I.PENDAHULUAN
3.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara langsung pada ikan lele
tersebut, maka didapatlah hasilnya sebagai berikut :
PENDAHULUAN
Fisiologi hewan air merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang fungsi, rnekanisrne, dan cara kerja dari organ, jaringan, serta
sel-sel dalarn tubuh suatu organisme perairan. Ikan merupakan hewan bertulang
belakang, berdarah dingin dan hidup di perairan, berenang menggunakan sirip
dan bernafas dengan ingsang.Bentuk darah pada ikan bervariasi dan jumlah sel-
sel darah merah ikan berkisar 2-3 juta sel/ml.
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar.
Ikan lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri
dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada
terdapat duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan
kepala pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Kemudin
ikan ini memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur
insangnya yaitu arborescent. Dibeberapa daerah ikan lele mempunyai banyak
nama. Antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Aceh), ikan sibakut (Karo),
ikan pintet (Banjarmasin), ikan keling (Makassar), ikan lele atau lindi (Semarang).
Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang seperti danau,
rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan
bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari hanya
berdiam diri dan berlindung di tempat gelap.
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) yang merupakan
tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit, dan beberapa bahan
lain tersuspensi. Ada tiga komponen utama dalam sistem peredaran darah yaitu :
Jantung, pembuluh darah (Vena, arteri dan limfatik) dan darah. Sistem peredaran
darah ikan merupakan sistem peredaran darah tunggal, hal ini berarti bahwa darah
mengalir dari jantung ke insang kemudian keseluruh tubuh dan akhirnya kembali
ke jantung (darah hanya sekali melewati jantung).
2
BAB 2
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut.
Alat :
Bahan :
dan spuit
a. Ambil tiga buah tabung reaksi dan diberi label A, B, dan C. Lalu
masukkan 1 cc darah ikan kesetiap tabung. Untuk tabung A
tambahkan dengan cairan 1 cc aquades, pada tabung B masukkan 1 cc
NaCl 3%, dan untuk tabung C hanya darah murni. Tunggu beberapa
saat sampai tampak reaksi dari sampel darah pada tiap tabung
tersebut.
b. Setelah itu, buatlah preparat ulas dari darah yang ditabung. Ambil 1
tetes darah dari setiap tabung dan teteskan ke preparat yang berbeda,
kemudian ambil objek glass lain lalu sentuhkan ujungnya pada tetesan
darah dengan kemiringan 45oc dan geser perlahan hingga darah
menyeluruh diobjek glass. Jika ada darah yang menggumpal, ambil
menggunakan tissu dengan cara menempelkan tissu perlahan pada
darah diatas objek glass tersebut.
c. Setelah darah diteteskan tunggu kering beberapa menit, lalu basahi
dengan ethanol dan tunggu lagi beberapa menit hingga kering.
d. Setelah kering, rendam menggunakan pewarna giemsa, tunggu
beberapa menit.
e. Terakhir rendam dengan air bersih lalu keringkan, untuk kemudian
siap diamati dibawah mikroskop. Amati dibawah mikroskop dengan
6
a. Siapkan 9 tabung reaksi yang telah disterilisasi oleh EDTA, dan labeli
setiap tabung 1-9
b. Buatlah larutan NaCl 0%, 0.3%, 0.5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, 0,9%, 1%
dan 3% pada setiap tabung sesuai dosis NaCl.
c. Kemudian, teteskan 10 tetes darah ikan kedalam setiap tabung, dan
tunggu selama 30 menit.
d. Lalu Ambillah dari tiap-tiap tabung satu tetes campuran darah dan
larutan NaCl, teteskan diatas objek glass dan tutup menggunakan
cover glass. Kemudian amati dibawah mikroskop.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1) Tabung A dan B
Hasil pengamatan pada tabung A dan B terjadi perubahan warna, dimana
pada tabung A memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan tabung B
yang tidak dapat ditembus cahaya.
2) Tabung A+ dan B+
Rupa darah pada tabung A*, sel darah mengerut terdapat endapan dibawah
tabung. Sedangkan rupa darah B* tampak menggumpal didasar tabung dan
terlihat lebih pekat.
NaCl 3 %
3.2 Pembahasan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran saya untuk para praktikan, agar lebih hati-hati saat proses
penyuntikan ikan untuk pengambilan sampel. Dan menggunakan waktu dengan
efisien sesuai jadwal yang telah ditentukan agar hasil nya juga optimal.
15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran. 2 Hasil Pengamatan Sel darah merah ikan Lele ( Clarias sp. )
Preparat A Preparat B