Anda di halaman 1dari 6

artikel

Tata Kelola Barang Persediaan di Rumah Sakit:


Permasalahan dan Solusi

I
nstitusi kesehatan, utamanya yang satu institusi pelayanan kesehatan,
bergelut langsung dalam pelayanan utamanya rumah sakit amat besar dan
kesehatan kepada masyarakat, kompleks. Dalam satu tahun anggaran,
diwajibkan untuk memenuhi standar kurang lebih 40% dari porsi anggaran
pelayanan yang sangat ketat. rumah sakit dipergunakan untuk alokasi
Kegagalan dalam memenuhi standar obat dan bahan medis habis pakai, belum
pelayanan berakibat pada menurunnya lagi ditambah dengan bahan persediaan
tingkat kepercayaan konsumen, bahkan non-medis (Sheetharaman et al., 2010).
lebih buruk lagi, dapat mengakibatkan Berdasarkan hasil audit dari Aparat
tutupnya pelayanan dan memberikan Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
kerugian finansial yang amat besar. Salah maupun Badan Pemeriksa Keuangan
satu aspek dalam standar pelayanan (BPK) RI, beberapa kendala teknis yang
kesehatan yang wajib dipenuhi adalah dihadapi rumah sakit dalam tata kelola
obat, instrumen kesehatan, dan bahan persediaan dan alternatif pemecahannya
medis habis pakai, yang kesemuanya antara lain:
masuk ke dalam kategori barang
persediaan. Manajemen data yang lemah
Obat dan bahan medis habis pakai Masalah utama pada kebanyakan
yang kadarluarsa juga instrumen rumah sakit terkait pengelolaan barang
alat kesehatan yang malfungsi akan persediaan adalah akurasi pencatatan.
berkaitan erat dengan nyawa pasien. Padahal, kebijakan perencanaan dan
Oleh karenanya, bagi institusi pelayanan pembelian barang persediaan yang
kesehatan, tata kelola barang persediaan tepat untuk menghasilkan manajemen
yang efektif merupakan hal utama. persediaan yang lebih efektif, efisien,
Perputaran barang persediaan dalam dan ekonomis, sangat dipengaruhi oleh

10 INFORWAS • EDISI I • TAHUN 2019


pencatatan yang akurat. Berdasarkan namun petugas yang lain mencatat
kebijakan akuntansi Kementerian dengan merek dagangnya. Begitu juga
Kesehatan RI, pencatatan persediaan dengan nomenklatur volume, untuk
pada seluruh satuan kerja menggunakan satu jenis obat yang sama, ada petugas
metode perpetual, dimana pencatatan yang mencatat dengan satuan kardus
atas transaksi persediaan baik terhadap dan ada yang mencatat dengan satuan
mutasi pemasukan maupun pengeluaran botol, padahal dalam satu kardus bisa
dilaksanakan setiap waktu. Namun berisi lebih dari satu botol. Hal tersebut
demikian, pada sebagian satuan kerja, menimbulkan banyaknya duplikasi
metode tersebut tidak berjalan secara nomenklatur obat yang sama dalam
optimal. Banyak petugas yang tidak tertib aplikasi persediaan.
dalam melakukan pencatatan mutasi Pengakuan transaksi dalam mutasi
keluar dan masuk barang, baik dengan barang persediaan yang tidak sinkron
menggunakan kartu persediaan maupun dengan kebijakan yang telah ditetapkan
melalui aplikasi. Terlebih lagi di rumah juga menjadi kelemahan dalam
sakit, dimana petugas di gudang induk manajemen data persediaan. Sebagai
maupun di depo harus memberikan contoh, adanya barang persediaan yang
pelayanan farmasi, sekaligus melakukan baru didistribusi dari gudang induk ke
pencatatan pada kartu persediaan dan depo maupun ke tempat pelayanan
aplikasi. sudah dianggap sebagai pemakaian,
Hampir seluruh rumah sakit utamanya walaupun oleh gudang induk masih
yang berbentuk Badan Layanan Umum tersimpan dan belum digunakan
(BLU) memiliki aplikasi persediaan untuk pelayanan. Demikian juga pada
internal yang sudah secara otomatis beberapa pelayanan tertentu seperti di
terhubung dengan billing system. Namun ruang operasi, barang persediaan yang
demikian, rumah sakit tersebut tetap dipakai belum dapat dihitung jumlah
harus melakukan pencatatan barang dan jenisnya sampai dengan prosedur
persediaan ke dalam Aplikasi Persediaan pelayanan selesai, dengan demikian,
Kementerian Keuangan. Hal tersebut lah tidak seluruh barang persediaan yang
yang banyak menyebabkan beberapa telah disediakan pada saat operasi
rumah sakit melakukan pencatatan terpakai. Akan tetapi, umumnya barang
persediaan secara gelondongan, persediaan tersebut telah tercatat
sehingga pada saat penyusunan laporan seluruhnya sebagai pemakaian.
keuangan, beban persediaan menjadi Permasalahan berikutnya pada
tidak dapat diyakini kewajarannya. manajemen data persediaan adalah
Selain belum optimalnya bridging beberapa jenis transaksi, seperti retur,
aplikasi persediaan, permasalahan diskon, bonus, residu, hibah, maupun
lainnya adalah perbedaan nomenklatur konsinyasi belum seluruhnya tercatat.
pencatatan nama barang untuk satu Padahal, tidak tercatatnya transaksi-
item barang yang sama oleh petugas transaksi tersebut sangat berpotensi
pencatat. Sebagai contoh, obat pada penyalahgunaan barang yang
Paracetamol 500 mg dengan merek berujung pada kerugian negara.
dagang Panadol oleh satu petugas Pada akhirnya, manajemen data
dicatat dengan nama generiknya, persediaan yang tidak akurat membuat

INFORWAS • EDISI I • TAHUN 2019 11


artikel
para pemangku kebijakan tidak mencapai ribuan item, karenanya perlu
mengetahui jumlah riil dan kondisi dibuat prioritas dalam melakukan reviu
dari barang persediaan yang dimiliki. persediaan secara berkala. Barang
Dengan demikian, pembelian barang dengan nilai ekonomi tinggi, zat/obat/
bisa jadi membengkak karena rumah bahan terlarang, dan obat yang cepat
sakit takut barang persediaan yang perputarannya tentunya menjadi prioritas
dimiliki sudah habis, padahal ternyata untuk direviu kondisinya secara berkala.
barang tersebut masih banyak tersimpan Disamping reviu berkala, Sistem
di gudang, dan bahkan sebagian sudah Informasi Rumah Sakit (SIMRS) memiliki
menjadi usang. Atau sebaliknya, karena peran yang sangat penting karena
merasa persediaan barang masih banyak dapat meminimalkan kesalahan,
tersimpan maka rumah sakit tidak mempercepat pengumpulan data,
melakukan pembelian barang sehingga dan menyederhanakan semua proses
barang tersebut menjadi tidak tersedia manajemen persediaan. Setiap unit
untuk pelayanan. Barang yang berlebih yang melakukan transaksi barang
dan usang menjadi pemborosan yang persediaan harus memiliki akses data
luar biasa bagi beban operasional rumah persediaan ke SIMRS sesuai dengan
sakit, sementara kekosongan barang kewenangannya. Sebagai contoh; unit
menjadi citra yang buruk bagi pelayanan. penyimpan seperti gudang logistik dan
Lalu solusi apa yang paling relevan gudang medik memiliki kewenangan
untuk kondisi saat ini? Hal yang untuk melakukan transaksi penambahan
terpenting adalah melakukan reviu secara barang persediaan dan pengeluaran
periodik atas jumlah dan kondisi barang barang melalui distribusi; unit pengusul
persediaan. Pastikan bahwa seluruh kebutuhan barang seperti bagian
petugas gudang, setiap selesai bertugas, pengadaan memiliki wewenang untuk
selalu mengisi kartu persediaan memantau transaksi pemakaian,
dengan tepat sesuai dengan transaksi pembelian, dan saldo yang ada pada
barang yang telah dilakukan. Tentunya setiap gudang, sehingga pengusulan
update kartu persediaan tersebut kebutuhan dapat akurat; dan unit
harus secara berkala di supervisi oleh pengawas data seperti instalasi Sistem
penanggungjawab gudang atau ruangan Informasi Rumah Sakit (SIRS) memiliki
setiap hari pada akhir periode pelayanan. wewenang melakukan pemantauan atas
Saat ini rumah sakit menggunakan sistem pengisian data dan ketepatan sistem
remunerasi, dimana kinerja pegawai dalam mengolah data, serta melakukan
juga dinilai dari kualitas pekerjaannya. cleaning data apabila ditemukan
Kepatuhan dan ketepatan petugas transaksi yang tidak logis atau tidak tepat.
farmasi dalam mengisi kartu persediaan Menu dari aplikasi persediaan SIMRS juga
atau melaporkan transaksi persediaan diharapkan terus berkembang, sehingga
yang dilakukan, dapat menjadi salah nantinya sistem dapat melakukan
satu kriteria penilaian kinerja pegawai, perencanaan pengadaan, analisa
untuk memotivasi pegawai melakukan kebutuhan, dan analisa lainnya yang
pelaporan persediaan secara berkala dibutuhkan dalam penyusunan kebijakan
dengan akurat. Barang persediaan di rumah sakit secara otomatis. Namun,
pada suatu rumah sakit tentunya bisa dalam waktu dekat ini, yang terpenting

12 INFORWAS • EDISI I • TAHUN 2019


adalah rumah sakit diharapkan mampu Salah satu alternatif perbaikan
membuat sistem bridging aplikasi yang dapat mengatasi permasalahan
persediaan dengan SIMRS, sehingga pada perencanaan adalah dengan
laporan keuangan yang dibuat sesuai membangun sistem IT yang
dengan Standar Akuntansi Pemerintah mengintegrasikan data pelayanan
(SAP) dapat menyajikan kondisi riil kepada pasien dengan kebutuhan
persediaan di rumah sakit. barang persediaan, atau yang dalam
literasi disebut sebagai sistem berbasis
Sulitnya menyusun pola perencanaan nilai. Dengan demikian, rumah sakit
yang tepat dapat mengukur apakah persediaan
Perencanaan dan proyeksi yang yang dibeli kembali, berimbang dengan
matang diperlukan agar stok tidak persediaan yang telah dikeluarkan dalam
mengalami kekosongan atau juga pemberian pelayanan.
terjadi kelebihan stok pada gudang. Alternatif perbaikan berikutnya
Permasalahan yang sering terjadi adalah dengan menetapkan tanggung
adalah usulan kebutuhan dari user jawab tim secara jelas. Setiap orang
atau unit yang memerlukan barang, yang terlibat dalam manajemen
tidak disertai dengan perhitungan persediaan rumah sakit, mulai dari unit
yang tepat. Hal tersebut disebabkan perencanaan, pelayanan, pembelian,
karena; unit pengusul tidak memiliki dan penyimpanan, harus memiliki
data trend pemakaian dan kondisi pemahaman yang kuat dan seragam
riil persediaan yang akurat; tidak tentang peran nya dalam tim dan apa
dilakukannya klasifikasi persediaan kontribusi yang dapat mereka berikan
berdasarkan tingkat penggunaannya terhadap manajemen inventaris yang
(fast moving dan slow moving) maupun sukses. Penguatan kompetensi dan
berdasarkan kepentingan klinisnya (vital, sosialisasi juga terus diperlukan agar
essensial, non-essensial); perhitungan setiap petugas yang terlibat dalam
Lead Time (LT) tidak tepat atau belum manajemen persediaan bisa memiliki
diperhitungkan sama sekali. LT saat ini kompetensi yang serupa. Untuk petugas
cenderung lebih lama karena pengadaan kesehatan, pengawasan oleh komite
melalui e-catalogue melayani pemesanan medik terhadap kepatuhan peresepan
untuk seluruh wilayah di Indonesia, sesuai dengan formularium nasional
sehingga antrian pesanan obat semakin dan formularium rumah sakit harus terus
panjang. Ditambah lagi apabila status dievaluasi. Apabila formularium yang
pesanan menjadi “locked” karena sudah tersedia dinilai tidak sesuai lagi,
keterlambatan pembayaran sebelumnya; maka segera lakukan revisi formularium
kurangnya kepatuhan tenaga kesehatan agar dapat memudahkan petugas
dalam peresepan sesuai formularium perencana.
nasional dan rumah sakit sehingga Alternatif solusi selanjutnya adalah
kebutuhan obat jadi sulit diprediksi; dengan menganalisis penggunaan Vs.
dan kompetensi pegawai pada masing- frekuensi pemesanan sesering mungkin.
masing unit yang memerlukan barang Rasio ini sangat membantu untuk
dalam melakukan perhitungan kebutuhan menciptakan manajemen inventaris
tidak sama. rumah sakit yang efisien. Rumah sakit

INFORWAS • EDISI I • TAHUN 2019 13


artikel
harus yakin bahwa mereka tahu berapa transaksi persediaan yang sudah menjadi
banyak barang tertentu yang dipesan per beban belum tercatat sebagai utang dan
minggu, bulan, atau kuartal dibandingkan agar laporan keuangan balance maka
dengan berapa banyak barang yang telah dilakukan pencatatan pada koreksi lain-
digunakan dalam jangka waktu yang lain.
sama. Jika angka tidak cocok, rumah sakit Supervisi dari atasan langsung atau
dapat memiliki situasi di mana mereka biasa disebut dengan pengawasan
memiliki produk terlalu sedikit atau terlalu melekat adalah kunci utama mengatasi
banyak. Membuat penyesuaian berkala permasalahan ini. Kebijakan internal dan
pada pola pemesanan berdasarkan hasil Standar Prosedur Operasional (SPO)
analisis ini adalah praktik terbaik. untuk pengadaan tentunya telah disusun,
baik itu untuk pengadaan langsung,
Pembelian persediaan yang tidak lelang, maupun penunjukkan langsung.
terpusat Selanjutnya tinggal bagaimana atasan
Fungsi pembelian dalam institusi langsung dari masing-masing unit
layanan kesehatan seperti rumah sakit dibantu oleh Satuan Pengawas Intern
tentunya telah melekat pada unit tertentu, (SPI) memastikan bahwa pelaksanaan
seperti Unit Layanan Pengadaan (ULP) pembelian barang persediaan telah
dan pejabat pengadaan, dengan tujuan berjalan sesuai dengan kebijakan dan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, prosedur yang berlaku. Akan lebih
dan keekonomisan rumah sakit. Akan baik lagi, apabila dalam SIMRS sistem
tetapi, karena layanan kesehatan adalah persediaan telah terintegrasi dengan
unik, dimana sangat berpengaruh pada sistem pengadaan barang. Sehingga, unit
nyawa manusia, maka ada beberapa yang membutuhkan persediaan hanya
pengadaan yang harus dipenuhi dengan bisa melakukan pemesanan barang
segera. Permasalahannya, pengadaan lewat SIMRS dan approval diberikan
langsung yang bersifat cito tersebut oleh pejabat pengadaan dan PPK
tidak melalui pejabat pengadaan, setelah dilakukan analisa kebutuhan riil
namun dipesan sendiri oleh unit yang persediaan melalui SIMRS.
membutuhkan. Biasanya, setelah
administrasi penagihan lengkap unit Tatakelola penyimpanan Gudang yang
tersebut baru menagihkan kepada kurang memadai
keuangan dan melaporkan kepada Tujuan dari tatakelola gudang adalah
pejabat pengadaan. Akibatnya barang agar barang yang tersimpan tetap dalam
persediaan tersebut datang langsung keadaan baik dan distribusi barang
ke unit yang memesan dan transaksi dapat dilakukan secara tepat waktu dan
penambahan barang dari pembelian tepat jumlah. Permasalahan yang terjadi,
tidak tercatat ke dalam SIMRS. Ada kebanyakan gudang penyimpanan
kalanya pembelian barang tersebut belum layak. Di beberapa tempat
baru dilaporkan setelah barang habis bahkan gudang penyimpanan obat ada
terpakai, sehingga laporan keuangan dan yang bocor, lembab, tidak didukung
laporan barang menjadi tidak balance. sirkulasi udara yang memadai, diletakkan
Kondisi tersebut terjadi terus-menerus langsung di lantai (tanpa pallet), tidak
dan terakumulasi, sehingga banyak pernah diukur suhunya, aksesnya

14 INFORWAS • EDISI I • TAHUN 2019


terbuka, dan pengelompokan barangnya kadarluarsa. Setelah memperbaiki
tidak tertata. Dengan demikian, banyak pengaturan tata ruang dan penyusunan
barang yang berpotensi rusak, hilang, stok, pemantauan dan evaluasi atas
dan kadarluarsa. Selain itu, kebanyakan kepatuhan petugas gudang dalam
gudang yang ada, belum dilengkapi menjaga kebersihan serta keamanan
dengan pemadam kebakaran yang gudang menjadi faktor penting yang
memadai dan alarm yang dapat harus diperhatikan.
memberitahukan adanya awal kebakaran. Industri pelayanan kesehatan saat
Hal utama yang menjadi kunci ini menghadapi tekanan yang konstan
penyelesaian masalah tersebut adalah dan tanpa henti untuk memenuhi tujuan
komitmen pimpinan untuk menyediakan yang saling bertentangan seperti
tempat penyimpanan permanen yang mengeluarkan biaya yang rendah sambil
layak (luas dan design bangunan mempertahankan dan meningkatkan
memadai). Selanjutnya Alternatif kualitas layanan. Perbaikan atas
perbaikan yang perlu dilakukan untuk manajemen persediaan adalah satu solusi
mengatasi permasalahan tersebut tercepat untuk mengatasi tantangan
adalah dengan memperbaiki pengaturan tersebut. Saat ini pilihan ada pada kita,
tata ruang dan penyusunan stok. Tata memperbaiki sistem tata kelola atau terus
ruang yang baik tentunya memberikan merugi?
kemudahan petugas untuk bergerak
dengan mempertimbangkan arah Referensi
arus penerimaan dan pengeluaran 1. Biro Keuangan dan Barang Milik
barang, memiliki sirkulasi udara yang Negara Sekretariat Jenderal
baik, mudah dibersihkan, terbebas dari Kemenkes RI, 2016. Petunjuk Teknis
banjir, terbebas dari hama maupun Bridging Aplikasi Persediaan
binatang pengganggu, didukung Kementerian Kesehatan.
penempatan rak dan pallet yang tepat, 2. World Health Organization, 2011.
memiliki akses terbatas (hanya orang Introduction to Medical Equipment
yang memiliki wewenang mencatat Inventory Management. Medical
keluar masuk barang persediaan yang Device Technical Series.
bisa memasuki ruangan penyimpanan), 3. A. Sheetharaman, John Rudolph R.,
serta dilengkapi dengan pencegah A.S. Saravanan, 2010. The Changing
kebakaran. Sementara, penyusunan Role of Accounting in the Health
stok yang baik telah memperhatikan Care Industry. Research Journal of
penempatan stok dengan prinsip Business Management. 4 (2): 91-102.
First In First Out, penggunaan lemari 4. Maurice D. Cavitt, 2010. Evaluating
khusus untuk menyimpan narkotika Obselete Inventory Policies in a
dan persediaan yang mahal, menyusun Hospital’s Supply Chain. Digital
persediaan dengan penanganan khusus Commons@University of Nebraska-
(mudah dipengaruhi cahaya, temperatur, Lincoln.
kontaminasi bakteri) pada tempat yang
sesuai, menyusun persediaan dalam rak
yang telah diberikan nomor kode, dan Penulis:
1. Dede Sunardi, SH, MM (Auditor Ahli Madya)
melakukan rotasi stok untuk menghindari 2. Lisa Angelia, SKM, MTD (Auditor Ahli Muda)

INFORWAS • EDISI I • TAHUN 2019 15

Anda mungkin juga menyukai