.....................................................................10
K. Penatalaksanaan..........................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................12
A. Pengkajian...................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................14
C. Rencana Keperawatan.................................................................................15
D. Implementasi Keperawatan.........................................................................23
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................................23
BAB IV PENUTUP..........................................................................................25
A. Kesimpulan.................................................................................................25
B. Saran...........................................................................................................25
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB III:
...........................................................................................................
Asuhan Keperawatan .....................................................................
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada
janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens.
Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam
setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia
2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
(Persistent Ductus Arteriosus : PDA).
Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri
pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten
pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada
aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal à menyebabkan Left to
Right Shunt.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah
sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang
telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama
ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan
meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada
orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
1.2Rumusan Masalah
2.1.Pengertian
2.2.Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
A.Faktor Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
6. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu).
5
B.Faktor Genetik :
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar
akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
2.5 Pathofisiologi
PDA
2.8 Penatalaksanaan
2.9. Diagnosis
A. Pengkajian
B. Anamnesa
1. Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional
menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara
anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus
Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak
dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar
15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang
menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
2. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas
C.Pengkajian fisik
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery
murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah
sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
3. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
D.Analisa data
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O PENUNUJANG
1. Data Subjektif : Terbukanya ductus Penurunan
Pasien gelisah, Arteriosus curah jantung
rewel, dan ↓
menangis Dialirkannya darah
Data Objektif : dari tekanan
- Denyut nadi tinggi(aorta
naik (> 170 descenden) ke
x/menit) tekanan yang lebih
- Tachyepne kecil (arteri
– Suara jantung pulmonalis)
tambahan ↓
(Machinery mur- Resirkulasi darah
mur persisten) beroksigen dari aorta
ke arteri pulmonalis
↓
Beban ventrikel kiri↑
↓
11
Curah jantung turun
2. Data Subjektif: Dialirkannya darah Gangguan
Pasien kesulitan dari tekanan pertukaran
bernafas, sesak tinggi(aorta gas
nafas descenden) ke
Data Objektif : tekanan yang lebih
- RR ( > 30 – rendah (arteri
40x/menit) pulmonalis)
- BGA tidak ↓
normal Resirkulasi darah
- Adanya napas beroksigen dari aorta
cuping hidung ke arteri pulmonalis
↓
Beban ventrikel kiri↑
↓
Pelebaran dan
hipertensi vertikel kiri
↓
Tekanan vena dan
kapiler pulmonar naik
↓
Edema paru
↓
Penurunan difusi
oksigen
↓
Gangguan pertukaran
gas
Data adanya
14
Subjektif: peningkatan dideteksi
Pasien resistensi untuk
kesulitan pembuluh penangana
bernafas, paru 2. Atur n lebih
sesak nafas posisi anak lanjut.
Data dengan 2.Untuk
Objektif : posisi semi memudahk
- RR ( > fowler an pasien
30 – dalam
40x/menit) 1.Berikan bernapas.
- BGA oksigen jika 1.Membant
tidak normal ada indikasi u klien
- Adanya Untuk untuk
napas deteksi dini memenuhi
cuping terjadinya oksigenasin
hidung gangguan ya.
pernapasan
2.1. Definisi
Karena peran penting pada regio ini, kelainan pada pembentukan tubera
endocardiaca dapat menyebabkan terjadinya malformasi dari jantung
meliputi defek pada atrial dan ventricular septal defect (VSD). Defek ini bisa
melibatkan pembuluh darah besar (transposisi pembuluh darah besar,
truncus arteriosus, dan tetralogy Fallot) (Sadler, 2012; Schoenwolf et al.,
2009).
Ada teori lain dari pembentukan septum cardium tanpa melalui terbentuknya
tubera endocardiaca. Yaitu jika tidak terbentuk tonjolan jaringan di
17
dinding atria dan ventrikel tetapi dinding dari masing-masing sisinya terus
berkembang, maka akan terbentuklah tonjolan di tengah-tengah sisi dinding
yang mengembang tadi. Jika kedua bagian sisi yang mengembang tadi terus
berkembang diantara tonjolan tadi, kedua dinding lumen akan mendekati
satu sama lain dan akhirnya tonjolan tadi membentuk septum. Namun
septum yang terbentuk tadi tidak memisahkan lumen secara lengkap
sehingga menyebabkan terjadinya hubungan antara kedua lumen. Septum
ini akan menutup secara lengkap melalui kontribusi proliferasi jaringan di
sekitarnya (Schoenwolf et al., 2009).
tidak memiliki muscular rim diantara defek dan annulus dari valvula
atrioventiculare. Defek yang terjadi pada komponen inlet disebut inlet VSD
(Minette and Shan, 2006; Soto et al., 1980).
band, dan defek posterior lokasi di bawah cuspis septal dari valvula
tricuspidalis (Spicer et al., 2014; Soto et al., 1980)
Meskipun klasifikasi dari VSD ditemukan sangat banyak, yang dipakai adalah
klasifikasi dari Jacobs et al., 2000. Klasifikasi ini berdasarkan lokasi VSD di
septum interventricularis pada permukaan ventriculus dextra
2.5. Patofisiologi
kelahiran bayi aterm berumur 4-6 minggu atau awal dua minggu pertama
pada kelahiran bayi prematur (Spicer et al., 2014).
1. Periode neonatus:
Manifestasi gejala klinis VSD tergantung pada ukuran defek dan hubungan
antara tahanan vascular paru dan sistemik. Gejala klinis biasanya muncul
saat bayi berumur 4-8 minggu, seiring dengan menurunnya tahanan vaskular
paru akibat adanya remodelling arteriol paru.
1. VSD kecil
2. VSD sedang
Bayi terlihat berkeringat akibat rangsangan saraf simpatis, terlihat saa
diberi makanan. Terlihat lelah selama makan oleh karena aktifitas makan
memerlukan cardiac output yang tinggi. Adanya tachypnea saat istirahat
ataupun saat makan. Gangguan pertumbuhan bisa juga dijumpai karena
meningkatnya kebutuhan kalori dan kurangnya kemampuan bayi untuk
makan secara adekuat. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
juga bisa ditemukan
3. VSD besar
Ditemukan gejalan yang sama dengan VSD sedang, tetapi lebih berat.
Pertumbuhan terhambat dan seringnya mengalami infeksi saluran nafas
4. Sindrom Eisenmenger
Saat beraktivitas pasien mengeluh sesak nafas, sianosis, nyeri dada,
sinkop, dan hemoptysis
23
2.7. Diagnosis
Suara jantung dua terdengar keras akibat penutupan katup aorta dan
pulmonal. Murmur holosistolik yang keras terdengar pada VSD besar. Pada
area mitral ditemukan suara bergemuruh saat diastolik akibat stenosis mitral
yang fungsional. Saat tahanan vaskular paru meiningkat suara jantung kedua
terdengar tunggal dan keras, dan tidak mungkin murmur terdengar. Saat
tekanan ventriculus sinistra lebih besar dibandingkan dextra, suara murmur
tergantung dari besarnya defek. Murmur biasanya terdengar keras dan
bergemuruh (thrill) ((Minnete & Shan, 2006).
2.8. Penanganan
Jika defek berukuran kecil dan shunting yang terjadi tidak
menimbulkan gangguan hemodinamik disertai gejala apa pun, maka
tidak perlu diberikan terapi khusus. Saat defek tersebut sudah
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan bayi, kesulitan pada
waktu makan, berkeringat, tachipnea maka pemberian diuretik menjadi
pilihan pertama dengan terus mengawasi terjadinya hipokalemia. atau
untuk mencegah terjadinya hipokalemia bisa diberikan diuretik hemat
kalium (Spicer et al., 2014).
5
6
1.1 Pengertian
Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan defek jantung yang terjadi
secara congenital dimana secara khusus mempunyai empat kelainan
pada jantungnya. TOF ini adalah merupakan penyebab tersering pada
cyanotic heart defect dan juga pada blue spell syndrome bilamana
kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Komponen yang paling
penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis
pulmonal dari ringan sampai dengan berat (Ilmu Kesehatan Anak,
2001).
b. Katup Jantung
a. Katup Atrioventrikel (AV Kanan dan Kiri)
c. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi
mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah membantu
jantung untuk mengedarkan sel darah merah keseluruh tubuh, serta
mengedarkan sari makanan, oksigen dan mangangkut sisa
metabolisme dari seluruh tubuh.
a. Arteri
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari
ventrikel jantung yang berdinding tebal dan kaku serta berdenyut
apabila diraba. Tujuannya adalah mengalirkan darah ke seluruh tubuh,
kecuali arteri pulmonalis. Pembuluh darah arteri ada 3 yaitu pembuluh
darah arteri, arteriol dan kapiler.
9
b. Vena
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang menuju atrium
dekstra dari seluruh tubuh kecuali vena pulmonalis yang berasal dari
paru menuju atrium sinistra, vena bersifat tipis dan elastis, yang terlihat
diarea bawah kulit. Pembuluh darah vena terdiri atas venul dan vena.
1.3 Etiologi
b. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu: sebelumnya ikut program KB oral atau
suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter (thalidomide,
dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi
virus lainnya
c. Pajanan terhadap sinar-X
d. Gizi yang buruk selama hamil
e. Ibu yang alkoholik
f. Ibu yang merokok: berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam
kandungan sehingga berakibat bayi lahir prematur, cacat bawaan
atau meninggal dalam kandungan
1.4 Patofisiologi
Proses pembentukan jantung pada janin mulai terjadi pada hari ke-
18 usia kehamilan. Pada minggu ke-3 jantung hanya berbentuk tabung
sederhana yang disebut fase tubing. Mulai akhir minggu ke-3 sampai
minggu ke-4 usia kehamilan, terjadi fase looping dan septasi, yaitu fase
dimana terjadi proses pembentukan dan penyekatan ruang-ruang
jantung serta pemisahan antara aorta dan arteri pulmonalis. Pada
minggu ke-5 sampai ke-8 pembagian dan penyekatan hampir
sempurna. Akan tetapi, proses pembentukan dan perkembangan
jantung dapat terganggu jika selama masa kehamilan terdapat faktor-
faktor resiko.
11
b. Radiologi
d. Ekokardiografi
e. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan. Kateterisasi jantung
berguna untuk mengetahui Defek Septum Ventrikel multiple,
mendeteksi kelainan arteri koronaria, mendeteksi besarnya stenosis
pulmonal, mengukur saturasi oksigen, mengukur tekanan pada
keempat ruang jantung dan arteri besar. Biasanya terjadi peningkatan
tekanan ventrikel kanan dengan tekanan arteri pulmonalis normal atau
rendah (Myung, K Park, 2008).
1.7 Penatalaksanaan
a. Medikamentos
Pada penderita yang mengalami Hipoxic spell atau sering
disebut juga sianotik spell atau serangan sianotik, terapi ditujukan
untuk memutus patofisiologi serangan tersebut karena dapat
mengakibatkan komplikasi serius pada system saraf pusat. Hipoxic
spell ditandai dengan adanya paroksismal hiperpnea (nafas cepat
dan dalam), menangis lama, gelisah, sianosis meningkat dan
16
b. Penanganan Surgical/Pembedahan
Penyakit TOF harus dikoreksi dengan tindakan pembedahan
(open heart surgery), baik pada neonatus ataupun anak. Tujuan
dari pembedahan adalah memperbaiki keempat defek/kelainan
pada TOF agar jantung dapat bekerja dengan senormal mungkin.
Dengan memperbaiki defek pada TOF diharapkan dapat
meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Dokter
cardiologist pediatrik dan dokter bedah jantung akan melakukan
konferensi sebelumnya untuk menentukan waktu yang tepat untuk
dilakukan operasi. Keputusan operasi berdasarkan kesehatan anak
saat itu dan BB anak, besarnya tingkat keparahan defek dan
bergantung pada symptom yang terdapat pada anak. Pembedahan
TOF terbagi menjadi:
a. Prosedur Paliatif (Shunt)
Pada bayi-bayi yang sangat lemah atau kecil belum dapat
dilakukan total koreksi. Pada kasus tersebut harus dilakukan
operasi paliatif terlebih dahulu yang bertujuan untuk meningkatkan
kadar oksigen dalam darah. Hal ini bertujuan untuk memberikan
waktu pada bayi untuk tumbuh dan lebih kuat menghadapi operasi
yang lebih besar (total koreksi). Shunt akan diangkat ketika bayi
dilakukan operasi total koreksi. Shunt juga ditujukan untuk
meningkatkan aliran darah ke arteri pulmonal sehingga serangan
spell dapat berkurang serta ukuran diameter arteri pulmonal
mencapai ukuran optimal sehingga dapat dialirkan darah saat total
koreksi dikerjakan. Beberapa indikasi yang sering digunakan untuk
pemilihan prosedur shunt terlebih dahulu dibandingkan dengan
koreksi total antara lain:
1) Neonatus dengan TOF dan atresia pulmonal dengan hipoksia berat
2) Bayi dengan hipoplasti annulus pulmonal dan arteri pulmoner
hipoplastik dimana membutuhkan jalur transannular untuk
dilakukan total koreksi
3) Anak dengan hipoplasti cabang-cabang arteri pulmonal
4) Bayi dengan BB < 2,5 kg.
1.8 Prognosis
Umumnya prognosisnya buruk pada penderita TOF tanpa operasi.
Penderita TOF derajat sedang tanpa operasi dapat bertahan hidup
sampai umur 15 tahun dan hanya sebagian kecil yang bertahan sampai
dekade ketiga.
2. Motorik kasar
a. Mengendarai sepeda roda tiga
b. Melompat dari langkah dasar
c. Berdiri pada satu kaki untuk
beberapa detik
d. Melompat panjang
3. Motorik halus
a. Membangun
menara dengan 9 atau 10 kotak
b. Membangun
jembatan dengan 3 kotak
c. Secara benar
memasukkan biji-bijian dalam botol berleher sempit
4. Bahasa
a. Mempunyai perbendaharaan 900 kata
b. Menggunakan bicara telegrafik
c. Menggunakan kalimat lengkap 3-4 kata
d. Menggunakan banyak pertanyaan
5. Sosialisasi
a. Berpakaian sendiri hampir lengkap bila dibantu dengan kancing
belakang dan mencocokkan sepatu kanan dan kiri
b. Mengalami peningkatan tentang perhatian
c. Makan sendiri sepenuhnya
6. Kognitif
20
7. Hubungan keluarga
a. Kecemburuan terhadap saudara kandung yang lebih
muda sudah
berkurang, dapat menjadi waktu yang tepat untuk melahirkan
saudara tambahan
b. Menyadari hubungan keluarga dan fungsi peran jenis
kelamin
c. Anak laki-laki cenderung mengidentifikasi lebih
banyak dengan
ayah/ figur pria.
1.10 Pathway Web Of Causation Terpapar faktor eksogen dan faktor
endogen selama trimester I
Hipoksemia
Merangsang Klinis : Mottle, ↑ CO2
Metabolisme anaerob
ginjal Penimbunan asam
mengeluarkan laktat
Klinis : Takipnea, gelisah, kesadaran menurun, menangis lamaeritropoetin DX: Gangguan perfusi jaringan
Sumsum tulang 21
DX: Resiko terjadinya spell mengeluarkan
Gangguan Klinis: Kejang
Polisitemia Permeabilitas sel
Hb, Ht ↑ elektrik sel di
rendah
otak DX. Resiko injury
22
23
a. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat kehamilan
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen
dan eksogen yang mempengaruhi)
b. Riwayat tumbuh
c. Biasanya anak cenderung
mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatique atau kelelahan
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari
kondisi penyakit
d. Riwayat psikososial/perkembangan
1) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak/keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
e. Pemeriksaan fisik
1) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik, bayi
tampak biru setelah tumbuh lebih besar
2) Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan
3) Serangan sianotik mendadak blue spells/cyanotic spells/paroxysmal
hiperpneu, hypoxic spells) ditandai dengan dyspneu, napas cepat dan
dalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma dan kematian
4) Anak akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa
waktu sebelum ia berjalan kembali
5) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di daerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi
6) Bunyi jantung I normal, sedang bunyi jantung II tunggal dan keras
7) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan
f. Pengetahuan anak dan keluarga
1) Pemahaman tentang diagnosis.
2) Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis.
3) Regimen pengobatan.
4) Rencana perawatan ke depan.
5) Kesiapan dan kemauan untuk belajar.
6) Perawatan di rumah
24
b. Diagnosa Keperawatan
c. Rencana Keperawatan
N Tujuan dan
Diagnose Intervensi
o Kriteria Hasil
1 Resiko terjadinya Tujuan: 1) Monitor
spell berulang Serangan spell tanda-tanda
berhubungan berulang tidak vital.
dengan hipoksia terjadi. 2) Kenali
jaringan Kriteria hasil: secara dini
meningkat pada 1) Tidak adanya tanda-
peningkatan ditemukan tanda- tanda spell,
aktivitas. tanda spell, seperti klien
seperti; sianosis bertambah
yang bertambah, sianosis,
pernapasan cepat peningkatan
dan dalam, frekuensi
kesadaran pernapasan,
menurun dan gelisah, lemas
kejang. kesadaran
2) Tanda-tanda menurun dan
vital dalam batas kejang.
normal sesuai 3) Ciptakan
umur. lingkungan yang
3) Akral hangat. tenang, hindari
4) Kesadaran lingkungan
klien compos penuh stress.
mentis. 4) Batasi
aktivitas dan
pengunjung.
5) Atur posisi
squatting atau
knee chest jika
terjadi tanda-
tanda spell mulai
terjadi.
6) Beri
makanan yang
lunak dan
mudah dicerna.
7) Kolaborasi
pemberian
O2/obat batuk/
penurun
panas/pelunak
faeses/penenan
26
g serta
ropranolol jika
diperlukan.
2 Penurunan Tujuan: 1) Monitor
cardiac output Anak dapat tanda vital,
berhubungan mempertahankan pulsasi perifer,
dengan sirkulasi cardiac output capilarry refill
yang tidak efektif yang adekuat. dengan
dengan adanya Kriteria hasil: membandingkan
malformasi 1) Tanda-tanda pengukuran
jantung. vital normal sesuai pada kedua
umur. ekstremitas
2) Tidak ada; dengan posisi
dyspneu, napas berdiri, duduk,
cepat dan dalam, dan tiduran jika
sianosis, memungkinkan.
gelisah/letargi, 2) Kaji dan
takikardi, mur- catat denyut
mur. apikal selama
3) Pasien satu menit
compos mentis. penuh.
4) Akral hangat. 3) Observasi
5) pulsasi perifer adanya
kuat dan sama serangan
pada kedua sianotik.
ekstremitas. 4) Berikan
6) Capilarry Refill posisi knee
time < 3 detik. chest pada
7) Urine output anak.
1-2 cc/kgBB/jam. 5) Obsrevasi
adanya tanda-
tanda
penurunan
sensori: letargi,
bingung dan
disorientasi.
6) Monitor
intake dan
output secara
adekuat.
7) Sediakan
waktu istirahat
yang cukup bagi
anak dan
27
dampingi anak
pada saat
melakukan
aktivitas.
8) Sajikan
makanan yang
mudah dicerna
dan kurangi
konsumsi kafein.
9) Kolaborasi
dalam
pemeriksaan
serial ECG, foto
thorak,
pemberian obat-
obatan anti
disritmia.
10) Kolaborasi
pemberian
oksigen
11) Kolaborasi
pemberian
cairan tubuh
melalui infuse
3 Intoleransi Tujuan: 1) Catat irama
aktivitas Anak jantung, tekanan
berhubungan menunjukkan darah dan nadi
dengan peningkatan sebelum,
ketidakseimbanga kemampuan selama dan
n antara suplai dalam melakukan sesudah
dan kebutuhan aktivitas (tekanan melakukan
oksigen. darah, nadi, irama aktivitas.
dalam batas 2) Anjurkan
normal). pada pasien
Kriteria hasil: agar lebih
1) Tanda vital banyak
normal sesuai beristirahat
umur. terlebih dahulu.
2) Anak mau 3) Anjurkan
berpartisipasi pada pasien
dalam setiap agar tidak
kegiatan yang mengedan pada
dijadwalkan. saat buang air
3) Anak
28
mencapai besar.
peningkatan 4) Jelaskan
toleransi aktivitas pada pasien
sesuai umur. tentang tahap-
4) Fatiq dan tahap aktivitas
kelemahan yang boleh
berkurang. dilakukan oleh
5) Anak dapat pasien.
tidur dengan lelap. 5) Tunjukkan
pada pasien
tentang tanda-
tanda fisik
bahwa aktivitas
melebihi batas.
6) Bantu anak
dalam
memenuhi
kebutuhan ADL
dan dukung ke
arah
kemandirian
anak sesuai
dengan indikasi.
7) Jadwalkan
sesuai dengan
usia, kondisi,
dan kemampuan
anak
4 Gangguan Tujuan: 1) Timbang
pemenuhan nutrisi Anak dapat berat badan
kurang dari makan secara anak setiap pagi
kebutuhan tubuh adekuat dan tanpa diapers
berhubungan cairan dapat pada alat ukur
dengan fatique dipertahankan yang sama,
selama makan sesuai dengan waktu yang
dan peningkatan berat badan sama dan
kebutuhan kalori, normal dan dokumentasikan
penurunan nafsu pertumbuhan .
makan. normal. 2) Catat intake
Kriteria hasil: dan output
1) Anak secara akurat.
menunjukkan 3) Berikan
kenaikan berat makan sedikit
badan sesuai tapi sering untuk
29
sodium jika
memungkinkan.
10) Kolaborasi
dengan tim gizi
dalam
pemberian
makanan.
11) Bila
ditemukan tanda
anemia
kolaborasi
pemeriksaan
laboratorium.
5 Gangguan Tujuan: 1) Sediakan
pertumbuhan dan Pertumbuhan dan kebutuhan
perkembangan perkembangan nutrisi yang
berhubungan dapat mengikuti adekuat.
dengan oksigenasi kurva tumbuh 2) Monitor
tidak adekuat, kembang sesuai BB/TB, buat
kebutuhan nutrisi dengan usia. catatan khusus
jaringan tubuh. Kriteri hasil: sebagai monitor.
Pasien dapat 3) Kolaborasi
mengikuti tahap intake Fe dalam
pertumbuhan dan nutrisi
perkembangan
yang sesuai
dengan usia.
31
DAFTAR PUSTAKA