Anda di halaman 1dari 3

Tugas Resume dan Analisis Materi Kuliah Pertemuan ke-01

Nama : M. Yusup
NIM : 2008390
Kelas : SaIG-2A

1. Materi Podcast
Podcast yang telah saya dengarkan membahas mengenai orientasi dan pengenalan
mata kuliah pendidikan Pancasila untuk satu semester ke depan. Mata kuliah pendidikan
Pancasila merupakan mata kuliah umum yang wajib dikontrak oleh mahasiswa pada semua
jurusan dan program studi di kampus UPI. Tujuan umum mata kuliah pendidikan Pancasila
adalah memperkuat implementasi Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi
bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sistem perkuliahan yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah sistem kuliah daring
atau online dengan menggunakan aplikasi spot dan spada UPI. Metode perkuliahan ini
menggunakan sistem student center yakni menjadikan mahasiswa sebagai pusat
pembelajaran dalam memanfaatkan berbagai saluran dan sumber belajar dengan bimbingan
dan arahan dari dosen sebagai penguat konseptual dan keilmuan sekaligus sebagai partner
dalam proses pembelajaran.
Tema materi yang akan dipelajari selama satu semester adalah sebagai berikut, yakni
Pengantar Pendidikan Pancasila, Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia, Pancasila
sebagai dasar negara, Pancasila sebagai ideologi, Pancasila sebagai sistem filsafat, Pancasila
sebagai sistem etika, dan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Evaluasi hasil
belajar pendidikan Pancasila meliputi aspek-aspek sebagai berikut, yaitu kehadiran(10%),
tugas individu dan kelompok(20%), ujian tengah semester(30%), ujian akhir semester(40%),
dan tingkat kedisiplinan dan keaktifan selama proses perkuliahan dipertimbangkan untuk
penentuan nilai akhir.

2. Dasar pemikiran, urgensi, dasar historis, yuridis, sosiologis, dinamika dan tantangan
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
A. Dasar pemikiran dan urgensi
Dasar pemikiran dilaksanakannya Pendidikan Pancasila di PT, terutama guna
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai Pancasilam khususnya
bagi kalangan mahasiswa umumnya masyarakat umum agar lebih mendalami, menjiwai,
serta mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak
tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah
penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan
nilai-nilai Pancasila. Selain itu, urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh
jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan
bintangpenunjuk jalan (leitstar) (Abdulgani, 1979: 14). Urgensi pendidikan Pancasila bagi
mahasiswa sebagai calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai
bidang dan tingkatan, yaitu agar tidak terpengaruh oleh paham-paham asing yang negatif.

B. Dasar historis, yuridis, sosilogis

Dasar historis, dasar historis ini harus menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah pada
masa lampau, yang menjadi pelajaran bagi kehidupan bangsa Indonesia guna menguatkan
nilai-nilai Pancasila yang telah tertanam dan hidup dalam masyarakat ketika itu. Secara
historis nilai-nilai luhur Pancasila telah ada sejak zaman kerajaan, seperti dijelaskan dalam
sebuah kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Dalam bukunya terdapat istilah Pancasila
yang diartikan sebagai pelaksanan kesusilaan yang lima, yaitu 1). Tidak boleh melakukan
kekerasan, 2). Tidak boleh mencuri, 3). Tidak boleh berwatak dengki, 4). Tidak boleh
berbohong, dan 5). Tidak boleh mabuk minuman keras.

Dasar yuridis, Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi, Keputusan Dirjen Dikti Nomor 265 Tahun 2000 mengatur tentang perlunya
mata kuliah Pendidikan Pancasila. Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem
pendidikan, maka jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat keputusan No.
43/Dikti/Kep./2006 tentang kampus-kampus pelaksanaan kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian di perguruan tinggi, SK ini adalah penyempurnaan dari SK
yang lalu.

Dasar sosiologis, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan
melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja,
melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri.

C. Dinamika dan tantangan


Pendidikan Pancasila mengalami pasang surut dalam pengimplementasiannya.
Apabila ditelusuri secara historis, upaya pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila
tersebut telah secara konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Namun, bentuk dan intensitasnya berbeda dari zaman ke zaman. Pada masa awal
kemerdekaan, pembudayaan nilai-nilai tersebut dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para
tokoh bangsa dalam rapat-rapat akbar yang disiarkan melalui radio dan surat kabar.
Perubahan yang signifikan dalam metode pembudayaan/pendidikan Pancasila adalah setelah
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada 1960, diterbitkan buku oleh Departemen P dan K, dengan
judul Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics). Setelah itu, Pendidikan Pancasila
dilakukan melalui jalur akademik. Penguatan keberadaan mata kuliah Pancasila di
perguruan tinggi ditegaskan dalam Pasal 35 No. Pasal 2 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi, yang menetapkan ketentuan
bahwa mata kuliah pendidikan Pancasila wajib dimuat dalam kurikulum perguruan tinggi.

Tantangan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ialah menentukan bentuk dan


format agar mata kuliah pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program
studi dengan menarik dan efektif. Tantangan ini dapat berasal dari internal perguruan tinggi,
misalnya faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi program studi yang makin tajam
(yang menyebabkan kekurangtertarikan sebagian mahasiswa terhadap pendidikan
Pancasila). Adapun tantangan yang bersifat eksternal, antara lain adalah krisis keteladanan
dari para elite politik dan maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat. Selain itu,
tantangan yang dihadapi dalam implementasi Pendidikan Pancasila era globalisasi dan era
disrupsi teknologi industri digital 4.0 ini, makin menguatnya dominasi media sosial yang
menyebarkan konten hoax yang terkadang menyebarkan fitnah, provokasi, dan agitasi antar
kelompok masyarakat.

Sumber:/
Tim MKU Pendidikan Pancasila UPI, 2019, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi, CV. Maulana Media Grafika, Bandung.
2016, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai