Anda di halaman 1dari 28

Perbedaan Individu

Dalam setiap organisasi Adanya anggapan bahwa setiap


Tantangan, peluang dan konflik dalam
manusia adalah sama, sehingga dapat
akan selalu diisi oleh mengelola organisasi bersumber dari
diperlakukan secara identik dapat
manusia masalah yang berkaitan dengan manusia
dikatakan tidak benar.

➢ Tidak ada manusia yang sama persis, setiap manusia pasti berbeda secara fisik dan juga psikologisnya.
➢ Perbedaan tersebut hendaknya menjadi perhatian, sehingga setiap orang dapat memaksimalkan potensi
yang ada dalam dirinya.
➢ Dengan demikian, organisasi dapat memaksimalkan efektivitasnya jika setiap anggota organisasi dapat
mempertimbangkan dan menggabungkan perbedaan mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
Aspek Pembentuk Individu
Perbedaan individu dapat dilihat dari berbagai hal, diantaranya
adalah:
➢ Pengetahuan / kecerdasan
➢ Ketrampilan
➢ Kemampuan
➢ Kepribadian
➢ Motivasi
➢ Emosi, dll
Aspek Pembentuk Individu
A. EMOSI
Istilah “emosi” berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan.
Istilah emosi (emotion) dalam pengertian psikologis diartikan sebagai:

Perasaan, atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat),
pengalaman sadar (seperti memikirkan situasi dan kondisi saat sedang menerima penghargaan) dan
ekspresi perilaku (seperti senyuman atau raut muka cemberut)
 emosi/emo·si/ /émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2
keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan);
keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah;-- keagamaan getaran jiwa yang menyebabkan
manusia berlaku religius; (KBBI)

 Setiap kegiatan, atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap luap. (Oxford English Dictionary)

 Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis,
dan serangkaian kecenderungan utuk bertindak. (Daniel Goleman)
Perubahan Tubuh Pada Saat Terjadi Emosi
• Terpesona : Reaksi elektris pada kulit.
• Marah : Peredaran darah bertambah cepat.
• Terkejut : Denyut jantung bertambah cepat.
• Kecewa : Bernafas panjang
• Cemas : Air liur mongering
• Takut : Berdiri bulu roma
• Tegang : Terganggu pencernaan, otot tegang dan bergetar.
Bentuk Emosi menurut Daniel Goleman

Amarah
Rasa takut
brutal, mengamuk, benci,
marah besar, jengkel, kesal cemas, takut, gugup,
hati, terganggu, rasa pahit, khawatir, waswas, perasaan
tersinggung, bermusuhan, takut sekali, sedih, waspada,
tindak kekerasan dan tidak tenang, ngeri, kecut,
kebencian patologis.
Kesedihan panik dan fobia.
pedih, sedih, muram,
suram, melankolis,
mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa dan
depresi
Bentuk Emosi menurut Daniel Goleman

Kenikmatan
bahagia, gembira, ringan
puas, riang, senang, Terkejut
terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, takjub, Terkesiap, takjub dan
terpesona, puas, rasa terpana.
terpenuhi, girang, senang Cinta
sekali dan mania.
penerimaan, persahabatan,
kepercayaan, kebaikan
hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran dan
kasih sayang.
Bentuk Emosi menurut Daniel Goleman

Jengkel Malu
hina, jijik, muak, mual, rasa bersalah, malu hati,
benci, tidak suka dan mau kesal hati, menyesal, hina,
muntah. aib dan hati hancur lebur.
Kecerdasan Emosi
 Daniel Goleman (1999:49), menegaskan bahwa kemampuan mengelola emosi
pada khususnya dan kecerdasan emosi pada umumnya, sangat penting bagi
seorang pemimpin, atau seseorang yang memegang posisi dengan wewenang
dan tanggung jawab yang lebih besar.

Kecerdasan emosional / kompetensi emosi (EQ)


merujuk pada kemampuan mengenali perasaan
kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri
dan dalam hubungan dengan orang lain
(Daniel Goleman, 1999)
Aspek Kecerdasan Emosi

Managing
• Knowing Emotions Emphati • Managing
• Zeal , Emotion in
what we’re Persistenc
feeling, other,
e, Handling
why we’re • Handling Hopefuln • Knowing
feeling relationshi
your ess, what p, People
• Which is distressing Delaying someone’s skillss,
basis of emotion in gratificati feeling Putting
good effective on, Self others at
intution, way, so assertive, ease,
good that they Coping Soothing
decion- don’t under feeling
making, cripple stress,
and moral you Goal
compas Self
oriented Social Art
Self Motivation
Awarenes
Unsur –unsur Kompetensi Kecerdasan Emosi

➢ Kesadaran diri Kemampuan untuk mengenali dan memahami


kekuatan, kelemahan, kebutuhan, nilai-nilai, ambisi,
suasana hati, emosi, dorongan diri sendiri dan
dampaknya terhadap orang lain.
➢ Manajemen diri Kemampuan dalam mengelola emosi, mengelola waktu,
mengelola prioritas, mengelola energi, mengelola
pikiran, mengelola kata, mengelola kehidupan pribadi,
mengelola kekuatan dan mengetahui cara melakukan
pekerjaan.
➢ Kesadaran sosial Kemampuan dalam empati dasar (perasaan dengan
orang lain, merasakan isyarat-isyarat emosi non
verbal), penyelarasan (menyelaraskan diri pada orang
lain), ketepatan empatik (memahami pikiran,
perasaan, dan maksud orang lain).
➢ Manajemen hubungan Kemampuan yang baik dalam bergaul dengan orang lain
B. Intelegensi

 Dalam Laura A. King, ketika digunakan dalam menjelaskan orang, kecerdasan


(Intelligence) mengacu pada perbedaan individual dalam keterampilan-
keterampilan pemecahan masalah dan dalam kemampuan-kemampuan penting
lainnya.

 Menurut “Claparde dan Stern” kecerdasan adalah kemampuan untuk


menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru.
Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

• Kualitas Intelegensi orangtua serta kondisi


Faktor Bawaan anak pada saat pembentukan dalam
kandungan

• Gizi selama masa-masa pertumbuhan


Faktor Lingkungan • Rangsangan intelektual yang memberinya
berbagai sumber daya pengalaman
(pendidikan, latihan berbagai keterampilan)
C. Kepribadian

 Kepribadian adalah sejumlah ciri yang relatif stabil yang membantu dalam
menerangkan dan memprediksi perilaku individu (Kaswan, 2017:29)
 Setiap individu berbeda, namun akan memiliki kesaman dalam beberapa hal. Kita
perlu memahami kepribadian orang, karena kepribadian mempengaruhi perilaku,
persepsi dan sikap.
Faktor Lima Besar Kepribadian
(Big Five Personality)

Openness to
Conscientiousnes Extraversion Agreeableness Neuroticism
experience
• Keterbukaan terhadap • Kehati-hatian • Mengukur ketertarikan • Penerimaan • Neurotisme
pengalaman hidup. seseorang pada
• Mengukur motivasi aktivitas dan orang • Kemampuan dan • Ukuran pada
• Ukuran tingkat dan tingkat kehati- lain. kemauan bekerja kecenderungan
penerimaan seseorang hatian merupakan sama dengan orang keseluruhan seseorang
pada pengalaman dan pendekatan seseorang • Orang ekstrover yang lain dan menghinari dalam merasakan
gagasan baru. dalam menyelesaikan tinggi selalu aktif, konfrontasi emosi negatif yang
tugas. suka pesta, suka kronis, seperti
mendominasi • Seseorang yang depresi, kegelisahan.
• Disiplin, teratur, pembicaraan, dan mengorbankan diri
bekerja pada metode, mencari petualangan sendiri, cenderung
dapat diandalkan, pada otoritas,
gigih. umumnya percaya
pada orang lain, tidak
suka berdebat
Locus of Control

 Locus of control (pusat kendali diri) ➔ kesadaran akan penjelasan


terhadap sebab-sebab perilaku individu.
 Seseorang yang cenderung beranggapan bahwa perilakunya didorong oleh
faktor-faktor diluar dirinya disebut mempunyai locus of control
eksternal,
 sedangkan yang beranggapan bahwa perilakunya diakibatkan oleh daya-
daya dalam dirinya sendiri disebut memiliki locus of control internal
Karakteristik Locus Of Control

LOC Internal LOC Eksternal


Siap Kurang perhatian
Siaga Performannya tidak menentu
Kompeten Dipengaruhi oleh status
Mampu menolak pengaruh Dipengaruhi oleh teman sebaya
Mendominasi Dikendalikan oleh orang lain
Berorientasi pada prestasi Kurang percaya diri terhadap kemampuannya
Independen Bereaksi secara acak
Percaya diri
Trampil
❑ Konsep Diri (Self Concept)
 Adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri; penilaian atau penaksiran
mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan

 Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki


mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai sesuatu hal yang sulit
untuk dikerjakan

 Sebaliknya, pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki


mengakibatkan seorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang
mudah untuk dikerjakan

 Konsep diri dapat terbentuk dan berubah karena interaksi dengan lingkungannya.
❑ Penghargaan Diri (Self Esteem)

 Salah satu komponen dalam konsep diri adalah harga diri (self esteem)
 Self-esteem (harga diri) adalah penilaian, baik positif atau negative, individu terhadap
diri sendiri.
 Tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai, kemampuan,
keberartian, dan kepercayaan yang dimilikinya.
 Sedangkan self-esteem yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman
masa lalu dan pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan. Jika seseorang
sering mengalami kegagalan maka akan cenderung harga diri rendah
❑ Efikasi Diri (Self efficacy)

 Adalah harapan yang tinggi terhadap kesuksesan.

▪ Agar seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu, kita perlu memiliki harapan yang
tinggi terhadap kesuksesan dan mempercayai bahwa kita bisa melakukan itu.

▪ Hal ini penting dimiliki ketika kita bertemu dengan kesulitan. Jika seseorang memiliki
efikasi diri yang tinggi, kita akan meningkatkan usahanya dan tidak patah semangat.

▪ Harapan ini juga akan mendorong perilaku lain yang bertujuan untuk mencapai sasaran.
❑ Pengawasan Diri(Self-Monitoring)

 Self-monitoring yaitu pengawasan terhadap tindakan kita guna mencapai tujuan tertentu. Melalui
pengawasan ini kita melakukan penyesuaian-penyesuaian atas tindakan-tindakan yang dilakukan
atau hendak dilakukan. Ahli psikologi social menyebutkan dimensi ini dapat menyebabkan orang
terlihat berbeda. Pada suatu keadaan, seseorang akan mempunyai self-monitoring yang tinggi
terhadap situasi sosialnya dan berperilaku selayaknya. Ini disebut dengan high self-monitoring.

 High self-monitoring memberi perhatian lebih pada orang lain, melihat dan menaggapi orang lain
untuk menyenangkan mereka. Mereka mengatakan hal-hal yang mereka pikir orang lain mau dengar
atau memberi pendapat untuk menyenangkan orang lain. Sebaliknya, orang dengan low self-
monitoring berperilaku konsisten pada situasi apapun, yaitu dengan mempertahankan nilai-nilai
mereka, dan mengarahkan perilaku dengna prinsip yang dimiliki, bukan karena alasan pragmatis.
Sikap & Perilaku

Adalah kepercayaan atau perasaan yang kuat terhadap orang, benda


SIKAP dan situasi (Kaswan, 2017:28). Sikap diartikan juga sebagai
kecenderungan untuk mereaksi terhadap orang, institusi atau kejadian,
baik secara posistif maupun negatif (Chaplin,1999:43)

Sikap mempunyai pengaruh yang penting terhadap perilaku. Sikap seseorang biasanya menyebabkan orang tersebut
berperilaku dalam cara tertentu. Dimana pemikiran dan tindakan seseorang ini akan dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan
seseorang terhdap sesuatu

Adalah segala tindakan atau aktivitas dari manusia yang mempunyai


Perilaku bentangan yang sangat luas, baik yang tampak (seperti berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, menulis, membaca, dll),
maupun yang tidak tampak (seperti berfikir, tanggapan, ide-ide,
persepsi, impian, dll) (Chaplin,1999:53)
 “Orang optimis melihat kegagalan disebabkan sesuatu yang
bisa diubah sehingga dia dapat sukses di masa yang akan
datang, sedang orang pesimis menyalahkan orang / pihak
lain atas kegagalannya, dan menyandarkannya pada sesuatu
yang permanen yang dia tidak mampu untuk mengubahnya.”
 (Daniel Goleman)

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai