Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM

PEMBAHARUAN DI MESIR : MUHAMMAD ALI PASHA DAN AL-TAHTAWI

Dosen Pengampu : Hanafi M.A

Disusun Oleh:

Muhamad Tofik Mubarok 11200331000027

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan makalah pemikiran modern dalam Islam dengan judul “Pembaharuan Islam di Mesir
: Ali Pasha dan Al-Tahtawi” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini penulis lakukan semaksimal mungkin, untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Pemikiran Modern dalam Islam. Meski begitu, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan senang hati penulis membuka seluas-luasnya
pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan
makalah ini.

Akhirnya penulis sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan bisa menginspirasi para pembaca untuk memahami
kemudian melakukan kajian terhadap berbagai permasalahan lainnya yang masih berhubungan
dengan makalah ini, dan tentunya dalam lingkup kajian pembaharuan pemikiran Islam. Atas
perhatian dan waktunya, penulis ucapkan terimakasih.

Ciputat, 19 Maret 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan dan perkembangan baru adalah sunnatullah, baik pada alam materi
maupun kehidupan sosial kita. Dunia dan seisinya pasti mengalami perubahan seiring
berjalannya waktu, begitupun dengan kondisi masyarakat di dalamnya. Tak terkecuali
kemajuan serta pembaharuan dalam Islam dan peradabannya adalah salah satu
sunnatullah pada alam, juga kehidupan masyarakat yang mana tidak ada pertentangan
antara keduanya. Bahkan pembaharuan tersebut adalah cara untuk mengaktualisasi agama
yang bersifat baku dan sempurna, hingga terus relevan dalam hidup ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pembaharuan dalam Islam bukan sekedar
terkait dengan dasar atau fundamental ajaran Islam, artinya bahwa pembaharuan Islam
bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan zaman. Melainkan lebih berkaitan dengan
pemurnian ajaran yang sudah ditentukan dalam dalil yang bersifat qat’i, selanjutnya
dalam bidang yang lain dari dalil zhanni dibutuhkan penafsiran atau interpretasi terhadap
ajaran-ajaran agama agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat zaman.
Di zaman Modern, Barat selalu menjadi barometer bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di seluruh dunia. Menyadari bahwa Islam tertinggal cukup
jauh dari barat, di dunia Islam juga muncul pemikiran dan gerakan untuk menyesuaikan
paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebab hanya dengan jalan demikianlah, umat Islam berharap
akan dapat terbebas dari kemunduran dan menuju kemajuan.
Dan awal tonggak dari pembaharuan tersebut dapat kita lihat di Mesir. Secara
historis, kesadaran pembaharuan dan modernisasi dunia Islam berawal dari ekspedisi
Napoleon Bonaparte ke Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M. Hal ini kemudian
membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan
umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan antara
Barat dan Islam. Dan di antara tokoh-tokoh yang memulai gerakan tersebut yaitu,
Muhammad Ali Pasha dan Al-Tahtawi.

B. Rumusan Makalah
Berangkat dari latar belakang tersebut, makalah ini mempunyai rumusan masalah;
1. Bagaimana gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan Muhammad Ali Pasha di
Mesir ?
2. Bagaimana gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan Al-Tahtawi di Mesir ?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah dan dinamika gerakan
pembaharuan Islam di Mesir dengan berfokus pada dua tokoh utama yaitu Muhammad
Ali Pasha dan Al-Tahtawi. Kemudian menganalisis pembaharuan dalam bidang apa saja
yang mereka upayakan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Muhammad Ali Pasha


1. Biografi
Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan Turki, yang lahir pada bulan
Januari 1765 M, di Kawalla, sebuah kota yang terletak di bagian utara Yunani, dan
meninggal di Mesir pada tahun 1849. Ayahnya bernama Ibrahim Agha seorang
imigran Turki, kelahiran Yunani yang mempunyai 17 orang putra. Pekerjaan ayahnya
sebagai penjual rokok, di samping itu juga sebagai kepala petugas pada sebuah kota
di daerahnya.
Oleh karena kebutuhan hidup yang berat, sejak kecil Muhammad Ali Pasha harus
bekerja keras membantu orangtuanya, sehingga ia tidak mendapatkan pendidikan
yang layak dan baik. Hal itu membuat ia tidak pandai menulis maupun membaca. 1
Meski tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, namun dengan
keuletannya ia tumbuh menjadi seorang yang cerdas dan terhormat.
Ia disenangi oleh para Gubernur, hingga dijadikannya menantu. Setelah menikah,
Ali Pasha kemudian masuk militer, dan karena keberanian dan kecakapannya ia pun
diangkat menjadi perwira. Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki
mengirim bantuan tentara ke Mesir, diantaranya adalah Muhammad Ali Pasya,
bahkan dia ikut bertempur melawan Napoleon pada tahun 1801.
Rakyat Mesir melihat kesuksesan Muhammad Ali dalam pembebasan mesir dari
tentara Napoleon, maka rakyat mesir mengangkat Muhammad Ali sebagai wali mesir
dan mengharapkan Sultan di Turki merestuinya. Pengakuan Sultan Turki atas usul
rakyatnya tersebut baru mendapat persetujuannya dua tahun kemudian, setelah Turki
dapat mematahkan intervensi Inggris di Mesir.2 Posisi inilah kemudian
memungkinkan ia melakukan perubahan yang berguna bagi masyarakat Mesir.

2. Pembaharuan Islam Ali Pasha


1
Samsul Ahmad, Skripsi: “PERANAN MUHAMMAD ALI PASHA DALAM PENGEMBANGAN ISLAM DI MESIR”
(Makassar :UIN Alauddin, 2018), hal. 12
2
Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1998), hal. 34-35.
Salah satu bidang yang menjadi sentral pembaruan Ali Pasha adalah bidang-
bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan bidang militer,
termasuk pendidikan. Kemajuan di bidang ini tidak mungkin dicapai tanpa dukungan
ilmu pengetahuan modern.3 Atas dasar inilah sehingga perhatian di bidang
pendidikan mendapat prioritas utama. Meskipun Ali Pasya tidak pandai baca tulis,
tetapi ia memahami betapa pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk
kemajuan suatu negara.
a. Bidang Pendidikan
Ali Pasha menyadari akan pentingnya arti pendidikan dan ilmu
pengetahuan untuk kemajuan suatu negara. Ali Pasha terpengaruh oleh cerita-
cerita para pembesar yang berada di sekitarnya mengenai unsur-unsur dan
hal-hal baru yang dibawa ekspedisi Napoleon. Usaha Muhammad Ali dalam
bidang pendidikan dimulai dari mendirikan suatu Lembaga Kementrian
Pendidikan. Lembaga ini dimaksudkan untuk mengelola dan mengatur
pengadaan dan pengembangan berbagai sarana pendidikan.4
Kurikulum-kurikulum pendidikan dirombak dan beberapa mata pelajaran
menyesuaikan diri sesuai kenutuhan pada waktu itu. Kemudian Muhammad
Ali Pasya mendatangkan guru-guru dari Barat. Selain itu ia juga mengirim
siswa-siswa untuk belajar ke Eropa. Usaha Muhammad Ali berikutnya dalam
penyempurnaandi bidang pendidikan ini adalah dengan mengadakan gerakan
penerjemahan buku-buku Eropa yang berisikan ilmu-ilmu modern ke dalam
bahasa Arab.5
b. Bidang Ekonomi
Kebijaksanaan Muhammad Ali dalam bidang ekonomi dimulai dengan
mengambil alih tanah pertanian untuk negara. Tindakan itu disinyalir oleh
sebagian ahli sejarah sebagai usaha mengadakan nasionalisasi pemilikan
tanah. Muhammad Ali juga menyadari bahwa negaranya adalah negara
agraris, maka ia kemudian membangun sarana diantaranya dengan

3
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan.hal.36
4
Samsul Ahmad, Skripsi: “PERANAN MUHAMMAD ALI PASHA...., hal. 26
5
Ibid, hal 27-28
membangun bendungan al-Khatiri al-Khairiyah di delta sungai Nil, dengan
tujuan agar tanah-tanah di daratan tinggi dapat diolah dan dimanfaatkan.
Sektor lain penunjang perekonomian negara, yang mendapat perhatian
khusus serius dari Muhammad Ali adalah perindustrian. Muhammad Ali
membangun beberapa beberapa industri seperti kain tenun, senjata,
pemintalan benang, peleburan besi, gula pasir, kertas, sabun, dan industri
kaca. Usaha Muhammad Ali yang tak kurang pentingnya dalam menunjang
bidang perekonomian yaitu pembangunan sarana transpotasi. Karena sarana
transportasi merupakan urat nadi perekonomian.6
c. Bidang Militer
Muhammad Ali merasa bahwa kehidupan di Mesir sangat membutuhkan
kekuatan militer baik untuk mempertahankan kemerdekaan dan keamanan
dalam negeri maupun untuk mempertahankan kekuasaan Muhammad Ali
yang telah berhasil direbutnya. Muhammad Ali berfikir bahwa hal yang
sangat mendesak dilakukan adalah kebijaksanaan pembaharuan di bidang
militer.
Untuk mempercepat perkembangan angkatan bersenjata, maka pada tahun
1915 M Muhammad Ali Pasya mendirikan sebuah sekolah Militer di Kairo
dan Akademi industri bahari serta sekolah perwira angkatan laut di
Iskandariyah. Itu semua dimaksudkan untuk membekali anggota angkatan
bersenjata dengan ilmu pengetahuan modern. Selama itu, ia juga
mengirimkan putra-putri Mesir untuk belajar ke Eropa. Di sisi lain,
Muhammad Ali Pasya melihat bahwa untuk melindungi sepanjang pantai
Mesir dari serangan-serangan musuh, diperlukan adanya armada laut yang
tangguh dan modern.7

B. Al-Tahtawi
1. Biografi
6
Ibid, hal. 31-35
7
Ibid, hal. 35-37
Tahtawi dilahirkan pada tahun 1801 di Thahta, sebuah kota kecil di Mesir, tiga
tahun setelah Napoleon menginjakkan kakinya di Mesir. Ia melewati masa kecilnya
di kota itu, mempelajari ilmu-ilmu agama dan mendengarkan cerita-cerita kejayaan
Islam masa silam. Ia selalu tertarik mendengar kisah-kisah semacam itu, satu hal
yang kemudian sangat mempengaruhi perjalanan intelektualnya. Dia adalah seorang
pembawa pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama
dari abad ke-19 di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, al-
Tahtawi turut memainkan peranan penting.8
Ia berasal dari keluarga ekonomi lemah. Ketika Muhammad Ali mengambil alih
seluruh kekayaan di Mesir, harta orang tua al-Tahtawi termasuk dalam kekayaan
yang dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga
ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk belajar di Al-Azhar.
Setelah menyelesaikan studinya di Al-Azhar pada tahun 1822, ia mengajar di sana
selama 2 tahun, kemudian diangkat menjadi imam tentara pada tahun 1824.
Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi imam rombongan mahasiswa yang
dikirim Muhammad Ali ke Paris. Di sana ia banyak membaca buku-buku sejarah,
politik, teknik, dan ilmu-ilmu kebumian. Ia memperoleh banyak kesan selama lima
lima tahun di Paris, dan kesan tersebut ia tuangkan dalam sebuah buku Talkhish Al-
Ihriz fi Talkhish Bariz. Buku tersebut berisi pengalaman, kisah kehidupan dan
kemajuan bangsa barat yang ia lihat di Paris. 9
2. Pembaharuan Al-Tahtawi
a. Bidang Agama
Ide pembaharuannya dalam bidang agama, di antaranya yaitu; tidak
menyepelekan kehidupan duniawi, pintu ijtihad masih terbuka, perlunya
pengembangan syariat dan bekal pengetahuan modern bagi para ulama,
reinterpretasi paham Qada dan Qadar agar tidak mengarah pada paham fatalisme.
Menurut Al-Tahtawi, manusia mempunyai dua tujuan, yaitu menjalankan
perintah Tuhan dan mencari kesejahteraan dunia. Menurutnya, prinsip dan syariat
Islam tidak boleh dipertentangkan dengan kehidupan modern, melainkan harus

8
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, hlm.34
9
Akhmad Taufik dkk, Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hal.
85
diselaraskan. Dan terkait kesejahteraan, masih dapat diperoleh dengan berpegang
pada sendi-sendi agama, budi pekerti luhur dan juga kemajuan ekonomi. Perihal
fatalisme, Al-Tahtawi berpendapat bahwa manusia haruslah berusaha dengan
keras terlebiih dahulu, sebelum berserah diri kepada Tuhan.10
b. Bidang Pendidikan
Al-Tahtawi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembaharuan
pendidikan di Mesir. Menurutnya, pendidikan haruslah bersifat universal, berlaku
bagi seluruh umat, dengan tidak membedakan jenis kelamin ataupun kelas sosial.
Universalisme pendidikan Al-Tahtawi menitikberatkan pada pemberian ruang
yang sama bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan dan juga menjadi
tenaga pendidik. Bagi Al-Tahtawi, mengajukan rumusan tentang kebersamaan hak
dalam menuntut ilmu menjadi urgen untuk dilakukan. 11 Selain itu ia juga
menekankan bahwa orang-orang yang terlibat dalam pemerintahan harus
mempunyai pendidikan yang baik sesuai dengan bidangnya.12
c. Bidang Pemerintahan
Ide pembaharuan Al-Tahtawi dalam bidang pemerintahan yaitu dengan
membagi warga negara menjadi empat golongan, yaitu raja, kaum ulama dan ahli-
ahli, tentara dan kaum produsen. Dua golongan pertama adalah golongan
pemerintah dan dua golongan lainnya adalah golongan rakyat yang harus patuh
dan setia kepada pemerintah. Raja tidak mempunyai kekuasaan eksekutif mutlak,
tetapi harus dibatasi oleh syariat dan syura dengan para ulama. Raja harus
menghormati ulama dan memandang mereka sebagai mitra dalam menjalankan
pemerintahan. 13

10
Ibid, hal. 86
11
Fazlurrahman Hadi, Rifa’ah Thahthawi: Sang Pembaharu Pendidikan Islam. (Surabaya : UM Surabaya Publishing,
2018), hal. 39-41
12
Akhmad Taufik dkk, Sejarah Pemikiran..., hal. 86
13
Ibid, hal. 87
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian pemaparan terkait pembaharuan Islam di Mesir yang dibawa oleh Muhammad
Ali Pasha dan Al-Tahtawi. Keduanya merupakan tokoh sentral awal yang membawa perubahan
besar dalam dunia Islam, terutama di Mesir. Ide-ide keduanya mempunyai pengaruh yang besar
dalam upaya modernisasi Islam. Membawa kembali Islam dalam pentas global, beralih dari
kemunduran menuju kemajuan.

Umat Islam ditangan mereka didorong untuk bergerak maju. Menembus tembok
kejumudan untuk kemudian membawa perubahan-perubahan yang signifikan sesuai dengan
perkembangan zaman. Antara kehidupan duniawi dan ukhrawi saling beriringan, keduanya
penting menurut mereka untuk kemajuan umat Islam.

Dan jika kita lihat kembali dengan seksama, mereka sepakat bahwa pendidikan
merupakan tonggak utama kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan kesadaran akan kemajuan
terbentuk, kreatifitas, sikap kritris, dan inovasi dapat tumbuh. Ketika kualitas sumber daya
manusia sudah meningakat, maka ekonomi pun dapat tumbuh dengan baik. Dan dari sinilah
kemajuan dapat dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Samsul, 2018. Skripsi: “PERANAN MUHAMMAD ALI PASHA DALAM


PENGEMBANGAN ISLAM DI MESIR”. Makassar :UIN Alauddin

Hadi Fazlurrahman, 2018. Rifa’ah Thahthawi: Sang Pembaharu Pendidikan Islam. Surabaya :
UM Surabaya Publishing.

Nasution Harun, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan.

Sani Abdul, 1998. Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam. Cet. I;
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Taufik Akhmad dkk, 2005. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta : Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai