Anda di halaman 1dari 19

Makalah Statistika Sosial 1: Ekonomi dan Politik Internasional

PENGARUH HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP


JUMLAH IMPOR MINYAK AMERIKA SERIKAT 2009-2011
(dikumpulkan sebagai revisi tugas akhir)

Agus Catur Aryanto Putro (0906524186)


Andhyta Firselly Utami (0906550373)
Garry Hartanto (0906636680)
Niwa Rahmat Dwitama (0906524274)
Widya Fitri (0906561446)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Indonesia
Depok 2011
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Minyak merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Hal ini menjadi
justifikasi terhadap pernyataan bahwa minyak memainkan peranan yang sangat berpengaruh dalam ekonomi
dan—pada kasus tertentu—politik internasional. Harga minyak dunia sendiri diatur melalui mekanisme
penentuan harga yang dilakukan oleh organisasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries).
Sebelum negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC melepas minyak untuk
diperdagangkan di pasar internasional, OPEC akan melakukan rapat dewan direksi bersama dengan negara-
negara anggotanya. Harga minyak mentah ditentukan oleh banyaknya jumlah permintaan, namun OPEC
telah menentukan jumlah pembatasan kuota minyak yang akan diperdagangkan tiap harinya. OPEC untuk
periode 2007-2008 OPEC telah memotong jumlah kuota pengiriman minyaknya sebesar USD 1,4 juta per
barel dan yang terbaru pada akhir tahun 2008-2009 OPEC telah memangkas kuota minyaknya hingga USD
2,2 Juta barel per harinya. Hal ini dikarenakan OPEC ingin memepertahankan harga minyaknya di pasar
dunia dan juga untuk melindungi kepentingan kartelnya.1
Dari sisi konsumen, negara yang mengkonsumsi minyak terbanyak dunia adalah Amerika Serikat
karena kebutuhan negeri ini akan minyak memang besar di bidang industri dan manufaktur. Peningkatan
konsumsi sumber daya ini disebabkan oleh tiga faktor: pertumbuhan penduduk, penggunaan baru ditemukan
untuk sumber daya, dan peningkatan permintaan untuk sumber daya untuk meningkatkan standar hidup.
Tingkat konsumsi minyak semakin meningkat dengan laju sekitar 2% per tahun. 2 Tingginya konsumsi
minyak di Amerika Serikat jauh tidak sebanding dengan produksi minyaknya, sehingga, negara ini
mengandalkan penerimaan minyak dari impor negara-negara penghasil minyak lainnya. Dari U.S Energy
Information Administration didapatkan data bahwa negara pengimpor minyak dengan kuota terbesar adalah
Kanada, disusul Saudi Arabia, dan negara-negara lainnya. Sementara itu, permintaan minyak AS di lain hal
juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia pada suatu periode. Harga minyak dunia yang ditentukan oleh
beberapa faktor baik dari segi ekonomi maupun non-ekonomi. 3 Jika dilihat dari segi ekonomi, faktor
penyebab berubahnya harga minyak antara lain penawaran minyak baik dari negara OPEC dan non-OPEC,
perdagangan berjangka, dan stok minyak itu sendiri, sedangkan faktor non-ekonomi lebih ditujukan kepada
dinamika geopolitik yang terjadi di kancah internasional.
Salah satu faktor ekonomi dalam penentuan harga minyak dunia adalah faktor dolar AS. Faktor
dolar yang mempengaruhi harga minyak diperkirakan dengan menguatnya perekonomian AS akan membuat
dolar kuat maka spekulasi yang berbasis equity market akan turun dan menekan harga minyak turun, pun
juga sebaliknya. Sehingga, diasumsikan dengan kuat bahwa ada hubungan antara dollar AS dengan harga
minyak dunia. Hubungan antara harga minyak dunia dengan permintaan minyak AS menjadi suatu hal yang
dikaji dalam tulisan ini; apakah harga minyak dunia mempengaruhi permintaan minyak AS dalam kurun
waktu tertentu (dalam hal ini kami mengambil data tiga tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai 2011).

1
http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/10/17/negara-negara-importir-minyak-di-eropa/ diakses pada Minggu, 17 April 2011 pukul
09:30 WIB
2
http://maps.unomaha.edu/peterson/funda/sidebar/oilconsumption.html diakses pada Minggu, 17 April 2011 pukul 10:02 WIB
3
http://www.detikfinance.com/read/2008/06/05/104844/950846/4/9-faktor-penentu-harga-minyak diakses pada Minggu, 17 April
2011 pukul 10:26 WIB
I.1. Rumusan Masalah
”Apakah harga minyak dunia mempengaruhi jumlah impor minyak mentah dan produk minyak lainnya
yang dilakukan Amerika Serikat pada tahun 2009-2011?”

I.2. Landasan Teori


Teori Ekuilibrium4
Dalam mencari tahu kebenaran bahwa Amerika Serikat menggantungkan kebijakannya untuk
mengimpor minyak mentah dan produk minyak lainnya terhadap harga minyak dunia, kami mendasarkan
analisis kami terhadap teori ekuilibrium dalam ilmu ekonomi.

Teori ekuilibrium dalam ilmu ekonomi memberikan gambaran tentang hubungan antara harga
barang dengan kemampuan pembeli dan penjual untuk memperoleh kepuasaan di satu titik kesepakatan
harga. Kesepakatan harga inilah yang dinamakan sebagai harga ekuilibrium. Tindakan pembeli dan penjual
secara alami akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan permintaan dan penawaran. Jika terjadi
perubahan dalam harga barang, permintaan, dan penyediaan jumlah barang, terdapat beberapa kemungkinan
yang menyebabkan titik ekuilibrium juga bergeser. Berikut tabel kemungkinannya:

4
N. Gregory Mankiw, Principles of Microeconomics 4th ed., (India: Ceneage Learning, 2006), pp. 77-85
Maka perubahan yang terjadi pada kurva adalah sebagai berikut:

Para ahli ekonomi menggunakan model supply dan demand ini untuk menganalisis pasar
kompetitif. Kurva permintaan menunjukkan bagaimana jumlah barang yang diminta dipengaruhi oleh harga.
Ketika harga barang turun, jumlah permintaan akan meningkat dan juga sebaliknya. Di samping harga, faktor
lain yang juga mempengaruhi permintaan adalah pendapatan, selera, harapan, dan harga barang substitusi
serta barang komplementer. Ketika salah satu variabel ini berubah, maka kurva permintaan juga bergeser.
Dalam menganalisis bagaimana suatu peristiwa bisa mempengaruhi pasar, kita bisa menggunakan
diagram supply dan demand untuk menentukan pengaruhnya terhadap ekuilibrium harga dan jumlah barang.
Pertama, kita butuh menentukan apakah peristiwa tertentu mempengaruhi kurva permintaan atau penawaran.
Kedua, kita menentukan kemana arah pergeseran kurva. Ketiga, kita bandingkan ekuilibrium yang baru
dengan yang lama. Dalam ekonomi pasar, harga merupakan sinyal yang menentukan keputusan ekonomi dan
berpengaruh terhadap pengalokasian sumber daya yang langka.
I.3. Variabel Penelitian
Variabel X (Independen) : Harga minyak dunia
Variabel Y (Dependen) : Jumlah Impor Amerika Serikat
Desain riset ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Yang
dimaksud dengan variabel dependen dalam rancangan ini adalah ’impor minyak mentah dan produk minyak
lainnya (barel per hari)’ sedangkan variabel independen adalah ’harga ekspor standar minyak internasional
mingguan (dolar per barel)’, dengan temuan data dilampirkan. 5 Data tersebut diambil dari sumber yang sama
yaitu http://eia.doe.gov yang merupakan website resmi dari U.S. Energy Information Administration atau
Administrasi Informasi Energi AS. Alasan kami memilih Amerika Serikat sebagai variabel bebas dan bukan
negara lainnya antara lain karena posisinya sebagai negara konsumen minyak terbesar di dunia. Adapun hal
yang melatarbelakangi kami untuk memilih periode 2009-2011 sebagai studi kasus adalah karena kami ingin
melihat kondisi Amerika Serikat setelah terkena krisis finansial. Tabel yang berisi data tersebut kami
lampirkan di bagian akhir makalah ini.

1.4. Hipotesis
H.0. Harga minyak dunia tidak mempengaruhi jumlah impor minyak mentah dan produk minyak lainnya
oleh Amerika Serikat selama tahun 2009-2011.
H.1. Harga minyak dunia berpengaruh terhadap jumlah impor minyak mentah dan produk minyak
lainnya oleh Amerika Serikat selama tahun 2009-2011.

I.4. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Perolehan data dalam penelitian
ini berasal dari internet dan buku-buku terkait. Kerangka teori diambil dari kajian ekonomi internasional
untuk menginterpretasikan data yang ada. Hasil penelitian kemudian akan dianalisis untuk memahami
pengaruh harga minyak dunia terhadap impor Amerika Serikat sebagai konsumen minyak mentah dan
produk minyak lainnya terbesar di dunia.

I.5. Tujuan Penulisan


Tujuan dari desain riset ini antara lain:
 Mengetahui keterkaitan antara harga minyak dunia (variabel x) dan jumlah impor negara
Amerika Serikat (variabel y)
 Menganalisis kedua variabel riset dengan teori ekuilibrium
 Mengidentifikasi implikasi dari perubahan harga minyak dunia dengan jumlah impor Amerika Serikat
sebagai konsumen utama minyak dunia

5
http://www.eia.doe.gov/dnav/pet/hist/LeafHandler.ashx?n=PET&s=WTOTWORLD&f=W diakses pada 15 April 2011 pukul 16:11
II. ANALISIS
II.1. Analisis Univariat
Analisis data univariat pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan pemusatan data dari variable-
variabel yang akan digunakan dalam suatu penelitian, baik itu variabel independen atau dependennya. Tabel
berikut adalah ringkasan deskriptif dari data yang akan digunakan dalam makalah ini:

Statistics
Harga Impor
N Valid 109 109
Missing 0 0
Mean 69.8151 11780.2294
Median 73.4600 11809.0000
Mode 71.99a 10684.00a
Std. Deviation 13.71213 635.47874
Variance 188.022 403833.234
Skewness -.850 .165
Std. Error of Skewness .231 .231
Kurtosis .077 -.519
Std. Error of Kurtosis .459 .459
Sum 7609.85 1284045.00
Percentiles 25 66.4300 11234.5000
50 73.4600 11809.0000
75 78.0450 12199.0000
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel frekuensi diatas, dapat dilihat bahwa jumlah data yang dipakai adalah 109 data dengan 0
data yang missing. Dari tabel diatas dapat dilihat juga ukuran pemusatan data dari nilai mean, median, dan
modus yang ada. Dari ukuran penyebaran datanya dapat dilihat ukuran standar deviasi, skewness, kurtosis,
serta nilai persentilnya.
Dari data-data yang sudah dirangkum di atas akan dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah
data terdistribusi secara normal. Data-data yang tersebar dapat akan dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya yang dalam penelitian ini akan dilakukan uji bivariat.
Data yang tersebar normal akan memilki histogram yang membentuk kurva x2 atau seperti
lonceng. Dari histogram data harga minyak dunia dan impor minyak Amerika Serikat di bawah dapat dilihat
bahwa data yang kami sajikan dalam makalah ini tersebar normal sehingga dapat digunakan untuk
melakukan uji selanjutnya.
Gambar 2.1. Histogram Harga Minyak Dunia 2009-2011

Gambar 2.2. Histogram Jumlah Impor Minyak Amerika Serikat 2009-2011


Untuk lebih memastikan apakah data telah tersebar dengan sempurna atau tidak, digunakan boxplot
untuk mengetahui apakah masih ada data yang termasuk outlier.

Gambar 2.3. Boxplot Jumlah Impor Minyak Amerika Serikat 2009-2011

Gambar 2.4. Boxplot Harga Minyak Dunia 2009-2011

Dapat dilihat di atas, data impor minyak Amerika Serikat sudah tidak terdapat outlier, sedangkan
masih terdapat 16 data outlier di boxplot harga minyak dunia. Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa data
sudah terdistribusi normal pada data impor minyak AS dan tidak terlalu terdistribusi normal pada data harga
minyak dunia. Untuk data harga minyak dunia, peneliti memutuskan untuk tidak mengahapus data outlier
karena data merupakan variabel independen yang nantinya akan mempengaruhi variabel dependen.
II. 2. Analisis Bivariat

II. 2. 1. Analisis Cross Tabulation (Tabulasi Silang)

Sebelum melakukan analisis tabulasi silang, data variabel independen maupun dependen yang
masih berbentuk interval kami olah ke dalam bentuk ordinal. Bentuk ordinal tersebut diperlukan untuk
memudahkan dalam proses membaca tabulasi silang. Kategorisasi yang digunakan penulis dalam
mengordinalkan data tersebut adalah:

Kategori Harga Minyak Dunia Kode Range Nilai


Rendah 1 10399-11375
Sedang 2 11375-12351
Tinggi 3 12351-13327

Kategori Impor Minyak AS Kode Range Nilai


Rendah 1 34.57-54.23
Sedang 2 54.23-73.93
Tinggi 3 73.93-93.63

Maka, diperoleh tabulasi silang sebagai berikut:

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


Kategori Harga * 109 100.0% 0 0.0% 109 100.0%
Kategori Impor
Kategori Harga * Kategori Impor Crosstabulation
Kategori Impor
Rendah Sedang Tinggi Total
Kategori Harga Rendah Count 0 5 14 19
% within Kategori Harga .0% 26.3% 73.7% 100.0%
% within Kategori Impor .0% 10.0% 58.3% 17.4%
% of Total .0% 4.6% 12.8% 17.4%
Sedang Count 6 31 5 42
% within Kategori Harga 14.3% 73.8% 11.9% 100.0%
% within Kategori Impor 17.1% 62.0% 20.8% 38.5%
% of Total 5.5% 28.4% 4.6% 38.5%
Tinggi Count 29 14 5 48
% within Kategori Harga 60.4% 29.2% 10.4% 100.0%
% within Kategori Impor 82.9% 28.0% 20.8% 44.0%
% of Total 26.6% 12.8% 4.6% 44.0%
Total Count 35 50 24 109
% within Kategori Harga 32.1% 45.9% 22.0% 100.0%
% within Kategori Impor 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 32.1% 45.9% 22.0% 100.0%
Dari tabel silang di atas, bisa dianalisis bahwa ada hubungan antara harga minyak dengan jumlah
impor yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Ketika harga rendah, jumlah impor cenderung untuk meningkat
dan mengimpor pada kategori jumlah impor sedang atau tinggi serta tidak melakukan impor pada kategori
jumlah minyak yang rendah. Hal ini juga berlaku sebaliknya ketika harga minyak tinggi, Amerika Serikat
cenderung untuk menurunkan jumlah impor yang masuk ke dalam negerinya, namun tidak sampai mencapai
angka nol yang berarti tidak mengimpor minyak sama sekali. Dilihat dari dua hubungan harga dengan
jumlah impor pada kategori rendah dan tinggi, hubungan yang terjadi adalah negatif. Namun jika dianalisis
pada kategori harga sedang, hubungan negatif tersebut tidak terlalu nampak terjadi. Ketika harga sedang,
jumlah impor tidak menunjukkan adanya kecenderungan untuk meningkatkan atau mengurangi impornya,
namun lebih bertahan di kategori kuota sedang.

II. 2. 1. Jenis Hubungan Kedua Variabel


Dua variabel dapat berhubungan secara simetris, resiprokal, atau asimetris. Dalam penelitian ini
kami berangkat dari asumsi bahwa variabel harga bersifat independen karena ditentukan melalui rapat
direktur OPEC sehingga jenis hubungan yang pertama dan kedua, yaitu simetris dan resiprokal, otomatis
menjadi tidak mungkin. Dengan kata lain, hubungan antara kedua variabel bersifat asimetris, yang artinya
satu variabel muncul mendahului variabel lain, dan arah hubungan tidak bisa dibalik. Di antara enam jenis
hubungan asimetris (hubungan antara stimulus (rangsangan) dan respons (tanggapan), disposisi dan respons,
ciri dan disposisi atau tingkah-laku, prakondisi dan akibat tertentu, imanen, serta tujuan dan cara), kami
menganalisis bahwa variabel independen yaitu harga minyak dunia merupakan faktor yang mempengaruhi
variabel dependen yaitu jumlah impor minyak Amerika Serikat.

II. 2. 3. Sifat dan Ada/Tidaknya Hubungan Antara Kedua Variabel


Secara kasar, hubungan antara kedua variabel dapat dilihat melalui diagram pola persebaran ini:

Gambar 2.5 Diagram pola persebaran harga minyak dan


jumlah impor minyak Amerika Serikat 2009-2011
Dalam diagram di atas, secara kasar terlihat bahwa semakin tinggi nilai variabel x (harga minyak)
maka semakin rendah nilai variabel y (jumlah impor Amerika Serikat). Hal ini memberikan indikasi bahwa
hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat negatif. Namun, untuk memastikan hal ini, kami akan
menggunakan analisis Korelasi Pearson sebagai berikut:

Correlations
Harga Impor
Harga Pearson Correlation 1 -.655**
Sig. (2-tailed) .000
N 109 109
**
Impor Pearson Correlation -.655 1
Sig. (2-tailed) .000
N 109 109
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dengan menggunakan SPSS 16, kami mencari bilangan Pearson dari data yang kami miliki guna
menganalisis ada/tidaknya serta sifat hubungan antara kedua variabel. Kami menemukan bahwa nilai Sig.
data kami adalah sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa secara statistic, hubungan tersebut sangat signifikan
secara statistic pada tingkat Alpha = 0.01, karena 0.000 < 0.01. Selain itu, Korelasi Pearson pada bilangan
-0.655 mengkonfirmasi hubungan yang negatif dan kuat (karena lebih besar dari 0.5). Hasil kuadrat dari
bilangan korelasi Pearson jika dikalikan dengan 100% akan menunjukkan banyaknya jumlah variabel yang
saling berkaitan.6 Pada data kami, r2 adalah 0.429, atau jika dikalikan 100% menjadi 43%. Artinya, 43% dari
keseluruhan variabel saling berkaitan.
Relasi yang negatif artinya semakin besar jumlah salah satu variabel, maka semakin kecil variabel
yang lainnya. Dalam hal ini, artinya semakin tinggi harga minyak dunia Amerika Serikat, semakin rendah
jumlah minyak yang diimpor oleh Amerika Serikat. Pada hipotesis awal kami nyatakan bahwa relasi antara
harga dan jumlah impor sangat kuat mempengaruhi satu sama lain. Ternyata, hipotesis itu cukup terbukti
melalui banyaknya variabel yang memang saling berkaitan.

II. 2. 4. Analisis Regresi


Analisis Regresi digunakan untuk mengukur lemah atau kuatnya hubungan variabel. Dengan
melihat analisis regresi, nilai R menentukan kuat lemahnya hubungan variabel dan nilai R square
menentukan signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen (tingkat determinasi). Hasil
analisis regresi yang kami dapat adalah sebagai berikut:
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .655a .429 .424 10.40776
a. Predictors: (Constant), Impor

6
Alan Bryman dan Duncan Cramer, Quantitative Data Analysis with Minitab: A guide for social scientists (London: Routledge,
1996), hal. 167
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8716.026 1 8716.026 80.464 .000a

Residual 11590.399 107 108.321

Total 20306.425 108

a. Predictors: (Constant), Impor

b. Dependent Variable: Harga

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 236.348 18.592 12.712 .000
Impor -.014 .002 -.655 -8.970 .000
a. Dependent Variable: Harga

Pertama, hasil ini menunjukkan bahwa R (pada model summary) bernilai 0.655. Jumlah ini
menunjukkan bahwa pengaruh harga minyak dunia terhadap impor Amerika Serikat tergolong sedang,
merujuk pada skala yang ditentukan oleh Cohen dan Holliday.7
Skala Cohen dan Holliday
R Kuat hubungan

0.19 dan kurang dari 0.19 sangat rendah/lemah

0.20 – 0.39 rendah/lemah

0.40 – 0.69 sedang

0.70 – 0.89 tinggi/kuat

0.90 – 0.1 sangat tinggi/kuat

Kedua, nilai R Square = 0.429 berarti 42.9% terhadap sampel. Hasil tersebut menunjukkan tingkat
harga minyak dunia mempengaruhi jumlah impor Amerika Serikat secara signifikan. Dengan demikian harga
minyak dunia merupakan faktor yang determinan dalam mempengaruhi impor Amerika Serikat dalam
selama tahun 209-2011.
Semua hasil analisis di atas cocok satu dengan lainnya. Hubungan kedua variabel terlihat negatif
(mengacu pada pola persebaran) dan merupakan penolakan terhadap H0. Variabel kategori harga dan
kategori jumlah impor dapat diakui hubungannya melalui tabulasi silang, dengan level of significance

7
Alan Bryman dan Duncan Cramer, Op. Cit, hal. 219
sebesar 0.000 (α = 0.01). Dengan demikian, H0 sudah pasti dapat ditolak. Hubungan yang terlihat juga
tergolong cukup kuat (sedang) dengan nilai R sebesar -0.655 (dikalkulasi dengan korelasi Pearson maupun
regresi). Nilai prediksi sampel (R square) menunjukkan bahwa cukup banyak (tepatnya 42.9% sampel di
mana hubungan ini bisa berlaku.
II. 3. Implikasi Temuan Terhadap Teori

Berdasarkan hasil temuan yang telah kami analisis, diperoleh bahwa hubungan antara harga
minyak dunia dan jumlah impor minyak AS bersifat negatif dan cukup kuat dari korelasi Pearson pada
bilangan -0.655. Negatif berarti variabel independen harga memiliki hubungan berbanding terbalik dengan
kebijakan jumlah impor minyak AS. Semakin tinggi harga minyak dunia yang ditetapkan oleh OPEC, maka
kebijakan AS dalam mengimpor minyaknya cenderung menunjukkan angka yang menurun. Dalam ekonomi
pasar, harga merupakan sinyal yang menentukan keputusan ekonomi dan berpengaruh terhadap
pengalokasian sumber daya yang langka. Dari kenyataan ini, perubahan harga minyak dunia memiliki
pengaruh yang jelas terhadap kebijakan pemerintah AS dalam menetapkan jumlah impor minyak untuk
konsumsi AS.
Hal ini sesuai dengan teori ekuilibrium dalam ilmu ekonomi memberikan gambaran tentang
hubungan antara harga barang dengan kemampuan pembeli dan penjual untuk memperoleh kepuasaan di satu
titik kesepakatan harga. Kesepakatan harga inilah yang dinamakan sebagai harga ekuilibrium. Tindakan
pembeli dan penjual secara alami akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan permintaan dan
penawaran. Dimana kurva harga dan barang menunjukkan hubungan negatif; semakin tinggi harga, maka
semakin menurun jumlah permintaan terhadap produk yang diperdagangkan.
Signifikansi hubungan antara kedua variabel menentukan elastisitas permintaan. Hubungan kedua
variabel secara statistik berada pada tingkat Alpha = 0.01, karena 0.000 < 0.01 yang berarti signifikan. Hasil
kuadrat dari bilangan korelasi Pearson jika dikalikan dengan 100% juga menunjukkan jumlah variabel yang
saling berkaitan. Pada data kami, r 2 adalah 0.429, atau jika dikalikan 100% menjadi 43%. Artinya, 43% dari
variabel saling berkaitan. Maka, apabila terjadi perubahan dalam harga barang, permintaan, dan penyediaan
jumlah barang, terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan titik ekuilibrium juga bergeser. Analisis
temuan kami ini menunjukkan bahwa minyak sebagai pasar yang kompetitif secara signifikan jumlah
permintaannya ditentukan oleh harga. Angka 43% menunjukkan keterkaitan harga dengan jumlah impor
yang memberi konfirmasi bahwa harga memiliki porsi yang besar terhadap variabel dependen jumlah impor
minyak AS. Di samping harga, faktor lain yang juga mempengaruhi permintaan adalah pendapatan, selera,
harapan, dan harga barang substitusi serta barang komplementer. Ketika salah satu variabel ini berubah,
maka kurva permintaan juga bergeser. Faktor lain inilah yang mengisi 57% sisa keterkaitannya dengan harga
minyak dunia.
Dari hasil temuan ini, kami melihat bahwa kedua variabel memang memiliki hubungan negatif
yang berarti penolakan terhadap H0 dan data yang dianalisis menghasilkan penerimaan terhadap H1.
III. KESIMPULAN

Desain riset ini menganalisis pengaruh dari harga minyak dunia terhadap impor Amerika Serikat
sebagai konsumen terbesar. Variabel dependen yang dianalisis perubahannya adalah jumlah impor minyak
Amerika Serikat dalam satuan barel, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah harga minyak
dunia. Jangka waktu yang digunakan adalah short-run dengan menggunakan sampel impor serta harga
minyak dunia dari Januari 2009 – Januari 2011.

Tahap Analisis Nilai/Hasil


1 Tabulasi Silang H0 ditolak di kategori harga rendah dan tinggi,
akan tetapi H0 berlaku pada kategori harga sedang
2 Arah Hubungan (+/-) Hubungan negatif, ditunjukkan oleh garis
diagonal kiri atas – kanan bawah dalam scatterplot,
dan nilai korelasi Pearson -0.655
3 Ada Tidaknya Hubungan Secara Statistik Significance = 0,000. Hubungan signifikan secara
(α) statistik pada tingkat α = 0.01
4 Kuat/Lemahnya Hubungan (R) R = 0.655. Hubungan tergolong sedang.
5 Tingkat determinasi variabel (R Square) R square = 42.9%. Tingkat prediksi variabel harga
terhadap output jumlah impor adalah 42.9%.

Menurut teori ekuilibrium, permintaan terhadap suatu barang akan meningkat ketika harga barang
tersebut diturunkan oleh produsen dan akan rendah jika harga barang sangat tinggi. Dari analisis yang kami
lakukan terhadap data, ternyata teori ekuilibrium ini memang benar berlaku terlihat pada hubungan bivariat
yang bersifat negatif. Akan tetapi, besarnya impor Amerika Serikat ternyata dipengaruhi beberapa faktor lain,
karena pengaruh harga minyak dunia masih terhitung sedang pada angka 42.9% terhadap jumlah impor
minyak Amerika Serikat. Hal ini berarti terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan
mengimpor dari Amerika Serikat sebanyak 57.1% sisanya. Hubungan yang terlihat pada data cukup kuat
namun tidak sebesar itu. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 dapat diterima.
IV. DAFTAR PUSTAKA

 Buku
N. Gregory Mankiw, Principles of Microeconomics 4th ed., (India: Ceneage Learning, 2006)
Alan Bryman dan Duncan Cramer, Quantitative Data Analysis with Minitab: A guide for social scientists
(London: Routledge, 1996)

 Situs
http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/10/17/negara-negara-importir-minyak-di-eropa/
http://maps.unomaha.edu/peterson/funda/sidebar/oilconsumption.html
http://www.detikfinance.com/read/2008/06/05/104844/950846/4/9-faktor-penentu-harga-minyak
http://www.eia.doe.gov/dnav/pet/hist/LeafHandler.ashx?n=PET&s=WTOTWORLD&f=W
V. LAMPIRAN

Data harga minyak dunia dan impor minyak Amerika Serikat selama Januari 2009-Januari 2011:
Rata-rata Impor Minyak Mentah
Harga Minyak Dunia
dan Produk Minyak Lainnya
Tanggal Mingguan
Amerika Serikat
(dolar per barrel)
(ribuan barel per hari)

Jan 02, 2009 34.57 12869


Jan 09, 2009 43.12 12899
Jan 16, 2009 40.98 13100
Jan 23, 2009 41.05 13327
Jan 30, 2009 42.07 13183
Feb 06, 2009 41.77 13210
Feb 13, 2009 43.04 12688
Feb 20, 2009 39.87 12259
Feb 27, 2009 40.22 12109
Mar 06, 2009 42.85 11996
Mar 13, 2009 42.91 12163
Mar 20, 2009 44.9 12418
Mar 27, 2009 50.1 12466
Apr 03, 2009 48.09 12450
Apr 10, 2009 50.27 12474
Apr 17, 2009 50.68 12524
Apr 24, 2009 48.38 12456
May 01, 2009 48.91 12487
May 08, 2009 52.92 12212
May 15, 2009 55.87 11901
May 22, 2009 56.93 11776
May 29, 2009 59.94 11809
Jun 05, 2009 65.62 11899
Jun 12, 2009 68.24 11979
Jun 19, 2009 69.25 11909
Jun 26, 2009 67.68 11736
Jul 03, 2009 68.47 11878
Jul 10, 2009 62.5 11935
Jul 17, 2009 59.99 12038
Jul 24, 2009 64.63 12171
Jul 31, 2009 67.5 12056
Aug 07, 2009 71.52 11981
Aug 14, 2009 71.99 11544
Aug 21, 2009 70.58 11395
Aug 28, 2009 71.6 11436
Sep 04, 2009 68.07 11399
Sep 11, 2009 67.82 11630
Sep 18, 2009 68.02 11771
Sep 25, 2009 67.55 11880
Oct 02, 2009 65 11966
Oct 09, 2009 67.24 11970
Oct 16, 2009 70.94 11646
Oct 23, 2009 76.11 11447
Oct 30, 2009 76.49 11129
Nov 06, 2009 76.34 11105
Nov 13, 2009 76.17 11089
Nov 20, 2009 76.5 11161
Nov 27, 2009 75.75 11368
Dec 04, 2009 76.18 11238
Dec 11, 2009 73.89 11082
Dec 18, 2009 70.6 10684
Dec 25, 2009 71.75 10399
Jan 01, 2010 75.55 10475
Jan 08, 2010 78.89 10779
Jan 15, 2010 78.65 11036
Jan 22, 2010 75.26 11117
Jan 29, 2010 71.99 11222
Feb 05, 2010 72.28 11251
Feb 12, 2010 70.42 11187
Feb 19, 2010 73.46 11460
Feb 26, 2010 75.98 11604
Mar 05, 2010 76.45 11436
Mar 12, 2010 78.17 11359
Mar 19, 2010 77.92 11268
Mar 26, 2010 77.6 11187
Apr 02, 2010 78.62 11502
Apr 09, 2010 82.57 11618
Apr 16, 2010 83.03 11876
Apr 23, 2010 82.24 12094
Apr 30, 2010 83.56 12277
May 07, 2010 81.71 12474
May 14, 2010 76.56 12374
May 21, 2010 71.17 12436
May 28, 2010 67.91 12179
Jun 04, 2010 70.97 12105
Jun 11, 2010 70.68 12034
Jun 18, 2010 73.85 11955
Jun 25, 2010 75.09 11972
Jul 02, 2010 73.54 12186
Jul 09, 2010 71.72 12141
Jul 16, 2010 73.49 12135
Jul 23, 2010 73.8 12508
Jul 30, 2010 74.69 12532
Aug 06, 2010 78.68 12678
Aug 13, 2010 77.28 12694
Aug 20, 2010 73.81 12516
Aug 27, 2010 71.28 12497
Sep 03, 2010 73.45 12364
Sep 10, 2010 74.42 12063
Sep 17, 2010 76.11 11798
Sep 24, 2010 75.14 11591
Oct 01, 2010 76.14 11477
Oct 08, 2010 80.89 11265
Oct 15, 2010 80.85 11072
Oct 22, 2010 79.35 11216
Oct 29, 2010 79.54 11145
Nov 05, 2010 81.96 11154
Nov 12, 2010 85.54 10939
Nov 19, 2010 82.82 10773
Nov 26, 2010 81.17 10684
Dec 03, 2010 84.16 10993
Dec 10, 2010 88.18 10958
Dec 17, 2010 88.34 11005
Dec 24, 2010 89.43 11228
Dec 31, 2010 90.61 10851
Jan 07, 2011 91.04 11231
Jan 14, 2011 92.6 11238
Jan 21, 2011 93.63 11353
Jan 28, 2011 92.18 11786

Anda mungkin juga menyukai