Laprak Cap ZW Reaktif
Laprak Cap ZW Reaktif
PRAKTEK PENCAPAN I
Oleh :
Annisa Ela P (204002)
b. Membandingkan hasil pencapan dengan cara fiksasi yang berbeda (steaning dan
baking)
II. DASAR TEORI
Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan melekatkan zat
warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif yang
akan diperoleh pada kain cap terlebih dahulu dibuat gambar pada kertas. Kemudian
dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen gambar yang akan dijadikan
motif dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen,
dimana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh
zat peka cahaya sedangkan untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan
berlubang dan dapat meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.
a. Serat Kapas/Katun
Serat selulosa merupakan serat yang bersifat hidrofil yang strukturnya berupa
polimer selulosa, dengan derajat polimerisasi yang bervariasi. Makin rendah DP
maka daya serap serat makin besar contoh : (MR) rayon 11-13% dan kapas 7-8%
Struktur serat selulosa adalah sebagai berikut:
Gugus hidroksil primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan
untuk mengadakan ikatan dengan zat warna direk berupa ikatan hidrogen. Serat
selulosa umumnya lebih tahan alkali tapi kurang tahan asam, sehingga pengerjaan
proses persiapan penyempurnaan dan pencelupannya lazim dilakukan dalam
suasana netral atau alkali. Bahan yang akan dicelup biasanya sudah melalui proses
pre-treatment.
Sifat kimia kapas
3. Rusak cepat oleh asam kuat pekat dan rusak perlahan oleh asam encer.
4. Sedikit terpengaruh oleh alkali, kecuali larutan alkali kuat yang menyebabkan
penggelembungan serat.
5. Mudah terserang jamur dan bakteri dalam keadaan lembab dan hangat.
Gugus-gugus hidroksil yang dimilki oleh serat selulosa mampu menarik
gugus hidroksil dari molekul lainnya, selain itu juga mampu menarik gugus
hidroksil dalam molekul air. Sehingga serat yang memiliki banyak gugus
hidroksil akan lebih mudah menyerap air. Maka akan dengan mudahnya
molekul- molekul air terserap kedalam serat dan hal tersebut akan menyebabkan
serat mudah dicelup. Alkali mempunyai sedikit pengaruh pada kapas kecuali
alkali kuat akan dengan konsentrasi tinggi menyebabkan penggelembungan
yang besar pada serat.
b. Zat Warna Reaktif
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan serat
selulosa secara kovalen. Oleh karenanya mempunyai ketahanan luntur yang sangat
baik. Zat warna ini terdiri dari dua jenis yaitu reaktif panas dan reaktif dingin.
Reaktif dingin mempunyai gugus reaktif yang lebih banyak sehingga kurang
memerlukan suhu tinggi (jenis triklorotriazin) sedang reaktif panas memerlukan
suhu tinggi dalam penggunaannya. Keunggulan zat warna reaktif dalam
pemakaiannya adalah warna yang dihasilkannya sangat cerah dan mudah sekali
penggunaannya. Disini cara fiksasinya dapat dilakukan dengan beberapa cara
ditinjau dari segi ekonomi, diantara cara-cara tersebut yang paling menguntungkan
adalah cara fiksasi tunggal, yaitu fiksasi yang dilakukan bersamaan antara alkali
dan zat warnanya. Proses fiksasi zat warna ini berlangsung dengan bantuan alkali,
untuk itu dipilih medium pengental yang tahan terhadap alkali dan tidak melakukan
reaksi dengan zat warna reaktif yakni alginate atau emulsi yang terbuat dari agar-
agar rumput laut. Sebagai alkali biasanya dipakai soda kue, soda abu atau kostik
soda; sedangkan untuk mencegah terjadinya reduksi yang dapat menurunkan
warna dipakai resist salt atau zat anti reduksi. Pencapan Zat Warna Reaktif Secara
umum terdiri dari dua cara yaitu :
a. Larutan / pastanya telah mengandung zat warna, alkali, dan zat lainnya.
Kemudian pasta tersebut dicapkan pada bahan, selanjutnya bahan
dikeringkan,dibiarkan proses fiksasi dengan waktu yang tertentu. Setelah itu
dilakukan pencucian dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan untuk metode air-
hanging.
b. Larutan / pastanya hamya mengandung zat warna, pengental dan zat pembantu
lainnya, kemudian dicapkan pada bahan. Setelah kering kemudian dicapkan
pada motip tersebut yaitu pasta yang mengandung Na.Silikat dan NaOH untuk
fiksasinya. Setelah dibiarkan dengan waktu yang tertentu kemudian bahan
dicuci, disabun dan dievaluasi. Hal ini dilakukkan untuk metode batching atau
blok Na.silikat.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat: 2. Bahan :
- Screen - Zat warna Reaktif
(Black PEBS)
- Rakel
- Urea
- Beaker glass
- Natrium karbonat
- Gelas plastik
- Tapioka
- Timbangan analitik
- Air
- Bunsen
- Pengaduk
- Pipet
- Oven
- Steamer
IV. RESEP DAN PERHITUNGAN
Pengental Tapioka
- Natrium Karbonat = 7 gr
- Air = 17 gr
= 100 gr
Pengental manutex
- Natrium Karbonat = 7 gr
- Pengental manutex 4% = 23 gr
- Air = 17 gr
= 100 gr
Pengental induk
- Tapioka 10% = 10 gr
- Air = 90 gr
= 100 gr
Pengental manutex 4% = 4 gr
Air = 96 gr
= 100 gr
V. FLOW PROSES
a. Fiksasi dengan steam
Pencucian :
- Dingin
- Panas
Pengeringan
- Sabun
- Panas
- Dingin
Pencucian :
- Dingin
- Panas Baking
Pengeringan
- Sabun (S:130℃, t: 1’)
- Panas
- Dingin
a. Pengental Induk :
1. Menyiapkan meja cap (harus bersih, meja dilap bila perlu), kain, kasa, dan alat
pencapan lainnya.
2. Menyiapkan zat warna reaktif dan zat pembantunya untuk pencapan serat
kapas.
3. Menghitung dan menimbang kebutuhan pengental, zat warna, air, urea,
Natrium karbonat sesuai resep.
4. Membuat pasta zat warna
- Larutkan zat warna dengan air dingin
- Tambahkan urea
- Tambahkan natrium karbonat dan aduk hingga larut menjadi homogen
5. Membuat pasta pencapan
Pasta pengental dan zat warna dicampur menjadi satu dan diaduk-aduk terus
sampai homogen, pasta cap siap digunakan.
a. https://pdfcoffee.com/pencapan-kain-kapas-dengan-zat-warna-reaktif-
pdf- free.html.
b. https://id.scribd.com/embeds/396342705/content?start_page=1&view_mode=scr
o ll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf.
c. Subiyati, MT, Pedoman Praktek Teknologi Pencapan I