SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
MATARAM
2021
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Yakinlah dengan berdoa kepada sang pencipta Allah Azza Wa Jalla dan selalu
berbuat baik kepada kedua Orang Tua, segala sesuatu yang kamu cita-citakan
( Penyusun )
“Tiga tahap dalam pendidikan dasar: pertama, mengalami sebab akibat; kedua,
memahami sebab akibat, dan ketiga merancang sebab akibat”.
(Toto Rahardjo)
(Ulilamrir Rahman)
viii
PERSEMBAHAN
seluruh jiwa ini dan atas rahmat dan karunia-Nya, karya sederhana ini
dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Dengan rasa syukur karya ini
1. Kedua orang tua saya Sujarno dan Wartini atas doa yang terus menerus
2. Istri saya tercinta Melania Ang atas do‟a dan dukungan kepada saya.
5. Keluarga besar yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima
kasih atas dukungan dan motivasinya baik dari doa maupun dukungan
yang diberikan.
perkuliahan.
8. Rekan-rekan kerja Polres Lombok Tengah yang selama ini telah membantu
KATA PENGANTAR
Tengah) dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun tujuan dari penulis
skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Muhammadiyah Mataram.
memberikan doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil serta
kasih sayang, kesabaran dan perhatiannya tak terbatas sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
Muhammadiyah Mataram.
3. Ibu Anies Prima Dewi, SH., MH selaku Ketua Prodi Fakultas Hukum
7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Fakultas Hukum Universitas
8. Keluarga tercinta yang selama ini telah banyak mendoakanku, dan serta
selama perkuliahan.
10. Instansi - instansi terkait, yang telah memberikan data - data yang
Penyusu
xi
ABSTRAK
DAFTAR ISI
KULIT SAMPUL……………………………………………………….. i
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................... v
PERSEMBAHAN..................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.............................................................................. x
ABSTRAK………..................................................................................... xi
ABSTARCT……………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 9
A. Kesimpulan......................................................................... 71
B. Saran................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar
Penetapan Judul Skripsi...................................... 77
1.1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat apa yang bisa dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Peraturan
masyarakat.
1
Dr.Suryaningsi, Pengantar Ilmu Hukum, Mulawarman University Press, Samarinda, 2018,
hal.8.
2
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yokyakarta, 2007,
hal. 80.
2
negaranya. Konsekuensi dari itu semua adalah bahwa hukum mengikat setiap
Indonesia, selain itu ada hukum adat, hukum Islam, hukum perdata, dan lain
Hukum Pidana adalah kitab yang mengatur tindakan kejahatan serta peraturan
persaingan hidup yang semakin ketat. Padahal di sisi lain, semakin banyak
telah berubah menjadi kebutuhan yang sangat vital. Akibatnya sebagai salah
satu dampak negatif dari keadaan tersebut adalah, maraknya tindak kejahatan
fenomena sosial. Hampir setiap hari pasti terdapat pemberitaan tentang tindak
kejahatan warungan.
3
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl294/definisi-kejahatan-dan-jenis-jenis-
kejahatan-internet/ (Diakses pada tanggal 2 Juli 2020, Pukul.11.45 Wita.)
4
apabila tindak kejahatan ini dibiarkan maka perasaan takut dan tidak aman akan
tetap saja berulang dengan berbagai bentuk dan modus operandinya. Bahkan
sepanjang tahun 2020, hampir setiap hari terjadi satu kejahatan di Indonesia.
Hal itu menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan Polres Lombok Tengah
upaya atau strategi yang tepat untuk terus menekan angka kejahatan, terutama
mengalami kemajuan ke arah yang lebih modern. Hal tersebut didukung pula
dengan perkembangan yang cukup pesat, baik secara fisik maupun nonfisik,
berdiri dan berkembang. Akan tetapi, kemajuan pada dua sektor tersebut
menggunakan jalan raya sebagai sarananya, dan keadaan ini dapat melahirkan
motor atau mobil yang melintas, pejalan kaki pun tidak luput dari incaran
incarannya pun beragam, mulai dari jalanan yang terbilang sepi, perempatan
terjadi di jalanan Kabupaten Lombok Tengah. 4 Rasa takut dan rasa tidak
aman akan muncul bagi masyarakat dan pengguna jalan jika hal ini dibiarkan
4
Wawancara dengan Priyo Suhartono selaku Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, pada
tanggal 2 Juli 2020 Pukul. 10.35 Wita.
7
kepada masyarakat, agar bebas dari rasa tidak aman dalam melakukan
memberikan rasa bebas dari gangguan dan ancaman fisik maupun psikis di
dengan memecah kaca mobil, aksi penjambretan, dan aksi curanmor juga
tahunnya. Tahun 2018 jumlah kasus sebanyak 244, tahun 2019 jumlah kasus
sebanyak 197 dan tahun 2020 jumlah kasus 103. Hal ini menunjukkan bahwa
kasus- kasus curanmor tersebut, kasus curanmor yang terjadi di jalanan (begal
5
Wawancara dengan Priyo Suhartono selaku Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, pada
tanggal 2 Juli 2020 Pukul. 10.35 Wita.
6
http://digilib.uns.ac.id/down_file .php?f_id=MjMw MTI=, (Diakses pada tanggal 3 Juli
2020, Pukul.11.45 Wita).
8
sepeda motor7.
maka dari itu, Polres Lombok Tengah melakukan pemetaan lokasi daerah-
sulit diungkap. Hal ini dikarenakan minimnya bukti-bukti yang ada dan para
pelakunya pun tidak terindentifikasi. Selain itu, jalan raya memiliki akses
7
Wawancara dengan Priyo Suhartono selaku Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, pada
tanggal 2 Juli 2020 Pukul. 10.35 Wita.
8
https://www.merdeka.com/trending/kronologi-munculnya-covid-19-di-indonesia-hingga-
terbit-keppres-darurat-kesehatan-kln.html?page=8, diakses pada tanggal 29 Februari 2021,
Pukul.22.30 Wita
9
yang lebih mudah bagi para pelaku untuk melarikan diri. Sulitnya pihak
angka kejahatan sampai seminimal mungkin, bahkan sampai pada titik nol.
raya merupakan salah satu sarana vital sebagai roda penggerak dalam
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
merupakan salah satu rumpun dalam kajian ilmu hukum, yang menjadi
bagian dari objek kajian penyusun. Selain itu, hasil penelitian ini juga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kepolisian
ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan
9
Djoko Prakoso, Polri Sebagai Penyidik Dalam Penegakan Hukum. PT. Bina Aksara,
Jakarta, 1987, hal. 165.
13
pengamanan swakarsa.
yakni dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyebutkan “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Jadi, setiap tindakan yang dilakukan oleh polisi harus
manusia.
adalah:
masyarakat.
berikut:
dengan:
perundang-undangan lainnya;
tugas kepolisian.
undangan.
16
tersebut dilakukan;
jabatannya;
7.
penyidik.
huruf a.
(3) Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2), penyidik wajib menjujung tinggi hukum
yang berlaku.
Berkaitan dengan tugas dan wewenang tersebut di atas, pemerintah
Selain itu, dalam Pasal 4 huruf d disebutkan pula bahwa “anggota Kepolisian
10
Kelik Pramudya, dkk, Pedoman Etika Profesi Aparat Hukum, Pustaka Yistisia,
Yogyakarta, 2010, hal. 10.
20
berlaku di Indonesia.
menerapkan hukum .
atau diterapkan.
e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, penegakan hukum tidak
hukum yang akan selalu menonjol adalah problema “law in action” bukan
11
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta, 2008, hal. 8.
12
Kelik Pramudya, dkk,Op.Cit, hal. 111.
21
1. Hakim
Dalam hukum acara, hakim dianggap tahu akan hukum, jadi ia tidak
boleh menolak suatu perkara dengan alasan tidak ada atau belum ada
hukum yang mengaturnya. Hal ini sejalan dengan apa yang tercantum
dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
sebelumnya.13
2. Jaksa
disiplin hukum perdata, dan tata usaha negara. Jaksa tidak hanya
tetapi juga hanya bersifat khusus (lex specialist) yang banyak lahir
akhir-akhir ini.14
13
Ibid. hal. 14.
14
Ibid. hal. 39.
23
3. Polisi
humanity, help delinquence, and keep them out of jail (cinta kasih,
polisi.15
15
Viswandro, Maria Matilda, Bayu Saputra, mengenal profesi penegak hukum, Medpress
Digital, Yogyakarta, 2015, hal. 17.
24
swasembada. Dalam hal ini perlu sekali alat negara penegak hukum
dan pola perilaku tidak terarah, yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup,
Menurut Mastra Liba yang dikutip oleh Rena Yulia ada 14 faktor yang
16
Ibid. hal. 60.
17
Soerjono Soekanto, Op. Cit. hal.160.
25
18
Rena Yulia, Viktimologi (Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan), Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2010, hal. 85.
19
Pudi Rahadi, Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Polri), Laksbang
Mediatama, Surabaya, 2007, hal. 70.
26
kasus kejahatan);
1. Pengertian Kejahatan
hukum, yang hidup di dalam keyakinan hidup manusia dan terlepas dari
undang-undang.20
hukum, perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang telah
disahkan oleh hukum tertulis. Dilihat dari segi hukum, kejahatan dapat
pelanggar untuk hidup dalam suatu situasi ekonomi tidak menentu yang
20
G.W. Bawengan, Pengantar Psychologi Kriminil, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1974,
hal. 22.
21
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Ed. 4,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2008, hal. 557.
22
Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita, Kejahatan dalam Masyarakat dan Pencegahannya,
Bina Aksara, Jakarta, 1987, hal. 29.
23
Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta,
1981, hal. 21.
28
24
Bonger, Op.Cit, hal. 24
25
Santoso, Topo, et. Al, Kriminologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 11.
26
Suhartono W. Pranoto, Bandit Berdasi Korupsi Berjamaah (Merangkai Hasil Kejahatan
Pasca-Reformasi), Kanisius, Yogyakarta, 2008, hal. 39.
27
Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita, Op. Cit, hal. 23.
29
lebih diarahkan pada pembinaan serta pemberian efek jera, agar para pelaku
28
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru). Ed. 2, Cet. 3, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011,
hal. 4.
29
Soejono Dirdjosisworo, Ruang Lingkup Kriminologi, Remaja Karya, Bandung, , 1984,
hal. 19.
30
Moh Kemal Dermawan, Strategi Pencegahan Kejahatan. Citra Aditya Bhakti, Bandung,
1994, hal. 102.
30
a. Jalur Penal
sebagai upaya yang dilakukan melalui jalur hukum pidana. Upaya ini
kejahatan yang telah dilakukan. Selain itu, melalui upaya penal ini,
b. Jalur Nonpenal
31
Barda Nawawi Arief, Masalah penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan , PT Citra Aditya Bakti , Bandung, 2001, hal. 46.
31
32
http://www.gudangmateri.com/2010/08/street-crime-sebagai-problematika.html,
(Diakses pada Tanggal 15 Oktober 2020, Pukul 06.00 Wita).
32
simpul- simpul jalan raya. Padahal jalan raya merupakan salah satu sarana
rasa takut bagi masyarakat pengguna jalan dan masyarakat lainnya, dalam
melakukan aktivitasnya.
Crime. Secara etimologis Zero Street Crime tersusun dari tiga kata, yakni
„zero‟ yang berarti „bebas‟, „street‟ yang berarti „jalan‟, dan „crime‟ yang
berarti „kejahatan‟. Jadi, Zero Street crime bisa diartikan sebagai bebas dari
kejahatan jalanan. Zero Street Crime ini merupakan suatu kebijakan yang
dari gangguan dan ancaman fisik maupun psikis, adanya rasa kepastian,
33
https://www.kompasiana.com/ardiabara/550027eca333115263510a98/street-crime,
(Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 pukul: 14.11 Wita).
33
sebagai arena publik tidak memiliki aturan yang jelas di jalanan, sehingga
setiap orang bisa berbuat semaunya sendiri. Bahkan, aturan lalu lintas yang
sudah ada di sana pun, seringkali dilanggar oleh pengguna jalan. Selain itu,
34
http://digilib.uns.ac.id/down_file.php?f_id=MjMw MTI=, (Diakses pada tanggal 15
Oktober 2020, Pukul. 15.00 Wita).
34
Prof. Dr. Sarlito Wirawan S., seorang Guru Besar Psikologi Universitas
kejahatan jalanan. Ketika hanya sebagai orang saja yang bisa menikmati
35
Barda Nawawi Arief, Masalah penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan, Op.Cit, hal. 13.
36
https://jurnalsrigunting.wordpress.com/2012/02/29/kejahatan-jalanan-dan-premanisme-
latar-belakang-dan-penanggulangannya-oleh-prof-dr-sarlito-wirawan-s/, (Diakses pada tanggal 15
Oktober 2020 Pukul. 16.15 Wita).
35
bisa dihindari.37
sosial dari pihak aparat, karena polisi yang bertugas untuk mengatur
situasi di jalan raya pun tidak selalu ada di sana untuk mengontrol setiap
37
Boger, Op.Cit. hal. 51.
38
http://rri.co.id/index.php/berita/41128/Rendahnya-Hukuman-Peyebab-Meningkatnya-
Kriminalitas#.UW49g1Zto Y0, (Diakses pada Tanggal 16 Oktober 2020, Pukul 11.35 Wita).
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
bersifat faktual.
B. Jenis Pendekatan
berikut :
untuk mencari nilai kebenaran serta jalan keluar terbaik terhadap hambatan
dalam mewujudkan Zero Street Crime yang terjadi sesuai dengan prinsip-
prinsip keadilan.
membahas tentang penelitian hukum ini, yaitu data primer dan data sekunder
dari :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat secara langsung informasi dan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari karya-karya para pakar
1. Penelitian kepustakaan
yang terkait dengan penelitian Zero Street Crime, hal ini dimaksudkan
2. Wawancara
E. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini disusun dan