Anda di halaman 1dari 6

MANUSIA DAN SEJARAH BAB 1 KELAS X

Tahukah kalian bahwa manusia dan sejarah itu saling berkaitan satu sama lain ?
Manusia,ruang, dan waktu adalah objek utama dalam sejarah, apakah kalian tau itu ? Bila
diantara kalian belum ada yang tau akan hal itu, maka simak lah ulasan dari blog ini yang
akan membahas tentang manusia dan sejarah, cekidot :D 

Sejarah menurut beberapa negara mempunyai nama dan arti yang berbeda. Berikut adalah
sejarah menurut beberapa negara :

Dari Arab dinamakan Syajaratun yang mempunyai arti "Pohon"


Dari Inggris dinamakan History yang mempunyai arti "Masa Lampau"
Dari Yunani dinamakan Historia yang mempunyai arti "Orang Pandai" atau "Belajar"
Dari Belanda dinamakan Genchildenis yang mempunyai arti "Terjadi"
Dari Germany dinamakan Gischichte yang mempunyai arti "Sesuatu Yang Telah Terjadi"

Saya ga akan membahas secara detail tentang arti-arti sejarah menurut beberapa negara,
karena biasanya di soal-soal ujian hanya akan membahas arti atau nama dari suatu negara. 

Pengertian sejarah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang memberikan
penjelasan tentang sejarah secara umum, cekidot :
1). Asal usul, keturunan, dan istilah
2). Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau, hikayat, dan
tambo
3). Pengetahuan atau uraian tentang kejadian dan peristiwa yang benar terjadi pada masa
yang lampau.

Definisi sejarah yang sudah diringkas dari para ahli  adalah "Sejarah adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari berbagai peristiwa atau kejadian penting dalam kehidupan manusia pada
masa yang telah lampau"

Secara garis besar pandangan-pandangan tentang gerak sejarah sejak zaman Yunani Kuno
sampai sekarang ini ada beberapa macam, untuk lebih jelasnya simak penjelasan dibawah
ini :

1). Hukum Fatum

Menurut hukum fatum (nasib), nasib atau hukum alam adalah kekuatan tunggal yang
menentukan gerak sejarah. Manusia hanya mengikuti hukum alam tapi tidak menentukan
arah dan gerak sejarah. Jadi sekiranya hukum fatum itu adalah hukum alam. Menurut hukum
fatum, cara hidup yang baik adalah mengikuti hukum alam (amor fati) dengan hidup sesuai
hukum alam, manusia terhindar dari kecemasan, ketakutan, dan penderitaan. Pandangan
hukum fatum ini mengisyaratkan 3 hal, yaitu :

a). Sejarah manusia tidak mempunyai arah atau tujuan tertentu karena manusia itu pasif dan
hanya menjalankan nasibnya serta manusia dianggap tidak memiliki harapan, cita-cita, atau
tujuan hidup.
b). Sebagaimana benda langit mengikuti siklus atau perputaran tertentu (selalu berulang),
demikian juga gerak sejarah manusia akan selalu berulang. Hukum alamlah yang membuat
peristiwa berulang (l'histoire se repete).
c). Karena selalu terulang, itu juga berarti tidak ada yang baru dan tidak ada yang berubah
dalam sejarah manusia. Gerak sejarah tanpa tujuan dan selalu berulang disebut gerak sejarah
siklis atau gerak sejarah melingkar.

2). Pandangan Renaisans dan zaman Pencerahan

Menurut pandangan ini, manusia adalah penggerak sejarah, yang bertujuan mewujudkan
perubahan dan kemajuan. Para pemikir Renaisans yang dipelopori kaum humanis ini percaya
bahwa rasio dapat melakukan segalanya dan lebih penting daripada iman akan tuhan. Selain
percaya akan kemampuan intelektual, kaum humanis juga menekankan pentingnya
perubahan-perubahan sosial, politis, dan ekonomis. Pandangan bahwa sejarah manusia di
dunia ini penting dan rasio manusia menentukan gerak sejarah dan nasibnya sendiri mencapai
puncaknya pada abad ke-18 di Eropa, pada zaman yang disebut Zaman Pencerahan atau
Aufklarung (tahun 1650-1700).

Semboyan "Sapere Aude" yang berarti Beranilah Berpikir Sendiri! menjadi semboyan


yang terkenal pada zaman ini. Kebahagiaan dan kemajuan manusia adalah tujuan gerak
sejarah, dan manusia aktif mewujudkan tujuan itu. Gerak sejarah menuju kemajuan dan
kesempurnaan manusia yang sering disebut gerak sejarah linear. Gerak sejarah linear sulit
dibedakan dengan gerak sejarah spiral karena mengandung makna yang sama, yaitu bahwa
gerak sejarah adalah gerak perubahan terus-menerus dari keadaan yang kurang sempurna
dalam hidup manusia. Contoh gerak sejarah linear atau spiral :

Berburu dan meramu tingkat sederhana => Berburu dan meramu tingkat lanjut => Bercocok
tanam => Perundagian.

3). Pandangan Ibnu Khaldun

Pendapat Ibnu Khaldun yang seorang filsuf besar dari Arab, yaitu :
a).  Tujuan sejarah manusia adalah terpenuhinya harapan dan cita-cita manusia di dunia ini,
atau singkatnya kemajuan dan perkembangan hidupnya.
b).  Dengan demikian, manusia adalah penggerak sejarah, akal budi manusia yang
dianugerahkan Tuhan memungkinkan manusia merencanakan dan menggerakkan sejarah
demi perubahan, kemajuan dan perkembangan hidupnya.
Ibnu Khaldun memandang manusia sebagai makhluk yang otonom, artinya dianugerahi
kebebasan untuk menentukan arah dan perjalanan hidupnya sendiri. Kebalikannya,
heteronom artinya perjalanan hidup manusia dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang
berasal dari luar dirinya (determanistik), yaitu alam sekitar dengan segala isinya ataupun
kekuatan lain seperti kekuasaan Tuhan.

4) Pandangan Materialisme-Historis

Pandangan yang merupakan inti dari aliran Marxisme menyatakan bahwa sejarah manusia
itu digerakkan oleh pertentangan antara kaum Proletariat  (kaum buruh) yang tidak memiliki
sarana-sarana produksi (tanah, mesin, modal) dan kelas kapitalis yang menggunakan sarana
produksi. Pertentangan itu dimenangkan oleh kaum Proletariat, yang ditandai dengan
dihapusnya kepemilikan pribadi atas sarana-sarana produksi dan terciptanya masyarakat
tanpa kelas.

Manusia dalam Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Perjuangan ke arah kemajuan dan kesempurnaan itu disebut sebuah proses karena perjuangan
itu berlangsung atau berjalan secara dinamis dalam ruang dan waktu. Manusia, ruang, dan
waktu tidak dapat dipisahkan. Setiap peristiwa sejarah (event) yang dialami manusia pada
masa lampau berlangsung dalam ruang (space) dan waktu (time) tertentu.

Konsep waktu dalam sejarah mencakup empat hal pokok berikut ini :

1). Perkembangan.
Artinya suatu keadaan masyarakat dalam suatu periode tertentu dalam sejarah berkembang
dari dan disebabkan oleh kondisi yang terjadi sebelumnya, tidak muncul begitu saja, atau
berdiri sendiri. Dalam hal perkembangan, sejarah akan melihat dan mencatat peristiwa yang
menunjukkan terjadinya perubahan dalam masyarakat dari satu bentuk ke bentuk yang lain,
biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2). Kesinambungan.
Artinya suatu kondisi terkadang tidak melahirkan kondisi baru, melainkan tetap diwariskan
atau diteruskan karena dianggap baik oleh suatu masyarakat. Dengan kata lain, kondisi
tersebut, misalnya praktik sosial tertentu, menunjukkan terjadinya kesinambungan
(kontinuitas).
3). Pengulangan.
Artinya fenomena yang pernah terjadi sebelumnya terulang kembali pada sesudahnya dan
masa sekarang. Jadi, pengulangan tidak berarti peristiwanya berulang, melainkan
fenomena nya saja. Sebuah peristiwa sejarah itu unik, tidak dapat diulang atau hanya terjadi
sekali, dan tidak ada lagi peristiwa lain yang sama persis dengan peristiwa yang terjadi pada
waktu tertentu. Inilah yang dimaksud pengulangan itu.
4). Perubahan.
Artinya masyarakat membentuk praktik yang baru dan berbeda sama sekali dengan praktik
sebelumnya. Hal itu terjadi karena praktik lama dinilai tidak memadai lagi atau ketinggalan
zaman untuk menunjang kemajuan dan tata kehidupan.

Konsep Kausalitas dalam Sejarah


Ada hubungan sebab-akibat (kausalitas) atau saling memengaruhi antara peristiwa
sebelumnya dan peristiwa setelahnya/sesudahnya. Hubungan sebab-akibat dan saling
memengaruhi itu dikaji perkembangannya dari waktu ke waktu. Ada dua jenis sebab-akibat
terjadinya peristiwa yaitu sebab-akibat secara langsung dan sebab-akibat secara tidak
langsung. Yang jelas peristiwa sejarah terjadi karena lebih dari satu sebab, entah langsung
atau tidak langsung. Setiap faktor penyebab tidak berkontribusi secara setara atau sama
terhadap terjadinya peristiwa itu.

Sejarah sebagai Ilmu

Menurut Kuntowijoyo, ciri-ciri sejarah sebagai ilmu itu adalah, sebagai berikut :

1). Sejarah itu mempunyai objek.


Kajian objeknya adalah kehidupan manusia pada masa lampau. Selain manusia, objeknya
juga adalah waktu. Jadi sejarah, memiliki objek sendiri yang tak dimiliki ilmu lain secara
khusus.

2). Sejarah itu empiris.


Empiris dalam bahasa yunani adalah empiria yang berarti pengalaman. Artinya sejarah
bersandar pada pengalaman manusia yang sebenarnya entah pengalaman indrawi maupun
pengalaman batiniah (kepercayaan, nilai, norma, etos, pandangan hidup, dll).

3). Sejarah mempunyai metode.


Artinya sejarah mempunyai metode tersendiri (metode sejarah) yang berfungsi sebagai
panduan penilitian. Metode ini mempunyai lima tahapan yang tidak dapat dipisah-pisahkan,
yakni pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.

4). Sejarah mempunyai generalisasi.


Artinya generalisasi berasal dari bahasa inggris general, yang berarti umum. Dengan
demikian, generalisasi berarti suatu kesimpulan yang bersifat umum atau menyeluruh
terhadap suatu gejala atau informasi berdasarkan fakta atau data yang ada.

Selain sejarah sebagai ilmu, terdapat pula konsep yang lain, yaitu :

1). Sejarah sebagai Peristiwa.


Artinya adalah peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau. Namun, tidak semua peristiwa
yang terjadi pada masa lampau dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah. Peristiwa yang
telah terjadi di masa lampau baru dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah jika memiliki
syarat-syarat tertentu, yaitu Objektif dan Penting.

a). Objektif : Bahwa peristiwa itu didukung oleh fakta sejarah yang dapat menunjukkan
bahwa suatu peristiwa benar-benar terjadi, jadi bukan peristiwa rekaan atau hasil imajinasi.
b). Penting  : Peristiwa yang terjadi itu mempunyai arti penting terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan serta terhadap kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

2). Sejarah sebagai Kisah.


Artinya sejarah sebagai kisah adalah kejadian masa lalu yang diungkapkan kembali
berdasarkan penafsiran sejarawan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3). Sejarah sebagai Seni.


Artinya sejarah sebagai seni mempunyai hubungan erat dengan cara penyampaian secara
tertulis kisah sejarah itu. Sejarah memperlukan intuisi dan imajinasi, melibatkan emosi, serta
menggunakan gaya bahasa yang khas.
Sifat Ilmu Sejarah

1). Diakronis.
Artinya melintasi perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu diakronis, berarti topik yang dibahas
didalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu,
sekarang, dan depan.

2). Idiografis.
Artinya bahwa sejarah selalu menggambarkan, menceritakan, dan memaparkan sesuatu yang
bersifat unik, karena setiap peristiwa tidak dapat diulang atau terjadi hanya sekali, dan tidak
ada peristiwa yang sama persis dengan peristiwa itu di tempat dan waktu yang berbeda.

3). Verifikatif
Artinya hasil penelitian dalam sejarah dapat diuji kebenarannya oleh siapa pun, terutama oleh
orang yang memahami dengan baik peristiwa yang menjadi objek penelitian.

4). Empiris
Artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sebenarnya entah pengalaman
indrawi maupun pengalaman batiniah (kepercayaan, nilai, norma, etos, pandangan hidup, dll).

Manfaat Mempelajari Sejarah

Ungkapan-ungkapan orang besar pada zamannya tentang sejarah berikut ini :

1). Ir. Soekarno (Presiden Pertama Indonesia)

Ia mengatakan "Jangan sekali-kali melupakan sejarah karena bangsa yang besar adalah
bangsa yang dapat memahami sejarahnya sendiri. Sebab jika tidak, bangsa tersebut akan
menjadi bangsa yang kecil sehingga tidak mungkin menjadi bangsa yang besar" yang
sekarang lebih dikenal dengan ungkapan "Jas Merah, Jangan sekali-kali melupakan sejarah"

2). Winston Churchill (Mantan Perdana Menteri Inggris Semasa PD II)

Ia mengatakan "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak
benar-benar belajar darinya"
3). Ibnu Khaldun (Filsuf Besar dari Arab)

Ia mengatakan "Dengan sejarah kita mengenal bangsa-bangsa terdahulu terutama segi moral
politik para penguasa"

 
4). Cicero (Orator Zaman Romawi)
Ia mengatakan "Sejarah adalah guru kehidupan (Historia Magistra Vitae)"

Dengan demikian, mempelajari sejarah itu lebih dari sekedar mengetahui hal-hal yang terjadi
pada masa lalu, apalagi menghafal peristiwa dan angka-angka belaka. Sejarah adalah guru
kehidupan. Sejarah menjadi guru kehidupan karena sejarah mengandung pelajaran-pelajaran
moral dan politik, sejarah membuat kita mengenal bangsa-bangsa lain secara lebih dekat,
sejarah memperkokoh identitas kita sebagai bangsa, dan sejarah membantu kita berpikir
holistik dan multiperspektif dalam memandang suatu peristiwa.

Anda mungkin juga menyukai