Anda di halaman 1dari 68

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. E-Commerce

1. Pengertian E-Commerce

E-commerce berasal dari bahasa inggris merupakan dua

penggabungan kata, yaitu Electronic berarti eleketronik dan

Commerce berarti perdagangan. Jadi, E-Commerce adalah

transaksi perdagangan melalui media elektronik yang

terhubung dengan internet. Definisi lainnya menurut beberapa

pakar di bidang Teknologi Informasi dan Marketing,

pengertian E-Commerce sebagai berikut:

a. Menurut Loudon dalam buku E-Commerce, Teori dan

Implementasi yang disusun oleh Adi Sulistyo Nugroho,

pengertian E-Commerce adalah suatu proses yang

dilakukan konsumen dalam membeli dan menjual

berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke

perusahaan lain dengan menggunakan komputer sebagai

perantara transaksi bisnis yang dilakukan.

15
16

b. Menurut Kalokata dan Whinston melihat pengertian E-

Commerce dari empat perspektif, yaitu:

a) Perspektif Komunikasi, E-Commerce adalah sebuah

proses pengiriman barang, layanan, informasi atau

pembayaran melalui komputer ataupun peralatan

elektronik linnya.

b) Perspektif proses bisnis, E-Commerce merupakan

sebuah aplikasi dari suatu teknologi menuju

otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja

c) Perspektif layanan, E-Commerce ialah suatu alat yang

memenuhi keinginan perusahaan, manajemen dan

konsumen untuk mengurangi biaya layanan (service

cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan

meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.

d) Perspektif online, E-Commerce menyediakan

kemampuan untuk membeli dan menjual produk atau

barang serta informasi layanan internet maupun

sarana online lainnya.

c. Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpaung, E-

Commerce dapat diaratikan sebagai suatu cara berbelanja


17

atau berdagang secara online yang memanfaatkan fasilitas

internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan

layanan get and deliver.

d. Menurut David Baum, E-Commerce merupakan satu set

dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang

menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas

tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan

barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara

elektronik.

e. Menurut Roger Clarke, E-Commerce adalah tata cara

perdagangan barang dan jasa yang menggunakan media

telekomunikasi dan telekomunikasi sebagai alat

bantunya.1

Pengertian lain dari e-commerce adalah transaksi jual beli

secara elektronik melalui media internet tanpa harus tatap

muka antara penjual dan pembeli.2

1
Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
(Yogyakarta: Ekuilibria, 2016) h.5-7.
2
Sheila Fitria Nurjanah, Rini Rahayu Kurniati dan Daris Zunaida,
“Pengaruh E-Commerce Terhadap Keputusan Pembelian Pada Belanja Online
Shopee”, Vol.08, No.03, (Agustus, 2019), h.156.
18

Menurut Turban, e-commerce adalah suatu proses

membeli, menjual, transfer atau pertukaran produk, pelayanan

dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet.

Sedangkan menurut Kotler, e-commerce adalah pembelian dan

proses penjualan yang didukung oleh elektronik, terutama

internet.3 Lebih lanjut definisi e-commerce menurut BPS

menyebutkan bahwa:

a. Barang dan jasa dipesan melalui jaringan komputer,

namun pengiriman barang atau jasa dan pembayaran

dapat dilakukan secara offline.

b. Transaksi e-commerce dapat terjadi antar pelaku-pelaku

sebagai berikut:

a) Usaha

b) Perseorangan

c) Rumah tangga

d) Pemerintah

e) Organisasi swasta atau publik lain

3
Ahmad Saputra dan Corinna Wongsosudono, “Analisis Pengaruh
Penerapan E-Commerce dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen”, Jurnal Manajemen Binis STIE IBBI, Vol.27, No.0, (Januari,
2017), h.55.
19

c. Yang termasuk dalam definisi e-commerce meliputi:

a) Pemesanan melalui halaman situs web

b) Ekstranet maupun EDI (Electronic Data

Interchange)

c) Email

d) Media Sosial (Facebook, Instagram dan lainnya)

e) Instant Messaging (Whatsapp, Line dan lainnya) 4

2. Dampak E-Commerce

Kemudahan menggunakan e-commerce selain mempunyai

dampak positif terdapat juga dampak negatif bagi individu,

masyarakat, negara dan lainya.

1. Dampak E-Commerce Terhadap Individu

1) Dampak Positif

a. Bagi penjual memudahkan dalam pemasaran produk

karena sudah terdapat banyak media sosial yang

membantu para pembisnis online dalam pemasarannya.

b. Memudahkan penjual dalam mengontrol semua

aktivitas aliran produknya sehingga meminimalisir

4
Adhi Prasetio, Konsep Dasar E-Commerce, (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021), h.3.
20

pencurian produk oleh beberapa oknum tidak

bertanggung jawab

c. Bagi pembeli e-commerce memudahkan dalam

pencarian berbagai macam produk yang dapat

dilakukan dengan mudah tanpa harus mengunjungi

toko yang menjual produk tersebut.

d. Banyak pembisnis e-commerce yang membuka jam

pemesanan lebih lama bahkan dapat mencapai waktu

24 jam dalam sehari serta memberikan informasi yang

lengkap mengenai produk yang diinginkan oleh

individu.

2) Dampak Negatif

a. Rentannya terhadap penipuan online oleh para pembisnis

online palsu

b. Membuat individu menjadi lebih malas

2. Dampak E-Commerce Terhadap Masyarakat

1) Dampak Positif

a. Masyarakat dapat bekerja sama dalam mengelola bisnis

secara E-Commerce sehingga memungkinkan untuk


21

perkembangan masyarakat menuju ekonomi yang lebih

makmur.

b. Memungkinkan masyarakat mendapatkan pemerataan

produk kareana banyak pembisnis online yang

mencakup pengiriman seluruh dalam negeri ataupun luar

negeri.

c. Membantu masyarakat dalam mengetahui berbagai

macam produk yang sedang digemari pada suatu waktu

tertentu karena banyak media sosial yang memberikan

menu untuk produk best seller maupun prduk favorit.

2) Dampak Negatif

a. Membuat masyarakat lebih konsumtif karena dengan

mudahnya melihat dan mencari produk-produk yang

sedang best seller sehingga mendorong masyarakat

untuk memiliki produk-produk tersebut

b. Mendorong perilaku egoisme karena terkadang

masyarakat lebih mengutamakan dirinya sendiri dari

likungannya karena ingin tampil lebih dengan produk-

produk yang sedang best seller.


22

3. Dampak E-Commerce Terhadap Negara

1) Dampak Positif

a. Negara mendapatkan banyak keuntungan untuk

berbagai macam pajak penjulan dan pajak ekspor

impor produk-produk tersebut.

b. Taraf ekonomi negara dapat meningkat karena jika

suatu negara sudah mempunyai produk yang

berkualitas dan banyak digemari maka akan banyak

masyarakat terutama masyarakat luar negeri yang ingin

membeli produk tersebut.

3. Manfaat E-Commerce

E-commerce mempunyai beberapa manfaat dibandingkan

market konvensional atau pasar tradisonal. Manfaat e-

commerce tersebut adalah:

1. Kemampuan grafis internet mampu meperlihatkan produk

apa adanya serta dapat membuat brosur berwarna dan

menyebarkan tanpa ongkos kirim.

2. Lebih aman membuka toko online dibandingkan dengan

toko offline, maksudnya toko online dapat meminimalisir

tindak kriminal seperti perampokan toko atau pencurian.


23

3. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja

4. Tanpa batas wilayah dan waktu, sehingga memberikan

jangkauan pemasaran yang luas

5. Meningkatkan pangsa pasar, semula hanya dalam negeri

saja dengan adanya e-commerce dapat meluas hingga luar

negeri.

6. Menurunkan biaya operasi.5

Adapun manfaat e-commerce lainnya bagi pelaku bisnis

atau konsumen adalah:

Bagi Pelaku Bisnis:

1. Kemudahan dalam aktivitas jual beli

2. Memangkas biaya pemasaran

3. Kemudahan dalam berkomunikasi dengan konsumen dan

produsen

4. Dapat menjangkau target pasar yang lebih luas

5. Penyebaran informasi lebih mudah dan cepat

6. Proses pembayaran lebih mudah dan cepat

5
Adi Sulistyo Nugroho, h. 8-12
24

Bagi Konsumen:

1. Konsumen dapat berbelanja lebih mudah selama 24 jam

2. Konsumen dapat melihat berbagai pilihan produk yang

dianggap terbaik dengan harga yang paling sesuai

3. Konsumen dapat membeli produk dan jasa dengan biaya

yang lebih murah. 6

4. Model Bisnis E-Commerce

Kegiatan bisnis e-commerce mencakup banyak hal, untuk

membedakannya e-commerce dibedakan menjadi beberapa tipe,

yaitu:

1. B2B (Business to Business)

B2B (Business to Business) adalah jenis E-Commerce

yang dilakukan antar perusahaan dengan perusahaan. Pada

E-Commerce jenis ini transaksi dilakukan dengan

menggunakan EDI (Elektronic Data Interchange) dan

email.7 Adapun karaktersitik B2B sebagai berikut:

1) Pertukaran informasi yang dilakukan antar pembisnis

tersebut atas dasar kebutuhan dan kepercayaan.


6
Anang Firmansyah, Pengantar E-Maketing, (Pasuruan: Qiara Media,
2019), h.51-52.
7
Romindo, Dkk. E-Commerce:Implementasi, Strategi dan Inovasinya,
(Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019) h.4-5.
25

2) Pertukaran informasi yang dilakukan dengan format

yang sudah disepakati dan service sistem yang

digunakan antar kedua pembisnis juga menggunakan

standar yang sama

3) Salah satu pelaku bisnis tidak harus menunggu rekan

bisnisnya untuk mengirimkan datanya

4) Sarana yang digunakan EDI (Elektronic Data

Interchange). EDI adalah sebuah metode pertukaran

dokumen bisnis antar aplikasi komputer-antar

perusahaan secara elektronis denga menggunaka

format standar yang telah disepakati.8 Salah satu

contoh E-Commerce B2B yaitu Alibaba.

2. B2C (Business to Consumer)

Pada ineraksi ini, terdapat aktivitas secara langsung

antara produsen atau pelaku bisnis dengan konsumen.


9
Business to consumer adalah kegiatan E-Businesses dalam

pelayanan secara langsung kepada konsumen melalui

8
Adi Sulistyo Nugroho, h. 13.
9
Annisa Dwi Kurniawati, “Transaksi E-Commerce dalam Perspektif
Islam”, Journal of Islamic Economic and Businss, Vol.02, No.1, (Januari-Juni,
2019), h.100.
26

barang atau jasa. Dengan penjualan langsung di internet dan

pemesanan dapat langsung dilakukan oleh konsumen

karena biaya sudah tercantum. Menurut Fuady, Business to

Consumer (B2C) adalah transaksi ritel dengan pemmbelian

individual. Sedangkan menurut Onno W.Purbo Business to

Consumer (B2C) adalah mekanisme toko online yaitu

transaksi antara E-Merchant dengan E-Customer.10

Dalam e-commerce tipe B2C, biasanya produk yang

dijual sangat beraneka ragam dan pembayaran dilakukan

secara online menggunakan kartu kredit. Perusahaan

melakukan promosi dengan penjualan silang antara

produsen dengan konsumen. B2C mengurangi biaya

transaksi dengan meningkatkan peran konsumen untuk

dapat mengakses informasi dan menemukan harga paling

kompetetif untuk suatu produk atau jasa. Contoh e-

commerce B2C adalah Amazon, Bhineka.

3. Consumer to Consumer (C2C)

Consumer to Consumer atau C2C didefinisikan sebagai

perdagangan antara individu (sektor swasta) dengan

10
Adi Sulistyo Nugroho, h. 16.
27

konsumen. C2C merupakan transaksi dimana konsumen

menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya.

terdapat tiga jenis C2C, yaitu:

1) Lelang difasilitasi diportal tertentu, seperti ebay, yang

memungkinkan penawaran secara real-time pada

produk atau jasa yang dijual disitus web.

2) Peer to peer sistem, seperti model Napster (sebuah

protokol untuk dapat membagi file antara pengguna

dengan menggunakan forum chat seperti IRC),

pertukaran fie dan pertukaran mata uang asing.

3) Mengklasifikasikan iklan pada situs portal seperti

Excite Classifieds dan eWanted (sebuah tempat jual

beli online yang interaktif, dimana pembeli dan penjual

dapat melakukan negosiasi melalui fitur “Buyer Leads

& want Ads”.

Transakasi C2C melibatkan lelang terbaik, dimana

konsumen merupakan kekuatan yang dapat menjalankan

proses transaksi.11

11
Romindo, Dkk, h.15-16.
28

4. Consumer to Business (C2B)

Consumer to Business (C2B) adalah suatu model bisnis

dimana seorang konsumen (individu) dapat menjadi

seorang konsumen yang menawarkan berbagai produk

maupun jasa kepada perusahaan tertentu yang nantinya

perusahaa membayar jasa atau produk tersebut. Salah satu


12
contoh model C2B adalah google adsense. jenis e-

commerce ini sangat umum dalam proyek dengan dasar

multi sumber daya. Sekelompok besar individu

menyediakan layanan jasa atau produk mereka bagi

perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut. Contoh

lain ialah sebuah website dimana desainer website

menyediakan beberapa pilihan logo yang nantinya hanya

akan dipilih salah satu yang dianggap paling efektif.

Platform lain yang umumnya menggunakan jenis e-

commerce ini adalah pasar yang menjual foto bebas royalti,

gambar, media dan elemen desain seperti

www.istockphoto.com. Contoh lainnya ada juga

12
Adi Sulistyo Nugroho, h. 20.
29

www.mybloggerthemes.com, sebuah website yang menjual

ragam template blog dari berbagai pengembangan template.

Pembuat template dapat mengunggah template yang

dibuatnya pada link yang telah disediakan oleh MBT,

kemudia MBT akan menjual template yang telah diunggah

dan berbagi keuntungan dengan pembuat template.

5. Bisnis ke Administtrasi (B2A)

B2A adalah jenis yang mencakup semua transaksi yang

dilakukan secara online antara perusahaan dan administrasi

publik. Jenis e-commerce ini melibatkan banyak layanan

khususnya dibidang-bidang seperti fiskal, jaminan sosial,

ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, dan

lainnya. jenis e-ommerce ini telah meningkatkan dalam

beberapa tahun terakhir dengan investasi yang dibuat

melalui e-govermment atau pihak pemerintah. Beberapa

contoh administrasi publik yang menerapkan B2A adalah

www.pajak.go.id, www.alianz.com, dan

www.bpjs.online.com. Disana perusahanaan dapat

melakukan proses transaksi atas jasa yang mereka dapatkan

langsung kepda pihak administrasi publik. Perusahaan


30

diharuskan untuk mengisi sejumlah persyaratan terlebih

dahulu sebelum mendapatkan layanan dan baru diteruskan

dengan proses transaksi.

6. Konsumen ke Administrasi (C2A)

Situs web e-commerce C2A memiliki model bisnis yang

sama dengan B2A. Sederhananya, C2A melibatkan

transaksi antara konsumen atau individu dan administrasi

publik. Contoh area yang menggunakan C2A adalah:

a. Pendidikan: penyebaran informasi, proses

pembelajaran jarak jauh

b. Jamsostek: penyebaran informasi, pembayaran dan

lainnya

c. Pajak: pengajuan pajak, pembayaran pajak dan

lainnya

d. Kesehatan: janji pertemuan, informasi mengenai

penyakit, pembayaran kesehatan dan lainnya.

7. Online to Offline (O2O)

O2O adalah jenis e-commerce yang menarik pelanggan

online untuk ke toko fisik. O2O mengidentifikasi pelanggan

dibidang online seperti email dan iklan internet, kemudian


31

menggunakan berbagai alat dan pendekatan untuk menarik


13
pelannggan agar meninggalkan lingkup online. Situs web

e-commerce O2O meluncurkan model bisnis untuk menarik

pelanggan online agar berbelanja di toko fisik atau toko

langsung. Salah satu contoh: mataharimall.com.14

8. Govermment to Citizen (G2C)

G2C adalah istilah yang mengacu pada hubungan antara

organisasi admininstrasi publik dan warga negara. G2C

merupakan aktivitas bisnis berupa layanan pemerintah pada

konsumen masyarakat.

9. Govermment to Business (G2B)

G2B mengacu pada hubungan antara organisasi

administrasi publik dan perusahaan. Model bisnis ini

memungkinkan layanan pemerintah pada pelaku bisnis.

10. Govermment to Govermment (G2G)

G2G mengacu pada hubungan hubungan antara

administrasi publik. G2G merupakan aktivitas bisnis yang

13
Hadion Wijoyo, dkk, Digital Economy dan Pemasaran Era New
Normal, (Sumatera Barar: Insan Cendekia Mandiri, 2020), h.24-27.
14
Hamayani, dkk, E-Commerce: Suatu Pengantar Bisnis Digital,
(Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 8-9.
32

melibatkan dua atau lebih institusi negara yang saling

memberi layanan berupa informasi atau data.15

5. Model E-Commerce di Indonesia

Perkembangan e-commerce semakin pesat termasuk di

Indonesia, berikut adalah model e-commerce yang ada di

Indonesia:

a. Iklan Baris

Iklan baris merupakan salah satu bentuk e-commerce

yang tergolong sederhana, bisa dianggap sebagai evolusi

dari iklan baris yang biasa ditemui di koran-koran ke

dalam dunia online. Penjual yang menggunakan sosial

media atau forum untuk beriklan biasanya tidak bisa

langsung menyelesaikan transaksi pada website yang

bersangkutan, namun penjual dan pembeli harus

berkomunikasi langsung untuk bertransaksi. Contohnya

adalah OLX.Id, Berniaga.

b. Retail

Retail merupakan jenis e-commerce yang dimana

semua proses jual-beli dilakukan melalui sistem yang


15
Dian Cita Sari, dkk, Perdagangan Elektronik: Berjualan di
Internet, (Medan:Yayasan Kita Menulis, 2020), h.15.
33

sudah ditetapkan oleh situs retail yang bersangkutan.

Contoh model bisnis ini yaitu Lazada, Zalora.

c. Marketplace

Marketplace adalah model bisnis dimana website yang

bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan

barang dagangan saja, tetapi juga memfasilitasi transaksi

uang secara online. Ada indikator utama bagi sebuah

website marketplace:

a) Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh

website yang bersangkutan

b) Bisa digunakan oleh penjual individual

Kegiatan jual beli marketplace harus menggunakan

fasilitas transaski online seperti layanan escrow atau

rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan

transaksi. Penjual hanya akan menerima uang pembayaran

setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang

belum diterima, maka uang akan simpan direkening pihak

ketiga dan apabila transaksi gagal, maka uang akan

dikembalikan ke rekening pembeli. Tiga website


34

marketplace di Indonesia yang memperbolehkan penjual

langsung berjualan barang di website ialah Tokopedia,

Bukalapak.

d. Shopping Mall

Model bisnis ini mirip dengan marketplace, tapi

penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau

brand ternama, karena proses verifikasi yang ketat.

e. Toko Online B2C

Model bisnis ini yaitu sebuah toko online dengan

alamat website sendiri dimana penjual memiliki stok

produk dan menjualnya secara online kepada pembeli.

f. Toko Online di Media Sosial

Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan

website media sosial seperti facebook dan instagram

untuk mempromosikan barang dagangan mereka. 16

6. Online Marketplace

Pada penulisan ini, jenis e-commerce yang menjadi foksus

penelitian yaitu jenis e-commerce marketplace. Online

16
Adi Sulistyo Nugroho, h.22-24.
35

marketplace system menyediakan sarana aktivitas belanja

secara online dimana memuat berbagai layanan untuk

mempermudah konsumen. Transaksi yang terjadi dalam

marketplace dikelola langsung oleh pihak manajemen

marketplace.

Marketplace menyediakan pengelolaan pembayaran,

katalog penjualan, stok produk dan informasi mengenai

pembeli dan penjual yang sudah verifikasi oleh pihak

manajemen. Pembeli akan melakukan pemesanan melalui

marketplace, kemudian marketplace akan meneruskan ke

penjual dan penjual akan mengirimkan produk dipesan ke

pembeli. Jadi, marketplace hanya sebagai tempat transaksi

antara penjual dan pembeli.

Dalam arti luas marketplace adalah sebuah sistem informasi

antar organisasi dimana penjual dan pembeli di pasar

mengkomunikasikan informasi tentang harga, produk dan

menyelesaikan transaksi melalui saluran komunikasi

elektronik.
36

Tipe marketplace dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Private E-Marketplaces, yaitu dimiliki dan dijalankan

oleh satu perusahaan

b. Public E-Marketplaces, biasanya dimiliki oleh pihak

ketiga bukan penjual atau pembeli maupun group,

melainkan mereka memberikan jasa untuk penjual dan

pembeli.

Ada beberapa komponen yang menunjang sebuah

marketplace yaitu:

a. Pelannggan berasal dari seluruh dunia.

b. Penjual jutaan toko ada diweb, iklan dan menawarkan

barang yang sangat bervariasi.

c. Infrastruktur Network, hardware, software dan lainnya

adalah infrastruktur yang harus disiapkan dalam

menjalankan marketplace.

d. Front-end penjual dan pembeli berhubungan dalam

marketplace melalui sebuah front-end. Front-end ini berisi

portal penjual, katalog elektonik, shopping cart, mesin

pencari dan mesin lelang.


37

e. Back-end, aktivitas yang berhubungan dengan pemesanan

dan pemenuhan pemesanan, manajemen persediaan,

pembelian dari pemasok, akuntansi dan finansial, proses

pembayaran, pengepakan, dan pengiriman dilakukan

back-end.

f. Intermediaries, pihak ketiga mengoperasikan antara

penjual dan pembeli. Kebanyakan dioperasikan secara

komputerisasi.17

Berikut adalah beberapa marketplace terbesar di Indonesia:

1. BliBli, merupakan pusat belanja online dengan beragam

produk dari komputer, gadget, fahsion, kecantikan,

kesehatan, otomotif dan lainnya. BliBli juga memberikan

berbagai promo khusus, tiket dan voucher untuk

pengunjung dan pelanggan. Pertumbuhan BliBli sebagai

salah satu marketplace di Indonesia memiliki determinasi

cukup besar bagi mobilitas belanja secara online bagi

konsumen dalam negeri.

17
Astri Rumondang, Dkk, Pemasaran Digital dan Perilaku
Konsumen, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h.105-106.
38

2. JD.ID, merupakan situs belanja online yang memiliki

variasi barang yang cukup luas konsumen bisa

menemukan berbagai kategori produk seperti fashion,

elektronik, gadget dan lainnya. JD.ID diluncurkan pada

November 2015 dan merupakan anak perusahaan e-

commerce dari Cina JD.com.

3. LAZADA, didirikan di Indonesia pada tahun 2012 dan

merupakan salah satu cabang dari jaringan retail online

LAZADA di Asia Tenggara yang merupakan cabang dari

anak perusahaan jaringan perusahaan internet Jerman.18

4. Shopee, merupakan sebagai marketplace terpopuler

dimata msyarakat, Shopee menduduki peringkat pertama

sebagai top of mind brand. Shopee terdapat fitur menarik

yaitu gratis ongkos kirim dengan kriteria total belanja

tertentu.

5. Bukalapak, dirikan oleh Achmad Zaky. Hampir sama

seperti marketplace lainnya Bukalapak menyediakan

promo, berbelanja barang-barang bagus dan murah.

18
Astri Rumondang, dkk, h.110-112.
39

6. Tokopedia, dirikan oleh William Tanuwijaya. Sama

seperti marketplace lainnya, toko pedia menyediakan

berbagai produk yang terjangkau dan promo yang

menarik.

7. Elevenia, dalam persaingan bisnis, Elevenia juga

menawarkan kemudahan cara belanja online yang aman

dan terpercaya, produknya juga beragam dan banyak

diskon serta adanya penawaran khusus.19

B. Upah

1. Pengertian Upah

Upah diberikan sebagai bentuk balas jasa yang adil dan

layak diberikan kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam

mencapai tujuan organisasi. Upah dibayarkan kepada pekerja

berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan. Pasal 88 ayat 1 undang-

undang ketenagakerjaan menjelaskan bahwa setiap pekerja

berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghasilan

yang layak bagi kemanusiaan. Jadi, Upah merupakan hak yang

harus diterima oleh pekerja atau buruh. 20

19
Wulan Ayodya, UMKM 4.0, (Jakarta: Gramedia, 2020), h.174.
20
Idik Saeful Bahri, Perlindungan Upah Bagi Pekerja Badan Usaha
Milik Desa, (Yogyakarta: Bahasa Rakyat, 2020), h. 37.
40

Ada perbedaan pengertian antara gaji dan upah, Upah

merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan

oleh karyawan pelaksana (buruh) sedangkan gaji adalah

pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh

karyawan yang mempunyai jenjang jabatan tetentu seperti

manajer. Umumnya gaji dibayarkan secara tetap per bulan,

sedangkan upah dibayar berdasarkn hari kerja, jam kerja, atau

jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan. Dalam

undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

tidak disinggug mengenai istilah gaji, tetapi disebutkan upah,

bahwa upah adalah hak karyawan yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha

atau pemberi kerja kepada karyawan yang telah ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu perjanjian jam kerja, kesepakatan,

atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi

karyawan dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang

telah dilakukan.

Dewan Penelitian Pengusaha Nasional mengartikan upah

sebagai suatu penerimaan yang berfungsi sebagai suatu

jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan


41

produktivitas yang dinyatakan dalam nilai atau bentuk yang

ditetapkan menurut suatu persetujuan undang-undang dan

peraturan yang dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja

antara pemberi kerja dengan penerima kerja.21

Definisi lain dari upah adalah sebagai berikut:

a. Upah adalah hak pekerja atau buruh sebagai imbalan dari

pengusaha atau pemberi kerja atas suatu pekerjaan atau

jasa yang telah dilakukan

b. Upah yang diterima pekerja atau buruh harus dinyatakan

dengan uang

c. Upah dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan

d. Tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya

merupakan komponen dari upah22

2. Jenis-Jenis Upah

Upah bisa dikategorikan dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Upah Nominal

Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan

secara tunai kepada pekerja atau buruh yang berhak

21
Ari Mulyapradana dan Muhammad Hatta, Jadi Karywan Kaya,
(Jakarta: Visimedia, 2016), h. 5-6.
22
Devi Rahayu, Buku Ajar Hukum Ketenagakerjaan, (Surabaya:
Scopindo Media Pustaka, 2019), h. 80.
42

sebagai bentuk imbalan atas jasa-jasa atau pelayanan

yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang terdapat dalam perjanjian kerja.23

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi besarnya

penetapan upah nominal, yaitu:

a. Aspek kondisi perusahaan

Melalui aspek ini dapat diperoleh kriteria

perusahaan kecil, menengah atau besar. Kriteria

tersebut membawa konsekuensi pada kemampuan

perusahaan yang tidak sama dalam memberi upah

kepada pekerja atau buruh.

b. Aspek keterampilan tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan modal dasar bagi

perkembangan dari pertumbuhan ekonomi

perusahaan, apabila tenaga kerja tersebut sebagai

sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara

efektif dan efesien, maka kondisi ini akan

berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan

tenaga kerja melalui pemberian upah yang lebih

tinggi.

23
Idik Saeful Bahri, h 38.
43

c. Aspek standar hidup

Peningkatan upah pekerja atau buruh selain

dipengaruhi oleh kondisi perusahaan dan

keterampilan tenaga kerja, juga dipengaruhi oleh

standar hidup pada sutau wilayah atau daerah

dimana perusahaan itu berada.

d. Aspek jenis pekerjaan

Perbedaan pada jenis pekerjaan ini mengakibatkan

terjadinya perbedaan tingkat upah.24

2) Upah Nyata

Upah nyata yaitu uang yang nyata dan benar-benar

harus diterima oleh pekerja atau buruh yang berhak.

Upah nyata ditentukan berdasarkan besar atau kecilnya

jumlah uang yang diterima dan bear kecilnya biaya

hidup yang dipelukan.

3) Upah Hidup

Upah hidup yaitu upah yang diterima pekerja atau

buruh relatif cukup untuk membiayai keperluan

hidupnya secara luas, tidak hanya kebutuhn pokok saja

24
Zaeni Asyhadie dan Rahmawati Kusuma, Hukum Ketenagakerjaan
dalam Teori dan Praktik di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019) h.
80-81.
44

tetapi juga kebutuhan sosial dan keluarganya seperti

pendidikan, asuransi, rekreasi dan lainnya.

4) Upah Wajar

Upah wajar ialah upah yang secara relatif dinilai

cukup wajar oleh pengusaha dan pekerja sebagai

imbalan atas jasa-jasanya pada perusahaan.

5) Upah Minimum

Upah minimum yaitu upah terendah yang akan

dijadikan standar oleh pemberi kerja untuk menentukan

upah yang sebenarnya dari buruh yang bekerja di

perusahaannya. Upah minimum biasanya ditentukan

oleh pemerintah dan sering kali berubah tiap tahunnya. 25

Berdasarkan data Badan Pusat Statitistik Provinsi Banten

upah minimum Kabupaten/Kota Serang yaitu:

TABEL 2.1

Upah Minimum Kab/Kota Provinsi Banten

Upah Minimum Kabupaten/Kota per Bulan di Provinsi


Banten (Rupiah)
Kabupaten/Kota 2018 2019 2020
Kab Pandeglang 2 363 549 2 542 539 2 758 909

25
Idik Saeful Bahri, h 38-39.
45

Kab Lebak 2 312 384 2 498 068 2 710 654


Kab Tangerang 3 555 835 3 841 368 4 168 268
Kab Serang 3 542 714 3 827 193 4 152 887
Kota Tangerang 3 582 077 3 869 717 4 199 029
Kota Cilegon 3 622 215 3 913 078 4 246 081
Kota Serang 3 116 276 3 366 512 3 773 940
Kota Tangerang
Selatan 3 555 835 3 841 368 4 168 268
Provinsi Banten 2 099 385 2 267 990 2 460 996
Sumber: https://banten.bps.go.id/indicator/19/185/1/upah-minimum-

kabupaten-kota-per-bulan.html (di unduh pada bulan 09 Juli , 2021,

21:25 WIB).

Tujuan ditetapkannya upah minimum yaitu:

a. Untuk menonjolkan arti dan peranan pekerja

sebagai sub sistem dalam suatu hubungan kerja.

b. Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya

sistem pengupahan yang sangat rendah dan yang

secara material kurang memuaskan.

c. Untuk mendorong kemungkinan diberikannya

upah yang sesuai dengan nilai pekerjaan yang

dilakukan.

d. Untuk mengusahakan terjaminnya ketenangan dan

kedamaian kerja dalam perusahaan.


46

e. Mengusahakn adanya dorongan peningkatan dalam

standar hidup secara normal.26

Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan

kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah

minimum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau

kabupaten/kota

Besar upah ini untuk tiap wilayah provinsi atau

kabupaten/kota tidak sama, tergantung nilai

kebutuhan hidup layak didaerah bersangkutan.

Kebutuhan hidup layak adalah standar kebutuhan

yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja untuk

dapat hidup layak, baik secara fisik, non fisik dan

sosial. Setiap kabupaten/kota tidak boleh

menetapkan upah minimum dibawah upah

minimum provinsi yang bersangkutan.

b. Upah minimum berdasarkan sektor/sub sektor

pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota

26
Zaeni Asyhadie dan Rahmawati Kusuma, h.82.
47

Upah minimum sektoral ditetapkan berdasarkan

kelompok usaha tertentu, misalnya kelompok

usaha manufaktur dan non manufaktur. Upah

minimum sektor ini tidak boleh lebih rendah dari

upah minimum di daerah bersangkutan.27

3. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah

diatur dan ditetpkan. Ada beberapa sistem pengupahan yaitu:

1) Sistem Upah Jangka Waktu

Menurut sistem ini upah ditetapkan menurut jangka waktu

pekerja melakukan pekerjaan, untuk bekerja harian diberi

upah harian, untuk seminggu diberi upah mingguan, untuk

sebulan diberi upah bulanan.

2) Sistem Upah Potongan

Sistem upah ini digunakan untuk menggantikan sistem

upah jangka waktu apabila hasil pekerjaan dari seorang

pekerja tidak memuaskan. Manfaat sistem pengupahan ini

adalah:

27
Devi Rahayu, h.82.
48

a) Pekerja mendapat dorongan untuk bekerja giat

b) Produktivitas semakin meningkat

c) Alat-alat produksi dipergunakan secara intensif.28

3) Sistem Upah Pemufakatan

Sistem upah pemufakatan adalah suatu sistem pemberian

upah dengan cara memberikan sejumlah upah pada

kelompok tertentu, yang selanjutnya kelompok ini akan

membagi-bagikan kepada para anggotanya.

4) Sistem Skala Upah Berubah

Dalam sistem ini, jumlah upah yang diberikan berkaitan

dengan penjualan hasil produksi di pasaran. Jika harga

naik maka jumlah upah akn naik begitupun sebaliknya.

5) Sistem Upah Indek

Sistem upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan

hidup, dengan sistem ini upah akan naik turun sesuai

dengan naik turunnya biaya penghidupan, meskipun tidak

mempengaruhi nilai nyata dari upah.

28
Idik Saeful Bahri, h.39-40.
49

6) Sistem Pembagian Keuntungan

Sistem pengupahan ini dapat disamakan dengan

pemberian bonus, apabila perusahaan mendapat

keuntungan diakhir tahun.29

7) Sistem Pengupahan Berdasarkan Produksi

Sistem pengupahan berdasarkan produksi yaitu besarnya

gaji atau upah yang diberikan tergantung dari jumlah atau

banyaknya produk yang dihasilkan. Pemberian upah

berdasarkan sistem ini mendorong karyawan bekerja lebih

giat untuk memproduksi barang atau jasa tertentu. Hal ini

karena semakin banyak produk dan jasa yang dihasilkan

karyawan, maka akan semakin besar pula upah yang

diberikan perusahaan.

8) Sistem Upah Berdasarkan Masa Kerja

Sistem upah yang mengacu pada lamanya masa bekerja di

perusahaan ini akan mendorong karyawan untuk lebih

setia dan loyal terhadap perusahaan. Sistem ini akan

memberikan kenyamanan kepada karyawan karena

29
Zaeni Asyhadie dan Rahmawati Kusuma, h.87.
50

seluruh masa pengabdiannya dihargai, sehingga

mendorong mereka untuk tetap bekerja lebih lama bahkan

hingga mencapai usia pensiun.

9) Sistem Upah Berdasarkan Waktu Kerja

Sistem upah ini disebut juga dengan upah berdasarkan

waktu yang dipergunakan untuk bekerja atau

menghasilkan suatu produk dan jasa. Perhitungan upah

karyawan ini didasarkan atas jumlah waktu yang

dihabiskan untuk melakukan pekerjaan yang diharapkan.

Berdasarkan sistem upah ini, karywan dapat

memanfaatkan semaksimal mungkin waktu yang

dialokasikan untuk melakukan pekerjaan.30

4. Komponen Upah

Penghasilan pekerja atau buruh yang didapat dari

perusahaan ada yang berupa upah dan bukan upah. Menurut

surat edaran Menteri Tenaga Kerja RI. No. :SE-07/MEN/1990,

penghasilan tersebut terdiri dari upah dan non upah. Penghasilan

upah komponenya terdiri:

30
Aria Mulyapradana dan Muhammad Hatta, h.16-17.
51

a. Upah pokok, yaitu imbalan dasar yang dibayar kepada

pekerja atau buruh menurut tingkat atau jenis pekerja yang

besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

b. Tunjangan tetap, yaitu suatu pembayaran yang teratur

berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap

untuk pekerja atau buruh dan keluarganya serta

dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan

pembayaran upah pokok seperti tunjangan istri, anak,

jabatan dan lainnya. Tunjangan tetap pembayarannya

dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan

kehadiaran pekerja atau buruh atau pencapaian sutau

prestasi kerja tertentu.

c. Tunjangan tidak tetap, yaitu suatu pembayaran yang

secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan

pekerja yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja

dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu

yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok

seperti tunjangan transport, makan.


52

Penghasilan yang bukan upah komponennnya terdiri atas:

a. Fasilitas, yaitu kenikmatan dalam bentuk nyata yang

diberikan perusahaan.

b. Bonus, yaitu pembayaran yang diterima pekerja dari hasil

keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan

hasil kerja lebih besar dari target produksi yang normal

atau karena peningkatan produktivitas. Besarnya

pembagaian bonus berdasarkan kesepakatan.

c. Tunjangan hari raya (THR), gratifikasi dan pembagian

lainnya.31

C. Perilaku Konsumsi

1. Pengertian Perilaku Konsumsi

Perilaku yaitu tanggapan atau reaksi individu yang terwujud

dalam sikap, tidak saja badan atau ucapan. Perilaku didasari

berbagai faktor baik dari dalam diri pribadi maupun faktor dari

luar. Konsumsi adalah pengeluaran masyarakat untuk membeli

barang-barang keperluan konsumsi. Konsumsi secara umum

adalah sebagai penggunaan barang-barang dan jasa yang secara

31
Devi Rahayu, h.80-81.
53

langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi

sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh seseorang atas

barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari

orang yang melakukan pekerjaan tersebut.

Konsumsi juga dapat diartikan sebagai pembelanjaan rumah

tangga untuk barang awet dan tidak awet serta jasa. Barang

yang awet meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang

awet seperti mobil, alat-alat rumah tangga, sedangkan barang

tidak awet, seperti makanan dan pakaian. Jasa meliputi barang-

barang yang tidak kasat mata, seperti jasa potong rambut dan

layanan kesehatan. Pembelanjaan rumah tangga untuk

pendidikan juga termasuk dalam konsumsi jasa.32

Perilaku konsumsi adalah proses dan aktivits ketika

seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,

pembelian, penggunaan serta pengevaluasian barang dan jasa

demi memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumsi juga diartikan

sebagai suatu tindakan mengurangi atau menghabiskan nilai

guna suatu barang.33 Perilaku konsumsi merupakan bagian dari

32
Nurlaila Hanum, h.109.
33
Aldila Septiana, “Analisis Perilaku Konsumsi dalam Islam”, Dinar,
Vol.01, No.02, ( Januari 2015), h. 5
54

tindakan perilaku konsumsi, perilaku konsumsi adalah tindakan

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan

dalam melakukan tindakan konsumsi.34

Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang

berbeda-beda, perilaku konsumen adalah suatu aktivitas yang

melibatkan langsung proses memperoleh, proses memakai serta

menilai apakah produk tersebut memiliki manfaat sesuatu untuk

kebutuhan dan keinginan.

Berikut definisi tentang perilaku konsumen:

a. Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh

dan menggunakan barang dan jasa ekonomis termasuk

proses pengambilan keputusan yang mendahulu dan

menentukan tindakan konsumsi.

b. Perilaku konsumen menggambarkan berbagai aktivitas

yang dilakukan oleh orang-orang ketika memilih,

membeli dan menggunakan barang dan jasa sehingga

memuaskan kebutuhan dan keinginannya.

34
Suharyono, “Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam”,
Vol.04, No.02, (September, 2018), h.310.
55

c. Perilaku konsumen merupakan suatu proses pembuatan

keputusan dan aktivitas fisik yang dilakukan oleh

seseorang ketika mengevaluasi, mencari, menggunakan

dan membuang barang maupun jasa.

d. Perilaku konsumen adalah suatu studi yang mempelajari

tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang terlibat

dalam mencari, mengonsumsi dan membuang barang,

jasa, pengalaman dan gagasan.

e. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai perilaku yang

ditunjukan oleh konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk

dan jasa yang diharapkan akan memenuhi berbagai

kebutuhannya.35

2. Jenis Peilaku Konsumen

Secara umum perilaku konsumen dibagi menjadi dua, yaitu

perilaku konsumen bersifat rasional dan irasional. Perilaku

konsumen bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen

dalam pembelian suatu barang dan jasa mendapatkan aspek-

35
Aldila Septiana, Analisis Perilaku Konsumen, (Jawa Timur: Duta
Media Publishing, 2017), h.2.
56

aspek konsumen secara umum, yaitu tingkat kebutuhan

mendesak, kebutuhan utama, serta manfaat produk itu sendiri.

Sedangkan perilaku konsumen irasional adalah perilaku

konsumen yang mudah terbujuk oleh rayuan marketing dari

suatu produk tanpa mengedepankan aspek kebutuhan dan

kepentingan.

Berikut ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat rasional:

1) Konsumen memilih produk sesuai kebutuhan dan keinginan

2) Produk yang dipilih konsumen memberi manfaat yang

optimal bagi konsumen

3) Konsumen memillih produk yang kualitasnya bagus

4) Konsumen memilih produk yang harganya sesuai dengan

kemampuan dan pendapatan konsumen

5) Konsumen memilih produk sesuai dengan kenyamanan

lingkungan toko

Sedangkan ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat irasional

yaitu:

1) Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi

di media baik cetak maupun elektronik


57

2) Konsumen memilih produk bermerek yang sudah terkenal

3) Konsumen memilih produk bukan untuk kebutuhan tetapi

karena gengsi

4) Konsumen memilih produk hanya karena ingin mencoba-

coba36

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap orang berbeda

dalam hal mengkonsumsi barang dan jasa. Perbedaan itu

dipengaruhi berbagai faktor antara lain:

1) Pendapatan

Pendapatan adalah suatu penerimaan bagi seseorang atau

kelompok dari hasil sumbangan, baik tenaga dan pikiran

yang dicurahkan sehingga akan memperoleh balas jasa.

Pendapatan menunjukan seluruh uang atau hasil material

yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa yang

dierima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka

waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.37

36
M.Anang Firmansyah, Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran),
(Yogyakarta: Deepubllish, 2018) h.15-16.
37
Nurlaila Hanum, “Analisis Pengaruh Pendaptan Terhadap Perilaku
Konsumsi Mahasiswa Universitas Samudra di Kota Langsa”, Jurnal Samudra
Ekonomika, Vol.01, No.02, (Oktober, 2017), h. 108.
58

Jumlah besar kecilnya barang yang dikonsumsi

memberikan gambaran tingkat pendapatan seseorang.

Seseorang yang berpendapatan tinggi, terkadang tidak

begitu berpikir dengan tinggi rendahnya harga dan

sebaliknya jika seseorang yang berpendapatan rendah harus

berpikir ulang memberi barang meskipun kadang secara

umum barang tersebut dikatakan murah. Semakin besar

pendapatannya, maka semakin tinggi pula tingkat

konsumsinya. Apabila pendapatan meningkat, maka jumlah

barang yang dikonsumsi pun semakin banyak dari

sebelumnya, begitupun sebaliknya apabila pendapatan

menurun maka jumlah barang yang dikonsumsi pun

berkurang.

2) Harga

Harga merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah

permintaan. Adanya kenaikan harga diikuti turunnya

jumlah permintaan. Sebaliknya, jika harga menurun maka

akan diikuti dengan pertambahan jumlah permintaan.

3) Selera

Berapa pun harga barang diturunkan tetapi jika

konsumen tidak memiliki selera untuk menggunakan


59

barang tertentu, maka tidak terjadi permintaan barang

tersebut. Setiap konsumen berbeda dalam selera, ada harga

yang mahal tetapi jika itu sesuai selera maka barang

tersebut akan dibeli oleh konsumen.

4) Kebiasaan

Kecendrungan orang membeli barang dan jasa bukan

karena kebutuhan melainkan keinginan. Hal ini dapat

menyebabkan pemborosan, karena pada dasarnya

masyarakat mempunyai kebiasaan dan sifat konsumtif.

5) Barang Pengganti

Seseorang konsumen jika membutuhkan barang

sedangkan barang tersebut mahal, maka konsumen akan

memilih barang pengganti yang harganya lebih murah.38

Pendapatan lain menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga,

antara lain:

38
M.Yusnita, Pola Perilaku Konsumen dan Produsen, (Semarang:
Alprin, 2019), h.4-6.
60

1. Faktor Ekonomi

a. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya

terhadap tingkat konsumsi. Biasanya semakin tinggi tingkat

pendapatan, tongkat konsumsi semakin tinggi. Ketika

pendapatan meningkat kemampuan rumah tangga untuk

membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar

atau mungkin juga pola hidup menjadi konsumtif.

b. Kekayaan Rumah Tangga

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga

adalah kekayaan rill (rumah, tanah dan mobil) dan finansial

(deposito berjangka, saham dan surat berharga). Kekayaan

tersebut dapat meningkatkan konsumsi.

c. Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan

konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya

ekonomi dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.

d. Perkiraan Tentang Masa Depan

Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk

memperkirakan prospek masa depan tangga antara lain


61

pekerjaan, karir dan gaji yang menjanjikan. Sedangka

faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu kondisi

perekonomian domestik dan internasional, jenis-jenis dan

arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

2. Faktor Demografi

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar

pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun

pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relatif

rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat

besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan

pendapatan perkapita sangat tinggi.

b. Komposisi Penduduk

Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat

konsumsi antara lain:

a) Semakin banyak penduduk yang berusia kurang

produktif, makin besar tingkat konsumsi. Sebab

semakin banyak penduduk yang bekerja,

penghasilan juga besar.


62

b) Semakin tinggi pendidikan masyarakat, tingkat

konsumsinya juga naik.

c) Semakin banyak penduduk yang tinggal di wilayah

perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi juga

meningkat.

3. Faktor-Faktor Non Ekonomi

Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh

terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya

masyarakat. Seperti perubahan pola kebiasaan makan,

perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok

masyarakat lain yang dianggap lebih ideal.39

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

dalam melakukan konsumsi, diantaranya:

1) Faktor-faktor kebudayaan

a. Kebudayaan, faktor kebudayaan merupakan faktor

penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku

seseorang. Perilaku manusia umunya dipelajari, seorang

39
Fahmi Medias, Ekonomi Mikro Islam, (Magelang: Unimma Prress,
2018), Cetakan Pertama, h.26-28.
63

anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai,

persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses

sosialisasi yang melibatkan keluarga, lingkungan dan

lembaga sosial penting lainnya.

b. Subbudaya, setiap kebudayaan terdiri atas sub-sub budaya

yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan

sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok

ras, kelompok area geografis.

2) Faktor-faktor Sosial

a. Kelompok referensi, kelompok referensi seseorang

terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku

seseorang. Kelompok referensi tersebut seperti keluarga,

teman, tetangga dan teman sejawat..

b. Keluarga, kita dapat membedakan dua keluarga dalam

kehidupan pembeli, ada keluarga orientasi, yang

merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah


64

seseorang mendapatkan panangan tenang agama, politik,

ekonomi an merasakan ambisi pribadi nilai atau harga

diri dan cinta.

c. Peran dan status, seseorang umumnya berpartisipasi

dalam dalam kelompok. Posisi seseorang dalam

kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.

3) Faktor Pribadi

a. Umur dan tahapan dalam status hidup. Konsumsi

seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Orang dewasa umumnya mengalami

perubahan tertentu saat mereka menjalani hidupnya,

seperti perubahan dalam konsumsi yang meningkat.

b. Pekerjaan. Para pemasar berusaha mengidentifikasi

kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas

rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang yaitu

terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan

hartanya.
65

d. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang merupakan pola

hidup yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan

pendapatan seseorang. Gaya hidup yang mewah,

mengiktui trend biasanya mempengaruhi gaya hidup

yang konsumtif

e. Kepribadian dan konsep diri. Merupakan karaktersitik

psikologis yang berbeda dan setiap orang memandang

responsnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

Kepribadian sangat berguna untuk menganalisa perilaku

konsumen.

4) Fakor-Faktor Psikologis

a. Motivasi. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,

kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan psikologis

tertentu seperti rasa lapar, haus, resah, tidak nyaman dan

lainnya. kebutuhan bersiat psikogenik, yaitu kebutuhan

yang timbul dari keadaan psikologis tertentu seperti

kebutuhan untuk diakui, diterima.

Teori motivasi Hezberg mengembangkan teori motivasi

dua faktor, yang membedakan antara faktor yang


66

menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang

menyebabkan kepuasan. Teori ini memiliki dua

implikasi yaitu pertama, penjual harus menghindari

faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan seperti

pelayanan kurang baik, produk yang rusak. Kedua, fakor

yang menimbulkan kepuasan seperti produk dan

pelayanan yang baik.

b. Persepsi. Didefinisikan sebagai proses dimana seseorang

memilih, mengorganisasikan dan mengartikan masukan

informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang

berarti di dunia ini.40

5. Perilaku Konsumsi dalam Perspektif Islam

Perilaku konsumsi dalam pandangan Islam, melarang adanya

pemborosan-pemborosan dan pengeluaran terhadap yang tidak

penting. Islam mendorong menggunakan barang-barang yang

baik dan bermanfaat. Dalam Islam, konsumsi tidak dapat

dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi

40
Nugroho J.Setiadi, Perilaku Konsumen: Perspektif Kontempporer
pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen, (Jakarta: Prenada media
Group, 2019), Cetakan ke-7, h.9-12.
67

tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang

dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia.

Perilaku konsumsi orang yang beriman akan berbeda dalam

mengkonsumsi barang atau jasa jika dibandingkan dengan orang

yang lebih rendah tingkat keimananannya.

Seorang muslim melakukan tindakan konsumsi untuk

memenuhi kebutuhan dengan harapan memperoleh manfaat

yang setinggi-tingginya bagi kehidupan tanpa melanggar aturan

syariat. Dalam ekonomi Islam, pelaku ekonomi, produsen,

konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan maslahah.

Pengertian umum maslahah adalah segala sesuatu yang

bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti menarik seperti

menghasilkan keuntungan (kesenangan), atau dalam arti

menolak seperti menolak kerusakan. Mashlahah menurut

Shatibi adalah pemilikan atau keuatan dari barang atau jasa

yang memelihara prinsip dasar dan tujuan hidup manusia.

Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu

masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima

tujuan dasar, yaitu: (1) agama (ad-dien), (2) hidup atau jiwa
68

(nafs), (3) keluarga atau keturunan (nashl), (4) harta atau

kekayaan (maal), (5) akal (aql). Al-Ghazali menitik beratkan

bahwa kebaikan dunia ini dan akhirat adalah tujuan utamanya.

Islam mengajarkan tentang batasan-batasan manusia dalam

mengkonsumsi suatu produk barang atau jasa. Islam melarang


41
untuk menghalalkan apa yang sudah ditetapkan haram. Allah

berfirman dalam surat Al-Maidah:87-88

          

       


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan
Allah kepadamu dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas.
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah
kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya. (Al-Maidah:87-88).

Perilaku konsumsi dalam Islam juga melarang adanya

tindakan berlebihan dan pengeluaran yang tidak penting dan

bermanfaat. Kualitas konsumsi yang terpuji dalam kondisi yang

wajar adalah sederhana. Dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa

41
Suharyono, h.313.
69

Allah tidak menyukai orang yang melakukan pemborosan dan

tindakan mengkonsumsi secara berlebihan. seperti dalam surat

Al-Isra‟(17):27 dan surat Al-A‟raf (7):31.

        

 
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara
setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-Nya.” (Al-
Isro‟(17):27).

        

       


“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus
pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi
jangan berlebihan. Sungguh Allah orang yang berlebihan.” (Al-
A‟raf (17):31).

Ada beberapa kententuan terkait tentang perilaku konsumsi

dalam perspektif Islam, yaitu:

1. Penggunaan Barang-Barang yang Baik dan Bermanfaat

Islam menganjurkan menggunakan kekayaan untuk hal-

hal yang baik dan menyenangkan bagi mereka. Namun harus

memperhatikan batasan-batasan dalam konsumsi, tidak


70

melakukan membelanjakan harta yang tidak bermanfaat dan

pemborosan.

2. Kewajaran dalam Membelanjakan Harta

Dalam Islam Allah melarang sikap membelanjakan harta

secara berlebihan, Al-Qur‟an telah menggambarkan metode

keseimbangan dalam hal konsumsi. seperti bersikap

sederhana dalam menggunakan harta kekayaan, tidak

menuruti hawa nafsu dalam kesenangan hidup duniawi.

3. Pemborosan Membelanjakan Harta Kekayaan

Islam menganjurkan kepada kaum muslimin untuk

menjaga harta kekayaan dengan hati-hati dan membelanjakan

secara adil dan bijaksana agar tujuan yang baik bisa

terpenuhi dan pemborosan kekayaan terkontrol dengan baik.

yusuf Qardhawi menyimpulkan tentang tindakan

membelanjakan harta dalam tiga hal, yaitu:

1) Membelanjakan untuk hal yang dilarang agama, ini

hukumnya haram.

2) Membelanjakan untuk hal yang diperbolehkan agama,

hukumnya dikehendaki, selama tidak meninggalkan

tanggung jawab yang lebih besar.


71

3) Membelanjakan untuk hal yang dimubahkan oleh

agama, seperti untuk menyenangkan. Hal ini dibagi

menjadi dua, yaitu: pengeluarannya sesuai dengan

pendapatan, dengan kata lain tidak melakukan

pemborosan dan membelanjakan sesuai dengan

kebiasaan.

4. Sikap Sederhana

Dalam Islam dianjurkan agar hidup dengan sederhana,

tidak melakukan pemborosan dan membelanjakan sesuai

dengan kebutuhan. Nabi Muhammad Saw selalu

mencontohkan perilaku sederhana, beliau adalah orang yang

pertama lapar dan yang terakhir kenyang, sampai wafat tidak

pernah kenyang dari makan roti. Sebagaimana Hadits

Rasulullah Saw, yaitu

،ً‫ َمب َش ِب َع َرس ُْى ُل هللاِ ص ثَالَثَةً ُمتَ َىا ِليَة‬:‫و فى رواية للبيهقى قبلت‬
.‫بن ي ُْؤثِ ُر َعلَى نَ ْف ِس ِه‬
َ ‫ َو ل ِكنَّهُ َك‬،‫َولَ ْى ِش ْئنَب لَ َشبِ ْعنَب‬

“Nabi tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut.

Jika saja kami mau, niscaya kami bisa tetapi Nabi

mengutamakan orang lain atas dirinya sendiri.”

(HR.Baihaqi).
72

5. Standar Hidup dan Kehidupan

Standar hidup adalah jumlah kebutuhan-kebutuhan dan

kesenangan minimum yang dianggap sangat penting bagi

seseorang dan untuk meningkatkannya, ia dapat berkembang

untuk itu. Sedangkan standar kehidupan berhubungan dengan

jumlah kebutuhan dan kesenangan minimal yang dianggap

seseorang sebagai hal yang sangat esensial dalam hidupnya.

Seseorang mungkin memiliki standar kehidupan yang tinggi,

tetapi memiliki standar hiduo yang rendah. 42

Selain ketentuan tentang perilaku konsumsi diatas, terdapat

prioritas konsumsi dan pemenuhan kebutuhan manusia memiliki

pola sebagai berikut

1) Mengutamakan akhirat dari pada dunia

Konsumsi untuk beribadah bernilai lebih tinggi

dibandingkan dengan konsumsi untuk dunia. Konsumsi

untuk ibadah diorientasikan untuk mencapai falah

(kebahagian) sehingga lebih beriorentasi kepada kehidupan

42
Nihayatul Masykuroh, Sistem Ekonomi Dunia, (Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2020), cetakan pertama, h.80-84.
73

akhirat, sedangkan konsumsi duniawi adalah konsumsi

untuk masa sekarang.

2) Konsistensi dalam prioritas pemenuhan kebutuhan

Prioritas kemaslahatan dibagi dalam tiga tingkatan yaitu

mashlahah dharuriyyah, mashlahat hajiyyah, dan

mashlahat tahsiniyyah. Mashlahat dharuriyyah adalah

kebutuhan yang harus segera dipenuhi agar kehidupan

manusia tidak terganggu. Maslahah hajiyyah adalah

kebutuhan yang jika dipenuhi akan meningkatkan nilai

tambah. mashlahat tahsiniyyah adalah kebutuhan yang jika

terpenuhi akan menimbulkan kepuasan.

3) Etika dan norma

Dalam Islam beberapa etika dan norma yang diatur

berlandaskan Al-Qur‟an dan As-Sunnah antara lain:

keadilan, kebersihan, kesederhanaan, halal dan juga baik

dan keseimbangan. Seseorang mengkonsumsi barang dan

jasa yang diniatkan untuk beribadah akan mendapatkan

manfaat dan keberkahan bagi dirinya. 43

43
Suharyono, h.319-320.
74

D. Buruh Pabrik

1. Pengertian Buruh Pabrik

Buruh atau karyawan adalah orang-orang yang bekerja di

pabrik, para cleaning Service dan staf-staf administrasi di kantor.

Adapun manajer dan kepala bagian, para direktur bukan sebagai

buruh atau pekerja. Dalam hukum ketenagakerjaan pekerja adalah

setiap orang yang bekerja pada orang lain dengan menerima upah

atau imbalan dalam bentuk lain, seperti barang atau benda yang

nilainya ditentukan atas dasar kesepakatan pengusaha dan

pekerja.

2. Macam-Macam Status Buruh

a. Buruh Tetap

Buruh yang sudah tetap bekerja di perusahaan tersebut,

digunakan bagi pekerja yang dalam hubungan kerjanya

didasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PK

WTT). Maksud batas waktu tidak tertentu disini ialah

tidak adanya batasan waktu dalam perjanjian kerja bagi

pekerja untuk bekerja pada perusahaan.


75

b. Buruh Kontrak

Buruh atau pekerja kontrak disebut juga pekerja tidak tetap,

merupakan pekerja yang dalam hubungan kerjanya

didasarkan pada PKWT atau adanya kesepakatan mengenai

batas waktu di dalam perjanjian kerja.

c. Pekerja/Buruh Asing

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang penempatan

tenaga asing, pada dasarnya memberikan kesempatan

seluas-luasnya bagi pekerja Indonesia, akan tetapi pada sisi

lain terbatasnya sumber daya manusia, maka pekerja asing

dibolehkan menempati posisi-posisi tertentu dan bekerja di

wilayah Indonesia. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden

Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja

Asing, menjelaskan tenaga kerja asing adalah warga negara

asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah

Indonesia.

d. Buruh Outsourcing

Outsourching adalah pengalihan sebagian atau seluruh

pekerja dan atau wewenang kepada pihak lain guna


76

mendukung strategi pemakai jasa outsourching baik

pribadi, perusahaan, divisi, ataupun sebuah unit dalam

perusahaan. Jadi, pengertian outsourching untuk setiap

pemakai jasanya akan berbeda-beda, tergantung dari

strategi masing-masing pemakai jasa outsourching.44

E. Hubungan E-Commerce, Upah Terhadap Perilaku Konsumsi

Pada era teknologi yang semakin maju ini perdagangan

tidak hanya dilakukan di pasar tradisonal saja, tetapi sudah

menggunakan bantuan teknologi internet. Dengan adanya internet

penjual dan pembeli mampu terhubung melalui e-commerce,

sehingga transaksi jual-beli dapat menjadi sangat mudah dan

cepat. Penjual maupun pembeli dapat melakukan transaksi jual-

beli tanpa perlu tatap muka secara langsung, dapat dilakukan

dimanapun dan kapanpun. Kemudahan menggunakan e-

commerce inilah yang kemudian membawa perubahan terhadap

perilaku konsumsi masyarakat, termasuk perilaku konsumsi

44
Muhammad Saadi Is dan Sobandi, Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2020), Cetakan Pertama, 44-49.
77

buruh pabrik di desa Bakung, Kecamatan Cikande, Serang-

Banten.

Menurut Kotler dan Amtsrong dalam penelitian Sheila Fitri

Nurjanah, dkk yang berjudul Pengaruh E-Commerce Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Belanja Online Shopee, pemasaran e-

commerce membawa manfaat terhadap konsumen yaitu

kemudahan akses, produk dan interakaktif. Kemudahan akses

dan manfaat e-commerce inilah yang akan memperngaruhi


45
keputusan pembelian pada e-commerce. Sehinga kemudian

membuat perubahan pada perilaku konsumsi masyarakat menjadi

konsumtif. Perilaku konsumtif adalah perilaku konsumen yang

tidak pernah puas dengan kesenangannya sendiri dan tidak

mempertimbangkan fungsi atau kebutuhannya. Perilaku

konsumtif ditandai dengan tindakan membeli barang-barang yang

tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan.46

45
Sheila Fitria Nurjanah, Rini Rahayu Kurniati dan Zunaida,
“Pengaruh E-Commerce Terhadap Keputusan Pembelian Pada Belanja Online
Shopee (Studi Pada Konsumen Belanja Online Mahasiswa Universitas Islam
Malang)”, Vol.08, No.03, (Agustus, 2019), h.157.
46
Zuhri Nurul „Ainy, “Pengaruh E-Commerce Terhadap Perilaku
Komsumtif Masyarakat di Kelurahan Karang Panjang Kota Ambon”, Jurnal
Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.04, No.02, (Desember, 2020),
h.228.
78

Selain kemudahan mengakses e-commerce, perubahan

perilaku juga erat hubungannya dengan upah yang diterima.

Keynes menyatakan bahwa pengeluaran seseorang untuk

konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin besar

pendapatan seseorang, maka akan semakin banyak tingkat

konsumsinya pula. Teori konsumsi Keynes ini terkenal dengan

teori konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute

Income Hypothesis) yaitu menjelaskan bahwa konsumsi

masyarakat secara absolut ditentukan oleh tingkat pendapatan dan

faktor lainnya tidak terlalu berpengaruh.47

F. Penelitian Terdahulu

Aulia Lailatul Rachmawati telah melakukan penelitian

yang berjudul “Analisis Pengaruh E-Commerce Terhadap

Perilaku Konsumtif Mahasiswa: Studi Kasus Pada Mahasiswa di

Prodi Manajemen Universitas Tidar. Fokus permasalahan pada

penelitian ini adalah pengaruh e-commerce dalam mempengaruhi

gaya hidup konsumtif mahasiswa. Berdasarkan penelitian

47
Muhammad Fitri Rahmadana, dkk, Sejarah Pemikiran
Ekonomi:Pemikiran dan Perkembangan , (Medan:Yayasan Kita Menulis,
2021), h.83.
79

tersebut bahwa keberadaan bisnis online atau e-commerce

mempengaruhi gaya hidup mahasiswa menjadi gaya hidup

konsumtif. Adapun sumber data yang digunakan adalah data

primer dengan menggunakan metode kualitatif.48 Persamaan

dalam penelitian ini yaitu meneliti tentang pengaruh e-commerce

terhadap perilaku konsumsi, adapun perbedaannnya pada objek

penelitian, pada penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah

buruh pabrik Desa Bakung, Kecamatan Cikanade, Serang-

Banten.

Penelitian lain yaitu yang dilakukan oleh Saswiana, dkk.

Dengan judul penelitian Pengaruh E-Commerce Terhadap

Perilako Konsumen dan Keputusan Pembelian Produk Online

Shop (Studi Kasus Mahasiswa STIEM Bongaya). Penelitian ini

menunjukan bahwa e-commerce memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap perilaku konsumen sebesar 0,383. Sumber

data dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode

kuantitatif. Adapun persamaan dalam penelitian ini yaitu meneliti

48
Aulia Lailatul Rachmawati, “Analisis Pengaruh E-Commerce
Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa: Studi Kasus Pada Mahasiswa di
Prodi Manajemen Universitas Tidar”, Jurnal Online Mahasiswa Manajemen,
Vol.01, No.01, (2019 ).
80

tentang pengaruh e-commerce terhadap perilaku konsumsi,

adapaun perbedaaan dalam penelitian ini terletak dari variabel X2

dan subjek yang akan diteliti.49

Pada penelitian yang dilakukan Nurlaila Hanum yang

berjudul “Analisis Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku

Konsumsi Mahasiswa Universitas Samudera di Kota Langsa”,

dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa pendapatan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat konsumi

mahasiswa UNSAM di Kota Langsa. Sumber data yang

digunakan yaitu data primer yang diperoleh dari mahasiswa

Universitas Samudra. Adapun metode dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan objek penelitian

adalah pengeluaran konsumsi mahasiswa tersebut.50 Penelitian

lain yang dilakukan oleh Afdila dan Ferdinan yang berjudul

“Pengaruh E-Commerce Terhadap Perilaku Konsumen dalam

Perspektif Ekonomi Syariah”, mengungkapkan bahwa e-

commerce dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku konsumen. Sumber data yang digunakan adalah data

49
Saswiana, dkk, “Pengaruh E-Commerce Terhadap Perilako
Konsumen dan Keputusan Pembelian Produk Online Shop,” Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Bisnis, Vol.05, No.01, (Juni, 2020).
50
Nurlaila Hanum, “Analisis Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku
Konsumsi Mahasiswa Universitas Samudra di Kota Langsa”, Jurnal Samudra
Ekonomika, Vol.01, No.02, (Oktober, 2017)
81

primer yang diperoleh dari mahasiswa Fakultas Ekonomi Syariah

dengan teknik pengumpulan data wawancara dan kuesioner atau

angket, adapun metode penelitiannya menggunakan metode

kuantitatif.51

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rano Putra dengan

judul “Analisis Perilaku Konsumsi Mahasiswa Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Pointianak dalam Mengikuti

Trend Fashion (Sebuah Telaah Teori Konsumsi Islam)

menjelaskan bahwa perilaku konsumsi mahasiswa belum sesuai

dengan norma dan etika konsumsi Islam, mahasiswa masih

tergolong dalam perilaku konsumtif. Penelitian ini mengunakan

metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif, adapun sumber

data yang didapat yaitu data primer yang didapat dari hasil

wawancara dan observasi mahasiswa FSEI IAIN Pontianak. 52

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Humedi dengan

judul penelitian yaitu Pengaruh Upah Terhadap Konsumsi

Karyawan (Studi Pt.Dino Custom Mixing Kab.Tangerang-

Banten). Penelitian ini menyatakan bahwa upah berpengaruh


51
Afdila dan Ferdinan, “Pengaruh E-Commerce Terhadap Perilaku
Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Syariah”, Al-Muqoyad, Vol.02, No.02,
(2020).
52
Rano Putra,” Analisis Perilaku Konsumsi Mahasiswa Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Pointianak dalam Mengikuti Trend
Fashion (Sebuah Telaah Teori Konsumsi Islam)”, Al-Mashalah, Vol.13,
No.02, (Oktober, 2017).
82

terhadap perilaku konsumsi karywan. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode

kuantitatif. Persamaan dalam penelitian ini yaitu meneliti tentang

pengaruh upah terhadap perilaku konsumsi karyawan, sedangkan

perbedaanya ialah pada penelitian yang akan dilakukan terdapat

dua variabel independen.53

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara, yang

selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris atau

nyata.54

H0 : Tidak Terdapat Pengaruh E-Commerce Terhadap

Perilaku Konsumsi Buruh Pabrik

H1 : Terdapat Pengaruh E-Commerce Terhadap Perilaku

Konsumsi Buruh Pabrik

H0 : Tidak Terdapat Pengaruh upah Terhadap Perilaku

Konsumsi Buruh Pabrik

H2 : Terdapat Pengaruh upah Terhadap Perilaku Konsumsi

Buruh Pabrik

53
Humaedi, “Pengaruh Upah Terhadap Perilaku Konsumsi Karyawan
(Studi di PT.Dino Custom Maxing Kab.Tangerang-Banten)”, Skripsi UIN
SMH Banten, (2019).
54
Sugiyno, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), cetakan ke-23, h.30.

Anda mungkin juga menyukai